Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Latar Belakang Pembinaan kesehatan anak usia sekolah merupakan pemerintah telah demi tercapainya langkah strategis dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dimasa depan. Dewasa ini dan sedang berusaha meningkatan derajat kesehatan masyarakat, tujuan pendidikan nasional maka hal ini sangat ditunjang oleh termasuk masyarakat sekolah. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesehatan peserta didik di suatu lembaga pendidikan.1 Untuk mendukung terciptanya peserta didik yang sehat, sekolah dapat merealisasikan dengan mengaktifkan program Usaha Kesehatan Sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan yang optimal sehingga dapat memaksimalkan potensi dan prestasi anak untuk belajar. Sekolah sebagai Wiyatamandala perlu memiliki lingkungan yang mencerminkan hidup sehat, menjamin adanya proses belajar mengajar serta menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya kemampuan untuk hidup sehat, khususnya bagi peserta didik. Hal ini akan dapat dicapai melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Program Usaha Kesehatan Sekolah ini terdiri dari tiga kegiatan utama yang disebut dengan Trias Usaha Kesehatan Sekolah meliputi aspek pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.1,2 Usaha kesehatan sekolah merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolahsekolah dengan anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah sebagai sasaran utama. Guru UKS dan peserta didik adalah merupakan anggota primernya, masyarakat sekolah atau orang tua siswa, serta perawat komunitas dalam hal ini petugas kesehatan dari puskesmas menjadi pendukung pelaksana keberhasilan program kesehatan sekolah. Dibanyak negara berkembang termasuk Indonesia masih belum ada pelayanan sekolah yang menyeluruh, karena persoalan tenaga guru yang belum terlatih dan pendanaan untuk program Usaha Kesehatan Sekolah yang belum memadai. Sedangkan untuk program usaha kesehatan sekolah diperlukan kerja tim yang efisien dan efektif untuk memberikan hasil yang optimal.2 Dalam penyelenggaraan usaha ini tercantum maka dibuatlah UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan Bab V bagian tiga belas pasal 45 ayat 1, yang mengamanatkan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh
1
dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya yang lebih berkualitas.2 Namun saat ini masih banyak sekolah yang belum melihat peran UKS sebagai bagian penting dalam pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah. Menurut data dari Pusat Pengembangan Jasmani Depdiknas, saat ini baru sekitar 60% SD memiliki UKS, SMP 50% dan SMA sekitar 35%. Adapun di tingkat Taman Kanak kanak baru mencapai 25%. Dari sekian sekolah yang memiliki UKS, baru sekitar 30% SMP dan SMA di Indonesia yang melaksanakan UKS, sementara di tingkat SD sudah mencapai 70%. Padahal masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri.2 Saat ini di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi. Angka itu diduga lebih parah di daerah serta anak-anak dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Secara nasional diperkirakan sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka. Untuk itu, maka diperlukan suatu evaluasi. Studi ini akan mencoba mengevaluasi pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di salah satu Puskesmas Kecamatan di daerah Jakarta Pusat, yaitu Puskesmas Johar Baru. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem, mengidentifikasi masalah yang dihadapi beserta penyebabnya dan memberikan alternatif pemecahan masalah.1,2 B. Rumusan Masalah 1. Anak-anak merupakan kelompok masyarakat yang rentan untuk terserang berbagai penyakit khususnya penyakit infeksi. 2. UKS memiliki daya ungkit yang tinggi untuk menumbuhkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
3. Belum diketahuinya pelaksanaan dan tingkat keberhasilan program usaha kesehatan
Untuk memahami program UKS di Puskesmas secara menyeluruh untuk selanjutnya dapat mengingkatkan mutu dan jangkauan pelayanan UKS serta tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh anak di wilayah kerja Puskesmas. 2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan pelaksanaan program UKS di
Kelurahan Tanah Tinggi Periode Januari-Desember 2010. D. Manfaat 1. Manfaat bagi Mahasiswa a. Melatih dan mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program khususnya program kesehatan. b. Memperoleh keterampilan melakukan evaluasi program. c. Menambah pengalaman serta wawasan pengetahuan tentang Program kerja puskesmas secara umum dan khususnya program Usaha Kesehatan Sekolah di Puskesmas dalam lingkungan wilayah kerjanya. d. Dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program UKS di Puskesmas dan membuat alternatif penyelesaian masalah. 2. Manfaat bagi Puskesmas
a. Dengan adanya masukan berupa hasil evaluasi dan saran saran, diharapkan
dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas sehingga dapat melaksanakan kegiatan kesehatan yang lebih baik dan lebih bermutu, khususnya bagi anak usia sekolah.
b. Memperoleh masukan mengenai masalah dan alternatif penyelesaian masalah
yang dihadapi dalam pelaksanaan program UKS di Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Periode Januari-Desember 2010. 3. Manfaat bagi Universitas
Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian bagi masyarakat.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok yaitu pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun). Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukkan manusia Indonesia yang berkualitas dan seutuhnya. Secara khusus tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya.3 B. Ruang Lingkup Ruang lingkup UKS dapat tercermin dalam Tri Program UKS atau yang lebih dikenal dengan TRIAS UKS yang meliputi :4
1. Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education in School)
a. Kegiatan intrakurikuler yaitu pendidikan kesehatan merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam ilmuilmu lain seperti olah raga dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan sebagainya. Atau pelaksanaan pendidikan jam pelajaran yang sesuai ketentuan yang berlaku untuk tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat sekolah menengah atas. b. Kegiatan ekstrakurikuler disini adalah pendidikan kesehatan diluar jam pelajaran (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah, dalam rangka menanamkan perilaku sehat peserta didik. Dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan peserta didik, serta melengkapi
5
upaya pembinaan manusia di indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler antara lain berupa: Kegiatan oleh peserta didik, guru OSIS, misalnya : kerja bakti sosial, lomba sekolah sehat, aktivitas kader kesehatan sekolah (dokter kecil), PMR, piket sekolah. Bimbingan hidup sehat. Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan higiene personal yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga, lomba poster sehat dan perlombaan kebersihan kelas. 2. Pelayanan Kesehatan : a. Kegiatan peningkatan kesehatan (promotif) berupa penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan dalam rangka pelayanan kesehatan. b. Kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera / cacat agar dapat berfungsi optimal. 3. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat: a. Kegiatan pembinaan lingkungan fisik. b. Kegiatan bina lingkungan mental sosial, sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah. Sasaran Peserta didik dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan menengah termasuk perguruan agama, beserta lingkungannya. C. Fungsi Puskesmas dalam Program UKS Dalam pelaksanaannya, UKS dibina oleh puskesmas. Puskesmas sebagai unit organisasi kesehatan berfungsi untuk: 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Melalui keterpaduan berbagai kegiatan termasuk penyelenggaraan berbagai intervensi untuk mengatasi berbagai kesehatan disekolah.
6
2.
Melaksanakan Pembinaan. Melaksanakan pembinaan baik pembinaan medis, alih kelola teknologi maupun peran serta masyarakat.
3.
Melaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan. Pelaksanaan ini mencakup sinkronisasi, integrasi, dan motivasi mengatur pendelegasian wewenang dalam pelaksanaa pelayanan kesehatan di sekolah.
D. Pengertian Sistem
Jika menyebut perkataan sistem kesehatan, ada dua pengertian yang terkandung didalamnya. Pertama, pengertian sistem. Kedua, pengertian kesehatan. Pengertian sistem banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah :6
1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. (Ryans)
2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling
berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien. (John McManama) 3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula. 4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, terlihat bahwa pengertian sistem secara umum dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :7
Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud, apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-ciri nya dapat dideskripsikan dengan jelas.
2. Sistem sebagai suatu metoda Suatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam suatu sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam melakukan pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperan besar dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan sebutan pendekatan sistem (system approach) yang pada akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan pada pekerjaan administrasi. E. Analisis Sistem Dalam mengadakan evaluasi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Puskesmas kecamatan Johar Baru, digunakan pendekatan dengan analisa sistem. Pendekatan sistem adalah satu pendekatan analisis organisasi yang menggunakan sifatsifat dasar sistem sebagai pusat analisis.7 Telah diketahui bahwa objek dan subjek kajian administrasi kesehatan adalah sistem kesehatan. Oleh karena itu untuk melaksanakan administrasi kesehatan perlu dipahami pengertian tentang sistem kesehatan. Pengertian sistem kesehatan sendiri memiliki dua unsur pokok, yaitu pengertian tentang sistem dan pengertian tentang kesehatan. Menjelaskan kedua pengertian ini tidaklah mudah, karena baik pengertian sistem dan ataupun pengertian kesehatan, keduanya bersifat majemuk dan abstrak.6 Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah sesuatu yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak ditemukan, maka tidak ada yangh disebut dengan sistem tersebut. Bagian atau elemen tersebutbanyak macamnya, yang jika disederhanakan dapat dikelompokan dalam enam unsur.7,8
a. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut dalam sistem pelayanan kesehatan, masukan terdiri dari tenaga, dana, metode dan sarana / material.
b.
Proses (process) Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Dalam
8
sistem
c.
pelayanan
kesehatan
terdiri
dari
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pelayanan. Keluaran (output) Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem.
d. Umpan balik (feed back)
Umpan balik adalah kumpulan dari bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
e. Dampak (impact)
Lingkungan (environment) Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang tidak termasuk dalam cakupan pengelolaan oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Ke enam unsur sistem diatas saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Hubungan antara unsur dari sistem secara sederhana dapat digambarkan seperti pada gambar 1. Lingkungan
Masukan
Proses
Keluaran
Dampak
Umpan Balik
Gambar 1. Analisis Sistem 1. Pendekatan Sistem Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tersentu yang telah ditatapkan. Untuk terbentuknya suatu sistem diperlukan rangkaian berbagai unsur atau elemen tertentu yang sedemikian rupa sehingga bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini
9
diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerjaini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach).6 Pada saat ini batasan tentang pendekatan sistem banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah:6
a. Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam
merancang suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yabg telah ditetapkan. b. Pendekatan sistem adalah suatu starategi yang menggunakan metoda analisa, design dan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. c. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berfikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi. Dari batasan tentang pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalam keluarnya yang sesuai.6 Karena sistem terdiri dari kumpulan elemen atau bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, maka untuk dapat menjamin baiknya sistem tersebut harus dapat diupayakan agar fungsi yang dimaksud tetap sesuai dengan yang direncanakan. Ini berarti harus dilakukan penilaian berkala terhadap sistem tersebut. Penilaian yang dapat dilakukan banyak macamnya, jika penilaian tersebut berupa kajian terhadap setiap kumpulan elemen atau bagian yang ada di dalam sistem, maka kajian ini disebut dengan nama analisis sistem (system analysis).6 Untuk dapat melakukan analisis sistem yang baik, perlu diketahuinya langkahlangkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut, yaitu :6
a. Melakukan penguraian sistem, dilakukan dengan cara menerapkan prinsip pokok
pendekatan sistem.
b. Dilanjutkan dengan merumuskan masalah tiap bagian dan sistem secara
keseluruhan. Masalah yang dimaksud dapat berupa ketidak jelasan fungsi, peranan, hak dan tanggung jawab dan ataupun hubungan satu sama lain.
10
c. Melakukan pengumpulan data atau informasi untuk memperjelas masalah yang ditemukan dan untuk merumuskan kemungkinan jalan keluar yang dapat dilakukan.
d. Berdasarkan data atau informasi yang ada, mengembangkan model sistem yang
baru. Model-model tersebut adalah yang dinilai dapat menjelaskan masalah yang ditemukan. e. Melakukan uji coba dan catat hasil yang diperoleh. Kemudian memilih model yang paling menguntungkan. f. Menerapkan model sistem yang terpilih dan melakukan pemantauan dan penilaian berkala sesuai dengan yang diperlukan F. Evaluasi Program Menurut The International Clearing House on Adolescent Fertility Control for Population Option, evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program. Sedangkan menurut Riecken, evaluasi adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.7 Dari kedua pendapat yang telah dikemukakan terdapat perbedaan, yaitu bahwa penilaian tersebut dilakukan terhadap akibat yang ditimbulkan oleh suatu program yang pada dasarnya hanya dapat dilakukan jika suatu program telah selesai dilaksanakan dan dapat dilakukan pada setiap tahap dari program. Terdapat 3 jenis evaluasi, yaitu : 7 a. Penilaian pada tahap awal program Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu program (formative evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. b. Penilaian pada tahap pelaksanaan program Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan (promotive evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap
11
pelaksanaan program ini, yaitu pemantauan (monitoring), dan penilaian berkala (periodic evaluation). c. Penilaian pada tahap akhir program Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program telah selesai dilaksanakan (summative evaluation). Tujuan utamanya adalah secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan.
BAB III BAHAN DAN METODE EVALUASI Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan metoda Problem Solving Cycle dengan pendekatan sistem. Data dikumpulkan menurut komponen sistem, baik tolok ukur maupun pencapaian program. Kemudian dari data tersebut dicari adanya kesenjangan antara tolok
12
ukur dan pencapaian sebagai masalah dan penyebab masalah untuk selanjutnya dibahas dan dicari alternatif penyelesaiannya.
A. Indikator dan Tolok Ukur Penilaian
Evaluasi dilakukan pada program UKS di Puskesmas Kecamatan Johar Baru berdasarkan tolok ukur yang telah ditetapkan. Indikator dan tolok ukur dibawah ini merupakan bentuk konkrit yang dapat dinilai dari indikator yang terdapat pada tinjauan pustaka, berdasarkan Laporan Evaluasi Kader Kesehatan di TK/SD/SMP/SLTA/Madrasah/SLB/Pondok Pesantren. Indikator dan tolok ukur tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Indikator dan Tolok Ukur Penilaian Pelaksanaan Program UKS Indikator Peran Serta Tolok Ukur 100% sekolah terbentuk tim pelaksana UKS Dilaksanakan rapat tim pelaksana setidaknya 1 kali per tahun yang diikuti oleh tim pelaksana UKS tiap sekolah 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS terbentuk dana sehat 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS mempunyai guru UKS 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS mempunyai Dokter kecil 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS mempunyai kader kesehatan remaja Terdapat kerjasama BP3 dan 100% tim pelaksana Pendidikan Kesehatan UKS 100% sekolah mendapat penyuluhan kesehatan oleh petugas puskesmas setidaknya 2 kali per tahun Pelayanan Kesehatan Diselenggrakan diklat kader/swadaya 1 kali per tahun Dilakukan penggerakan PSN pada 100% sekolah setidaknya 2 kali per tahun Penjaringan/skrinning siswa kelas 1 SD dam SMP pada 100% sekolah Pemberian imunisasi BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada 100% sekolah dan 100% murid kelas 1
13
SD (DT) dan kelas 6 SD (TT) 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS mempunyai ruang UKS Diselenggarakannya lomba kebersihan sekolah 1 kali per tahun Pembinaan kantin sekolah pada 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS
Sumber :
1. Tim Pembina UKS Propinsi DKI Jakarta. Pedoman Mutu Usaha Kesehatan Sekolah vol 8 edisi 1.
Jakarta Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, 2004
B. Bahan Kerja 1. Pengumpulan Data a. Jenis data Data yang digunakan merupakan data primer yang berasal dari wawancara
dengan petugas pelaksana program dan data sekunder dari laporan pelaksanaan program UKS Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi periode Januari-Desember 2010.
Data dasar Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi terutama data geografis,
14
Pengolahan data dilakukan secara manual dengan tabel-tabel yang sudah dipersiapkan, kemudian dilanjutkan dengan mekanik untuk penghitungan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk tekstular, tabular dan grafikal. Interpretasi data dilakukan dengan bantuan kepustakaan.
4. Lokasi
Tolak ukur ditetapkan berdasarkan studi pustaka dari pedoman kerja Puskesmas :
Buku pedoman mutu UKS 2004 Laporan tahunan program UKS Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Buku pedoman kerja Puskesmas 2. Menetapkan Masalah
Masalah ditetapkan bila ditemukan adanya kesenjangan antara keluaran pada pencapaian program dengan tolok ukur.
3. Menetapkan Prioritas Masalah
Penetapan prioritas masalah dilakukan apabila terdapat lebih dari satu masalah pada suatu evaluasi program. Dalam menentukan prioritas masalah dibuat sistem skor menggunakan teknik kriteria matrik sebagai berikut : Priority = Importancy Technical Feasibility Resources Avibility P=ITR Keterangan :
a. Pentingnya Masalah (Importancy)
Makin penting suatu masalah, maka makin diprioritaskan masalah tersebut untuk diselesaikan. Untuk dapat menentukkan seberapa penting suatu masalah, dapat digunakan patokan-patokan sebagai berikut :
1) Besarnya masalah (Prevalence) 2) Kenaikan besarnya masalah (Rate of Increase) 15
3) Derajat keingintahuan masyarakat yang tidak terpenuhi (Unmet Need) 4) Keuntungan sosial karena terselesainya masalah (Social Benefit) 5) Rasa ptihatin masyarakat terhadap masalah (Public Concern) 6) Suasana Politik (Political Climate) b. Kelayakan Teknologi (Technical Feasibility)
Pemilihan prioritas masalah harus mempertimbangkan penguasaan ilmu dan ketersediaan teknologi yang sekiranya dapat membantu menyelesaikan masalah. Masalah yang memiliki teknologi layak dan mampu membantu menyelesaikan masalah tersebut akan menjadi prioritas utama. Makin layak teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut.
c. Sumber Daya yang Tersedia (Resources Avaibility)
Pemilihan prioritas masalah juga harus mempertimbangkan ketersediaan dna kemampuan sumber daya yang dimiliki untuk dapat membantu menyelesaikan masalah. Sumber daya tersebut mencakup tenaga (man), dana (money) dan saran (material). Makin tersedia sumber daya yang dapat menyelesaikan masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut. Untuk setiap masalah diberikan skor antara 1 dan 5. Skor tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel pemilihan prioritas masalah dengan teknik kriteria matriks. Masalah yang menjadi prioritas utama ialah masalah dengan nilai tertinggi.
4. Menentukan Penyebab Masalah a. Membuat kerangka konsep masalah dengan bagan tulang ikan atau diagram sebab
akibat menurut unsur sistem yang lain yaitu unsur masukan, proses, lingkungan dan sampak. Tujuan membuat kerangka konsep adalah agar semua penyebab dapat teridentifikasi dan tidak ada yang tertinggal.
b. Estimasi penyebab masalah. Dari kerangka konsep yang telah dibuat, melalui proses
Brain Storming dalam kelompok , maka diestimasi penyebab-penyebab mana yang mungkin menyebabkan terjadinya masalah dalam pelaksanaan program UKS di Puskesmas Kecamatan Johar Baru tersebut. Ini dapat dilakukan oleh karena semua anggota kelompok memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sama mengenai pelaksanaan UKS di Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi.
c. Konfirmasi penyebab masalah. Penyebab-penyebab masalah yang sudah diestimasi
sebagai penyebab masalah pada pelaksanaan program UKS di Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi dikonfirmasi kebenarannya. Konfirmasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Konfirmasi langsung dilakukan dengan mewawancara
16
penanggung jawab program dan pelaksana program serta melakukan observasi pelaksanaan program. Dari penyebab-penyebab yang berhasil dikonfirmasi dibuat daftar penyebab masalah.
5. Menetapkan Prioritas Penyebab Masalah
Komponen yang dinilai dengan penetapan prioritas masalah meliputi kontribusi dalam terjadinya masalah (Contribution, C), kelayakan teknologi (Technical Feasibility, T) dan ketersediaan sumber daya (Resources Avaibility, R). Komponen C terdiri dari C diperoleh melalui rumus P + S + RI + DU + SB + PB + PC. Masing-masing komponen diberi nilai antara 1 (tidak penting) hingga 5 (penting). Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan cara mengalikan C, T dan R. Sebagimana rumus berikut : P=CTR
6. Menetapkan Alternatif Penyelesaian Masalah
Untuk menetapkan alternatif penyelesaian masalah digunakan teknik kriteria matriks. Kriteria yang digunakan pada teknik ini ialah:
a. Efektifitas Jalan Keluar
Hal pertama yang dipertimbangkan dalam teknik kriteria matriks untuk memilih prioritas penyelesaian masalah/jalan keluar ialah efektifitas. Dalam kriteria ini, diberikan nilai 1 (paling tidak efektif) hingga 5 (paking efektif). Dalam hal ini efektifitas, terdapat beberapa hal yang dijadikan patokan, yaitu :
1) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude, M)
Makin besar masalah yang dapat diatasi oleh suatu jalan keluar, makin penting prioritas jalan keluar tersebut.
2) Pentingnya jalan keluar (Importancy, I)
Makin langgeng suatu masalah dapat diselesaikan oleh suatu jalan keluar, makin penting prioritas jalan keluar tersebut.
3) Sensitivitas jalan keluar (Vunerability, V)
Makin cepat suatu jalan keluar dapat mengatasi suatu masalah, makin sensitif dan makin penting prioritas jalan keluar tersebut.
b. Efisiensi Jalan Keluar
Hal kedua yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan prioritas penyelesaian masalah ialah efisiensi jalan keluar yang diajukan. Pada kriteria ini diberikan nilai 1
17
(paling efisien) hingga 5 (paling tidak efisien). Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya (Cost, C) yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jalan keluar. Makin besar biaya yang harus dilkeluarkan untuk melaksanakan suatu jaln keluar, makin tidak efisien jalan keluar tersebut. Parameter-parmeter tersebut diatas kemudian ditempatkan dalam tabel dan dihitung nilai prioritasnya berdasarkan rumus : P=MIV C Keterangan : P M I V C : Priority : Magnitude : Importancy : Vulnerability : Cost
Data umum ini meliputi keadaan geografis, keadaan demografi, fasilitas pelayanan kesehatan, dan profil Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi.
B. Keadaan Geografis
Kelurahan Tanah Tinggi merupakan kelurahan yang terdapat pada Kecamatan Johar Baru. Kelurahan Tanah Tinggi memiliki luas wilayah sebesar 0.62 Km2 yang terdiri dari 14 RW dan 193 RT. C. Keadaan Demografi
18
Menurut data tahun 2010 jumlah penduduk di wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi adalah sebanyak 35925 penduduk, dengan rincian sebagai berikut : Tabel 3. Data jumlah penduduk Cakupan Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 WNI LK PR JUMLAH 0-4 2131 1269 3400 5-9 1349 1480 2829 10-14 1476 1527 3003 15-19 1252 1328 2580 20-24 1346 1460 2806 25-29 1665 1441 3106 30-34 1157 1333 2490 35-39 1157 1230 2387 40-44 1383 1417 2800 45-49 1309 1275 2584 50-54 1669 1303 2972 55-59 1112 1177 2289 60-64 459 310 769 65-69 364 233 597 70-74 392 547 939 75-Keatas 101 273 374 JUMLAH 18322 17603 35925 UMUR
Tabel 4. Sebaran penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010 No 1 2 3 4 5 6 Pendidikan Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat AK/PT Tidak Sekolah Jumlah 95 10.345 3.561 12.676 576 95
Tabel 5. Jenis Pekerjaan Penduduk di Kelurahan Tanah Tinggi tahun 2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pekerjaan Pegawai Negri ABRI Swasta Pedagang Pensiun Buruh Jumlah 443 20 6.793 4.690 90 1.924
19
7.
Lain-Lain
2.053
Tabel 6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang terdapat di Wilayah Kelurahan Tanah Tinggi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rumah bersalin Puskesmas Balkesmas / Bpn Laboratorium Praktek Dokter Umum Praktek Dokter Spesialis Praktek 24 jam Bidan Swasta Apotik Posyandu Toko Obat Praktek Dokter Gigi JUMLAH Jumlah 0 1 2 2 0 5 0 0 8 1 22 1 0 42
E. Fasilitas Pendidikan Tabel 7. Jumlah Sebaran Fasilitas Pendidikan di Kelurahan Tanah Tinggi
20
No Fasilitas Pendidikan Jumlah 1 TK 5 2 Sekolah Dasar (SD) 5 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 2 4 Sekolah Menengah Umum (SMU) 0 5 Sekolah Menengah Kejuruan 1 6 Perguruan Tinggi 0 Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi tahun 2010
Tabel 8. Jumlah Sumber Daya yang ada di Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi No 1 2 3 4 5 6 Jenis Tenaga Dokter umum Dokter Gigi Perawat Gigi Perawat Kesehatan (SPK) / bidan Tenaga administrasi Pegawai apotek Jumlah orang 1 1 1/1 1 -
KIA, KB, imunisasi dan gizi: Bd. Sri Narwati UKS: Ibu Yanti
Apotek: Yanti
Ibu
BP: dr.Yohanes
21
H. Penyajian Data Tabel 9. Jumlah Sekolah dan Jumlah Murid di Kelurahan Tanah Tinggi Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah Jumlah Murid TK 5 78 SD 5 1250 SMP 2 1324 SMA 0 SMK 1 513 Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi tahun 2010 Tabel 10. Jumlah Sekolah dengan Tim Pelaksana UKS Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah SD 5 SMP 2 SMK 1 Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi tahun 2010 Tabel 11. Jumlah Sekolah yang mempunyai Dana Sehat Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah SD SMP SMK Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi tahun 2010 Tabel 12. Jumlah Sekolah yang mempunyai Guru UKS Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah SD 5 SMP 2 SMK 1 Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010
Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah SD 5 SMP 2 SMK 1 Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010 Tabel 14. Pelaksanaan Penyuluhan oleh Petugas Puskesmas di Sekolah Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah SD 5 SMP 2 SMK 1 Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010 Tabel 15. Penggerakan PSN di Sekolah Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah SD 5 SMP 2 SMK 1 Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010 Tabel 16. Penjaringan/Skrining Siswa Kelas 1 SD dan SMP Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah yang Jumlah Siswa Baru diskrining Jumlah Siswa Baru yang
Diskrining SD 5 225 225 SMP 2 560 560 SMK 1 224 224 Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010
Tabel 17. Pelaksanaan Imunisasi (BIAS) Puskesmas Cakupan murid yang diimunisasi (murid kelas I-III SD) DT(kelas I) TT (kelas II dan III) Jumlah siswa Jumlah siswa % Jumlah siswa Jumlah siswa yang Tanah diimunisasi 177 199 kelas I 89%
23
Tinggi Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2009 Puskesmas Cakupan murid yang diimunisasi (murid kelas I-III SD) DT(kelas I) TT (kelas II dan III) Jumlah siswa Jumlah siswa % Jumlah siswa Jumlah siswa yang Tanah diimunisasi 195 205 kelas I 95% yang diimunisasi 345 kelas II dan III 345 100%
Tinggi Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010 Tabel 18. Jumlah Sekolah yang mempunyai Ruang UKS/Sudut UKS Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah SD SMP SMK Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010 Tabel 19. Jumlah Sekolah yang memiliki Kantin Sekolah Terbina Jenjang Pendidikan Sekolah memiliki warung Sekolah yang mempunyai warung sekolah SD SMP SMK Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2010 Tabel 20. Program dan Hasil kegiatan TPUKS Kelurahan Tanah Tinggi No Kegiatan I. Peran Serta 1. 2. 3. 4. 5. Tim pelaksanaan UKS Rapat tim pelaksana Dana sehat Guru UKS Dokter kecil SD, SMP SD, SMP SD, SMP SD, SMP SD 100% sekolah Min 1x/tahun
100% sekolah dengan tim pelaksana UKS 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS
Sasaran
Target
Volume
Ket
7 1 7 7 0
7 1 0 7 0
24
6. 7.
100% sekolah dengan tim pelaksana UKS 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS
2 7
2 7
100% 100%
SD, SMP
7 1
7 0
100% 0%
Diklat kader kesehatan SD, SMP III. Pelayanan 1. 2. 1. 2. 3. Penggerakan PSN Skrining
IV. Lingkungan sekolah
100% sekolah
100% siswa baru
100% sekolah dengan tim pelaksana UKS
7 785 7 1 7
7 785 0 0 0
1 kali / tahun
100% SD dengan Pelaksana UKS
Terbina Tabel 21. Rangkuman Pertanyaan Interview dengan Koordinator UKS No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pertanyaan Jumlah tenaga penjaringan kesehatan Jumlah guru UKS Jawaban 1 Dokter dan 1 Paramedis 1 orang / sekolah
Jumlah sekolah yang memiliki ruang UKS Semua sekolah tidak memiliki Jumlah sekolah yang memiliki KKR, Semua sekolah tidak memiliki kader Kesehatan kader dokter kecil, dan PMR Penataran guru UKS Penyuluhan gizi Penataran dokter kecil SMP Pembinaan lingkungan sehat Kunjungan pembinaan UKS ke sekolah 1x/tahun, melalui penyuluhan Semua sekolah, 3 kali/tahun bentuk pembinaan tergantung anggaran
25
karena tidak adanya dana Tidak tiap tahun dilakukan penataran guru UKS Semua sekolah 1x/tahun Tidak dilakukan
Skrining kesehatan anak kelas 1 SD, dan Semua murid baru dilakukan skrining kesehatan
Terlaksana kegiatan UKS pada 100% sekolah Di kelurahan Tanah Tinggi Tiap bulan Desember, tepat waktu
BAB V ANALISIS MASALAH A. Identifikasi Masalah PadaTabel 22 menunjukkan perbandingan tolok ukur dan pencapaian program UKS di Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi. Tabel 22. Perbandingan Tolok Ukur dan Pencapaian Program UKS Indikator Tolok Ukur Keberhasilan Pencapaian Masalah Cakupan sekolah Cakupan sekolah yang Jumlah sekolah yang ( - ) dengan program melaksanakan UKS UKS (100%) program sudah melaksanakan program adalah Kualitas pelayanan UKS Jangkauan kesehatan pelayanan UKS yaitu
26
UKS 8 sekolah
pelayanan
UKS
paket standar adalah 8 sekolah; SD/MI (100 %), SMP (100 %), dan SMK (100 %) Jumlah sekolah yang ( - ) sudah dalam tercakup skrining
Skrining, 100% sekolah yang diskrining, 75% dari seluruh jumlah murid kelas I SD/SMP/SMK
adalah SD/MI ( 100 %), SMP (100 %) dan SMK (100%), jumlah murid 100%
BIAS sekolah
sudah ( + ) (100%
100% SD = DT (95%); TT
jumlah murid kelas II dan III yang mendapat TT Kunjungan Puskesmas 3x/tahun Peran masyarakat serta Jumlah guru/instruktur binaan
(-)
sekolah ( - ) guru
UKS yang dilatih (min. 1 guru UKS) Jumlah kader kesehatan sekolah PMR) (dokter atau kecil, kader
kesehatan remaja (KKR) 10% dari jumlah murid Semua sekolah memiliki ruang UKS
27
Semua
sekolah
ruang UKS Tidak ada sekolah ( + ) yang memiliki dana sehat (0%) Penyuluhan 1 kali ( - ) per tahun Tidak ada sekolah ( + ) yang ikut serta lomba sekolah sehat Tidak ada sekolah ( + ) yang warung terbina memiliki sekolah
mempunyai dana sehat Frekuensi penyuluhan 1-2 kali per tahun Lomba sekolah sehat
tingkat kelurahan 2 kali per tahun Warung sekolah terbina minimal 1 warung sekolah terbina
Dari tabel tersebut dapat diketahui masalah pelaksanaan program UKS berupa :
1. 2.
Cakupan BIAS belum mencapai 100% . Tidak ada sekolah yang memiliki kader kesehatan sekolah, dokter Tidak ada sekolah yang memiliki ruang UKS. Tidak ada sekolah yang memiliki dana sehat. Tidak ada sekolah yang mengikuti lomba sekolah sehat. Tidak ada sekolah yang memiliki warung sekolah terbina.
B. Penetapan Prioritas Masalah Penetapan prioritas masalah menggunakan teknik kriteria matriks (Tabel 23) Importancy No. Masalah P S R I DU SB PB PC T R Jumlah IxTx R 4 4 5 5 420 460
1. 2.
Cakupan BIAS belum mencapai 2 2 0 100 % Belum ada sekolah yang memiliki 5 3 1 kader kesehatan sekolah
28
3 4
3 4
3 4
4 2
3. 4. 5. 6.
Belum ada sekolah yang memiliki 5 3 1 ruang UKS Tidak ada sekolah yang memiliki 5 4 1 dana sehat Belum ada sekolah yang 5 3 1 mengikuti lomba sekolah sehat Belum ada sekolah yang memiliki 5 3 1 warung sekolah terbina
4 4 3 3
3 2 2 3
2 2 3 3
2 2 3 3
1 1 3 3
1 1 3 3
20 20 180 189
Pada program UKS di Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi pada Tahun 2010 didapatkan enam masalah. Untuk dapat mencari alternatif jawaban dari permasalahan maka sebelumnya harus menggunakan sistem Scoring untuk menentukan prioritas masalah. Prevalence Besarnya masalah (Prevalence) dari keenam hal diatas, yaitu belum adanya kader kesehatan sekolah, belum adanya ruang UKS pada setiap sekolah, tidak ada sekolah yang memiliki dana sehat, belum adanya sekolah yang mengikuti lomba sekolah sehat dan belum adanya sekolah yang memiliki warung sekolah terbina memiliki bobot masalah yang paling besar. Karena dilihat dari tolok ukur, untuk program ini capaian pelaksanaan program harus 100% tetapi yang tampak pada kenyataannya tidak dilakukan sama sekali. Sehingga kami memberi nilai tertinggi. Sedangkan untuk program cakupan BIAS memiliki bobot yang kecil, karena pada tolok ukur capaianny 100% untuk semua sekolah dan kenyataan yang didapat pelaksanaan program berjalan 95%.
Severity
Masalah tidak adanya dana sekolah sehat memiliki bobot nilai tinggi dibandingkan dengan masalah lainnya karena jika dana sehat tidak ada maka sekolah tidak dapat membangun ruang UKS, mengikuti lomba sekolah sehat dan warung sehat terbina. Sehingga dampak ini pun juga berpengaruh terhadap pembentukan kader kesehatan. Sedangkan untuk program cakupan BIAS memiliki karena pencapaian yang didapat hampir mendekati tolok ukur sehingga memiliki nilai bobot kecil. Rate of Increase Pada kolom kenaikan besarnya masalah (Rate of Increase) pada program cakupan BIAS diberi bobot nilai sangat rendah karena peningkatan jumlah murid yang di imunisasi dari tahun 2009-2010 mengalami peningkatan. Pada tahun 2009,
29
menjadi 95%. Untuk program belum adanya kader kesehatan, ruang UKS, dana sehat, lomba sekolah sehat dan warung terbina memiliki bobot nilai yang sama karena tidak adanya angka peningkatan program dari tahun 2009-2010
Degree of Unmet Need
Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (Degree of Unmet Need) diberi nilai tinggi pada belum adanya kader kesehatan, belum ada ruang UKS dan tidak adanya dana sehat karena baik orang tua murid maupun dewan sekolah menginginkan adanya ruang UKS dan kader kesehatan tetapi dari segi dana tidak dapat terpenuhi. Sehingga program tersebut tidak dapat dijalankan. Untuk lomba sekolah, warung sekolah terbina dan cakupan BIAS diberi bobot nilai yang tidak terlalu tinggi karena keinginan masyarakat terhadap program tersebut masih kurang. Social Benefit Keuntungan sosial karena terselesainya masalah (Social Benefit) mendapat bobot nilai yang tinggi untuk belum adanya kader kesehatan karena jika kader kesehatan belum terbentuk maka peningkatan taraf kesehatan dan pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya hidup sehat berkurang sehingga lingkungan sosial pun memiliki taraf kesehatan yang rendah. Tidak adanya dana sehat dan belum ada sekolah yang mengikuti sekolah sehat diberi bobot nilai 2 karena keuntungan terhadap sosial tidak terlalu bermakna. Karena dana sehat dan lomba sekolah itu dibentuk dari sekolah dan untuk sekolah itu sendiri. Untuk cakupan BIAS dan warung terbina memiliki bobot nilai yang sedang karena memiliki pengaruh terhadap taraf kesehatan sosial. Jika warung sehat terbina ada maka siswa akan terbiasa dengan memakan makanan yang bersih dan sehat. Sehingga dapat terhindar dari penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui makanan. Public Concern Pada kolom perhatian masyarakat (Public Concern) mempunyai bobot nilai tinggi untuk program belum adanya kader kesehatan. Karena apabila kader kesehatan terbentuk maka diharapkan terjadi peningkatan taraf kesehatan. Untuk masalah cakupan BIAS, warung sekolah terbina dan lomba sekolah sehat memiliki bobot nilai yang sedang karena dengan cakupan BIAS, warung sehat dapat dijadikan sebagai saran untuk pencegahan penyakit. Sedangkn penilaian untuk lomba sekolah sehat, dengan adanya lomba tersebut secara tidak langsung dapat memotivasi siswa
30
untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan diharapkan siswa akan terbiasa menciptakan lingkungan yang sehat dikehidupan sehari-hari. Kepedulian masyarakat untuk ruang UKS dan dana sehat diberi bobot nilai yang rendah karena tidak berpengaruh terhadap masyarakat sekitar.
Political Climate
Dari tabel diatas, untuk cakupan BIAS memiliki bobot nilai tinggi karena pemerintah sudah menyediakan alat dan obat-obatan untuk imuniasasi DT dan TT. Untuk kader kesehatan, ruang UKS dan dana sehat memiliki nilai yang rendah karena kepedulian pemerintah kurang terhadap masalah tersebut dapat dilihat dengan tidak tersedianya anggaran khusus untuk program tersebut. Untuk lomba sekolah sehat dan warung terbina diberi bobot nilai sedang karena terlaksananya program tersebut merupakan bagian dari kerjasama pihak sekolah dengan kecamatan.
Technical Feasibility
Untuk kriteria kelayakan teknologi (Technical Feasibility) pada masalah cakupan BIAS dan kader kesehatan memiliki bobot nilai tinggi karena untuk menjalankan program tersebut secara teknis lebih mudah. Uuntuk ruang UKS dan dana sehat diberi bobot nilai rendah karena untuk ruang UKS membutuhkan dana sedangkan untuk mencari dana sulit sehingga secara teknis sulit untuk diatasi. Untuk lomba sekolah sehat dan warung sekolah terbina secara teknis mudah dilaksanakan karena pihak sekolah dapat menggerakan anggota sekolah (guru, siswa, komite sekolah, penjual makanan) untuk melaksanakan program tersebut. Resources Availability Pada kolom kriteria sumber daya yang tersedia (Resources Availability) untuk program cakupan BIAS dan kader kesehatan memiliki bobot nilai tertinggi karena sumber daya yang dibutuhkan untuk program tersebut telah tersedia yaitu untuk cakupan BIAS dari tenaga kesehatan dan kader kesehatan dari para siswa sekolah. Untuk ruang UKS dan dana sehat memiliki bobot nilai rendah karena untuk pemenuhan dana belum tersedia sehingga untuk pembangunan ruang UKS pun belum terlaksana. Untuk lomba sekolah dan warung sekolah diberi bobot nilai sedang karena pelaksanaan program tersebut tidak terlalu membutuhkan banyak dana namun bisa diusahakan dengan tersedianya sumber daya manusia seperti siswa.
31
Berdasarkan
tabel
adanya kader kesehatan sekolah pada masing-masing sekolah. C. Penyusunan Kerangka Konsep Untuk dapat mengindentifikasi penyebab masalah belum adanya kader kesehatan di setiap sekolah maka terlebih dahulu membuat kerangka konsep. Konsep mengenai faktor-faktor yang menentukkan kader kesehatan 10% dari jumlah murid dapat dilihat pada diagram tulang ikan berikut ini
Dana kegiatan UKS Sarana kegiatan UKS Kualitas pembina UKS Jumlah tenaga pembina UKS PROSES
Dukungan dan motivasi guru dan keluarga Kemauan siswa mengikuti kader LINGKUNGAN Lokasi
INPUT
DAMPAK Perencanaan, penyiapan dan pelatihan kader kesehatan Pembinaan dan pelatihan guru
32
Peningkatan jumlah kader kesehatan Pengawasan dan pelaksanaan UKS Peningkatan derajat kesehatan murid
Kerangka konsep tersebut menggambarkan berbagai kemungkinan penyebab masalah kurangnya kader kesehatan sekolah. Dari segi input dapat disebabkan oleh jumlah tenaga pembina UKS. Tenaga pembina UKS dapat kurang jumlahnya ataupun kualitasnya yang kurang. Selain itu dapat juga disebabkan oleh kurangnya sarana UKS dan dana untuk melaksanakan kegiatan UKS. Masalah kurangnya kader kesehatan sekolah dari segi proses dapat disebabkan oleh kurangnya perencanaan, penyiapan dan pelatihan bagi guru pembina UKS serta kader kesehatan , kurangnya pelatihan dan pembinaan terhadap guru pembina UKS dan siswa, pelaksanaan dan pengawasan yang kurang baik. Selain itu mungkin juga kurangnya evaluasi hasil pembinaan kader terhadap pembinaan yang sudah dilakukan. Dari segi lingkungannya sendiri, masalah dapat timbul dari kurangnya motivasi dari siswa sendiri untuk mengikuti kegiatan Dokter Kecil, kurang adanya dukungan dari kepala sekolah maupun para guru, ataupun mungkin lokasi sekolahnya yang sangat jauh sehingga petugas pembina tidak dapat menjangkaunya. Umpan balik yang mungkin menjadi penyebab masalah adalah pencatatan dan pelaporan yang kurang baik dan evaluasi program.
D. Identifikasi Penyebab Masalah
Setelah menentukan masalah yang dilihat dari komponen keluaran, perlu dicari apa penyebab masalah tersebut. Penyebab masalah dapat dicari dengan melihat komponen lain yaitu input, proses dan lingkungan. Kesenjangan yang ditemukan di komponenkomponen itu dapat menjadi penyebab masalah yang terjadi pada komponen keluaran. Tabel 24 . Identifikasi penyebab masalah program UKS berdasarkan pendekatan sistem No Variabel MASUKAN 1. Jumlah tenaga Penjaringan kesehatan : 1 1 paramedis ( + ) pembina UKS dokter, 3 paramedis serta dan 1 dokter 2 guru
1 koordinator
Pencapaian
Masalah
Kelurahan
menangani programprogram puskesmas lainnya Tidak adanya ( + ) dana untuk program UKS Di setiap ( + ) sekolah tidak memiliki ruang UKS Metode (-) program telah dilakukan sesuai dengan panduan pelaksanaan TRIAS UKS
2.
Dana UKS
kegiatan
Adanya dana yang mencukupi untuk program UKS Adanya ruang setiap sekolah UKS di
3.
4.
Metode
Program dilaksanakan sesuai TRIAS UKS yaitu : Pendidikan kesehatan Pelayanan kesehatan Pembinaan sehat lingkungan
PROSES 5. Perencanaan Adanya dokumen tertulis mengenai perencanaan operasional mencakup aktivitas, target, sasaran, waktu dan tempat Adanya organisasi dan staffing pelaksana program
Perencanaan
(-)
6.
Pengorganisasian
Kepala (-) puskesmas bergerak sebagai penanggung jawab program menunjuk seorang staf sebagai koordinator UKS Dipimpin oleh koordinator kepala puskesmas dan mengawasi (-)
7.
Pelaksanaan
Dipimpin koordinator
Adanya
oleh
34
pelaksanaa n program
Tidak
(+)
Tidak
8.
Evaluasi monitoring
dan
UMPAN BALIK 9. Pencatatan evaluasi dan Terdapat pencatatan yang teratur dan sistematik Hanya (+) beberapa program yang dicatat dan dilaporkan ke puskesmas kecamatan
LINGKUNGAN 8.
Fisik
Lokasi yang mudah dijangkau, transportasi yang mudah dan tersedia, sarana jalan yang baik
9.
Non Fisik
Adanya dukungan Pihak kepala sekolah, guru sekolah dan orang tua kurang mendukung pelaksanaan
35
program. Pihak sekolah kurang merespon walaupun telah dilakukan anjuran dari pihak puskesmas Pihak keluarga mendukung adanya program UKS
Motivasi siswa untuk ikut menjadi kader kesehatan atau doter kecil di sekolah berjumlah 10% dari jumlah siswa
Setelah dilakukan konfirmasi antar berbagai kemungkinan penyebab masalah dengan tolak ukur serta keberhasilan dengan pencapaian dari berbagai komponen sistem, maka diperoleh penyebab masalah kurangnya kader kesehatan sekolah adalah :
Jumlah tenaga Puskesmas untuk melakukan pembinaan kurang. Tidak adanya dana untuk melakukan pembinaan UKS Tidak adanya pelatihan guru pembina UKS dan kader kesehatan. Tidak adanya ruang UKS di setiap sekolah. Motivasi siswa untuk ikut Dokter Kecil kurang.
36
Tidak adanya dukungan dari pihak sekolah. Tidak adanya pencatatan dan pelaporan yang teratur dan sistematik.
Tabel 25. Penetapan Prioritas Penyebab Masalah dengan Kriteria Matriks Penyebab masalah 1. contributio n Tecnical feasibilit y Resourc e Jumlah CxTxR
Jumlah tenaga puskesmas untuk 3 melakukan pembinaan kurang Tidak adanya dana untuk melakukan 5 pembinaan UKS Tidak pelatihan kesehatan adanya kader 3
2.
60
3.
27
4.
Tidak adanya ruang UKS di setiap 2 sekolah Motivasi siswa untuk ikut dokter kecil 3 kurang Kurangnya dukungan 4 dari pihak sekolah
5.
27
6.
16
37
7.
Berdasarkan beberapa penyebab diatas maka diperoleh prioritas penyebab yang utama dari masalah tidak adanya kader kesehatan sekolah adalah tidak adanya dana untuk melakukan pembinaan. Maka berbagai alternatif pemecahan masalah ditujukan untuk mengatasinya.
F. Penyusunan Alternatif Penyelesaian Masalah
Dari penentuan prioritas masalah maka diperoleh masalah kurangnya kader kesehatan sekolah. Maka dibuatlah kerangka konsep untuk mencari berbagai kemungkinan-kemungkinan penyebab dari kurangnya kader kesehatan sekolah yang kemudian diprioritaskan untuk dicarikan alternatif pemecahan masalahnya. Ternyata yang menjadi prioritas penyebab masalah kurangnya kader kesehatan sekolah adalah tidak adanya dana untuk melakukan pembinaan. Dana merupakan hal yang dibutuhkan untuk mengadakan pelatihan atau melaksanakan suatu program. Secara teknis, apabila dana tersedia maka program bisa berjalan semestinya. Dalam hal ini, dana yang tersedia sudah ada namun belum tersalurkan pada pelaksanaan dan pelatihan untuk kader kesehatan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, terdapat beberapa alternatif, diantaranya: 1. 2. Pelatihan pembina UKS Pelatihan pembina UKS agar dapat menjalankan kegiatan UKS secara baik. Pembina ini dapat diambil dari tenaga puskesmas. Pelatihan ini dapat membantu koordinator puskesmas untuk melaksanakan program UKS, sehingga koordinator puskesmas dapat melaksanakan program puskesmas yang lain. Teknik pelaksanaaannya adalah sebagai berikut :
Tujuan kegiatan
o Diperolehnya pembina-pembina UKS tambahan. o Untuk membantu koordinator UKS dalam melaksanakan program UKS
Sasaran kegiatan
Petugas kesehatan di Puskesmas yang bertugas menjadi koordinator program UKS Tenaga 2-3 tenaga
Dana
Anggaran tahunan Puskesmas. Pelaksana (2 0rang) Handout Konsumsi Peralatan Biaya tak terduga Rp. 150.000 Rp. 50.000 Rp. 60.000 Rp. 100.000 Rp. 150.000 Rp. 510.000
Waktu dan tempat kegiatan
: Penyuluhan materi pembinaan, simulasi, dan praktek lapangan yang dapat dilakukan oleh koordinator UKS
Puskesmas 3. Mempekerjakan tenaga baru untuk menangani UKS saja. Dengan memperkerjakan tenaga baru diharapkan dapat membantu koordinator UKS sehingga koordinator dapat melaksanakan program-program Puskesmas yang lainnya. Teknis pelaksanaan program UKS sebagai berikut : Tujuan kegiatan o Menambah tenaga yang khusus menangani UKS saja o Membantu koordinator dalam menjalankan program UKS o Menambah pengalaman dan pengetahuan mengenai program kesehatan Sasaran kegiatan Lulusan perawat, tenaga kesehatan, lulusan Ilmu Kesehatan Komunitas Pelaksana kegiatan Petugas kesehatan yang menangani program UKS Tenaga 2-3 tenaga
Dana 39
Sumber pembiayaan diajukan kepada Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat Pelaksana (Nrasumber) Handout Konsumsi Transportasi Peralatan Biaya tak terduga Rp. 300.000 Rp. 50.000 Rp. 60.000 Rp. 150.000 Rp. 200.000 Rp. 150.000 Rp. 910.000 Gaji per bulan Rp. 1.000.000
Waktu kegiatan dan tempat kegiatan
Diatur oleh koordinator UKS. Tempat kegiatan dapat dilakukan di Puskesmas. Bentuk kegiatan
o Tenaga kesehatan tersebut khusus menangani program UKS
o Pengenalan dan pelatihan mengenai program UKS Untuk menentukan prioritas alternatif penyelesaian masalah maka digunakan teknik kriteria matriks. Efektifitas No Daftar Alternatif Jalan Keluar M 4 4 I 3 3 Jumlah Efisiensi MxIxV V C (C) 4 3 4 4 12 9
1 2
Melakukan pembina UKS tambahan. Mempekerjakan tenaga baru untuk menangani UKS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi ada pada melakukan pembina UKS tambahan. Hal ini dapat membantu koordinator Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi untuk membantu petugas dalam membina UKS. Pembina dapat membantu sebagai tenaga tambahan dalam melakukan pelatihan KKR dan pembinaan guru sekolah, karena sudah memiliki modal sebagai kader kesehatan dan bisa memberikan ilmu yang diperoleh. Dari faktor biaya, dana yang diperlukan dapat diambil dari anggaran tahunan puskesmas. Pada pemakaian tenaga baru akan menyebabkan masalah lebih cepat terselesaikan. Hal ini dikarenakan tenaga baru tersebut biasanya sudah memiliki kemampuan, waktu dan
40
perhatian yang relatif lebih banyak. Namun dari faktor biaya, tentunya akan mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar untuk menyewa tenaga baru tersebut.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Program UKS Januari Desember 2010 Puskesmas Tanah Tinggi sudah dilaksanakan namun secara umum program-program yang dilaksanakan belum mencapai realisasi 100%. 2. Pada beberapa program pencapaian belum 100% seperti tidak adanya kader kesehatan sekolah, juga dokter kecil di semua sekolah, tidak semua murid SD kelas 1 mendapat imunisasi DT, tidak smua sekolah memiliki ruang UKS, tidak adanya dana sehat serta warung sekolah terbina di semua sekolah, serta tidak terselenggaranya lomba sekolah sehat. 3. Masalah utama adalah tidak adanya jumlah kader kesehatan sekolah yang merupakan salah satu peran serta masyarakat dalam program kesehatan khususnya UKS.
4. Tidak adanya kader kesehatan sekolah dapat disebabkan oleh jumlah tenaga
puskesmas untuk melakukan pembinaan kurang, tidak adanya dana maupun sarana untuk melakukan pembinaan UKS, kurang adanya motivasi siswa untuk ikut dokter kecil serta kurang adanya dukungan dari kepala sekolah maupun guru dan sistematis.
5. Alternatif untuk mengatasi masalah kurangnya tenaga kesehatan adalah dengan cara
dalam
pelaksanaan UKS di sekolah dan tidak adanya pencatatan dan pelaporan secara teratur
melakukan pembinaan UKS tambahan membantu petugas UKS. Pembinaan tersebut dapat membantu dalam kegiatan penjaringan kesehatan, penyuluhan kesehatan, memberi pembinaan ke sekolah sekolah untuk membina dokter kecil dan kebersihan lingkungan. B. Saran 1. Saran untuk Puskesmas
41
Dalam melaksanakan dan menilai program UKS, baik cakupan maupun kualitas pelayanan merupakan hal yang sama pentingnya. Pelaksanaan program sebaiknya tidak ditekankan pada satu hal saja tetapi dilakukan secara berimbang 2. Saran untuk Suku Dinas Kesehatan Pihak Suku Dinas Kesehatan hendaknya menjalin kerjasana dengan universitas universitas yang memiliki fakultas kedokteran sehingga dalam kepanitraan klinik, mahasiswa 3. kedokteran dapat ditempatkan di puskesmas untuk membantu menyukseskan program puskesmas. Saran untuk Fakultas Kedokteran Pihak fakultas kedokteran sebaiknya mempersiapkan mahasiswa tingkat klinik dengan memberi pembekalan keterampilan sebelum terlibat dalam masyarakat.
42
DAFTAR PUSTAKA
1. Billy
Anthony
Tohar.
Evaluasi Kesehatan
Program
UKS.
Dikutip Dikutip
dari
: dari
Usaha
Sekolah.
Lomba
Sekolah
Sehat
Tumbuhkan
Manusia
Sehat.
uks.html 6. Azwar Azrul. Sistem Kesehatan. Dalam: Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi 3. Jakarta; Binarupa Aksara, 1996: 17-34 7. Azwar Azrul. Penilaian Program Kesehatan. Dalam: Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi 3. Jakarta; Binarupa Aksara, 1996: 330-3 8. Basuki, Endang. Handout Penilaian Program Dengan Pendekatan Sistem. Jakarta; Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI, 2006: 4-11 9. Laporan Kegiatan Program UKS Puskesmas Kelurahan Tanah Tinggi Tahun 2009-2010.
10. Tim Pembina UKS Propinsi DKI Jakarta. Pedoman Mutu Usaha Kesehatan Sekolah vol
43
44