Anda di halaman 1dari 12

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Oleh : Tedi Erviantono, SIP, MSi

Landasan Yuridis, Visi dan Misi


Landasan : Pembukaan UUD 1945 alinea II dan IV yang tersurat dalam cita-cita dan tujuan nasional Bangsa Indonesia; Batang Tubuh UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1-5 tentang Pendidikan; Surat Keputusan Mendiknas RI tentang Penyusunan Kurikulum; UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat 2 tentang kurikulum pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa.

Visi : MPK di PT merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan prodi guna menghantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia yang berkarakter Indonesia seutuhnya. Misi : Membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, semangat kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan, dan mengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggungjawab.

Kompetensi Dasar PKN


1. 2. 3. Melahirkan warga negara yang memiliki wawasan berbangsa dan bernegara serta nasionalisme yang tinggi Melahirkan warga negara yang memiliki komitmen kuat terhadap nilai HAM dan demokrasi, serta berpikir kritis terhadap permasalahannya. Melahirkan warga negara yang mampu berpartisipasi dalam upaya menghentikan budaya kekerasan, menyelesaikan konflik dalam masyarakat secara damai berdasarkan nilai Pancasila dan nilai universal serta menghormati supremasi hukum. Melahirkan warga negara yang mampu memberikan kontribusi terhadap persoalan bangsa dan kebijakan publik Melahirkan warga negara yang memiliki pemahaman internasional mengenai masyarakat madani (civil society)

4. 5.

Latar Belakang dan Tujuan Pendidikan


Latar Belakang : Perlunya pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian dalam upaya menginternalisasi dan mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah dipelajarinya untuk kelangsungan dan kejayaan hidup bangsa dan NKRI. Tujuan : Pendayaan wawasan, pendalaman intensitas , pemahaman dan pengayaan bahan kajian untuk mampu membangun kesadarannya sendiri guna membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

Metode
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian dengan menempatkan mahasiswa sebagai subyek pendidikan mitra dalam proses pembelajaran dan sebagai anggota keluarga, masyarakat dan warga negara. Pembelajaran dilakukan dengan proses yang mendidik yang di dalamnya terjadi pembahasan kritis, analitis, induktif, deduktif, reflektif melalui dialog kreatif partisipatori untuk mencapai pemahaman tentang kebenaran substansi dasar kajian, dan menumbukan motivasi belajar sepanjang hidup. Bentuk aktifitas proses pembelajaran kuliah tatap muka, ceramah, diskusi interaktif, studi kasus, penugasn mandiri, tugas baca, diskusi kecil Motivasi menumbuhkan kesadaran bahwa pembelajaran pengembangan kepribadian merupakan kebutuhan hidup untuk dapat eksis di dalam masyarakat global.

Kewarganegaraan berasal dari bahasa latin, civicus, dan dalam bahasa inggris menjadi civic yang artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan . Dari kata civic lahir kata civics yaitu ilmu kewarganegaraan atau civic education yaitu pendidikan kewarganegaraan. Sudah dikenal sejak jaman penjajahan Belanda dengan nama burgerkunde yang diberikan di sekolah guru utk kepentingan kolonial. Di sekolah lanjutan diajarkan staats inrichting (tata negara). Ada dua buku yang digunakan, yaitu Indische burgershapkunde dan Rech en Policht. Tahun 1950-an saat Indonesia merdeka kedua buku tersebut digunakan pegangan guru civic di sekolah lanjutan. Kewarganegaraan tidak diajarkan tersendiri sebagai pengetahuan melainkan terintegrasi dengan pelajaran lain yang bermuatan pemupukan jiwa nasional dan kewarganegraan yang baik. Tahun 1955 terbit buku Inti Pengetahuan Warga Negara dengan pelajaran yang bertujuan membangkitkan dan memelihara kesadaran bahwa warga negara memiliki tanggungjawab pada diri, masyarakat dan negara.

Tahun 1961 istilah kewarganegaraan berganti istilah kewargaan negara yang mengandung makna warga dengan hak dan kewajibannya. Mengadakan materi civics dengan muatan Pancasila, Tap MPR, UUD 1945, PBB Orba dan Ilmu Bumi (1966) Tahun 1975 diadakan mata kuliah sekaligus buku kewiraan untuk mahasiswa dan tahun 1989 menjadi mata kuliah kewarganegaraan. . Tahun 2002 mata kuliah kewarganegaraan menjadi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang sifatnya wajib.

BOBOT PENILAIAN
Partisipasi : Penyampaian summary bab/sub bab, pernyataan jawaban, kasus dan kesimpulan bab sub bab setiap perkuliahan lisan atau tertulis (bobot 20) Tugas : bobot 10 meliputi Tugas I, Tugas II dan Tugas III Kuis : bobot 10 meliputi kuis I, kuis II, kuis III Produk : UTS (30) dan UAS (30)

KEWAJIBAN MAHASISWA
Wajib mengucapkan salam pembukaan Wajib memelihara dan menyiapkan OHP/LCD dan Whiteboard Wajib menyampaikan summary bab/sub bab secara lisan atau tertulis Wajib menyatakan pernytaan, pertanyaan dan kasus secara lisan Wajib menyampaikan kesimpulan bab/sub bab setiap sesi perkuliahan secara lisan Wajib menyampaikan tugas individu dan atau kelompok Wajib mengikuti penilaian produk (UTS dan UAS)

Rencana Materi Perkuliahan


Minggu I : Perkenalan, Silabus dan Tentang Mata Kuliah Kewarganegaraan Minggu II : Pengertian, Fungsi dan Penerapan Oancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Minggu III : Peluang dan Tantangan Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara Minggu IV : Identitas Nasional Minggu V : Masalah Identitas Nasional : Primordialisme dan Nasionalisme Minggu VI : Bangsa, Negara dan Konstitusi Minggu VII : Beberapa Implikasi Amandemen UUD 1945 terhadap Sistem Ketatanegaraan RI Minggu VIII : UTS

Minggu IX : Sejarah Kewarganegaraan Indonesia serta Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia Minggu X : Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Hak dan KewajibanWarga Negara Indonesia Minggu XI : Demokrasi : HAM, Otonomi Daerah, Rule of Law dan Good Governance Minggu XII : Fenomena demokratisasi dan Kepemimpinan Nasional serta Daerah Minggu XIII : Geopolitik Indonesia Minggu XIV : Implikasi Wawasan Nusantara Minggu XV : Geostrategis Indonesia Minggu XVI : Konsepksi Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi Indonesia dalam Menjaga Wilayah NKRI

Anda mungkin juga menyukai