Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Sedangkan pada keadaan normal letak plasenta ada di bagian atas uterus. Frekuensi plasenta previa pada primi gravida yang berumur > 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primi gravida yang berumur < 25 tahun. Pada grande multipara yang berumur > 35 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dibandingkan dengan grande multipara yang berumur < 25 tahun, frekuensi plasenta previa pada primi gravida yang berumur > 35 tahun kira-kira 2 kali lebih besar dibandingkan dengan primi gravida yang berumur < 25 tahun pada para 3 atau lebih yang berumur < 25 tahun. Selain menutupi jalan lahir, plasenta previa juga dapat mengakibatkan antepartum bleeding yang dapat membahayakan ibu dan janin. Adapun stiologi dari plasenta previa itu sendiri tidak selalu jelas dapat diterangkan, bahwasannya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lalu dapat menyebabkan plasenta previa tidaklah selalu benar, karena tidak nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas tinggi. Pemeriksaan yang akurat adalah dengan USG karena tidak menimbulkan bahaya bagi ibu dan janin dan hasilnya sangat akurat. Penanganan plasenta previa dengan penanganan konservatif, partus pervaginam dan seksio sesarea.

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus, sehingga dapat menutupi sebagaian atau seluruh jalan lahir. B. Klasifikasi Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu yaitu : 1. Plasenta previa totalis , apabila seluruh pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta. 2. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta. 3. Plasenta previa marginalis , apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus servisis) 4. Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir . C. Etiologi Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan . bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir .Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih 35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun . Pada grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali lebih sering dari

grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun. D. Patafisiologi Pendarahan antepartum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 10 minggu saat segmen bawah uterus membentuk dari mulai melebar serta menipis, umumnya terjadi pada trismester ketiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan servik menyebabkan sinus uterus robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari plasenta. Pendarahan tidak dapat dihindarkan karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal E. Gambaran Klinis Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita tidur atau bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, sehingga tidak akan berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu banyak dari pada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20 minggu segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat ini dimulai terjadi perdarahan darah berwarna merah segar. Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari dinding uterus perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidak mampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi menghentikan perdarahan, tidak sebagai serabut otot uterus untuk menghentikan perdarahan kala III dengan plasenta yang letaknya normal makin rendah letak plasenta makin dini perdarahan terjadi, oleh karena itu perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini dari pada plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan mulai F. Komplikasi Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan, anemia karena perdarahan. Plasentitis, dan endometritis pasca persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan premature dan komplikasinya seperti asfiksia berat. G. Diagnosis 3

1. Anamnesis.Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa nyeri terutama pada multigravida, banyaknya perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pada pemeriksaan hematokrit. 2. Pemeriksaan Luar. Bagian bawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas pintu atas panggul mengelak ke samping dan sukar didorong ke dalam pintu atas panggul. 3. Pemeriksaan In Spekulo. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari ostium uteri eksternum, adanya plasenta previa harus dicurigai. 4. Penentuan Letak Plasenta Tidak Langsung. Penentuan letak plasenta secara tidak langsung dapat dilakukan radiografi, radioisotope, dan ultrasonagrafi. Ultrasonagrafi penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya dan tidak menimbulkan rasa nyeri. 5. Pemeriksaan Ultrasonografi. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan implantasi plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium bila jarak tepi 5 cm disebut plasenta letak rendah. 6. Diagnosis Plasenta Previa Secara Defenitif.. Dilakukan dengan PDMO yaitu melakukan perabaan secara langsung melalui pembukaan serviks pada perdarahan yang sangat banyak dan pada ibu dengan anemia berat, tidak dianjurkan melakukan PDMO sebagai upaya menetukan diagnosis. H. Penatalaksanaan Umum Plasenta Previa. Sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut ( misalnya batuk, mengedan karena sulit buang besar ) Perhatian : Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dalam pada perdarahan antepartum sebelum tersediia persiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo secara hati-hati, dapat menentukan sumber perdarahan berasal dari kanalis serviks atau sumber lain (servisitis, polip, keganasan, laserasi atau trauma). Meskipun demikian, adanya kelainan di atas menyingkirkan diagnosa plasenta previa. Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan memberi infuse cairan I.V (NaCl 0,9 % atau Ringer

Laktat). Lakukan penilaian jumlah perdarahan : Jika perdarahan banyak dan berlangsung terus, persiapan sseksio sesarea tanpa memperhitungkan usia kehamilan/prematuris.Jika perdarahan sedikit dan berhenti dan fetus hidup tetap preatur, pertimbangkan ttettapi ekspektatif sampai persalinan atau terjadi perdarahan banyak.

BAB III 5

PENUTUP A. Kesimpulan Kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi kemudian terjadi migrasi spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan terjadinya konsepsi dan perumbuhan zigot hingga mencapai aterm dalam waktu 280 hari / 40 minggu. Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus yang diklasifikasikan menjadi 4, yaitu : Plasenta previa totalis, marginalis, parsialis dan plasenta letak rendah yang ditandai dengan gambaran klinis berupa perdarahan tanpa alasan, tidak nyeri dengan darah berwarna merah segar dan bagian terendah janin, sudah masuk PAP. Penanganan pada kehamilan masih prematur dan perdarahannya tidak berbahaya, tidak memerlukan pengakhiran kehamilan segera, indikasi SC untuk plasenta previa totalis. B. Saran 1. Diharapkan dengan pembuatan asuhan kebidanan ini bisa meningkatkan upaya kesehatan dan pengetahuan kita. 2. Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi, Obstetri Fisiologi, FK. UNPAD Bandung. Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Manuaba, Ida Bagus Gde, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, Sarwono, 1987. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Gramedia. Sarwono, 1997, Ilmu Kebidanan. Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah epidemiologi yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Plasenta Previa Salawat dan salam kami ucapkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan ilmu, iman, akhlaq dan islam, sehingga kami dan semua manusia berada dalam lindungan Allah SWT. Kami menyadari bahwa penulisan Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala kritik, saran serta masukan perbaikan demi sempurnanya Makalah ini kami terima dengan tangan terbuka. Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing dalam pembuatan Makalah ini. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Makalah ini. Akhirnya kami ucapkan terima kasih serta maaf, kepada semua kalangan yang telah mendukung penulisan dan selesainya Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Pekanbaru, Maret 2011

Penulis

DAFTAR ISI Kata Pengantar ....................................................................................................... Daftar Isi................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................................i BAB II PEMBAHASAN A. Definisi........................................................................................................ B. Klasifikasi................................................................................................... C. Etiologi........................................................................................................ D. Patofisiologi................................................................................................ E. Gambaran Klinis......................................................................................... F. Komplikasi.................................................................................................. G. Diagnosis..................................................................................................... H. Penatalaksanan............................................................................................ BAB III PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................................. B. Saran........................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA 6 6 2 2 2 3 3 3 4 4 1 i ii

TUGAS MAKALAH ASKEB IV ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PLASENTA PREVIA

ii

Disusun oleh : SANTA ENGLA ZUBAIDAH 09.2.0.1.112 09.2.0.1.120

Dosen Pembimbing : EVA SANTI HUTASOIT, SSiT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) PAYUNG NEGERI PROGRAM DIPLOMA DIII KEBIDANAN PEKANBARU
2011

Anda mungkin juga menyukai