Anda di halaman 1dari 4

IKA PURNAMA S1 FARMASI NON REGULER 24101021

ANTIBIOTIC ANTIBIOTIK
Antibiotic is a drug produced by certain microorganisms. Doctors use antibiotics to fight various other microorganisms that cause disease. Antibiotic substances are obtained from bacteria and fungi that live in the air, soil, and water. The drugs work against bacteria, fungi, and other microorganisms that damage human tissues. Antibiotics destroy these harmful microorganisms or stop their growth.
Antibiotik adalah suatu obat yang diproduksi oleh jasad renik (mikroorganisme) tertentu. Para dokter menggunakan antibiotik untuk melawan berbagai macam mikroorganisme lain yang menyebabkan penyakit. Unsur-unsur antibiotik diperoleh dari bakteri dan jamur yang hidup di udara, tanah dan air. Obat (antibiotik) bekerja dengan melawan bakteri, jamur dan mikroorganisme lainnya yang merusak jaringan manusia. Antibiotik menghancurkan mikroorganisme-mikroorganisme yang berbahaya ini atau menghentikan pertumbuhan mereka.

Antibiotics are selectively toxic that is, they are harmful to pathogenic (disease-causing) microorganisms but do not normally damage human cells. Doctors use antibiotics to treat a variety of diseases, including gonorrhoea, syphilis, and tuberculosis, and infections caused by staphylococcal and streptococcal bacteria (see Staphylococcus; Streptococcus). Antibiotics are sometimes called "wonder drugs" because they can cure diseases that once were often fatal. The number of deaths from meningitis, pneumonia, and scarlet fever has declined drastically with the use of antibiotics.
Antibiotik adalah racun yang terpilih, mereka (antibiotik) membahayakan bagi mikroorganisme-mikroorganisme pathogenic (penyebab penyakit) tetapi tidak merusak sel-sel manusia yang normal. Para dokter menggunakan antibiotik untuk mengobati berbagai jenis penyakit, termasuk gonorrhoea, sipilis dan TBC serta infeksi-infeksi yang disebabkan oleh bakteri staphylococcal dan streptococcal ( lihat Staphylococcus; Streptococcus). Antibiotik terkadang disebut sebagai " obat yang mujarab" karena dapat menyembuhkan penyakit yang sewaktu-waktu sering menyebabkan kematian. Banyak kematian yang disebabkan oleh infeksi radang selaput otak, infeksi radang paru paru dan penyakit demam campak yang telah menurun secara drastis dengan penggunaan antibiotik.

Antibiotics are also used to treat infectious diseases in animals and to control bacteria and fungi that damage fruits and grains. Farmers sometimes add small amounts of antibiotics to livestock feed to stimulate the animals' growth. Small quantities of antibiotics are also used as food preservatives.

Antibiotik dapat juga digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit (dalam) hewan dan untuk mengendalikan jamur dan bakteri yang merusak buah-buahan dan biji padi-padian. Para petani terkadang menambahkan sedikit antibiotik ke dalam makanan ternak untuk merangsang pertumbuhan ternak-ternak. Sejumlah kecil Antibiotik digunakan juga sebagai bahan pengawet makanan.

Kinds of antibiotics There are more than 60 clinically useful antibiotics. Most of them are used to treat bacterial infections. Others fight harmful fungi and protozoa. Antibiotics are not effective against most viruses, and so they cannot be used for chicken pox, measles, and most other viral diseases.
Jenis-Jenis Antibiotik Ada lebih dari 60 jenis yang secara klinis bermanfaat sebagai antibiotik. Paling banyak jenis antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Jenis yang lainnya melawan jamur berbahaya dan amuba. Antibiotik tidaklah efektif melawan terhadap kebanyakan virus, dan juga tidak bisa digunakan untuk cacar air, campak, dan hampir semua penyakit disebabkan virus.

Antibacterial antibiotics. Many bacteria can be classified as either Gram positive (G+) or Gram negative (G-). This classification method was developed by Hans C. J. Gram, a Danish bacteriologist of the late 1800's. According to Gram's system, many bacterial infections are classified as either G+ or G-, depending on the type of bacteria that caused them. The bacteria in each group have certain characteristics that help determine the sensitivity of these microorganisms to antibiotics. Some antibiotics are most effective against G+ infections, and others work best for G- infections. Both these kinds of drugs are called limited-spectrum antibiotics. However, various broad-spectrum antibiotics fight G+ and G- infections, as well as other bacterial infections.
Antibiotik antibakteri. Banyak bakteri dapat digolongkan sebagai gram positif ( G+) atau gram negatif ( G-). Metode klasifikasi ini dikembangkan oleh Hans C. J. Gram, seorang warga Denmark Ahli illmu bakteri di akhir tahun 1800. Menurut sistem Gram, banyak infeksi bakteri digolongkan sebagai G+ atau G-, tergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksinya. Bakteri di setiap golongan mempunyai karakteristik tertentu yang membantu menentukan sensitivitas mikroorganisme tersebut terhadap antibiotik. Beberapa antibiotik paling efektif melawan infeksi bakteri Gram+, dan yang lainnya bekerja dengan sangat baik terhadap infeksi bakteri Gram-. Kedua jenis obat ini disebut antibiotik spektrum sempit. Walau bagaimanapun, berbagai jenis antibiotik spektrum luas melawan infeksi bakteri Gram+ dan infeksi bakteri Gram-, dan juga infeksi bakteri lainnya.

Antibiotics used to treat chiefly G+ infections include clindamycin, erythromycin, and penicillin G. Those used for mainly G- infections include colistin and gentamicin. Such antibiotics as chloramphenicol and tetracycline fight both G+ and G- infection, as well as other types of bacterial infections. No limited-spectrum antibiotic works against all G+ infections or against all G- infections. Similarly, no broad-spectrum antibiotic is effective against all bacterial infections. Research has shown which antibiotics work best against certain infections, and doctors follow these guidelines when prescribing the drugs.

Dulu antibiotik terutama mengobati infeksi-infeksi bakteri G+ termasuk clindamycin, erythromycin dan penisilin G. Sebagian besar antibiotik tersebut digunakan untuk infeksi bakteri G- termasuk colistin dan gentamicin. Sebagai antibiotik, chloramphenicol dan tetracycline melawan kedua infeksi bakteri G+ dan G-, dan juga infeksi bakteri lainnya. Tidak ada antibiotik spektrum sempit yang bekerja melawan semua infeksi bakteri G+ atau melawan semua infeksi bakteri G- . Begitu juga, tidak ada antibiotik spektrum luas yang efektif melawan semua infeksi akibat bakteri. Penelitian telah menunjukkan antibiotik mana saja paling baik bekerja melawan infeksi-infeksi tertentu, dan para dokter mengikuti pedoman ini ketika meresepkan obat.

Other kinds of antibiotics. Antibiotics that fight pathogenic fungi include nystatin and griseofulvin. For example, griseofulvin is used to treat various fungus diseases, such as ringworm and other types of skin infections. Metronidazole is used to treat amoebiasis, a disease caused by protozoa.
Antibiotik-antibiotik jenis lainnya. Antibiotik yang melawan jamur pathogenic antara lain nystatin dan griseofulvin. Sebagai contoh, griseofulvin digunakan untuk mengobati berbagai penyakit jamur, seperti kurap dan infeksi kulit jenis lainnya. Metronidazole digunakan untuk mengobati amubiasis, suatu penyakit disebabkan oleh amuba.

How antibiotics work Antibiotics fight pathogenic microorganisms by interfering with their normal cell processes. In most cases, this interference can occur in one of three ways: (1) prevention of cell wall formation, (2) disruption of the cell membrane, and (3) disruption of chemical processes. Prevention of cell wall formation. Bacterial cells are enclosed in a membrane that is surrounded by a rigid wall that prevents the cells from splitting open. Penicillins and some other antibiotics destroy pathogenic microorganisms by hindering the formation of this wall. Human cells do not have nor need rigid cell walls and so are not damaged by these antibiotics.
Bagaimana cara antibiotik bekerja Antibiotik melawan mikroorganisme-mikroorganisme pathogenic dengan mengganggu proses sel-sel normal mereka. Dalam banyak kasus, gangguan campur tangan ini dapat terjadi pada salah satu dari tiga cara: ( 1) pencegahan formasi dinding sel, ( 2) gangguan membran sel, dan ( 3) gangguan proses kimia. Pencegahan formasi dinding sel. Sel bakteri dilingkupi dalam suatu selaput yang dikelilingi oleh suatu dinding kaku yang mencegah sel dari pembelahan terbuka. Penisilin dan beberapa antibiotik lainnya menghancurkan mikroorganisme pathogenic dengan menghalangi pembentukan dinding ini. Sel manusia tidak mempunyai dan juga tidak membutuhkan dinding sel kaku maka tidaklah dirugikan oleh antibiotik ini.

Anda mungkin juga menyukai