Anda di halaman 1dari 3

TUGAS AKHIR ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN NAMA: NETA CHRISTIANI NPM: 2008 420 202

Zero House: Rumah Canggih Ramah Lingkungan.

Zero House adalah rumah yang dapat dibangun di daerah yang biasanya tidak memungkinkan untuk dibangun sebuah rumah (tanah yang kurang keras untuk dibangun sebuah konstruksi). Dan bahkan di daerah yang tidak ada listrik dan air sekalipun. Kelebihan dari Zero House, Yaitu:
1. Dapat menghasilkan sumber tenaga (listrik) sendiri dengan panel solar yang terletak di atapnya dan dengan isi ulang (charge) secara penuh maka listrik dapat digunakan sampai dengan 1 minggu walaupun tanpa sinar matahari sekalipun. 2. Dapat menghasilkan air bersih tanpa harus mengambilnya dari tanah maupun tempat lain dengan cara menampung air hujan di tempat penampungan yang ada sampai dengan 2.700 galon. Dan dengan sistim pemasangan pipa dengan metode gravitasi maka pompa listrik (untuk menjalankan air dalam pipa) tidak diperlukan. 3. Menampung semua limbah (kotoran) yang sudah terpasang tepat di bawah konstruksi rumah dan sekaligus mengolah limbah tersebut menjadi kompos yang bersih dan ama n untuk lingkungan dan cukup 2 kali dalam setahun untuk dibuang. 4. Semua perlengkapan dan peralatan yang ada di dalamnya (listrik, air dan lainnya) dapat dikontrol melalui sebuah komputer.

sumber: http://www.smpn7bgr.com/?ttg=ksi&h=2151&y=41&kat=Teknologi&oleh=PRAYA%20AMADIGA%20 PITASA&jdl=Zero%20House:%20Rumah%20Canggih%20Ramah%20Lingkungan .

TUGAS AKHIR ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN NAMA: NETA CHRISTIANI NPM: 2008 420 202

ZERO HOUSE
Rumah dengan zero energi yang diterapkan menjadi tren desain 2010 akan terus berlanjut di tren tahun 2011. Belakangan ini para arsitek telah mampu mengembangkan rumah ramah lingkungan yang memadukan karya arsitektur dengan kemajuan teknologi, serta pemikiran untuk berkontribusi dalam menangani pemanasan global. Artikel ini merupakan salah satu contoh dari desain rumah zero energi-eco energi yang ramah lingkungan. Rumah ini akan menjadi rumah masa depan yang peduli bumi. Semua energi dalam Zero Emission House yang digunakan untuk 'menghidupkan' rumah, berasal dari alam. Penerangan serta pendingin atau penghangat ruangan, misalnya, tak memerlukan listrik dari luar sehingga kita tidak perlu lagi membayar listrik dan menimbulkan pencemaran karena pembangkit yang menggunakan BBM. Energi yang menghidupkan rumah pun tak satupun yang memerlukan listrik dari luar. Semua diusahakan sendiri oleh sistem panel surya dan pembangkit listrik tenaga angin skala kecil. Energi matahari diserap oleh panel surya yang dipasang di atap. Lalu energi tersebut disimpan di baterai dan diolah menjadi listrik. Kapasitas penyimpanan baterai lithium mencapai 15.000 watt. Keterbatasan ruang merupakan kendala utama yang dihadapi oleh seluruh masyarakat dunia, terutama masyarakat di negara-negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk yang sangat tinggi, oleh karena itu dasar emang yang namanya manusia, selalu saja ada cara untuk merekayasa keterbatasan demi kepentingan dan kenyamanan mereka Untuk mengatasi . permasalahan tersebut salah satu pendekatan yang dilakukan adalah melalui desain rumah, karena rumah merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang sehingga sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan bumi. Saat ini sudah banyak desain dan teknologi rumah masa depan yang berorientasi pada keterbatasan ruang dan pertimbangan lingkungan, misalnya saja rumah vertikal, rumah minimalis, rumah mobile, dan rumah hemat energi. Rumah hemat energi pada prinsipnya adalah meminimalisasi penggunaan energi yang beresiko terhadap kelangs ungan bumi dan menggantinya dengan energi yang sifatnya netral, misalnya energi matahari dan energi angin, sebisa mungkin seluruh perabot dalam rumah dijalankan menggunakan energi yang dihasilkan oleh sumber-sumber yang saya sebutkan diatas. sampai disini terdengar menjanjikan banget kan?, tapiiii... rasanya rumah zero emission masih mustahil untuk daya beli masyarakat di negara-negara berkembang seperti kita, yaiyalah...nominal sebanyak 10 digit jelas bukan hal yang gampang kan..., tapi saya tetep berharap suatu saat nanti saat rumah model begini sudah diproduksi secara massal dan produsennya kalap karena banyak saingan, harganya bisa turun dan diterapkan di bumi Indonesia. 2

TUGAS AKHIR ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN NAMA: NETA CHRISTIANI NPM: 2008 420 202

Seandainya saya memiliki rumah nanti saya menginginkan semuanya serba otomatis, dari pagar depan hingga taman belakang. Semua dapat diakses dengan teknologi wifi dimana sistem keamanan sampai semua hal yang membutuhkan listrik seperti: Lampu, TV, dan sebaainya dapat diakses dari jarak jauh sehingga efisien waktu dan tenaga. Seperti artikel Zero House yang saya lampirkan, semua fasilitas tersebut menjadi idaman semua orang. Rumah yang hemat energi, dari listrik hingga kebutuhan air yang diperoleh dari alam dengan teknologi panel solar. Ruang tamu dengan aksen lampu LED yang hemat energo namun dapat memberi nilai estetis lebih.

Teras depan dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui kedatangan tamu. Di setiap sudut ruangan ada kamera CCTV untuk mnjamin keamanan. Tak lupa juga sumber listrik alternatif jika sewaktu-waktu listriknya padam, contoh: genset kecil di dekat area rumah (masih di dalam tapak). Semua yang serba otomatis akan sangat mempermudah aktifitas sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai