Anda di halaman 1dari 5

103

Tabel 4.12. Matriks Verifikasi Data Lapangan

Teknologi Pemrosesan

Perbaikan Regulasi

Subsidi
Jogjakarta Bantul, Ketua Lembaga Kajian dan Penerapan Teknologi Ketah-anan Pangan dan Energi telah menghabiskan dana Rp 74 juta untuk penemuannya kompor khusus bioetanol. (www.kompasiana.com) Evita H Legowo, Dirjen Migas KESDM, subsidi BBN sebesar Rp 1.000 per liter untuk total volume 831.427 kilo liter. Total subsidi BBN sebesar Rp 831,427 miliar, dialokasikan untuk bioethanol 1% (206.389 kl) dan biodiesel 5% (625.038 kl). (www.kontan.co.id)

Saluran Distribusi
Pemerintah melalui PT Pertamina berkewajiban untuk membeli kelebihan produksi bio-diesel dan bio-ethanol dan mendistribusikan ke jaringan yang ada.

Ketersediaan Bahan Baku


Jogjakarta, Mansur Mashuri melalui pusat pendidikan berbasis kelapa membuat kompor bioetanol yang dinamakan Repindo, kompor ini diklaim telah disempurnakan sampai generasi IV. Meng-introduksi G-4 dengan metoda bioetanol yang menetes bak infus. (www.kompasiana.com) Jogjakarta, Rochmat membuat kompor Kosprima berbahan turunan bioetanol yakni spiritus, bisa bertahan hingga 10 tahun dan telah menerima order sejumlah 20 ribu kompor dari Gubernur DI Jogjakarta Sultan Hamengkubowono X. (www.kompasiana.com)

Kecamatan Adiwerna, Peraturan Menteri Kabupaten Tegal, sejumlah Energi Sumber Daya perajin kompor antara lain: Mineral No. 32/2008 Tafsir memproduksi tentang Mandatory BBN (www.kompasiana.com) kompor bioetanol. (www.kompasiana.com)

Bondowoso, di Desa Sumbersari, Saiful Bahri, telah mem-produksi dan mengirim setiap bulan 800 unit lengkap kompor dengan bahan bakar bioetanolnya ke seluruh pelosok Indonesia. (www.kompasiana.com)

Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi

104

Tabel 4.12. (Lanjutan)

Teknologi Pemrosesan
Probolinggo, Jawa Timur, sebuah LSM bernama Lembaga Pengembangan Usaha Mandiri (LPUM) menyatakan telah menyebarkan dan memproduksi puluhan atau ratusan kompor bioetanol. (www.kompasiana.com)

Perbaikan Regulasi
Instruksi Presiden No. 1 tahun 2006 tentang Penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (bio-fuel) sebagai bahan bakar lain.

Subsidi
Pemerintah melalui PT Pertamina berkewajiban untuk membeli kelebihan produksi bio-diesel dan bio-ethanol dan dapat digunakan sebagai BBN cadangan dan ada kemungkinan digunakan untuk BBN kendaraan Pemerintah ataupun kebutuhan militer serta memberikan subsidi (HBB). Pada tahun 2011 diperkirakan volume BBN mencapai 820.250 kL, terdiri dari bio-premium sejumlah 229.600 kL dan bio-solar sejumlah 590.650 kL. Bila subsidi BBN sebesar Rp 2.000 per liter, maka subsidi biopremium akan menjadi Rp 459 M dan Rp 1,181 T untuk bio-solar, maka total subsidi BBN diperkirakan Rp 1,64 T. (www.kompas.com)

Saluran Distribusi
Pemerintah resmi mengatur kewajiban (mandatory) sektor industri, transportasi, dan pembangkit listrik menggunakan BBN. Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) No 32/2008 tentang Mandatory BBN. Pemerintah memberlakukan Permen tersebut mulai Oktober 2009. (www.kontan.co.id) Permen No. 32/2008 ini mewajibkan (mandatory) industri menggunakan 2,5% biodiesel dari total konsumsi solarnya. Sektor transportasi tergantung jenis BBN yang dipakai. Besarannya, 1% biodiesel bagi yang memakai solar, dan 3% bioethanol bagi yang memakai premium. Pembangkit listrik diwajibkan menggunakan 0,1% biodiesel. Persentase mandatory BBN akan terus ditingkatkan hingga tahun 2020. Saat itu, semua sektor diwajibkan sudah menggunakan BBN hingga 20%. (www.kontan.co.id)

Ketersediaan Bahan Baku


Jogjakarta, Pribadi Prasetyo, warga Padokan Kidul Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, sebagai pemenang Creatip Idol dari Menko Kesra, atas ciptaannya kompor spiritus. (www.kompasiana.com)

Sidoarjo, Jawa Timur, Himpunan Perajin Kompor Bioetanol Indonesia, Bambang Irawan membuat kompor bertabung menyerupai elpiji, distribusi telah me-rambah ke pelbagai daerah, dari Semarang, Pekalongan, hingga Papua.

Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional

Sidoarjo, Jawa Timur, Himpunan Perajin Kompor Bioetanol Indonesia, Bambang Irawan menawarkan pula bioetanol dalam bentuk padat sebagai BBN kompor.

105

Tabel 4.12. (Lanjutan)

Teknologi Pemrosesan
Mojokerto, Koperasi Manunggal Sejahtera, Erwin Daniarti telah memproduksi kompor bioetanol.

Perbaikan Regulasi
Permen ESDM Nomor 02 Tahun 2011 tentang Penugasan Kepada PT PLN (Persero) untuk Melakukan Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP dan Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN (Persero) dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Undang-undang No. 10 tahun 2007 tentang Energi

Subsidi

Saluran Distribusi

Ketersediaan Bahan Baku


Tantyo A.P. Sudharmono dari PT Berlian Energi yang menyebut dirinya sebagai pembina Desa Mandiri Energi, mempromosikan kompor bioetanol di Seminar di Departemen ESDM Jakarta, 13 Oktober 2008 dan pameran Agrinex 2009.

Pemerintah Pusat telah memberikan bantuan peralatan untuk produksi bio-ethanol tetapi produk yang dihasilkan masih di bawah standar. (www.kompasiana.com) Pemerintah Pusat telah memberikan bantuan peralatan press dan peralatan pemerosesan biji jarak pagar pada tahun 2006-2007 untuk produksi bio-diesel dan dalam waktu sekitar 1 tahun peralatan ini tidak berfungsi lagi (www.kompasiana.com)

Sejumlah pakar di APBI (Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia) skala UKM dikomando oleh Menik Sumasroh akan launching pula kompor bioetanol. Direktur Jenderal Minyak dan Gas bumi (Dirjen Migas) Evita H Legowo membenarkan kekurangan pasokan ethanol. Lahirnya mandatori BBN justru akan memicu pertumbuhan bisnis industri biofuel di tanah air. (www.kontan.co.id)

Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi

106

Tabel 4.12. (Lanjutan) Teknologi Pemrosesan


BPPT mengembangkan PLTP (geothermal) skala kecil berkapasitas 3 MW di Kamojang, Jawa Barat, yang diperkirakan akan selesai akhir 2011.

Perbaikan Regulasi
Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas bumi

Subsidi

Saluran Distribusi

Ketersediaan Bahan Baku


Dirjen Migas KESDM Evita H Legowo menyatakan bahwa pemerintah Malaysia menargetkan pada Februari 2009 bisa menetapkan mandatory sebesar 5%. Pemerintah Malaysia menandatangani MoU kerjasama di sektor biofuel. Minister of Plantation Industry and Commodity Malaysia Datuk Pieter Chen Fah Kui menyempatkan diri ke Plumpang untuk melihat pemrosesan biofuel. Kedatangan Menteri tersebut sudah yang kedua kalinya ke Indonesia untuk tujuan yang sama, yaitu belajar segala sesuatu tentang pengolahan dan pengelolaan BBN di dalam negeri. Mereka menjadi sangat tertarik dengan BBN karena di negerinya juga kelebihan pasokan CPO. (www.kontan.co.id) Vice President Communication Pertamina Wisnuntoro menginformasikan bahwa baru satu perusahaan yang menyatakan siap menjadi pemasok etanol ke Pertamina, yaitu PT Molindo Raya Industry Lawang dengan kapasitas produksi etanol 12.000 kilo liter per tahun. (www.kontan.co.id) Dirjen Migas Evita H Legowo, produksi minyak sawit (CPO) 10 tahun mendatang sekitar 40 juta ton. Saat ini produksi baru sekitar 19-20 juta ton. (www.kontan.co.id)

107

Tabel 4.12. (Lanjutan)

Teknologi Pemrosesan

Perbaikan Regulasi

Subsidi

Saluran Distribusi

Ketersediaan Bahan Baku


Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APBI) Paulus Tjakrawan mengatakan, sejauh kebutuhan minimum etanol pada mandatori BBN diterapkan, maka Pertamina tidak akan kekurangan pasokan etanol. Pasokan etanol yang tertuang dalam mandatori BBN hanya sebesar 3%. Dengan kebutuhan etanol tahun 2009 sebesar 300.000 kilo liter per tahun maka kebutuhan pasokan etanol hingga akhir tahun ini tidak lebih dari 10.000 kilo liter per tahun. "Kebutuhan ini masih di bawah kapasitas produksi PT Molindo Raya Industry." (www.kontan.co.id) Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan, mandatory BBN bakal meningkatkan permintaan CPO di dalam negeri. Menurutnya, CPO yang terserap untuk memenuhi kebutuhan biodiesel di dalam negeri bisa mencapai 7 juta ton per tahun, hal ini akan meningkatkan harga jual tandan buah sawit (TBS) yang menurun sejak tiga bulan terakhir. Harga TBS akan naik lagi dan stabil di kisaran Rp 900 hingga Rp 1000 per kilogram (kg). Saat ini harga TBS di pasar domestik hanya Rp 650 sampai Rp 700 per kg. (www.kontan.co.id)

Sumber: Creswell (2009: 199, 219), (www.kompasiana.com), www.tvone.co.id, www.metrotvnews.com, www.kontan.co.id.

Anda mungkin juga menyukai