Anda di halaman 1dari 29

PJK

Nanik Badrah Iqbal - Seno

Pendahuluan
cor (jantung) adalah organ penting bagi kehidupan karena sebagai pemompa darah ke seluruh tubuh. Walaupun banyak berisi darah, cor tidak mampu menyerap nutrisi dari darah tersebut. Nutrisi cor disuplai oleh arteri coronaria yang merupakan cabang pertama dari aorta ascendens. Kelainan pada arteri ini dapat mengganggu aktivitas cor bahkan dapat mengakibatkan kerusakan pada cor tersebut .

Definisi PJK
Jantung Koroner adalah jenis penyakit yang banyak menyerang penduduk Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat penyempitan/penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplaian darah ke jantung menjadi terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stres juga dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner

Definisi PJK
Penyakit jantung koroner dapat diartikan pula sebagai jenis penyakit yang terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplaian darah ke jantung menjadi terganggu. Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah keadaaan dimana terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan otot jantung atas oksigen dengan penyediaan yang di berikan oleh pembuluh darah koroner.

Etiologi Penyakit Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh beberapa hal : 1. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) a coronaria, akan tetapi penyempitan bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral yang cukup sebagai pengganti. 2. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK. 3. Penyempitan a coronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis arteritis yang mengenai a coronaria, dll. (Chandrasoma, 2006; Kusmana dan Hanafi, 2003).

Patofisiologi PJK

Penyakit jantung aterosklerotik


Pembuluh arteri mengikuti proses penuaan yang karakteristik seperti penebalan tunika intima, berkurangnya elastisitas, penumpukan kalsium terutama di arteri-arteri besa menyebabkan fibrosis yang merata menyebabkan aliran darah lambat laun berkurang. Manifestasi penyakit jantung koroner disebabkan ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan suplai yang masuk. Masuknya oksigen untuk miokardium sebetulnya tergantung dari oksigen dalam darah dan arteria koronaria. Di kenal dua keadaan ketidakseimbangan masukan terhadap kebutuhan oksigen yaitu : hipoksemi (iskemi) yang ditimbulkan oleh kelainan vaskular dan hipoksi (anoksi) yang disebabkan kekurangan oksigen dalam darah. Perbedaannya ialah pada iskemi terdapat kelainan vaskular sehingga perfusi ke jaringan berkurang dan eleminasi metabolit yang ditimbulkannya menurun juga, sehingga gejalanya akan lebih cepat muncul.

Angina pektoris
Penyebab angina pektoris adalah suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium dibandingkan kebutuhan. Jika beban kerja suatu jaringan meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat; pada jantung yang sehat, arteria koroner berdilatasi dan mengalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung; namun jika arteria koroner mengalami kekakuan atau menyempit (akibat arterosklerosis, dll.) dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemi miokardium; sel-sel miokardium mulai menggunakan glikolisis anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Cara ini tidak efisien dan menyebabkan terbentuknya asam laktat. Asam laktat menurunkan pH miokardium dan menimbulkan nyeri yang berkaitan dengan angina pektoris. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali ke proses fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat, maka nyeri angina pektoris mereda. Dengan demikian, angina pektoris merupakan suatu keadaan yang berlangsung singkat.

Infark miokardium
Infark miokardium adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung. Infark miokard biasanya disebabkan oleh trombus arteri koroner; prosesnya mula-mula berawal dari rupturnya plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus oleh trombosit. Lokasi dan luasnya infark miokard tergantung pada jenis arteri yang oklusi dan aliran darah kolateral

Gejala

Gejala PJK

Gejala penyerta seperti keringat dingin dan timbulnya rasa mual. Gejala lain dari PJK juga dapat berupa gagal jantung atau gangguan irama, dan pada beberapa kasus dapat berlangsung terjadi kemantian mendadak (tiba-tiba).

HAE

Usia

kasus kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat dengan bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat umur 20 tahun. Pada laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Pada perempuan sebelum menopause (45-50 tahun) lebih rendah dari pada laki-laki dengan umur yang sama. Di USA gejala PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan pada satu dari lima laki-laki dan satu dari 17 perempuan . Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai resiko PJK dua sampai tiga kali lebih besar dari perempuan Di Amerika serikat ras caucasia dengan non caucasia ( tidak termasuk Negro) didapatkan resiko PJK pada non caucasia kira-kira separuhnya Makanan orang Amerika rata-rata mengandung lemak dan kolesterol yang tinggi sehingga kadar kolesterol cendrung tinggi. Sedangkan orang Jepang umumnya berupa nasi dan sayur-sayuran dan ikan sehingga orang jepang rata-rata kadar kolesterol rendah dan didapatkan resiko PJK yang lebih rendah dari pada Amerika Resiko PJK akan jelas meningkat bila BB mulai melebihi 20 % dari BB ideal. penderita yang gemuk dengan kadar kolesterol yang tinggi dapat menurunkan kolesterolnya dengan mengurangi berat badan melalui diet Penelitian menunjukkan laki-laki yang menderita DM resiko PJK 50 % lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan pada perempuaan resikonya menjadi 2x lipat Hipertensi dan hiperkolesterolemi dipengaruhi juga oleh faktor genetik

Jenis Kelamin

Ras Diet

Obesitas

Diabetes Keturunan

Agent
Kolesterol tinggi. Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup panting karena termasuk faktor resiko utama PJK di samping Hipertensi dan merokok. Kadar Kolesterol darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam tubuh (diet).

Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah 200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti resiko untuk terjadinya PJK meningkat

Agent
Kadar kolesterol total yang sebaiknya adalah ( 200 mg/dl, bila > 200 mg/dl berarti resiko untuk terjadinya PJK meningkat

Kadar triglisarid yang tinggi merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK. Bila kadar kolesterol total > 200 mg/dl, PJK, ada keluarga yang menderita PJK < 55 tahun, ada riwayat keluarga dengan kadar trigliserid yang tinggi, ada penyakit DM & pankreas

Geografis Resiko PJK porang Jepang salah satu yang paling rendah di dunia. Akan tetapi ternyata resiko PJK yang meningkat padta orang jepang yang melakukan imigrasi ke Hawai dan Califfornia. ini menunjukkan faktor lingkungan lebih besar pengaruhnya dari pada genetik

Stress Serangan jantung terutama terjadi pada pusat kesibukan yang banyak mendapat stress. Penelitian Supargo dkk ( 19811985 ) di FKUI menunjukkan orang yang stress 1 1/2 X lebih besar mendapatkan resiko PJK stress disamping dapat menaikkan tekanan darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah.

Faktor Resiko

Penyebab PJK
Merokok. Pada saat ini merokok telah dimasukkan sebagai salah satu faktor resiko utama PJK disamping hipertensi dan hiperkolesterolami. orang yang merokok > 20 batang perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek dua faktor utama resiko lainnya. Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10X lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4.5X lebih dari pada bukan perokok. Makin banyak jumlah rokok yang dihidap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki laki perokok. Apabila berhenti merokok penurunan resiko PJK akan berkurang 50 % pada akhir tahun pertama setelah berhenti merokok dan kembali seperti yang tidak merokok setelah berhenti merokok 10 tahun

Sebab PJK
Darah tinggi (Hipertensi). Merupakan salah satu faktor resiko utama penyebab terjadinya PJK. Penelitian di berbagai tempat di Indonesia (1978) prevalensi Hipertensi untuk Indonesia berkisar 6-15%, sedang di negara maju mis : Amerika 15-20%. Lebih kurang 60% penderita Hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat diketahui tetapi tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik. Penyebab kematian akibat Hipertensi di Amerika adalah Kegagalan jantung 45%, Hipertensi yang paling sering adalah Kegagalan Ventrikel Kiri, PJK seperti angina Pektoris dan Miokard Infark. Dari penelitian 50% penderita miokard infark menderita Hipertensi dan 75% kegagalan Ventrikel kiri akibat Hipertensi

Sebab PJK
Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup panting karena termasuk faktor resiko utama PJK di samping Hipertensi dan merokok. Kadar Kolesterol darah dipengaruhi oleh susunan makanan sehari-hari yang masuk dalam tubuh (diet). Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol darah disamping diet adalah Keturunan, umur, dan jenis kelamin, obesitas, stress, alkohol, exercise.

Riwayat Alamiah

inkubasi tidak dapat ditentukan waktunya secara pasti

penyakit dini, gejala nyeri atau sesak di dada. bersifat berat dan dapat menyebar ke arah mana saja,

Tahap prepatogenesis terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh penjamu masih kuat.

Tahap Patogenesis Tahap penyakit lanjut menjadi lebih berat butuh pengobatan

Tahap penyakit akhir : sembuh, cacat, carier, & kematian

Prevalensi
Budiarso dkk 989 melaporkan prevalensi PJK adalah 18,3/100.000 penduduk pada golongan usia 15-24, meningkat menjadi 174,6/100.000 penduduk pada golongan usia 45-54, dan meningkat tajam menjadi 461,9/100.000 penduduk pada usia >55 tahun Insidensi pria Eropa WHO 1976 sebanyak 214/1000 penduduk dan paling banyak di Finlandia. Di negara berkembang prevalensi PJK umumnya jarang. Di Afrika Selatan tahun 1970 yang meninggal akibat PJK adalah 0,05 per 1000 penduduk kulit hitam dan 1,9 per 1000 penduduk kulit putih. Persentase kematian di negara berkembang terutama Indonesia meningkat. Dilaporkan Badan Litbang DepKes RI, persentase kematian meningkat dari 5,9 persen (1975) menjadi 9,1 persen (1986) dan 19,0 persen (1995). Beberapa ahli mengatakan penyakit ini sudah menjadi epidemi global tanpa mengenal perbedaan jenis kelamin, batas geografis dan sosek

PJK

Orang Pada distribusi berdasarkan orang dapat dibagi berdasarkan: o Usia terbanyak diderita oleh usia 75 tahun keatas dan peringkat kedua terbanyak diderita oleh usia 65-74. o Jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, penyakit jantung banyak diderita oleh perempuan dibandingkan laki-laki dengan persentase perempuan. o Tingkat pendidikan banyak diderita oleh lulusan perguruan tinggi dan yang tidak bersekolah. o Pekerjaan Penyakit jantung banyak diderita oleh ibu RT dengan prevalensi

Tempat

Berdasarkan tempat tinggal. masyarakat pedesaan lebih tinggi daripada perkotaan. Sedangkan provinsi terbanyak penderita penyakit jantung adalah provinsi Aceh dan terbesar kedua adalah provinsi Sulawesi Tengah

Waktu

POLA DISTRIBUSI PENYAKIT JANTUNG KORONER TIDAK MENGENAL WAKTU DAN MUSIM KARENA PENYAKIT INI TIDAK MENULAR

Pencegahan PJK

Pengobatan

Untuk pengobatan jantung koroner, mungkin ada beberapa pengujian yang akan dilakukan tim medis seperti: Coronary angiography / arteriografi : prosedur invasif yang dirancang untuk mengevaluasi arteri jantung di bawah x-ray CT angiography : cara non-invasif untuk melakukan angiografi koroner Echocardiogram Elektrokardiogram (EKG) Elektron-beam computed tomography (EBCT) untuk mencari kalsium dalam lapisan arteri. Semakin banyak kalsium, semakin tinggi peluang Anda untuk penyakit jantung koroner . Resonansi magnetik angiography

Tidak jarang penderita penyakit jantung koroner akan diminta untuk mengkonsumsi satu atau lebih obat-obatan. Pengobatan jantung koroner yang menjadi perhatian seperti pemberian obat tekanan darah, diabetes, atau kadar kolesterol tinggi. Beberapa obat yang mungkin akan diberikan seperti ACE inhibitor (mengurangi tekanan darah), diuretik,aspirin, beta blocker, nitrat, statin, dll. Langkah operasi juga hal yang tidak jarang kita temukan sebagai terapi bagi mereka yang sudah tidak bisa diobati melalui jalan obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai