Anda di halaman 1dari 30

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN SEMESTER Genap 2011 SURVEI LAPANGAN TERHADAP GEJALA PENYAKIT PENTING PADA

TANAMAN JERUK (Citrus Sp.) DI DESA CIFOR KABUPATEN BOGOR

Oleh: Yuke Nur Aprillianti A34080071 Risa Sondari Aprilianti A34080065 M. Yasin A34080027 Idho dwianri A34080084

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

PENDAHULUAN
Latar Belakang  Jeruk mengandung provitamin A, vitamin B1, B2, C, Natrium, kaya akan serat (dietary fiber), asam folat, dll.  Saat ini Indonesia termasuk negara pengimpor jeruk terbesar kedua di ASEAN setelah Malaysia, dengan volume impor sebesar 94.696 ton (BPPP 2007)

Jeruk
Tanaman buah tahunan Sumber vitamin C Obat tradisional Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.

Sejarah singkat
 Tanaman jeruk (Citrus sp.) barasal dari ordo Rutales, famili Rutaceae, genus Citrus. Berasal dari asia (cina). Jeruk citroen sudah ada sejak 400 SM di Mesir (bijinya dari cina). Jeruk di indonesia merupakan peninggalan Belanda yang berasal dari Amerika dan Italia. jeruk Siam, jeruk Garut dan jeruk Batu belum begitu jelas asal mulanya.

Varietas jeruk di Indonesia


jeruk Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.) jeruk Siem (C. microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang jeruk manis (C. auranticum L. dan C.sinensis L.) jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk NambanganMadium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis (C. aurantifolia) jeruk Purut (C. hystrix) jeruk sambal (C. hystix ABC).

Sentra penanaman
Garut (Jawa Barat) Tawangmangu (Jawa Tengah) Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali) Selayar (Sulawesi Selatan) Pontianak (Kalimantan Barat) Medan (Sumatera Utara)

Ketinggian tempat yang cocok


Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula:1 900m dpl. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300 800 m dpl. Jenis Siem: 1 700 m dpl. Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1 700 m dpl. Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. Jenis Purut: 1 400 m dpl.

METODOLOGI
 Pengamatan terhadap gejala dan penyakit dilakukan secara langsung dan dengan melakukan wawancara terhadap petugas kebun.  Pengamatan dilakukan dengan menghitung intensitas penyakit (IP) dengan memberikan nilai range 1-10  Presentase diberikan (1-100%) pada IP dengan cara menghitung ratarat a jumlah buah jeruk dari sampel yang diambil secara tersetruktur.

Rumus IP=

i i !0

( ni vi ) NV v 100%

Kejadian penyakit dihitung dengan rumus :

KP=

n v100% N

Metode pengambilan sampel ( pola Z )

Hasil pengamatan
Luas kebun jeruk di Desa Situ gede Cifor 900 m2 , populasi 240 pohon, jarak tanam 2 m. ratarata hasil panen tidak menentu 2 ton. Budidaya : pembibitan penyemaian pengolahan media tanam pemeliharaan

Kudis (Sphaceloma fawcetti)


Ditemukan di semua tanaman jeruk yang diamati (paling dominan) IP = 62 % KP = 40 % Gejala berat terjadi pada organ buah yang ditandai dgn adanya kutil-kutil berwarna kuning kutil berwarna cokelat kelabu, keras dan bergabus. Jeruk purut dipakai sebagai bahan untuk memasak, di jual ke pasar tradisional. Serangan penyakit kudis tidak terlalu merugikan bagi petani jeruk tersebut.

PENGENDALIAN
secara kultur teknis,
penyakit. yaitu penggunaan varietas tahan hama dan

secara mekanis/fisik,

pemangkasan teratur, serangan pada persemaian batang bawah dapat dilakukan dengan fogging (pemberian asap) dengan penghembusan. dapat gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate) dimulai dari buah masih pentil sampai berumur 2 bulan yang merupakan fase kritis buah; tidak membuat pembibitan disekitar tanaman produks, bubur bordo merupakan fase kritis buah; tidak membuatatau disemprot dengan campuran Zink-Zulfate-cooper Sulfate dan kapur tohor. Penyemprotan dilakukan dua kali yaitu pada tahap awal berbunga dan persarian.

secara kimiawi,

Embun jelaga: (Sooty mold) Patogen: Capnodium citri Berk. & Desm

Gejala
Daun, ranting dan buah dilapisi oleh lapisan berwarna hitam. Miselium cendawan ini hanya terdapat di permukaan daun dan tidak masuk ke dalam jaringan. Selaput hitam tipis pada permukaan daun tersebut terbentuk dari hifa yang menjalin dan menenun. Apabila udara kering selaput dapat lepas dari daun dan pecah menjadi bagianbagian kecil yang terhembus angin dan beterbangan kemanamana.

Adanya kutu daun jenis aphid Leurodicus sp., Pseudococcus sp., Coccos viridis

Untuk pertumbuhannya cendawan hanya memakan embun madu yang melekat pada daun. Embun madu merupakan media yang baik untuk pertumbuhan cendawan. Embun madu ini dihasilkan oleh sekresi kutu daun jenis aphid Leurodicus sp., Pseudococcus sp. dan Coccos viridis. Sehingga daun, ranting dan buah terserang terlihat apisan berwarna hitam. Pada musim kering lapisan ini dapat dikelupas dengan menggunakan tangan dan mudah tersebar oleh angin.

Buah yang tertutup lapisan hitam ini biasanya ukurannya lebih kecil dan terlambat matang (masak).

Penyakit ini ditemukan di semua tanaman jeruk yang diamati (paling dominan) IP = 62 % KP = 40 %

Bioekologi: Terdapat pada setiap tanaman jeruk terutama bila dijumpai adanya Aphid yang mengeluarkan embun madu yang mengandung zat gula. - Pseudococcus sp

Mikroskopis
Miselium berwarna coklat dan melekat pada permukaan daun atau bagian tanaman lainnya.

Tindakan pengendalian:
mengendalikan populasi hama kutu-kutu daun (aphis) dan penyemprotan detergen 5%. pengendalian kutu-kutu daun, dengan insektisida yang efektif. Dengan fungisida yang efektif.

Jamur upas pada tanaman jeruk


disebabkan oleh Corticium salmonicolor Berk. & Br. cosmopolite (inangnya banyak) meliputi kurang lebih 140 jenis tanaman berkembang dengan cepat bila keadaan kebun lembab

Ditemukan di tanaman jeruk yang diamati IP = 42 % KP = 40 %

Gejala serangan
stadium membenang stadium membintil stadium kortisium stadium nekator

Bioekologi
masuk dengan penetrasi langsung. Penyebaran terjadi oleh karena kelembaban yang tinggi pada ranting, adanya percikan air, pengairan atau hujan.

Pengendalian
Secara umum, beberapa cara pengendalian organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dapat dipadukan adalah : Cara budidaya, yang meliputi ketahanan varietas, penghancuran tanaman yang terserang dan menjadi sumber penyakit,tanaman pinggir yang berfungsi sebagai perangkap hama dan sekaligus menjadi tempat berkembangnya musuh alami, sanitasi, pengairan dan drainase yang baik dan pemupukan yang sesuai. Cara biologis, dengan memanfaatkan musuh alami yang banyak dapat ditemukan di alam. Cara mekanis, dengan menangkap, menghancurkan OPT secara mekanis. Cara peraturan, yaitu dengan karantina dan peraturan tentang lalu lintas tanaman. Cara kimiawi, cara ini pilihan terakhir dalam pengendalian OPT karena beresiko buruk terhadap keamanan manusia dan kelestarian lingkungan.

citrus vein phloem degeneration (CVPD)

Gejala yang ditimbulkan CVPD


Gejala Luar dapat dilihat pada tanaman

muda gejala yang nampak adalah adanya kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya mencuat keatas dengan daun- daun kecil dan belang- belang kuning. Tanaman biasanya menghasilkan buah berkualitas jelek.

. Gejala ini dikenal dengan sebutan greening

sektoral. Daun pada cabang- cabang yang terinfeksi menjorok keatas seperti sikat.

Gejala (lanjutan ..)


Gejala Dalam
Gejala Dalam dapat dilihat pada irisan melintang tulang daun tengah jruk berturut- turut dari luar hingga ketengah daun akan terlihat jaringan- jaringan epidermis, kolengkim, sklerenkim, phloem. Gejala dalam pada tanaman jeruk yang terkena CVPD adalah phloem tulang daun tanaman sakit lebih tebal dari phloem tulang daun tanaman sehat.

IP = 27%

citrus vein phloem degeneration (CVPD)

Pengendalian Penyakit CVPD


Pengadaan dan penggunaan bibit jeruk bebas penyakit

Penggunaan antibiotika oksitetrasiklin Pengendalian serangga vektor Pemetaan daerah terkena penyakit CVPD Eradikasi dan karantina

Penutup
Kesimpulannya penyakit yang paling dominan di pertanaman jeruk Desa Situ gede Cifor yaitu embun jelaga pada daun dan penyakit kudis pada buah dengan severitas penyakit masingmasing sebesar 62%. Sedangkan penyakit CVPD severitas serangan penyakit sebesar 27% Dan jamur upas dengan severitas serangan sebesar 42%.

Pertanyaan
Dita Pada pengendalian jamur upas bagian mana yang di tangkap? Ni Nengah Pada penyakit jamur upas, stadium apakah yang paling efektif untuk melakukan pengendalian?

Jawaban
Dita : sebenarnya bukan ditangkap, melainkan dilekukan identifikasi dini untuk melakukan pengendalian Nengah : stadium yang paling efektif untuk pengendalian yaitu pada stadium membenang karena pada stadium ini patogen belum masuk ke jaringan tanaman, jika sudah mencapai stadium kortisium maka patogen sudah masuk sehingga pengendalian akan lebih sulit.

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai