Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP DAN LANDASAN PENGEMBANGAN PRODUK BISNIS ISLAMI LIMA AKAD DASAR TRANSAKSI SYARI AH : TITIPAN (WADIAH) BAGI

HASIL (SYIRKAH) JUAL-BELI (TIJAROH) SEWA (IJARAH) JASA/FEE( AL AJR WALUMULLAH) PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DARI MASYARAKAT (Funding) AL-WADI AH : Adalah titipan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kepada si penitip kapan saja si penitip menghendaki. Landasan : QS. An-Nisa : 58; QS. Al. Baqarah : 283 Mekanisme Kerja Al-Wadi ah Amanah Aplikasinya: Dana ZIS atau Safe Deposit Box Penjelasan  Al-Wadiah dibedakan menjadi 2 macam: a. Wadiah yad amanah, adalah titipan dari pihak nasabah, dimana bank selaku penerima titipan tidak boleh menggunakan sesuatu yg dititipkan tsb. Akad ini dipakai dalam produk Safe Deposit Box (SDB) b. Wadiah adh-dhamanah, adalah titipan dari pihak nasabah, dimana bank selaku penerima titipan diperkenankan menggunakan dana yang dititipkan. Akad ini dipakai dalam produk giro wadiah maupun tabungan wadiah. Sehingga bank biasanya akan memberikan bonus kepada nasabah penyimpan yg besarnya sesuai dengan kebijakan bank dan tidak boleh diperjanjikan. Pengaturan wadiah dalam hukum positif  Pasal 1 (4) dan Pasal 3 PBI No. 7/46/PBI/2005 ttg Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah  Pasal 1 (4) PBI 7/46/PBI/2005, memuat tentang definisi wadiah  Pasal 3 PBI 7/46/PBI/2005, menyebutkan bahwa dlm kegiatan penghimpunan dana dlm bentuk giro atau tabungan berdasarkan prinsip wadiah hrs memenuhi persyaratan sbb:

Pasal 3 PBI No 7/46/PBI/2005 (Lanjutan) a. Bank bertindak sebagai penerima dana titipan dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana titipan b. Dana titipan disetor penuh pada bank dan dinyatakan dlm jumlah nominal c. Dana titipan dapat diambil setiap saat d. Tidak diperkenankan menjajikan pemberian imbalan atau bonus kepada nasabah e. Bank menjamin pengembalian dana titipan nasabah Perkembangan terbaru  PBI No. 7/46/PBI/2005 telah dicabut berlakunya dengan PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah  Mengenai implementasi wadiah tertuang dalam Pasal 3 huruf a, yang menyatakan bahwa dalam kegiatan penghimpunan dana dengan mempergunakan antara lain Akad Wadi ah dan Mudharabah Skema Al-Wadi ah Yad adh Dhamanah 1 Titipan dana 2 Pemanfaatan dana 3 Bagi Hasil/ Profit marjin 4 Beri Bonus Dengan konsep Al-Wadi ah Yad Adh Dhamanah pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang yang dititipkan Aplikasi di Perbankan/LKS : 1. Current Account (Giro) 2. Saving Account (Tabungan)

Al-Mudharabah  Pengertian :  Akad kerjasama antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal (100%), sedang pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan usaha mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, kerugian ditanggung oleh pemodal selama kerugian tidak akibat kelalaian pengelola  Landasan :  Al-Qur an :  QS. Muzamil : 20;  Al-Jum ah : 10;  Al-Baqarah : 198  Jenis Mudharabah :  Mudharabah Mutlaqah (tanpa syarat)  Mudharabah Muqayyadah (dengan syarat)  Aplikasi pada perbankan :  Sisi Funding  Giro  Tabungan berjangka  Deposito biasa  Deposito spesial  Sisi Pembiayaan :  Pembiayaan modal kerja  Investasi khusus Penjelasan Jenis Akad Mudharabah a. Mudharabah Muthlaqah adl bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yg cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.(Jenis Mudharabah Muthlaqah inilah yang biasanya dipakai oleh bank dlm skim penghimpunan dana melalui, giro, tabungan maupun deposito)

b. Mudharabah Muqayyadah, adl btk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya terbatas baik jenis usaha maupun waktunya.(Jenis Mudharabah Muqayyadah inilah yang biasanya dipakai oleh bank dlm kegiatan penyaluran dana melalui pembiayaan mudharabah) Pengaturan Implementasi akad Mudharabah sbg produk funding dlm Hk Positif  Pasal 1 (13) UU 10/1998 ttg Perbankan  Dapat dibaca dalam Pasal 1 (5),4, dan 5 PBI No. 7/46/PBI/2005  Pasal 1 (5) memuat definisi ttg Mudharabah  Pasal 4 memuat tentang implementasi akad mudharabah dalam produk Giro, sedangkan Pasal 5 memuat tentang implementasi akad mudharabah dalam produk tabungan atau deposito Pasal 4 PBI 7/46/PBI/2005 (Syarat2 Giro Mudharabah) a. Nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan Bank bertindak sbg pengelola dana (mudharib) b. Bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dan mengembangkannya, termasuk di dalamnya melakukan akad mudharabah dengan pihak lain c. Modal harus dalam bentuk tunai dan bukan piutang, serta dinyatakan jumlah nominalnya d. Nasabah wajib memelihara saldo giro minimum yang ditetapkan oleh Bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan rekening e. Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening f. Pemberian keuntungan untuk nasabah didasarkan pada saldo terendah setiap akhir bulan laporan

g. Bank menutup biaya operasional giro dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya h. Bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan Pasal 5 PBI 7/46/PBI/2005 (Syarat2 Tabungan atau Deposito berdasarkan akad Mudharabah) a. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana b. Dana disetor penuh kepada Bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal

c. Pembagian keuntugan dan pengelolaan dana investasi dinyatakan dalam bentuk nisbah d. Pada akad tabungan berdasarkan Mudharabah, nasabah wajib menginvestasikan minimum dana tertentu yg jumlahnya ditetapkan oleh Bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan rekening e. Nasabah tidak diperbolehkan menarik dana di luar kesepakatan f. Bank sbg mudharib menutup biaya operasional tabungan atau deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya

g. Bank tidak diperbolehkan mengurangi bagian keuntugan nasabah tanpa persetujuan nasabah yg bersangkutan

h. Bank tdk menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dlm perundang-undangan yg berlaku
Perkembangan terbaru  PBI No. 7/46/PBI/2005 telah dicabut berlakunya dengan PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah  Mengenai implementasi mudharabah dalam kegiatan penghimpunan dana tertuang dalam Pasal 3 huruf a, yang menyatakan bahwa dalam kegiatan penghimpunan dana dengan mempergunakan antara lain Akad Wadi ah dan Mudharabah Skema Mudharabah Dari sisi penghimpunan dan penyaluran dana 1. Menyimpan dana 2 Penyaluran dana kpd nasabah mitra 3 Bagi Hasil (Sesuai dg Nisbah 4 Bagi hasil (Sesuai dg Nisbah) Lain-lain Mengenai produk perbankan syariah dibidang penghimpunan dana ini juga diatur dalam Fatwa DSN-MUI, antara lain:  Fatwa DSN-MUI no: 01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro  Fatwa DSN-MUI no: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan

 Fatwa DSN-MUI no: 03/DSN-MUI/IV/2000, tentang Deposito Pasal 6 PBI No. 9/19/PBI/2007 (Ketentuan Peralihan)  Dengan dicabutnya PBI No. 7/46/PBI/2005, maka akad antara Bank dengan Nasabah yang mengacu pada PBI No. 7/46/PBI/2005 dan belum jatuh tempo pada saat Peraturan Bank Indonesia ini berlaku tetap sah dan mempunyai kekuatan mengikat.  Akad antara Bank dengan Nasabah yang mengacu pada PBI No. 7/46/PBI/2005 yang jatuh tempo setelah Peraturan Bank Indonesia ini berlaku dan akan diperpanjang, harus disesuaikan dengan memenuhi prinsip syariah sesuai Peraturan Bank Indonesia ini PRODUK PEMBIAYAAN KONSUMTIF SKIM BAI AL-MURABAHAH  Al-Murabahah : Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan (ribhun) yang disepakati. Dasar Hukum : Al-Baqarah 275 ( Allah menghalalkan jual beli )

 Al-Murabahah : Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah Kontrak harus sah sesuai rukunnya Kontrak bebas dari riba Penjual menjelaskan kondisi barang kepada pembeli Penjual menyamapikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian

 Aplikasi pada perbankan : Pembiayaan untuk pembelian barang, baik untuk dalam negeri maupun luar negeri

Pengaturan Murabahah dlm hukum positif  Pasal 1 (13) UU 10/1998 ttg Perbankan  Pasal 1 (7) PBI No. 7/46/PBI/2005, yang memuat tentang definisi Murabahah  Pasal 9 dan 10 PBI No. 7/46/PBI/2005 yang memuat tentang persyaratan murabahah

Pasal 9 (Syarat2 Pembiayaan Murabahah) a. Bank menyediakan dana pembiayaan berdasarkan perjanjian berdasarkan jual beli barang b. Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank ditentukan berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah c. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya d. Dlm hal bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang, maka akad Murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank e. Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka atau urbun saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah f. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan agunan tambahan selain barang yang dibiayai bank

g. Kesepakatan marjin harus ditentukan satu kali pada awal akad dan tidak berubah selama periode akad

h. Angsuran pembiayaan selama periode akad harus dilakukan secara proporsional


 PBI No. 7/46/PBI/2005 telah dicabut berlakunya dengan PBI No. 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.  Murabahah tertuang dalam Pasal 3 huruf b, yaitu sebagai salah satu produk pembiayaan  Definisi murabahah terdapat dalam penjelasan Pasal 3 dimaksud.

Skema Al-Murabahah

1. Negosiasi dan persyaratan 2. Akad Jual Beli antara pihak bank dan peminjam 3. Beli barang 4.

Anda mungkin juga menyukai