Anda di halaman 1dari 7

MOBIL KETUA FPI SUMUT DIHANCURKAN IBU-IBU, PENGURUS ANGKAT TANGAN

(Analasis Kasus Berdasarkan Pasal 406 KUHP)

Analisa Kasus
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Kejahatan Harta Benda Dan Pemalsuan

OLEH :

MAHASISWA (I) UNIVERSITAS BEAWIJAYA ANGKATAN 2009

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM MALANG 2011

KLIPING : Mobil Ketua FPI Sumut Dihancurkan Ibu-ibu, Pengurus Angkat Tangan
Oleh : Khairul Ikhwan - detikNews Medan - Tindakan penggusuran rumah oleh Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sumut, Darma Bakti Ginting, berbuntut penghancuran mobil Darma oleh ibu-ibu warga setempat. FPI Sumut kini menyebutkan tindakan penggusuran adalah urusan Darma pribadi dan bukan FPI. Sekretaris FPI Sumut, Muhammad Iqbal Alwi menyatakan kasus penggusuran ini merupakan persoalan pribadi. Namun karena posisi Darma Bakti Ginting selaku Ketua FPI Sumut, maka hal ini menjadi melebar kemana-mana. "Masalah ini juga sudah kami sampaikan kepada Habib Muhammad Rizieq, Ketua FPI pusat supaya tidak ada kekeliruan," kata Iqbal Alwi kepada wartawan di Medan, Selasa (5/4/2011). Kasus penggusuran itu terjadi pada Minggu (3/4/2011) di Jl Titi Pahlawan, Gang Pringgan Lingk VIII, Paya Pasir, Medan Marelan. Darma Bakti Ginting yang datang bersama sejumlah anggota FPI, mengobrak-abrik rumah keluarga Nurhayati Ginting, yang masih merupakan kerabat Darma Bakti Ginting. Dalam penggusuran ini, sejumlah pria yang diketahui juga sebagai anggota FPI ikut serta. "Memang ada beberapa anggota yang ikut serta. Namanya dimintai tolong sama ketua, ya mereka membantu. Tetapi mereka tidak membawa atribut organisasi karena memang ini bukan agenda organisasi. Ini masalah pribadi," kata Iqbal. Perusakan rumah ini berkaitan dengan persoalan kepemilikan lahan. Ginting merupakan pemilik lahan itu, dan Nurhayati menumpang di sana selama 14 tahun. Dua pekan sebelum penggusuran itu, Ginting diketahui sudah memberikan peringatan untuk pindah, namun tidak diindahkan. Masalahnya menjadi rumit, karena upaya perubuhan rumah Nurhayati ini tidak bisa diterima masyarakat sekitar. Tindakan Ginting dinilai arogan. Massa yang tidak 2

senang, kemudian membalas. Mobil Panther warna biru gelap BK 54 GT yang dibawa Ginting dirusak massa. Lemparan batu ke arah mobil itu menyebabkan kaca-kaca mobil pecah. Kasus ini kemudian ditangani Polsek Medan Labuhan, Polresta Pelabuhan Belawan. Selain menggusur rumah di Paya Pasir, Darma Bakti Ginting juga diketahui menggusur rumah yang berada di atas lahannya di Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Sumber :

Ikhwan, Khairul. 2011. Mobil Ketua FPI Sumut Dihancurkan Ibu-ibu, Pengurus Angkat Tangan : Detiknews. Diaskes tanggal 5 Mei 2011. http://www.detiknews.com/read/2011/04/05/200651/1609416/10/mobil -ketua-fpi-sumut-dihancurkan-ibu-ibu-pengurus-angkat-tangan

Posisi Kasus :
Pada hari Minggu, tanggal 3 April 2011, sekelompok masyarakat di Medan melakukan tindakan yang tidak wajar berupa perusakan mobil milik Darma Bakti Ginting. Mereka melakukan aksi perusakan mobil tesebut dikarenakan tidak terima dengan perlakuan yang dilakukan Darma kepada salah satu warga yang lain bernama Nurhayati Ginting. Nurhayati dinilai tidak mengubris peringatan untuk pindah dari rumah yang dia tempati sekarang. Keberadaan rumah tersebut terkait dengan kepemilikan lahan oleh Darma yang di tumpangi oleh Nurhayati selama 14 tahun. karena tidak di gubris, maka Darma yang kebetulan berprofesi sebagai ketua di FPI meminta anak buahnya untuk membantu dalam hal mengusir Nurhayati agar tidak memakai lahan itu lagi, namun warga sekitar emosi dengan tindakan arogan yang dilakukan oleh Darma Bakti Ginting. Sehingga membuat massa tidak senang dan membalas dengan aksi pelemparan batu ke arah mobil panter warna biru gelap dengan plat nomor BK 54 GT.

Permasalahan
1. 2. Dapatkah massa yang mengamuk tersebut dijatuhi ketentuan dalam Apakah unsur-unsur dalam Pasal 406 dan pasal 412 KUHP pasal 406 dan pasal 412 KUHP? terpenuhi untuk kasus ini?

Analisa Kasus
Massa yang mengamuk tersebut dapat dikenakan pasal 406 ayat 1 dan pasal 412 KUHP. Menurut pasal 406 ayat 1 KUHP: Unsur-unsurnya : Unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 406 ayat 1 KUHP (Merusakkan barang dalam bentuk pokok), yaitu: Unsur Obyektif : a. Perbuatan Menghancurkan, merusakkan dan membikin tidak dapat dipakai atau menghilangkan. dalam kasus ini, judul artikel yang kami dapat adalah Namun, tidak ada penjelasan mendetail penghancuran.

mengenai apakah mobil itu masih bisa diperbaiki lagi atau tidak, sehingga kami berkesimpulan bahwa ini adalah kasus perusakan mobil. b. Barang atau obyeknya benda dalam kasus ini barang yang dirusakkan adalah mobil panter warna biru gelap dengan plat nomor BK 54 GT. c. Unsur keadaan yang menyertai/ melakat pada benda, yaitu benda tersebut sebagian atau seluruhnya milik orang lain. dalam kasus ini benda atau mobil yang dirusak oleh massa tersebut adalah mobil yng seutuhnya milik Darma Bakti Ginting (Ketua FPI Sum-Ut).

a. Dengan sengaja :

Unsur Subyektif : Massa menyadari adanya kehendak untuk melakukan perbuatan yang dilarang dan sadar akan akibat perbuatannya.

b. Dengan melawan Hukum : Perbuatan petindak bertentangan dengan hukum dan norma yang berlaku di masyarakat. Semua unsur diatas telah terpenuhi sehingga perbuatan yang dilakukan tersebut dapat dikualifisir sebagai perusakan barang dan dapat dipidana dengan 2 tahun 8 bulan pidana kurungan. Menurut pasal 412 KUHP Kemudian ditambah unsur-unsur khusus, yaitu unsur-unsur yang bersifat memberatkan perusakan tersebut pasal 412 KUHP, yaitu : Unsur Obyektif : a. Perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu. Dalam kasus ini jelas menerangkan bahwa pelaku perusakan mobil tersebut terdiri dari dua orang atau lebih karena menggunakan kata massa. Dengan terpenuhinya unsur-unsur dalam ketentuan pasal 412 KUHP, maka untuk perbuatan perusakan ini, para pelaku dalam dikenai pidana selama 3 tahun 6 bulan, dikarenakan ada penambahan sepertiga masa pidana bagi pelaku yang memenuhi unsur pasal 412 KUHP ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Chazawi, Adami, Drs, SH. 2001. Kejahatan terhadap Harta Benda. Penerbit: Universitas Negeri Malang. Malang. 2. Fachrizal, Affandi, S.Psi.,S.H., M.H. Hand Out Kejahatan Terhadap Harta Benda. 3. Moeljatno, SH, Prof. 2001. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Penerbit: Bumi Aksara. Jakarta. 4. Prodjodikoro, Winarno, Prof, Dr. 2003. Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia. Penerbit : Refika Aditama. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai