Anda di halaman 1dari 14

PERBANDINGAN DESA WISATA SOUTHWOLD DI INGGRIS DAN MOUGINS DI PRANCIS

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pariwisata dalam Hubungan Internasional

Disusun Oleh: Andi Nasrullah Anggi Dwi Ajeng Pangastuti Erwin Yusuf Joni Eko Pramono Lutfia Khoirunisa Rifki Amelia Fadlina Puput Akad N.P. (09/288721/SP/23760) (09/282751/SP/23563) (09/286127/SP/23719) (09/282082/SP/23379) (08/267240/SP/22823) (08/267744/SP/23048) (07/253737/SP/22060)

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Desa wisata adalah pariwisata yang menyajikan kehidupan, kesenian, dan budaya rural di lokasi pedesaan dan membuat turis mampu berinteraksi secara langsung dengan masyarakat desa dan kehidupan desa sehingga turis memperoleh pengalaman wisata yang lebih kaya. Kegiatan Wisata pedesaan dapat berupa wisata agrikultural, wisata budaya, wisata alam, wisata petualangan, dan eco-tourism. Dibandingkan dengan wisata yang konvensional, desa wisata memiliki karakteristik antara lain: berorientasi pengalaman, lokasi berpenduduk jarang, lokasi didominasi lingkungan alam, dan berhubungan dengan kehidupan serta budaya lokal. Kelebihan-kelebihan tersebut yang tidak dimiliki oleh jenis wisata lainnya sehingga rural tourism lebih diminati oleh para wisatawan. Menurut Edward Inskeep, dalam Tourism Planning An Integrated and Sustainable Development Approach, hal. 166, desa wisata dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, tinggal di desa-desa yang terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat. Prancis dan Inggris sebagai studi kasus, alasan pemilihannya karena kedua negara ini merupakan negara-negara di Eropa yang menjadi salah satu tujuan pariwisata di Eropa. Kedua negara tersebut sama-sama berada dalam peringkat sepuluh besar dalam Travel and Tourism Competitiveness Index yang diterbitkan oleh World Tourism Organization (WTO). Untuk negara Inggris kami memilih Desa Southwold, sebuah kota yang terletak di distrik Waveney dan county Suffolk. Sementara untuk Prancis, Desa Mougins yang terletak di provinsi Alpes-Cte d'Azur, sekitar 15 menit dari kota Cannes.

B. Rumusan Masalah Dalam pembahasan dalam paper ini memiliki rumusan masalah, Bagaimana perbandingan desa wisata Soutwold dan Mougins?

C. Landasan Konseptual Rural Tourism Menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), rural tourism atau desa wisata adalah desa yang memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan desa lain yang

dikunjungi oleh wisatawan karena memiliki akses, daya tarik wisata, akomodasi, cinderamata dan infrastruktur. Selain itu desa wisata harus dapat memberikan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan bagi penduduknya serta dapat menciptakan Community Based Tourism dan Sustainable Tourism Development.1 Selanjutnya menurut JNTO, keberhasilan sebuah desa wisata diindikasikan dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan, daya belanja wisatawan yang tinggi, memberikan pemasukan ekonomi bagi masyarakat setempat, memberi lapangan kerja bagi masyarakat desa tersebut serta terciptanya Sustainable Tourism Development dan Community Based Tourism. Sustainable Tourism Development yang dimaksud adalah pariwisata yang berujung pada pengelolaan seluruh sumber daya untuk kepentingan sosial dan ekonomi harus dipenuhi dengan memelihara integritas budaya, proses-proses ekologis, keberagaman hayati dan mendukung system kehidupan yang ada untuk melindungi masa depan(World Tourism Organization, 1996) dan Community Based Tourism adalah kegiatan pariwisata yang dilakukan di daerah penduduk lokal (yang biasanya merupakan daerah miskin dan termarjinal). Terdapat definisi lain mengenai desa wisata yaitu menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR), dimana yang dimaksud dengan Desa Wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan suasana yangmencerminkan keaslian pedesaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya. Lebih jauh PIR menjelaskan bahwa persyaratan desa wisata meliputi aksesbilitas yang baik sehingga mudah dikunjungi dengan berbagai alat transportasi, memiliki obyek -obyek menarik berupa alam, seni budaya, legenda, makanan lokal dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai objek wisata, masyarakat dan otoritas desa menerima dan memberikan dukungan terhadap kegiatan pariwisata yang ada, terjaminnya keamanan, tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai, beriklim sejuk dan berhubungan dengan objek wisata lain yang sudah dikenal oleh masyarakat luas.2

Dikutip dari PPT Identifikasi Desa Wisata di Indonesia dalam Mewujudkan Pengembangan Sustainable Development pada kuliah PARHI tanggal 5 Mei 2011 2 Soetarso Priasukmana, Pembangunan Desa Wisata : Pelaksanaan Undang- Undang Otonomi Daerah, 2001, http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CB8QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww. puslitsosekhut.web.id%2Fdownload.php%3Fpage%3Dpublikasi%26sub%3Dinfo%26id%3D38&rct=j&q=defin isi%20desa%20wisata&ei=x3fFTYzOJcGyrAf-

D. Argumen Utama Berdasarkan definisi desa wisata yaitu desa yang memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan desa lain yang dikunjungi oleh wisatawan karena memiliki akses, daya tarik wisata, akomodasi, cinderamata dan infrastruktur, maka Southwold dan Mougins dapat dikategorikan sebagai desa wisata. Kedua desa tersebut telah lama menjadi objek wisata dan dikunjungi oleh banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain itu, kedua desa mempunyai daya tarik wisata masing-masing antara lain situs sejarah di Southwold dan objek wisata seni di Mougins. Untuk dapat mengetahui analisis perbandingan desa wisata Southwold dan Mougins, paper ini akan merujuk pada rekomendasi JNTO mengenai keberhasilan sebuah desa wisata. Dari analisis ketujuh poin tersebut akan diketahui desa mana yang mempunyai pengelolaan pariwisata yang lebih baik.

9unKBA&usg=AFQjCNFN4k4yCyHiehg9NSete9Yj2ftlyg&sig2=XQUvTQIoIcSh-tGvZ50x5w&cad=rja, diakses pada 8 Mei 2011 pukul 00:31

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi Desa Wisata Southwold Pariwisata pedesaan merupakan aset pariwisata penting bagi Inggris. Salah satu bidang pariwisata desa yang dikembangkan di Inggris yaitu pariwisata pertanian. Pertanian menjadi sektor penting bagi perekonomian Inggris. Ketika industri mulai maju dan banyak petani beralih pekerjaan ke sektor tersebut, pertanian masih menjadi bidang penting di Inggris. Di negara ini, pariwisata diatur oleh Departemen Kebudayaan, Media, dan Olahraga. Sedangkan secara khusus wisata pedesaan diatur oleh Departemen Lingkungan, Pangan, dan Urusan Pedesaan. Salah satu desa wisata di Inggris yang berbasis pertanian yaitu Sothwold. Southwold merupakan sebuah desa wisata masih menonjolkan sisi tradisionalnya. Sisi tradisional tersebut terlihat dari misalnya bangunan-bangunan yang ada di Southwold. Selain itu, potensi-potensi yang dimilikinya juga seakan menunjukkan bahwa Southwold tidak tergerus oleh perkembangan industri. Secara umum, desa ini menjual berbagai potensi alam yang dimilikinya, seperti pantai, dermaga, mercusuar, maupun danau. Interaksi dengan alam sangat mungkin dilakukan di sini, oleh karenanya banyak yang menyebut Southwold adalah the town that time forgot (kota yang lupa waktu). Southwold kaya akan sejarah yang mengawali kehadirannya. Desa ini pernah dibom dalam perang tahun 1914-1918. Dermaga yang ada di desa Soutwold juga pernah hancur ketika masa perang. Dalam perkembangannya, sisa-sisa peperangan Desa Southwold justru menjadi komoditas menarik dalam dunia pariwisata. Dari berbagai obyek wisata yang ada di Southwold, ada tiga landmark yang paling terkenal. Pertama yaitu menara air besar yang dibangun pada 1896. Landmark kedua yaitu menara gereja Paroki St Edmunds. Sedangkan landmark yang ketiga adalah mercusur putih yang mulai beroperasi pada 1890. Obyek-obyek khas Soutwold ini menandakan bahwa desa ini memang dekat dengan suasana lautnya. Selain tempat-tempat di atas, obyek wisata lain yang menjadi andalan Soutwold yaitu restoran dan tempat pembuatan bir Adnams. Sadar akan pentingnya pariwisata pedesaan, termasuk pula pertanian, pemerintah Inggris tidak lepas tangan terhadap perkembangan pariwisata di negara ini. Pengelola

pariwisata maupun pemerintah telah menyiapkan berbagai strategi dalam bidang pariwisata, antara lain3: Kerjasama Pemerintah berupaya menjalin kerjasama antar lembaga untuk memajukan pariwisata pedesaan di Inggris. Harapannya, kerjasama ini bisa terjalin sampai ke tingkat kota atau bahkan lebih kecil lagi. Banyaknya pihak yang terlibat dalam pengembangan pariwisata tentunya menjadi jalan keluar bagi terbatasnya dana. Yang lebih penting lagi, ide untuk mengemabangkan pariwisata ke arah yang lebih baik menjadi semakin beragam. Kualitas Peningkatan kualitas fasilitas umum menjadi fokus kedua bagi pengelola pariwisata pedesaan di Inggris. Bagi pariwisata yang berbasis pertanian, interaksi dengan alam tentu menjadi bagian yang sangat diperhatikan. Kualitas perkebunan, peternakan, interaksi dengan hewan merupakan beberapa hal yang terus dikembangkan di desa wisata Inggris. Produk lokal Produk-produk lokal di daerah pertanian juga menjadi salah satu alat bagi promosi wisata pedesaan di Inggris. Selain meningkatkan keinginan belanja para wisatawan, produk lokal juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Pajak Pengembangan desa wisata seringkaki berbeda dibandingkan pengembangan wisata ada umumnya. Patani terkadang rugi untuk masalah penjualan ataupun dana. Di sini, pajak menjadi salah satu tambahan dana untuk tetap mengembangkan desa wisata tersebut. Perencanaan Tak bisa dipungkiri, sektor industri makin menggususr wilayah pedesaan yang berpotensi untuk dijadikan tempat pariwisata. Di Inggris, hal-hal semacam ini telah diperhatikan sejak dini. Beberapa pedesaan tetap dijaga keasriannya karena sadar bahwa desa tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Meski begitu, kualitas sarana prasarana juga tetap diperhatikan untuk penyediaan fasilitas bagi wisatawan. Kelima strategi di atas adalah strategi umum yang dilakukan pemerintah Inggris untuk mengembangkan desa wisata. Strategi tersebut juga diterapkan di Southwold dengan berbagai

Dikutip dari http://www.rase.org.uk/what-we-do/publications/journal/2003/19-75004226.pdf

penyesuaian pada lingkungan mereka. Berikut penerapan strategi pengembangan desa wisata yang dilakukan di Southwold: Kerjasama Salah satu kerjasama yang dilakukan di Southwold yaitu di bidang paket wisata. Lingkungan di desa wisata Southwold bekerja sama dengan agen perjalanan yang ada untuk membentuk suatu paket wisata. Hal ini memungkinkan wisatawan mengunjungi berbagi tempat yang ada sekaligus. Kualitas Kualitas berhubungan dengan sarana prasarana yang ada di Southwold. Desa wisata ini membuktikan kesungguhan menjaga kualitas dengan beberapa cara, seperti menyediakan akomodasi-akomodasi yang nyaman, restoran, menjaga keindahan dermaga dan berbagai landmark lainnya. Interaksi dengan alam juga menjadi hal penting bagi Southwold. Oleh karenanya, kualitas pertanian dan alam yang alam tetap dipertahankan. Produk lokal Produk lokal merupakan salah satu hal yangpaling diincar wisatawan. Di Southwold sendiri, produk lokal yang dibanggakan yaitu bir Adnams. Produk lokal ini sangat terkenal di Soutwold dan telah menjadi suatu kebanggaan. Adnams sendiri merupakan perusahaan keluaraga yang kemudian berkembang untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar pula. Perencanaan Faktor ini menjadi hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu desa wisata. Southwold, sebagai desa wisata yang menjual keindahan alam dan sejarah juga menyadari hal ini. Maka, Southwold berusaha agar sisi tradisional yang ada tidak tergerus oleh industri. Ketika banyak kota lain mengembangkan berbagai industri, Southwold mencoba agar alam dan peninggalan sejarah yang ada bisa tetap bertahan. Hal ini dilakukan agar ciri khas Southwold sebagai desa yang menonjolkan sisi tradisional tetap bisa dipetahankan.

B. Deskripsi Desa Wisata Mougins Prancis menjadi salah satu contoh negara di Eropa yang memiliki desa-desa wisata yang berkembang baik. Beberapa hal menjadi sesuatu yang ditonjolkan dalam desa wisata di Prancis seperti keindahan alam, industri kerajinan, kegiatan perkebunan, pertanian, dan peternakan. Contohnya seperti Desa Moustiers-Sainte-Marie, yang menawarkan keindahan

alam danau Sainte-Croix dan taman bunga lavender. Desa wisata ini menyatakan diri sebagai desa terindah di mana wisatawan bisa menikmati sinar matahari selama 300 hari penuh dalam setahun. Desa ini juga menjadi pusat kerajinan gerabah.4 Bentuk akomodasi yang populer di Prancis adalah di camp dan caravan.5 Sebagian besar berlokasi di daerah pertanian. Banyak petani mengembangkan lokasi camp di wilayah pertanian mereka. Sementara beberapa petani lain memilih berinvestasi membuat rumah yang dikontrakkan dalam jangka pendek, disebut dengan gites. Gites ini merupakan hasil perkembangan tren sosial budaya Prancis di era pascaperang. Tahun 1970-an revitalisasi wilayah terpencil atau desa di Prancis mulai dilakukan termasuk mengembangkan wisata desa. Wisata desa skala kecil kemudian direncanakan dan berhasil dengan sukses. Selama 15 tahun terakhir, wisata desa di Prancis diarahkan pada permintaan pasar wisatawan. Tidak hanya wisatawan Prancis, tetapi juga Belanda, Belgia, Inggris, Jerman, dan lain-lain. Wisata desa kemudian menjadi usaha jasa wisata yang berbasis pada lingkungan dan nilai kelokalan. Lokalitas, pengelola, dan konsumen saling terkait erat dalam perkembangan wisata desa. Ada dua pendekatan yang digunakan. Pertama permintaan konsumen, kedua adalah pengembangan secara lokal meliputi peningkatan nilai ekonomi aset lokal. Kompetensi khusus diperlukan oleh tenaga kerja di desa wisata yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan desa wisata bersangkutan. Prancis sangat mempertimbangkan jenis pekerjaan yang spesifik dan mengutamakan kompetensi. Beberapa poin penting terkait kompetensi tenaga kerja di desa wisata di Prancis, antara lain: 1. Pelatihan yang beragam diperlukan untuk mengintegrasikan beberapa tipe tenaga kerja (yang terpusat pada permintaan konsumen, atau pada pengembangan lokal) dan mengisi lapangan kerja di berbagai posisi sesuai upah dan dalam rangka pembentukan perusahaan baru. 2. Kualifikasi tenaga kerja di desa wisata biasanya berdasarkan pengalaman. Beberapa kualifikasi bisa dinegosiasikan dalam pasar tenaga kerja. 3. Ketersediaan pelatihan umum perlu dikelola dan dikembangkan untuk menyokong produksi wisata (akuntansi, pemasaran, komunikasi, dan lain-lain).
4. Secara umum, Prancis telah menyadari pentingnya keberadaaan desa wisata dibanding

negara Eropa lain. Pelatihan-pelatihan terkait pariwisata yang tersebut di atas benarbenar dijalankan untuk menciptakan profesionalitas tenaga kerja.
4 5

http://arras-france.com/the-village-of-moustiers-sainte-marie-in-the-verdon-gorges/ http://dspace.iimk.ac.in/bitstream/2259/585/1/443-452+Prof.+A.Ramakumar.pdf

Salah satu desa wisata yang ada di Prancis adalah desa wisata Mougins. Desa ini terletak di provinsi Alpes-Cte d'Azur, sekitar 15 menit dari kota Cannes. Sama seperti desa wisata Southwold, desa ini sama-sama menggunakan pesona keindahan alam sebagai daya tariknya mengingat desa ini berbatasan langsung dengan Laut Mediterania. Selain itu desa ini terkenal karena pernah menjadi tempat singgah bagi tokoh-tokoh terkenal di dunia antara lain Pablo Picasso, Jean Cocteau, Fernand Lger, Francis Picabia, Man Ray, Arman, Yves Klein, Csar Baldaccini, Paul Eluard, Yves Saint Laurent, Christian Dior, Winston Churchill, Catherine Deneuve, dith Piaf dan Jacques Brel.

C. Analisis Ada beberapa indikator pembanding antara desa Southwold dengan desa Mougins yang bisa dipergunakan untuk menganalisis apakah kedua desa wisata tersebut bisa dikatakan berhasil dan mampu bertahan ditengah gempuran paket wisata yang bersifat urban, serta bagaimana kebijakan dari masing-masing instansi terkait untuk bisa memberikan insentif serta peningkatan mutu terhadap masing-masing pengelolaan desa wisata. Indikator pertama ialah bagaimana pemerintah turut campur dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia. Pertama di Southwold pemerintah Inggris dengan ketat mengontrol hasil perkebunan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan lalu turut memperomosikan dan menjalin kerjasama dengan swasta dalam rang meningkatkan ka pelayanan publik. Sedangkan di desa Mougins, pemerintah Prancis rupanya lebih serius dalam menggarap potensi desa wisata. Berbeda dengan Inggris yang hanya membantu dalam hal promosi serta kerjasama peningkatan mutu produk lokal, pemerintah Prancis terlihat memiliki blueprint yang jelas dalam pengembangan desa wisata. Sejak 15 tahun yang lalu pemerintah Prancis telah membentuk sebuah organisasi pelatihan publik di bidang pariwisata yaitu CFPPA (Centre de formation professionnelle et de promotion agricole). Organisasi ini memberikan pelatihan kepada masyarakat yang tinggal di desa wisata agar dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan secara lebih profesional. Selain itu, dalam memperbandingkan pengelolaan desa wisata di Southwold dan Mougins, maka Penulis merujuk pada rekomendasi JNTO. Rekomendasi tersebut

menyebutkan bahwa terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan sebuah desa wisata, yaitu:6 1. Adanya peningkatan kunjungan wisatawan 2. Adanya peningkatan lama tinggal 3. Adanya peningkatan daya belanja wisatawan 4. Pemasukan ekonomi bagi desa wisata setempat 5. Memberi lapangan kerja bagi masyarakat setempat 6. Sustainable Tourism Development ( sesuai UN-WTOs recommendations) 7. Community Based Tourism (sesuai UN-WTOs recommendations) Untuk menjawab poin pertama dan kedua, maka harus diketahui jumlah wisatawan yang mengunjungi kedua desa tersebut dalam rentang satu tahun. Namun karena ketidaktersediaan data angka yang menjelaskan secara detail mengenai jumlah wisatawan yang berkunjung dan lama tinggal, maka analisis akan difokuskan pada poin 3 sampai 7. Poin ketiga, adanya peningkatan daya belanja wisatawan. Dalam hal ini dapat dikatakan desa wisata Mougins lebih unggul dibandingkan Southwold. Desa wisata Mougins menawarkan banyak fasilitas mewah disamping paket wisata agrikultur yang mereka miliki. Fasilitas mewah tersebut ditunjukkan dengan banyaknya hotel berbintang yang didirikan di desa tersebut seperti Hotel Les Armoiries dan Hotel Le Moulin de Mougins. Selain itu terdapat fasilitas lapangan golf mewah termasuk Royal Mougins Golf Resort dan CannesMougins Golf Club. Keberadaan fasilitas-fasilitas mewah tersebut secara tidak langsung menunjukkan tingginya biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan selama berlibur di desa Mougins sehingga dapat disimpulkan bahwa daya belanja wisatawan di tempat itu juga tinggi. Sedangkan di desa Southwold, tidak terdapat fasilitas-fasilitas mewah seperti yang ada di desa Mougins. Penginapan yang ada di desa Southwold hanya berupa B&B (bed and breakfast) yang hanya menyediakan fasilitas menginap dan makan secara sederhana. fasilit s a penginapan yang sederhana tersebut tentu tidak menghabiskan banyak biaya dan dapat dijangkau oleh wisatawan backpacker. Selain itu tidak ada fasilitas mewah seperti lapangan golf seperti yang ada di desa Mougins. Hal ini menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan selama berlibur di desa Southwold tidak cukup tinggi karena fasilitas yang ditawarkan memang sederhana dan cukup terjangkau.

Dikutip dari PPT Identifikasi Desa Wisata di Indonesia dalam Mewujudkan Pengembangan Sustainable Development pada kuliah PARHI tanggal 5 Mei 2011

Keempat, adanya pemasukan ekonomi bagi masyarakat setempat yang berasal dari pengelolaan pariwisata. Untuk poin ini tentu kedua desa wisata baik Southwold maupun Mougins memenuhi kriteria ini. Semenjak berubah menjadi desa wisata, kedua desa telah memberikan pemasukan tersendiri bagi masyarakatnya. Pada awalnya masyarakat di desa Southwold dan Mougins merupakan petani biasa yang menggantungkan hidupnya dari penjualan hasil pertanian. Perubahan fungsi lahan pertanian menjadi desa wisata memberikan manfaat tersendiri bagi mereka. Penduduk desa Southwold dan Mougins dapat mempunyai alternatif pekerjaan lain selain sebagai petani yaitu sebagai pekerja pariwisata. Bekerja dalam bidang pariwisata tentu akan memberikan pemasukan yang lebih besar bagi mereka selain bekerja sebagai petani. Selain itu rumah penduduk desa diubah menjadi bisnis B&B sehingga mampu memberikan pemasukan ekonomi bagi penduduk secara langsung. Seperti halnya poin keempat, poin kelima yaitu memberi lapangan bagi masyarakat setempat dapat dijawab menggunakan penjelasan di atas. Dengan beralihnya lahan pertanian biasa menjadi desa wisata, secara langsung dapat mengerahkan masyarakat setempat untuk bekerja sebagai pekerja pariwisata. Masyarakat yang semula hanya bekerja sebagai petani dapat beralih pekerjaan menjadi penyedia penginapan atau mendirikan restoran bagi wisatawan. Keenam, terdapat penerapan prinsip Sustainable Tourism Development dalam pengelelolaannya. Sustainable Tourism Development dapat didefinisikan sebagai pengembangan pariwisata yang memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan budaya lokal sehingga diusahakan agar kegiatan tersebut menimbulkan efek seminimal mungkin. Dari penjelasan dalam bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa desa wisata Southwold dan Mougins merupakan desa wisata agrikultur yang mengutamakan daya tarik di bidang pertanian. Bidang pertanian sendiri tidak dapat dilepaskan begitu saja dengan daya dukung alam. Desa wisata Southwold dan Mougins sama-sama menyadari betapa pentingnya alam dalam menunjang pengembangan pariwisata mereka. Oleh karena itu kedua desa tersebut telah menggunakan cara tanam organik dengan tidak menggunakan pestisida dan zat berbahaya lainnya dalam proses pertanian, yang pada akhirnya dapat melestarikan lingkungan. Ketujuh, diterapkannya Community Based Tourism. Community Based Tourism merupakan adalah kegiatan pariwisata yang dilakukan di daerah penduduk lokal (yang biasanya merupakan daerah miskin dan termarjinal). Kedua desa wisata tersebut sama-sama terletak di daerah marjinal. Oleh karena itu, kedua desa wisata ini menawarkan daya tarik yang berbeda yaitu gaya hidup pedesaan melalui wisata agrikultur. Pengelolaan wisata

agrikultur ini telah mengerahkan semua penduduk desa sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan baru bagi mereka (yang sebelumnya hanya bekerja sebagai petani) dan secara tidak langsung mengentaskan mereka dari kemiskinan. Dari indikator-indikator tersebut tentu dapat disimpulkan bahwa kedua desa pada dasarnya telah menerapkan rekomendasi JNTO dengan baik. Namun desa wisata Mougins mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh Southwold. Pertama, mengenai keterlibatan pemerintah dalam mengembangkan desa wisata tersebut. Pemerintah Prancis telah mempunyai blueprint yang jelas dalam pengembangan desa wisata ditambah lagi keberadaan CFPPA yang menjadikan masyarakat yang tinggal di desa wisata dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan secara lebih profesional. Selain itu, kelebihan desa wisata Mougins adalah lebih besarnya daya beli wisatawan di desa tersebut dibandingkan di desa Southwold. Selain itu, salah satu aspek yang dapat dijadikan pembeda antara kedua desa wisata tersebut adalah jenis wisata yang ditawarkan. Walaupun sama-sama merupakan desa wisata yang menonjolkan keindahan alam sebagai sebagai daya tarik, Southwold dan Mougins mempunyai perbedaan tersendiri. Desa wisata Southwold cenderung berfokus pada wisata sejarah dibuktikan dengan banyaknya objek wisata sejarah seperti Gereja St. Edmund yang berarsitektur kuno dan Museum Southwold yang berisi sejarah lokal desa Southwold. Sedangkan untuk penginapan dan restorannya cenderung bersifat tradisional dan menunjukkan budaya asli Southwold sebagai desa pertanian. Di sisi lain, desa Mougins cenderung lebih menonjolkan seni sebagai daya tariknya ditunjukkan dengan adanya Museum Seni Klasik Mougins dan Galerie Elegance yang merupakan sebuah galeri seni yang menyimpan koleksi lukisan pelukis Prancis. Selain itu, dalam hal penginapan dan restoran, desa Mougins justru menawarkan gaya hidup mewah dalam paket pariwisatanya. Ditunjukkan dengan banyaknya hotel berbintang yang didirikan di desa tersebut seperti Hotel Les Armoiries dan Hotel Le Moulin de Mougins. Selain itu terdapat fasilitas lapangan golf mewah termasuk Royal Mougins Golf Resort dan CannesMougins Golf Club.

BAB III KESIMPULAN Disini terlihat bahwasanya kedua desa wisata meskipun bukan merupakan tujuan utama turis luar negeri untuk berlibu, dikarenakan baik itu inggris maupu perancis sama-sama memiliki landmark yang terkenal sehingga bisa menjadi magnet utama bagi pelancong internasional. Tetapi dalam upayanya untuk mengembangkan desa wisata terkesan serius meskipun disini terlihat perancislah yang paling serius melakukan pengembangan desa wisata, berbeda dengan inggris yang pemerintahnya tidak banyak memberikan insentif terutama disaat krisis ekonomi yang menimpa inggris saat ini membuat industri pariwisata kecil macam southwold harus berusaha lebih keras agar bisa hidup. Dari analisis dalam paper ini, dapat disimpulkan bahwa kedua desa pada dasarnya telah menerapkan rekomendasi JNTO dengan baik. Namun desa wisata Mougins mempunyai keunggulan yang tidak dimiliki oleh Southwold. Pertama, mengenai keterlibatan pemerintah dalam mengembangkan desa wisata tersebut. Pemerintah Prancis telah mempunyai blueprint yang jelas dalam pengembangan desa wisata ditambah lagi keberadaan CFPPA yang menjadikan masyarakat yang tinggal di desa wisata dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan secara lebih profesional. Selain itu, kelebihan desa wisata Mougins adalah lebih besarnya daya beli wisatawan di desa tersebut dibandingkan di desa Southwold. Selain itu, salah satu aspek yang dapat dijadikan pembeda antara kedua desa wisata tersebut adalah jenis wisata yang ditawarkan. Walaupun sama-sama merupakan desa wisata yang menonjolkan keindahan alam sebagai sebagai daya tarik, Southwold dan Mougins mempunyai perbedaan tersendiri. Desa wisata Southwold cenderung berfokus pada wisata sejarah sedangkan untuk penginapan dan restorannya cenderung bersifat tradisional dan menunjukkan budaya asli Southwold sebagai desa pertanian. Di sisi lain, desa Mougins cenderung lebih menonjolkan seni sebagai daya tariknya dan desa ini juga menawarkan fasilitas mewah kepada wisatawannya.

DAFTAR PUSTAKA PPT Identifikasi Desa Wisata di Indonesia dalam Mewujudkan Pengembangan Sustainable Development pada kuliah PARHI tanggal 5 Mei 2011 Arras France Tourism Guide, <http://arras-france.com/the-village-of-moustiers-sainte-mariein-the-verdon-gorges/ > Priasukmana, Soetarso. 2011. Pembangunan Desa Wisata : Pelaksanaan Undang- Undang Otonomi Daerah, diunduh dari http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=2&sqi=2&ved=0CB8QFjAB&url= http%3A%2F%2Fwww.puslitsosekhut.web.id%2Fdownload.php%3Fpage%3Dpublika si%26sub%3Dinfo%26id%3D38&rct=j&q=definisi%20desa%20wisata&ei=x3fFTYzO JcGyrAf9unKBA&usg=AFQjCNFN4k4yCyHiehg9NSete9Yj2ftlyg&sig2=XQUvTQIoIcShtGvZ50x5w&cad=rja, Southwold.info, Tourism Site, <http://www.southwold.info> http://dspace.iimk.ac.in/bitstream/2259/585/1/443-452+Prof.+A.Ramakumar.pdf http://www.rase.org.uk/what-we-do/publications/journal/2003/19-75004226.pdf

Anda mungkin juga menyukai