Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ravikha Naeda NIM : 10/305799/PHK/06317

Tugas Hukum Perbankan 1. Pada praktek penghimpunan dana dalam ilustrasi contoh kasus pola surat hutang, kasus pola DO, dan kasus pola PT QSAR memang benar terindikasi praktek penghimpunan dana yang merupakan modus praktek bank gelap. Dikatakan sebagai bank gelap karena memenuhi unsur-unsur berupa : a. Adanya sebuah tawaran untuk berinvestasi pada sebuah lembaga, untuk lalu uang tersebut akan diinvestasikan entah kemana oleh lembaga tersebut, dan si nasabah akan mendapatkan janji untuk menerima hasil yang cukup tinggi setiap bulannya. Sama seperti praktek dari sebuah bank, namun tanpa memiliki izin praktek seperti sebuah bank. Karena itu namanya Bank Gelap. b. Investasi pada Bank Gelap bank gelap kebanyakan yang kabur membawa uang nasabah. c. Bank gelap karena pemiliknya tidak memiliki izin usaha, menganggap seolah-olah tidak ada badan usaha atau perorangan dalam wujudnya,tetapi ada kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana. d. Bertentangan dengan pasal 16 Undang-Undang Perbankan mengenai cara perolehan izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan bank Indonesia. e. Melanggar Undang-Undang Perbankan pasal 46 yang menyatakan barangsiapa menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin usaha dari Pimpinan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 16, diancam dengan pidana penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp 200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah). f. Adanya pembelokan dana yan artinya bahwa dana yang dihimpun dari masyarakat tidak dipergunakan untuk kegiatan yang diperjanjikan namun digunakkan untuk kegiatan lain yang merugikan masyarakatyang menyetorkan dananya. Pada ilustrasi contoh kasus pola surat hutang terindikasi suatu tindak pidana perbankan dengan modus bank gelap, karena dana yang dihimpun dari masyarakat tersebut ditempatkan dalam surat hutang yang tidak dimaksudkan untuk membeli kavl ng seperti i

tecantum dalam opsi, namun motivasinya adalah untuk mendapatkan keuntungan berupa diskonto yang lebih besar dari bunga bank dan tanpa dipotong pajak (PPn). Dalam kasus pola DO terindikasi penghimpunan dana dengan modus praktek bank gelap, dilihat dari pernyataan masyarakat yang menyetor dana tidak bermaksud untuk memberi barang PT X tersebut dan tidak semua penyetor dana merupakan distributor produk PT X (perorangan) namun motivasi memperoleh keuntungan yang lebih besar dari bunga bank dan tidak dipungut pajak (PPh). Pada ilustrasi contoh kasus pola PT QSAR benar terindikasi adanya modus bank gelap dimana terjadi tindak pidana perbankan, yaitu penyalahgunaan dana yang dihimpundari masyarakat yang seharusnya digunakan untuk melakukan kegiatan usah agribisnis tetapi a digunakan untuk kegiata-kegiatan lain, selain itu akibatnya kegiatan usaha pokok bidang agribisnis itutidak berjalan sebagaimana mestinya, dan modal maupun keuntungan tidak dapat dibayarkan ke masyarakat yang telah menyerahkan uangnya untuk dikelola PT QSAR. Selain itu terbukti bahwa terdapat tindak pidana perbankan yaitu menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan tanpa izin dari Pimpinan Bank Indonesia.

2. Menghimpun dana sebagai suatu kegiatan usaha bank terdapat dalam penjelasan pasal 16 ayat (1) UU Perbankan antara lain menyebutkan bahwa kegiatan menghimpun dana dari masyarakat oleh siapa pun pada dasarnya merupakan kegiatan yang perlu diawasi, mengingat dalam kegiatan itu terkait kepentingan masyarakat yang dananya disimpan pada pihak yang menghimpundana tersebut. Sehubungan dengan itu, dalam ayat ini ditegaskan bahwa kegiatan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan hanya dapat dilakukan oleh pihak yang telah memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau sebagai Bank Perkreditan Rakyat. Namun, di masyarakat terdapat pula jenis lembaga lainnya yang juga melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan atau semacam simpanan, misalnya yang dilakukan oleh kantor pos, oleh dana pensiun, atau oleh perusahaan asuransi. Kegiatan lembaga-lembaga tersebut tidak dicakup sebagai kegiatan usaha perbankan berdasarkan ketentuan dalam ayat ini. Kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat yang dilakukan lembaga-lembaga tersebut, diatur dalam undang-undang tersendiri.

3. Simpanan menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, mendefinisikan simpanan merupakan dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

4. Surat hutang tersebut bisa merupakan surat berharga, karena ditentukan jangka waktu jatuh temponya dan dapat juga merupakan efek, yaitu berupa : Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi atau surat berharga komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya ataupun ciri-ciri lain. Pemegang efek bersifat hutang ini secara khusus berhak atas pembayar pokok an hutang beserta bunganya beserta hak-hak lainnya sesuai dengan yang diperjanjikan dalam persyaratan penerbitan surat hutang seperti misalnya hak untuk memperoleh informasi tertentu. Efek bersifat hutang ini biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo yang tetap dan hanya dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo efek. Efek ini dapat disertai jaminan ataupun tanpa disertai jaminan, dan apabila tanpa disertai jaminan maka dapat diperjanjikan dalam penerbitan efek bahwa pemegang efek adalah memiliki peringkat yang tertinggi dibandingkan peringkat pemberi hutang tanpa jaminan lainnya dalam hal terjadinya kepailitan. Obligasi perusahaan adalah merupakan surat hutang dari perusahaan perdagangan atau industri yang memiliki jangka waktu jatuh tempo yang lama biasanya paling sedikit 10 tahun. Surat berharga komersial atau biasa juga disebut commercial paper adalah merupakan bentuk sederhana dari efek bersifat hutang yang biasanya berupa cek dengan tanggal jatuh tempo pembayaran tidak melebihi 270 hari dan termasuk golongan instrumen yang likuid. Instrumen pasar uang adalah merupakan instrumen hutang jangka pendek yang memiliki karakteristik menyerupai deposito. Instrumen ini sangat likuid sehingga seringkali disebut mendekati tunai. Obligasi pemerintah biasanya merupakan surat hutang jangka menengah dan jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara dan bunganya lebih rendah daripada obligasi perusahaan dan digunakan sebagai sumber pembiayaan bagi pemerintahan. Obligasi pemerintah Amerika disebut treasuries, yang di Indonesia dikenal dengan nama Surat Utang Negara (SUN) oleh karena likuiditasnya dan rendahnya tingkat risiko. Instrumen ini juga digunakan sebagai alat untuk mengendalikan

suplai uang dalam operasi pasar oleh Bank Sentral diluar Amerika.Obligasi pemerintah daerah dikenal di Amerika dengan nama municipal bonds yaitu surat hutang yang diterbitkan oleh negara bagian, propinsi, wilayah, daerah ataupun unit pemerintahan lainnya selain daripada obligasi negara.

Anda mungkin juga menyukai