Anda di halaman 1dari 4

PROSES PEMBELAJARAN Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara dosen dan mahasiswa untuk berbagi dan

mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan secara mandiri. Sebuah proses pembelajaran yang baik, paling tidak harus melibatkan 3 aspek, yaitu : aspek psikomotorik, aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek Psikomotorik dapat difasilitasi lewat adanya praktikum-praktikum dengan tujuan terbentuknya ketrampilan eksperimental. Aspek kognitif difasilitas lewatberbagai aktifitas penalaran dengan tujuan adalah terbentuknya penguasaan intelektual. Sedangkan aspek afektif dilakukan lewat aktifitas pengenalan dan kepekaan lingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan emosional. Ketiga aspek tersebut bila dapat dijalankan dengan baik akan membentuk kemampuan berfikir kritis dan munculnya kreatifitas. Dua kemampuan inilah yang mendasari skill problem solving yang diharapkan wujud pada diri mahasiswa. Untuk menghasilkan sebuah proses pembelajaran yang baik, maka paling tidak harus terdapat 4 tahapan, yaitu : 1. Tahap berbagi dan mengolah informasi, kegiatan dikelas, laboratorium, perpustakaan adalah termasuk dalam aktifitas untuk berbagi dan mengolah informasi. 2. Tahap internalisasi, aktifitas dalam bentuk PR, tugas, paper, diskusi, tutorial, adalah bagian dari tahap internalisasi. 3. Mekanisme balikan, kuis, ulangan/ujian serta komentar dan survey adalah bagian dari proses balikan. 4. Evaluasi, aktifitas assesment yang berdasar pada test ataupun tanpa test termasuk assesment diri adalah bagian dari proses evaluasi. Evaluasi dapat dilakukan secara peer review ataupun dengan survey terbatas.

Seharusnya implementasi proses pembelajaran di perguruan tinggi senantiasa dievaluasi untuk memenuhi aspek-aspek diatas. Strategi Pembelajaran

Strategi dasar pembelajaran PBL adalah SPICES (Student centered, Problem-based learning, Integrated teaching, Community oriented, Early clinical exposure, Self-directed learning). Jadi fokus utama dari sistem pembelajaran PBL adalah mahasiswa. Dengan sistem pembelajaran ini mahasiswa dirangsang untuk belajar mandiri. Proses pembelajaran menggunakan masalah untuk mendorong aktivitas pembelajaran berdasarkan a need-to-know basis. Masalah yang ada menstimulasi mahasiswa untuk berpikir nalar, kritis dan terintegrasi secara horizontal dan vertikal. Jadi mahasiswa diperkenalkan dengan kondisi klinik secara lebih awal.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam implementasi pembelajaran pada sistem PBL terdiri dari tujuh bentuk proses belajar-mengajar.

1. Tutorial

Metode pembelajaran utama dalam sistem PBL adalah tutorial. Tutorial dalam konteks PBL adalah suatu proses pembelajaran aktif di dalam diskusi kelompok kecil yang difasilitasi oleh seorang tutor dan dipimpin oleh seorang mahasiswa terpilih dan dibantu oleh seorang sekretaris terpilih. Kegiatan diskusi di dalam tutorial distimulasi oleh problem berupa skenario yang terdapat di dalam modul. Agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif, maka kegiatan tutorial dilaksanakan melalui aktivitas terstruktur yang disebut seven-jump yang terdiri dari langkah-langkah: (1) pengklarifikasian istilah-istilah yang belum dikenal, (2) penetapan masalah, (3) brainstorming hipotesis atau eksplanasi yang mungkin dapat memecahkan masalah dengan menggunakan prior knowledge, (4) penyusunan hipotesis atau eksplanasi menjadi solusi tentatif, (5) penetapan Tujuan Pembelajaran, (6) belajar mandiri mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan Tujuan Pembelajaran, (7) berbagi informasi yang didapatkan dari belajar mandiri.

2. Kuliah pengantar

Dengan metode ini dilakukan pengenalan ilmu (introduction of knowledge) yang bertujuan memberi rambu-rambu untuk mencapai Tujuan Pembelajaran dalam rangka pencapaian Tujuan Instruksional. 3. Belajar Mandiri

Metode ini melatih mahasiswa untuk melakukan pembelajaran secara mandiri (self-directed learning). Perpustakaan merupakan sumber utama, baik perpustakaan konvensional, maupun elektronik (e-library) atau internet.

4. Praktikum Ilmu Kedokteran Dasar

Metode ini merupakan bagian integral dari proses pembelajaran pada tingkat akdemik untuk lebih memahami pengetahuan melalui pembuktian di laboratorium.

5. Praktikum Keterampilan Klinik (Skills Lab)

Metode ini merupakan bagian integral dari proses pembelajaran pada tingkat akademik untuk melakukan kegiatan ilmiah berupa latihan keterampilan klinik yang umumnya menggunakan model yang sudah didisain untuk keterampilan tertentu.

6. Clerkship

Metode ini merupakan bagian integral dari proses pembelajaran pada tingkat profesi yang dilaksanakan sepenuhnya di rumah sakit pendidikan dan lahan pendidikan. Mahasiswa dilatih dalam suatu rentang waktu pembelajaran untuk menegakkan diagnosis dan menagani pasien dengan bimbingan staf medis di Rumah Sakit. Setelah lulus dari program ini mahasiswa sudah berhak menggunakan gelar Dokter.

7. Internship

Metode ini merupakan bagian integral dari proses pembelajaran profesi pada dokter yang baru lulus yang dilaksanakan sepenuhnya di rumah sakit pendidikan yang telah ditetapkan. Dokter yang baru lulus melayani pasien sebagai layaknya seorang dokter di bawah supervisi dokter yang lebih senior di Rumah Sakit.

Efisiensi dan Produktivitas

Dalam sistem ini penyelenggaraan pendidikan diupayakan seefisien mungkin dengan menentukan dan mengatur beban mahasiswa, beban kerja dosen, dan beban penyelenggaraan program lembaga pendidikan.

Lama studi mahasiswa telah ditetapkan 7 semester untuk Program Akademik, 3 semester untuk Program Profesi Clerkship, dan 2 semester untuk Program Internship. Produktivitas diatur dengan indeks prestasi (IP) yang harus dicapai dalam semester tertentu, serta lama studi untuk mencapai gelar Dokter.

Anda mungkin juga menyukai