PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga mempunyai peranan dan tanggungjawab utama atas
perawatan dan perlindungan anak sejak bayi hingga remaja. Pengenalan anak
kepada kebudayaan, pendidikan, nilai dan norma-norma kehidupan
bermasyarakat dimulai dalam lingkungan keluarga.
Untuk perkembangan kepribadian anak-anak yang sempurna dan serasi,
mereka harus tumbuh dalam lingkungan keluarga dalam suatu iklim
kebahagiaan, penuh kasih saying dan pengertian.
Menurut Siti Partini ( 1977 : 11 )
Keluarga adalah sekelompok manusia yang terdiri atas suami, istri,
anak-anak ( bila ada ) yang terikat atau didahului dengan
perkawinan.
Keluarga Merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri
atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah
memberikan pendidikan yang terbaik yakni pendidikan yang mencakup
pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh anak-anak, yaitu : Potensi
fisik, potensi nalar, dan potensi nurani / qalbu (Muhammad Tholchah Hasan
1990 : 39).
Dengan pendidikan yang utuh tersebut akan mengembangkan
kualitas kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi
dirinya secara menyeluruh. Dan kualitas sumberdaya manusia ( SDM ) yang
demikian sebenarnya yang dibutuhkan sekarang dan masa datang, yakni
1
kualitas sumberdaya manusia yang meliputi ; kreatifitas yang kuat,
produktifitas yang tinggi, kepribadian yang tangguh, kesadaran sosial yang
besar, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa ( Muhammad
Tholchah Hasan 1990 : 43 ).
Siswa Sekolah Menengah Atas ( SMA ) sebagai salah satu unsur
sumberdaya manusia yang potensial sangat diperlukan dalam rangka mencapai
kemajuan bangsa, Di Indonesia, pendidikan diarahkan pada pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya sebagai warga Negara yang pancasila .
Pada dasarnya, proses pendidikan dapat terjadi dalam banyak
situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan manusia. Secara garis
besar proses pendidikan dapat terjadi dalam tiga lingkungan pendidikan yang
terkenal dengan sebutan : Tri Logi Pendidikan, yaitu Pendidikan di dalam
Keluarga ( Pendidikan Informal ), Pendidikan di dalam Sekolah ( Pendidikan
Formal ), dan Pendidikan di dalam Masyarakat ( Pendidikan Non Formal ).
Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan kodrati.
Apalagi setelah anak lahir, pengenalan diantara orang tua dan anak-anaknya
yang diliputi rasa cinta kasih, ketentraman dan kedamaian. Anak-anak akan
berkembang kearah kedewasaan dengan wajar di dalam lingkungan keluarga
segala sikap dan tingkah laku kedua orang tuanya sangat berpengaruh
terhadap perkembangan anak, karena ayah dan ibu merupakan pendidik dalam
kehidupan yang nyata dan pertama sehingga sikap dan tingkah laku orang tua
akan diamati oleh anak baik disengaja maupun tidak disengaja sebagai
pengalaman bagi anak yang akan mempengaruhi pendidikan selanjutnya.
2
Maka, keluarga yang baik di dalamnya akan terjadi interaksi
diantara para anggotanya. Sebagaimana dikemukakan oleh St. Vembriarto
( 1978 : 35 ) :
Bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar yaitu suatu proses
akomodasi dengan mana individu memohon, menahan, mengubah
impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil oper cara hidup atau
kebudayaan masyarakat.
Komunikasi, istilah ini berasal dari bahasa Inggris yaitu
Communication, yang berarti memberitahukan, berpartisipasi, kabar.
( Poerwadarminto WJS dkk, 1980 : 28 ). Sedangkan Menurut A.G. Lunandi
Komunikasi adalah suatu kegiatan terus menerus yang dilakukan
orang untuk saling berhubungan dengan orang lain, khususnya
pada waktu berhadapan muka. (
Komunikasi orang tua dengan anak memegang peranan penting
dalam membina hubungan keduanya, hal ini dapat dilihat dengan nyata,
misalnya : membimbing, membantu mengarahkan, menyayangi, menasehati,
mengecam, mengomando, mendikte, dan lain sebagainya.
Orang tua yang kurang bisa berkomunikasi dengan anaknya akan
menimbulkan kerenggangan atau konflik hubungan, sebaliknya orang tua
yang dapat menerima anaknya sebagaimana adanya, maka si anak cenderung
dapat tumbuh, berkembang, membuat perubahan-perubahan yang
membangun, belajar memecahkan masalah-masalah, dan secara psikologis
semakin sehat, semakin produktif, kreatif dan mampu mengaktualisasikan
potensi sepenuhnya.
3
Sesuai dengan judul penelitian penulis, dalam pembahasan
berikutnya penulis akan memusatkan diri pada pembahasan tentang
pendidikan di dalam sekolah atau pendidikan Formal.
Pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan
dalam keluarga. Sedangkan menurut Winkel (1983 : ) Pendidikan di sekolah
diartikan : Proses Kegiatan terencana dan terorganisir, yang terdiri atas
kegiatan mengajar dan belajar.
Pendidikan di sekolah merupakan intesifikasi dan modifikasi
dasar-dasar Kepribadian dan pola-pola sikap anak yang dipelajarinya di
rumah. Artinya memperkuat dasar-dasar dan pola-pola sikap anak yang positif
dan mengubah dasar-dasar kepribadian dan pola-pola sikap anak yang negatip
yang dipelajari dilua sekolah.
Tugas pokok SMP dan SMA adalah mendidik dalam arti luas.
Sedangkan fungsi pokok SMP dan SMA adalah dalam arti mengajar, melatih
dan mendidik dalam arti sempit.
Mendidik dalam arti luas yang merupakan tugas pokok sekolah
adalah dalam rangka menciptakan kesempatan yang seluas-luas bagi siswa
untuk mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sesuai dengan potensi dan
lingkungannya disamping memberikan latihan mengenai : akhlak, dan
kecerdasan seseorang.
Disamping tugas pokok sekolah tersebut diatas, maka dapat
dijelaskan pula tentang tujuan institusional SMA sebagai lembaga pendidikan
4
formal tingkat atas, sesuai dengan fungsi SMA dalam rangka keseluruhan
pendidikan, yaitu :
1. Menjadikan para siswa untuk menjadi manusia Indonesia
seutuhnya, sebagai warga negara yang Pancasila
2. Memberikan bekal kemampuan yang diperlukan bagi
siswa-siswa yang akan melanjutkan studinya ke Perguruan
Tinggi.
3. Memberikan bekal kemampuan bagi siswa yang akan terjun
ke dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya di SMA.
( Depdikbud, 1984 : 7 )
Pencapaian tujuan institusional SMA sesuai dengan fungsinya
dalam rangka keseluruhan proses pendidika pada khususnya dala salah satu
tugas sekolah sebagai lembaga pendidikan formal pada umumnya tidaklah
mudah.
Disepanjang tahun, khususnya pada tahun ajaran baru, mutu
pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan secara umum
disegala jenjang pendidikan formal, termasuk SMA sering
dipermasalahkan.Permasalahan ini seringkali dikaitankan dengan adanya
kecenderungan merosotnya minat belajar dan prestasi belajar yang dicapai
siswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siwa tentunya
beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua faktor yaitu Faktor-faktor
pada pihak siswa dan Faktor-faktor diluar siswa ( Winkel : )
Menurut Crow and Crow yang dikutip oleh Johny Killis ( 1988 : 26
) Ada tiga factor yang menimbulkan minat yaitu : Faktor yang ditimbulkan
dari dalam diri sendiri, faktor motif sosial dan faktor emosional yang
ketiganya mendorong timbulnya minat.
5
Pendapat tersebut sejalan yang dikemukakan Sudarsono, Faktof-
faktor yang meimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut ;
1). Faktor kebutuhan dari dalam
Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan
dengan jasmani dan kejiwaan.
2). Faktor motif sosial
Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh
motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan,
penghargaan dari lingkungan dimana ia berada
3). Faktor emosional
Faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam
menaruh perhatian terdapat suatu kegiatan / objek tertentu
( 1980 : 12 )
Jadi berdasarkan dua pendaat diatas faktor yang meimbulkan
minat, dalam hal ini minat untuk belajar ada tiga yaitu ; dorongaan dari diri
individu, dorongan sosial dan dorongan emosional. Timbulnya minat untuk
belajar pada individu berasal dari dalam diri individu, kemudian individu
mengadakan interaksi dengan lingkungan yang menimbulkan dorongan sosial
dan dorongan emosional, juga adanya pengaruh perhatian orang tua.
Karena hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh minat dalam
belajr, perhatian orang tua, maka keduanya menjadi perlu untuk dibahas dan
diteliti. Hal ini dikemukakan oleh Dakir :
Perhatian adalah keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi
jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya kepada barang sesuatu,
baik yang didalam maupun yang ada diluar ( 1993 : 114 )
Dengan demikian seseorang yang mempunyai perhatian dan
hubungan yang baik ( bukan broken home ), cenderung mempunyai
kesanggupan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, memecahkan problem-problem yang dihadapi secara cepat
6
dan tepat, termasuk problem-peoblem dalam rangka meraih prestasi yang
optimal.
Uraian tersebut diatas mendorong penulis untuk mengadakan
penelitian tentang Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat belajar dengan
Prestasi Belajar siswa dalam bentuk Karangan Ilmiah dengan :
1. Tema : Prestasi Belajar
2. Aspek Masalah : Pengaruh Perhatian Orang Tua, minat
3. Judul : Pengaruh Perhatian Orang tua dan Minat
Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa
( Penelitian yang dikhususkan pada
Prestasi Belajar pilihan program Ilmu
Pengetahuan Alam Kelas II SMA PGRI
2 Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2004 / 2005 )
B. Identifikasi Masalah
Alasan-alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul
penelitian diatas maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Adanya kecenderungan menurunnya prestasi belajar yang
dicapai siswa-siswa di segala jenjang pendidikan formal yang
ada di Indonesia termasuk SMA sehingga perlu mendapatkan
perhatian dan penanganannya.
2. Salah satu penanganannya adalah perlunya mencari latar
belakang masalah tersebut.
7
3. Salah satu indicator yang menyebabkan prestasi belajar
siswa menurun adalah pengaruh perhatian orang tua, yang
kurang baik.
4. Disisi lain diagnosa minat belajar didalam dunia pendidikan
dirasa cukup penting dan perlu untuk dibahas dan diteliti.
Karena Minat Belajar mempunyai hubungan yang cukup tinggi
dengan hasil prestasi belajar siswa.
5. Bahwa hasil prestasi belajar siswa dalam suatu lembaga
pendidikan formal merupakan hal yang sangat pokok untuk
diperhatikan, karena dengan mengetahui prestasi belajar siswa
kita akan mengetahui pula efektifitas proses belajar dan
mengajar yang berlangsung di sekolah.
C. Batasan Masalah
Untuk memperjelas pengertian yang terkadang dalam Judul
penelitian diatas, maka akan penulis kemukakan arti daripada judul penelitian
tersebut, dengan maksud memberi gambaran secara jelas dan tidak terjadi
salah tafsir terhadapjudul penelitian tersebut. Adapun penjelasan judul yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh, yang dimaksud disini mempunyai arti yang sama
dengan Hubungan atau Korelasi ( Sutrisno Hadi, 1977 : 20 ).
Pengaruh disini diartikan mempunyai hubungan yang timbal balik
antara dua variabel atau lebih. Sedangkan yang dimaksud
8
hubungan timbal balik adalah hubungan dimana satu variabel dapat
menjadi sebab akibat dari variabel lainnya.
2. Perhatian
Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) : Perhatian adalah Keaktifan
peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu, baik yang di dalam maupun
yang ada di luar.
Sedangkan yang dimaksud dengan perhatian dalam penelitian ini
adalah Kecenderungan atau Keaktifan perhatian orang tua yang
dikerahkan, untuk memberikan motivasi atau dorongan yang
positif terhadap anaknya dalam usaha mencapai prestasi belajar
yang optimal
3. Minat Belajar
Minat adalah Kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik
pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi
Suryabrata, 1988 : 109 )
Sedangkan pengertian Belajar adalah proses mental yang mengarah
kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, skill, kebiasaan atau
sukap yang semuanya diperoleh, disimpan, dan dilaksanakan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan adaptif
( Winkel, 1983 : 92 )
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat
Belajar disini, adalah suatu kemampuan umum yang dimiliki siswa
9
untuk mencapai prestasi yang optimal yang dapat ditunjukkan
dengan kegiatan belajar.
4. Prestasi Belajar
Prestasi Belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat
yang dapatmencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
dalam periode tertentu ( Sutartinah Tirtonegoro, 1984 : 14 )
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan prestasi
belajar disini adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil
usaha belajar siswa dalam satu semester untuk semua bidang studi
kelompok pilihan program. Indikasi hasil belajar yang akan
digunakan adalah angka hasil tes prestasi belajar semester genap
tahun pelajaran 2004/2005.
Anak judul yang berbunyi Penelitian yang dikhususkan
pada Prestasi belajar pilihan program Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabuaten Pekalongan Tahun
Pelajaran 2004/2005 mempunyai maksud bahwa penelitian tentang
pengaruh perhatian orang tuan dan minat belajar dengan prestasi
belajar siswa dikhususkan pada siswa SMA PGRI 2 Kajen yang
duduk di kelas II pilihan program Ilmu Pengetahuan Alam, untuk
mendalam mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia dan Matematika
sebagai pilihan progran yang diambil.
10
D. Rumusan Masalah
Dalam latar belakang telah dijelaskan tentang pengaruh perhatian
orang tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Dari masalah-
masalah yang ada dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada hubungan antara pengaruh perhatian orang tua
dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Apakah benar ada hubungan antara pengaruh perhatian
orang tua dengan prestasi belajar siswa
3. Apakah benar ada hubungan antara minat belajar dengan
prestasi belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang
hendak dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian orang
tua dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara perhatian
orang tua dengan prestasi belajar siswa
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat
belajar dengan prestasi belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
11
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk menambah perbendaharaan penelitian dalam
dunia pendidikan, khususnya dalam Karya tulis ilmiah
dalam rangka mengembangkan khasanah ilmiah
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman
dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih
mendalam
c. Sebagai pengembang disiplin ilmu kearah berbagai
spesifikasi
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pengelola pendidikan menengah khususnya
SMA : memberikan masukan di dalam memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa SMA untuk
meningkatkan prestasi belajar.
b. Bagi siswa-siswa SMA :
1). Memberi pengetahuan bahwa perhatian orang tua,
minat belajar sangat membantu dalam meningkatkan
prestasi belajar di sekolah
2). Memberikan pengetahuan bahwa bantuan orang tua,
guru sangat mendukung dalam memperbesar minat
belajar
3). Memberikan pengetahuan bahwa besarnya perhatian
orang tua,minat belajar sangat berpengaruh dalam
12
mencapai dan meningkatkan dalam meraih prestasi
belajar.
G. Batasan Istilah
1. Perhatian orang tua adalah suatu proses pemberian bantuan kepada
individu agar dapat memilih, menyiapkan, menyesuikan dan menetapkan
dirinya dalam belajar sesuai dengan keadaan dirinya.
2. Minat Belajar adalah suatu kecenderungan yang mengandung perhatian,
rasa senang, harapan dan pengalaman untuk melakukan suatu kegiatan
belajar
3. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian hasil usaha
belajar siswa dan bertujuan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih
memuaskan dari sebelumnya.
H. Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami alur penelitian
skripsi ini, maka penulis sajikan sistematika skripsi berikut :
1. Bagian Awal
Bagian awal ini meliputi : Halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, motto, halaman persembahan, kata pengantar dan ucapan
terima kasih, daftar isi, daftar tabel, daftar laporan dan abstrak
2. Bagian Inti
Pada bagian inti ini terdiri dari lima bab, secara berturut-turut meliputi :
13
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dikemukakan uraian yang berhubungan dengan
dasar-dasar teori untuk menganalisa masalah-masalah yang akan diteliti yang
merupakan hasil studi kepustakaan.
A. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan minat Belajar dengan Prestasi
Belajar
1. Tinjauan terhadap masalah pengaruh perhatian orang tua
Sebelum batasan tentang perhatian dan orang tua dikemukakan,
maka perlu kiranya dibicarakan tentang makna perhatian dan orang tua itu
sendiri.
Perhatian merupakan pemusatan psikis, salah satu aspek
psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dam luar
diri individu. Dengan perhatian dapat digunakan untuk meramalkan
tingkah laku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Perhatian akan memberikan warna dan corak bahkan arah tingkah laku
seseorang. Dengan perhatian, seseorang akan mendapatkan gambaran
kemungkinan rangsangan yang akan timbul sebagai respon terhadap
masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya.
a. Pengertian Perhatian
Tidak mudah bagi kita untuk merumuskan pengertian
perhatian. Ketidakmudahan itu disebabkan antara lain oleh beberapa
14
hal yaitu penggunaan perhatian yang kurang tepat oleh masyarakat.
Seringkali orang menyamakan perhatian dengan motif, motivasi
maupun empati.
Perhatian berbeda dari simpati, empati dan komunikasi
walaupun ketiganya berhubungan erat dalam pemusatan tenaga
seseorang. Menurut Dakir ( 1993 : 114 ) Perhatian adalah keaktifan
peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada di dalam maupun
yang ada di luar individu sedangkan pendapat senada dikemukakan
oleh Slameto ( 1995 : 105)
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
hubungan nya dengan pemilihan rangsangan yang datang
dari lingkungannya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian
adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang
datang dari dalam dan dari luar individu.
b. Pengertian orang tua
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia ( 1995 : 706 )
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan orang tua adalah orang yang
dihormati di kampung, tetua. Dari penjelasan di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa pengertian orang tua dalam penelitian ini adalah
ayah dan ibu dari anak ( jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu )
atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak
15
tersebut / wali siswa / orang tua asuh atau jika anak tersebut tinggal
bersama wali.
Berdasarkan uraian tersebut di atas dapatlah diambil
kesimpulan bahwa perhatian orang tua adalah pemusatan energi psikis
yang tertuju pada suatu abjek yang dilakukan oleh ayah dan ibu atau
wali terhadap anaknya dalam suatu aktivitas.
c. Macam-macam Perhatian Orang Tua
Menurut Tim Penulis FIP IKIP Yogyakarta ( 1993 : 13 )
disebutkan adanya macam-macam perhatian dapat ditinjau dari
beberapa sudut pandang yang pada prinsipnya meliputi :
1). Macam-macam perhatian orang tua menurut cara kerjanya,
dibedakan menjadi :
a). Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau
tidak sekehendak subjek.
b). Perhatian refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau
sekehendak subjek.
2). Macam-macam perhatian orang tua menurut intensitasnya,
dibedakan menjadi :
a). Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan
aspek kesadarannya.
b). Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang tidak banyak
menyertakan aspek kesadaran.
16
3). Macam-macam perhatian orang tua menurut luasnya,
dibedakan menjadi :
a). Perhatian Terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup
objek yang sangat terbatas, perhatian ini sering disebut dengan
perhatian Konsentratif.
b). Perhatian Terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada
macam-macam objek.
Sedangkan menurut Patty, dkk ( 1982 : 95 ) membedakan
perhatian menjadi tiga yaitu :
(1). Perhatian spontan dan perhatian paksaan, bila kita senang
terhadap suatu perhatian kita tercurah secara spontan.
Sebaliknya apabila kita tidak senang kepada sesuatu, kita
harus memaksakan perhatian kepadanya.
(2). Perhatian Konsentratif dan perhatian distributif, bila kita
memusatkan perhatian kepada satu hal saja, maka kita
menggunakan perhatian konsentratif. Dan manakala kita
memperhatikan beberapa hal maka kita menamakan
perhatian tersebut distributif.
(3). Perhatian sembarangan ( random attention ) yaitu
perhatian semacam ini tidak tepat, berpindah-pindah dari
objek yang satu kepada yang lain dan tidak tahan lama.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
macam-macam perhatian dapat dibedakan berdasarkan objek tertentu yang
disertai aktivitas. Dalam penelitian ini perhatian orang tua terhadap anak
disimpulkan sebagai pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu
objek yang dilakukan oleh orang tua ( ayah, ibu atau wali ) yang berupa :
perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian terpusat
dan perhatian terpencar.
17
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua
Perhatian tidak selamanya dapat diarahkan dengan baik. Hal
ini dikarenakan bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Dakir ( 1995 : 114 ) dikemukakan :
1). Ditinjau dari hal-hal yang bersifat objektif, yaitu
rangsangan yang kuat mendapatkan perhatian, kualitas rangsangan
mempengaruhi perhatian, objek yang besar menarik perhatian,
begitu pula rangsangan dapat menarik perhatian
2). Ditinjau dari hal-hal yang secara subjektif, yaitu hal-hal
yang bersangkut paut dengan pribadi subjek, misalnya : beberapa
rangsangan yang sesuai dengan bakatnya lebih menarik perhatian
daripada hal yang lain.
Selanjutnya Patty, dkk ( 1982 : 96 ) berpendapat bahwa hal-
hal yang mempengaruhi perhatian ada dua faktor yaitu faktor objektif
dan faktor subjektif.
Yang termasuk faktor objektif, adalah :
a). Perangsang yang berubah-ubah menarik perhatian
b). Perangsang yang luar biasa
c). Perangsang yang tiba-tiba
d). Benda-benda yang mempunyai bentuk tertentu
e). Benda-benda yang berhubungan dengan kebutuhan dasar.
18
Sedangkan faktor subjektif, adalah :
(a). Pekerjaan yang sedang kita laksanakan
(b). Keinginan yang sedang kita laksanakan
(c). Minat
(d). Perasaan
(e). Mode, dan
(f). Kebiasaan
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijabarkan bahwa faktor yang
mempengaruhi perhatian orang tua antara lain :
1. Faktor Objektif yang meliputi :
a. Rangsangan yang kuat
Orang tua memiliki perasaan yang sangat peka terhadap anaknya.
Apabila anak dirasa sedang kelihatan lain daripada keadaan
biasanya, maka orang tua dengan mendapat rangsangan yang
sangat kuat untuk segera memberikan perhatian kepada anak
dengan tujuan dapat memberikan sesuatu yang sedang dibutuhkan.
Misalnya anak nampak murung, maka orang tua segera
memberikan perhatian agar anak tersebut dapat membebaskan dari
kemurungan itu.
b. Kualitas Rangsangan
Orang tua dalam memberikan perhatian kepada anak tidak bersifat
terus menerus, namun dapat memilih sekiranya anak sedang sangat
membutuhkan perhatian. Hal ini dapat terjadi pada saat anak
19
sedang menghadapi ulangan misalnya. Maka orang tua
memandang bahwa situasi pada saat itu sangat membutuhkan
perhatian agar anak dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Situasi
sedang menghadapi ulangan adalah salah satu contoh kualitas
rangsangan yang membuat orang tua memberikan perhatian.
c. Objek yang besar atau perangsang luar biasa
Setiap orang memiliki emosi atau dorongan yang tersimpan dalam
hati, hal ini dapat muncul jika ada objek yang dapat menarik
perhatian secara tiba-tiba tanpa diduga sebelumnya, sehingga
perhatian muncul dengan dorongan yang sangat kuat atau luar
biasa. Misalnya orang tua mempunyai keinginan di dalam hati agar
anaknya dapat meraih prestasi yang tinggi, jika benar-benar anak
dapat mewujudkan keinginan orang tua tersebut, maka anak akan
mendapatkan perhatian yang lebih besar.
d. Rangsangan yang baru
Anak diharapkan dapat berkembang sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Jika dalam perkembangannya mempunyai kreatifitas
menuju hal-hal yang positif, maka orang tua akan memberikan
perhatian pula untuk mendukung kegiatan tersebut.
2. Faktor Subjektif yang meliputi :
a. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan
Orang tua pada era sekarang cenderung sangat sibuk dengan
pekerjaan. Ini diakibatkan karena keinginan orang tua dalam
20
memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga keluarga sering ditinggal.
Anak dibiarkan diasuh oleh pembentu misalnya, Anak kurang
mendapatkan perhatian dan kasih sayang, hal ini dapat
berpengaruh terhadap minat belajar.
b. Keinginan orang tua
Antara ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya harus bersikap
harmonis, artinya jangan memaksakan keinginannya sendiri-sendiri
antara ayah dan ibu, sehingga menimbulkan konflik, yang jika
tidak dapat diselesaikan dengan segera dapat mengancam keluarga
dan menjadi broken home. Ini berakibat anak bingung dan
berpengaruh terhadap minat belajar.
c. Minat
Keadaan orang tua suka berlebihan atau tidak sesuai dengan minat
dapat membuat orang tua kecewa, cemas dan sebagainya. Apabila
tidak dapat terlaksana, hal ini akan mengganggu atau
mempengaruhi perhatian orang tua terhadap minat belajar anak.
d. Perasaan
Keadaan perasaaan orang tua sangat berpengaruh terhadap minat
belajar anak. Hal ini dapat terjadi jika orang tua yang bekerja
perasaan gembira akan membuat suasana rumah yang
menyenangkan. Sebaliknya, orang tua yang bekerja dengan
perasaan marah membuat suasana rumah menjadi kurang
21
menyenangkan sehingga minat untuk belajarpun bagi anak
berkurang / menurun.
e. Mode
Keadaan mode sekarang berkembang sangat pesat. Orang tua yang
selalu mengikuti mode akan disibukkan dengan mode-mode baru,
baik mode rumah, perabot, pakaian dan sebagainya. Sehingga
orang tua cenderung memikirkan mode tanpa memperhatikan
anaknya, dan menjadikan minat belajar berkurang karena kurang
mendapatkan perhatian orang tuanya.
f. Kebiasaan
Kebiasaaan orang tua yang tidak baik seperti minum-minuman
keras, berjudi, free sex, sangat berpengaruh terhadap minat belajar.
Hal ini disebabkan keadaan orang tua yang tidak memberikan
contoh kehidupan yang baik, sehingga anak kurang bergairah
dalam belajar. Sebaliknya, jika orang tua melakukan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, seperti rajin beribadah, olahraga, membaca
buku, maka akan dapat meningkatkan minat belajar.
Berdasarkan penjelasan mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perhatian orang tua, maka dapat disimpulkan bahwa
perhatian orang tua dapat dipengaruhi dua faktor yaitu faktor objektif dan
subjektif.
Faktor objektif cenderung timbul karena dorongan dari dalam
diri individu, sedangkan faktor subjektif cenderung timbul dari luar diri
22
individu. Kedua faktor tersebut bagi orang tua dapat muncul dengan
sendiri ataupun bersama-sama tergantung pada objek yang sedang
dihadapi. Perhatian orang tua yang diberikan kepada anaknya sangat
berpengaruh terhadap perkembangan anak khususnya pada minat belajar
dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memberikan kontribusi yang positif
terhadap anak.
2. Tinjauan Terhadap Masalah Minat Belajar
a. Pengertian tentang minat,
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk
tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi
Suryabrata, 1988 : 109 ). Menurut Crow and Crow minat adalah
pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap
orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa
individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan
terdorong untuk memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut.
Karateristik minat menurut Bimo Walgito :
(1). Menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek.
(2). Adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari sesuatu
objek itu.
(3). Mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan
atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya
( 1977 ; 4 )
Menurut pendapat diatas yang perlu diperhatikan adalah
aspek terakhir yaitu unsur pengharapan menimbulkan keinginan untuk
mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya. Ahli lain mengatakan
23
bahwa minat sebagai sesuatu hasil pengalaman yang tumbuh pada dan
dianggap bernilai oleh individu adalah kekuatan yang mendorong
seseorang itu untuk berbuat sesuatu ( Winarno Surachmad, 1980 : 90 )
Jadi pengalaman yang dianggap bernilai merupakan faktor yang turut
membuat minat pada diri individu. Pengalaman memberikan motivasi
serta kekuatan pada diri individu untuk melakukan sesuatu.
Menurut H.C. Witherington yang dikutip Suharsini
Arikunto, Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek,
suatu masalah atau situasi yang mengandung kaitan dengan dirinya.
(1983 : 100 ). Batasan ini lebih memperjelas pengertian minat tersebut
dalam kaitannya dengan perhatian seseorang. Perhatian adalah
pemilihan suatu perangsang dari sekian banyak perangsang yang dapat
menimpa mekanisme penerimaan seseorang. Orang, masalah atau
situasi tertentu adalah perangsang yang datang pada mekanisme
penerima seseorang , karena pada suatu waktu tertentu hanya satu
perangsang yang dapat disadari. Maka dari sekian banyak perangsang
tersebut harus dipilih salah satu. Perangsang ini dipilih karena disadari
bahwa ia mempunyai sangkut paut dengan seseorang itu. Kesadaran
yang menyebabkan timbulnya perhatian itulah yang disebut minat.
Berdasarkan pengertian dimuka maka unsur minat adalah perhatian,
rasa senang, harapan dan pengalaman.
24
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow, ada tiga faktor yang
menimbulkan minat yaitu Faktor yang timbul dari dalam diri
individu, faktor motif sosial dan faktor emosional yang ketiganya
mendorong timbulnya minat, (Johny Killis, 1988 : 26 ). Pendapat
tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Sudarsono, faktor-faktor
yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut :
(1). Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa
kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.
(2). Faktor motif sosial, Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat
didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan
pengakuan, perhargaan dari lingkungan dimana ia berada.
(3). Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas
seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuat kegiatan atau
objek tertentu ( 1980 : 12 )
Jadi berdasarkan dua pendapat diatas faktor yang
menimbulkan minat ada tiga yaitu dorongan dari diri individu,
dorongan sosial dan motif dan dorongan emosional. Timbulnya minat
pada diri individu berasal dari individu, selanjutnya individu
mengadakan interaksi dengan lingkungannya yang menimbulkan
dorongan sosial dan dorongan emosional.
c. Proses Timbulnya Minat
Menurut Charles yang dikutip oleh Slamet Widodo
dideskripsikan sebagai berikut : Pada awalnya sebelum terlibat di
dalam suatu aktivitas, siswa mempunyai perhatian terhadap adanya
perhatian, menimbulkan keinginan untuk terlibat di dalam aktivitas
( Slamet Widodo, 1989 : 72 ). Minat kemudian mulai memberikan
25
daya tarik yang ada atau ada pengalaman yang menyenangkan denga
hal-hal tersebut. Secara skematis proses terbentuknya minat dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 : Proses terbentuknya minat
d. Fungsi Minat
Crow and Crow ( 1973 : 153 ) menyatakan ....the word
interested may be used to the motivatoring force which courses and
individual to give attenrion force person a thing or activity. Pendapat
disini dmaksudkan bahwa perhatian kepada seseorang, sesuatu maupun
aktivitas tertentu, sementara ia kurang atau bahkan tidak menaruh
perhatian terhadap seseorang , sesuatu atau aktivitas tertentu sementara
ia kurang atau bahkan tidak menaruh perhatian terhadap seseorang,
sesuatu atau aktivitas yang lain. Dari uraian tersebut dengan adanya
minat memungkinkan adanya keterlibatan yang lebih besar dari objek
yang bersangkutan. Karena minat berfungsi sebagai pendorong yang
kuat.
Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan
melakukan aktivitas dibandingkan aktivitas yang lain karena ada
perhatian, rasa senang dan pengalaman.
26
Perhatian Keterlibatan Minat
e. Pengertian Belajar
Disadari atau tidak, setiap individu tentu pernah
melakukan aktivitas belajar, karena aktivitas belajar tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan seseorang mulai sejak lahir sampai
mencapai umur tua.
Menurut Winkel :
Belajar adalah proses mental yang mengarah pada
penguasaan pengetahuan, kecakapan skill, kebiasaan atau
sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilakukan
sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan
adaptif.
Dari pengertian diatas, tampak belajar lebih menekankan
pada proses, baik proses mental, proses adaptasi dengan lingkungan,
proses melalui lingkugannya, proses melalui pengalaman, latihan
maupun praktek.
Selanjutnya ada pula yang merumuskan pengertian
belajar yang menekankan pada perubahan sebagaimana dikatakan oleh
Witherington, bahwa ,Belajar adalah perubahan dalam diri individu
yang dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, pengertian
dan apresiasi.
Dengan memperhatikan perumusan-perumusan tentang
pengertian belajar tersebut diatas maka penulis berpendapat; Bahwa
belajar adalah suatu peoses psikis yang berlangsung dalam interaksi
antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengatahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan
27
kebiasaan yang bersifat relative konstan / tetap baik melalui
pengalaman, latihan maupun praktek. Perubahan itu bisa sesuatu yang
baru atau hanya penyempurnaan terhadap hal-hal yang sudah dipelajari
yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih
tersembunyi. Sedangkan proses belajar dapat berlangsung dengan
kesadaran individu atau tidak, sebagaimana diungkapkan oleh Winkel
bahwa, Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran
dan intensi, tetapi itu tidak mutlak perlu. ( : )
f. Pengertian Minat Belajar
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu untuk
memiliki rasa senang, dorongan melakukan aktivitas terhadap kegiatan
belajar yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun pengalaman.
Dengan demikian minat belajar pada diri siswa, maka kegiatan belajar
akan dilakukan dengan penuh kesadaran, dilakukan dengan senang dan
mempunyai dorongan untuk memperoleh hasil belajar yang optimal.
g. Faktor-faktor Yang Menimbulkan minat Belajar
Minat merupakan kecenderungan yang agak menetap
pada diri individu, tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses.
Seseorang mempunyai minat dari pembawaanya, minat tersebut akan
menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan
dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan
28
diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik
melalui latihan maupun belajar.
Dan faktor yang dapat menimbulkan minat belajar dalam
hal ini adalah dorongan dari dalam individu, dorongan motif sosial dan
dorongan emosional.
h. Macam-Macam Minat Belajar
Sesuai dengan aturan diatas, bahwa minat merupakan
kecenderungan untuk memiliki rasa senang terhadap suatu objek dan
dalam penelitian ini objek yang diteliti mengenai belajar, maka penulis
kemukakan tentang macam-macam minat yang berhubungan dengan
macam-macam belajar.
Menurut Robert M. Gague yang dikutip oleh Suyarno
( 1985 : 9 ) ada delapan macam model belajar yang disebut :
Cumulative Learning Model Adapun macam atau jenis belajar
sebagai berikut :
1). Signal Learning ( belajar Signal ) individu belajar memberikan
respon terhadap suatu tanda ( signal )
2). Claining learning ( belajar merangkai membentuk suatu rangkaian
hubungan stimulus respon S R )
3). Stimulus Respon Learning : belajar memberikan respon yang tepat
terhadap stimulus tertentu.
4). Verbal Assaciation learning : Belajar memahami pengertian verbal
jenis ini terutama diperlukan dalam belajar bahasa.
29
5). Multiple descimination learning : Belajar membedakan sesuatu
dalam jumlah yang banyak, sehingga individu perlu memberikan
respon yang berbeda-beda.
6). Concept learning : Belajar tentang berbagai hal sehingga dapat
mengklasifikasikan berbagai hal itu akhirnya mendapat pengertian
atau membentuk konsep tentang suatu hal.
7). Principle learning : Belajar prinsip, belajar memahami prinsip
antara dua pengertian / konsep atau lebih.
8). Problem solving : belajar memecahkan masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
macam-macam minat belajar diikuti adanya kegiatan-kegiatan
yang mendukung timbulnya suatu aktivitas belajar. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh delapan macam model belajar yakni belajar
dengan tanda, belajar merangkai, belajar memberikan respon,
belajar memahami pengertian verbal, belajar membedakan sesuatu
dalam jumlah banyak, belajar konsep, belajar prinsip dan
memecahkan masalah, sehingga minat belajar siswa akan lebih
terarah dengan adanya kegiatan tersebut.
i. Ciri-Ciri Orang Yang Berminat Belajar
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, AM
( 1998 : 46 ) menyebutkan hal-hal yang dapat mendorong atau
menimbulkan minat belajar adalah sebagai berikut :
30
1). Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang labih
luas.
2). Adanya sifat yang kreatif pada orang yang belajar dan keinginan
untuk maju
3). Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru
dan teman-temannya
4). Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan
kompetensi.
5). Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
6). Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.
Maslow yang dikutip oleh Sardiman AM ( 1998 : 46 )
mengemukakan dorongan-dorongan seseorang untuk belajar yaitu
sebagai berikut :
1). Adanya kebutuhan fisik
2). Adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari kekuatan
3). Adanya kebutuhan dan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan
dengan orang lain.
4). Adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari
masyarakat
5). Sesuai dengan sifat seseorang untuk mengemukakan atau
mengetengahkan diri.
31
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
orang yang berminat belajar ditandai adanya sifat ingin tahu, adanya
kreativitas, adanya simpati dari orang lain, memperbaiki kegagalan,
adanya rasa aman dan adanya ganjaran atau hukuman.
j. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Minat Belajar
Perhatian itu timbul karena adanya dorongan psikis
tertentu dan karena adanya rangsangan dari lingkungan.
Memperhatikan atau menaruh perhatian dapat diartikan sebagai
mengarah kepada sesuatu dan mempersiapkan diri untuk
melaksanakan pengamatan satu objek atau pelaksanaan satu perbuatan.
Perhatian orang tua terhadap minat belajar anak dapat dilakukan
dengan berbagai macam tergantung sudut objek atau sudut pandang.
Hal ini karena masing-masing orang tua mempunyai perbedaan
sendiri-sendiri, antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila orang
tua memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anak
dalam hal belajar maka aktivitas belajar dapat menumbuhkan minat
belajar tanpa ada rasa terpaksa.
Adanya perhatian dari ayah, ibu atau wali yang berupa
perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian
terpusat dan perhatian terpencar maka anak merasa dilindungi dan
diperhatikan oleh orang tua sehingga dalam melakukan berbagai
kegiatan termasuk juga kegiatan belajar tidak mengalami tekanan-
tekanan psikis. Dengan demikian perhatian orang tua terhadap anak
32
berpengaruh terhadap minat belajar anak. Semakin baik perhatian
yang diberikan kepada anak, maka akan semakin berpengaruh terhadap
minat belajar. Dan sebaliknya semakin kurang perhatian orang tua
terhadap anak, maka semakin berkurang minat belajar yang
ditimbulkan oleh anak.
3. Tinjauan Terhadap Masalah Prestasi Belajar
Menurut Sutratinah Tirtonegoro, bahwa :
Yang dimaksud prestasi belajar adalah peningkatan hasil usaha
kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka,
huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. ( :
80 )
Dari batasan diatas, dapat penulis uraikan bahwa setelah siswa
melakukan usaha belajar di sekolah dengan waktu tertentu, maka untuk
selanjutnya siswa dihadapkan pada suatu test yang biasa disebut Tes Hasil
Belajar. Dari hasil test tersebut dapat diukur prestasi belajar siswa dengan
standar tertentu. Biasanya ukuran prestasi belajar siswa dilambangkan
dalam bentuk angka, huruf atau kata.
Secara garis besarnya, karateristik prestasi belajar dapat
disebutkan sebagai berikut :
a. Prestasi belajar seseorang merupakan perubahan perilaku yang dapat
diukur, dalam hal ini dengan menggunakan tes.
b. Prestasi belajar seseorang menunjuk pada individu, sebagai sebab,
artinya individulah sebagai pelakunya.
33
c. Prestasi belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan standard
tertentu, baik berdasarkan norma kelompok ataupun norma yang tidak
ditetapkan.
d. Prestasi belajar menunjukkan pula pada hasil kegiatan yang disengaja
dan disadari yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
1). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Berhasil tidaknya kegiatan belajar dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan akan tergantung pada faktor dan
kondisi yang mempengaruhinya.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses
atau kegiatan belajar dan hasil atau prestasi belajar dapat
digolongkan menjadi dua yaitu :
a). Faktor individu yang belajar ( faktor interen )
b). Faktor lingkungan di luar individu yang belajar ( faktor
eksteren )
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan lebih
terinci tentang kedua faktor yang mempengaruhi belajar :
(1). Faktor individu yang belajar ( faktor internal)
Siswa sebagai pelajar merupakan salah satu
unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Berhasil tidaknya proses belajar bagi diri siswa akan
tampak pada perubahan yang terjadi pada diri siswa.
34
Diantara faktor-faktor yang perlu diperhatikan dari segi
siswa ini adalah :
(a). Faktor Fisiologis / Jasmaniyah yang bersifat
pembawaan maupun bukan pembawaan seperti :
penglihatan, bentuk tubuh, kondisi fisik, kematangan
fisik dan sejenisnya.
(b). Faktor psikologis, baik yang bersifat pembawaan atau
bukan pembawaan seperti : taraf intelegensi,
kemampuan belajar, bakat, unsur kepribadian tertentu
seperti : sikap, kebiasaan, minat, motivasi, emosi, rasa
aman, penyesuaian diri, perhatian, kematangan
psikologis dan sejenisnya.
(1). Faktor Lingkungan di luar Individu yang Belajar ( Faktor
Eksternal )
Faktor eksternal ini sering pula menjadi salah
satu sumber / faktor yang berpengaruh dalam proses belajar
mengajar, karena dalam proses belajar mengajar siswa
selalu terkait dengan faktor eksternal ini. Termasuk faktor
ini diantaranya adalah sebagai berikut :
(a). Faktor Tujuan
Setiap kegiatan manusia menpunyai tujuan
tertentu, demikian pula halnya dengan proses belajar
yang merupakan salah satu bentuk kegiatan manusia
35
dalam lingkungannya, sudah barang tentu mempunyai
tujuan tertentu pula.
Semakin jelas tujuan yang akan dicapai
dalam belajar, semakin jelas dan positiflah kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan siswa. Hal ini dapat
merangsang individu untuk lebih giat melakukan
kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
(b). Faktor Guru
Guru sebagai perantara dalam usaha
memperoleh perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab
itu faktor guru merupakan faktor penting dalam proses
belajar mengajar dan akan mempengaruhi prestasi
belajar siswa.
Faktor guru yang perlu dipertimbangkan
antara lain adalah : karateristik intelektual baik berupa
kecakapan potensial maupun aktual, kecakapan
psikomotorik, karateristik afektif yang meliputi ;
kematangan dan kestabilan emosi, minat dan sikap
terhadap profesinya serta terhadap materi yang akan
diajarkan guru serta aspek kepribadian lainnya.
36
(c). Faktor Lingkungan fisik dan Lingkungan Luar
Fasilitas fisik tempat belajar berlangsung,
akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa.
Keadaan fisik sekolah yang baik akan lebih
memungkinkan siswa belajar dengan tenang, teratur dan
lancar, demikian pula sebaliknya. Faktor lingkungan
fisik dan luar ini meliputi antara lain : bentuk dan
ukuran ruangan dan suasana prasarana belajar lainnya
yang diperlukan dalam belajar.
(d). Faktor-faktor Sosial di Sekolah, yang meliputi : system
sosial yang ada di sekolah, status sosial siswa dan
interaksi antara guru dan siswa baik dalam proses
belajar mengajar maupun di luar proses belajar
mengajar.
(e). Faktor-faktor Situasional, seperti situasi dan kondisi
keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, musim, iklim,
waktu dan sekitarnya.
2). Tes Hasil Belajar Dalam Hubungannya dengan Prestasi Belajar
Dalam Kaitannya dengan proses belajar mengajar, maka
untuk mengetahui efektifitas proses belajar mengajar dan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang
diharapkan dari hasil belajarnya perlu diadakan evaluasi belajar.
37
Untuk mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
diperlukan suatu alat evaluasi yang biasanya disusun oleh guru
mata pelajaran itu sendiri dan biasa disebut dengan Tes Hasil
Belajar ( THB ).
Di Indonesia THB ada dua macam yaitu THB yang disusun oleh
guru untuk kelasnya sendiri dan disusun oleh sejumlah guru secara
bersamaan yang disebut dengan .................... biasanya digunakan
untuk ulangan semesteran. Kedua macam THB tersebut
mempunyai peranan besar sebagai alat evaluasi dalam bidang
pendidikan.
Berdasarkan jawaban-jawaban siswa terhadap pertanyaan
dan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam THB ini,
siswa diberi nilai tertentu yang menyatakan taraf prestasi yang
telah dicapai siswa.
Dalam Tes Hasil Belajar saat ini, dapat dibedakan antara
Tes Formatif dan Tes Sumatif.
Menurut Abd. Gafur :
Tes Formatif digunakan sewaktu pengajaran sedang
berlangsung untuk memacu, mengarahkan, dan menilai
belajar siswa dan untuk menilai efektifitas proses
pengajaran.
Sedangkan, Tes Sumatif adalah tes yang diberikan diakhir
pengajaran untuk menentukan apakah yang letah dipelajari
siswa ( 1984 : 82 )
Menilik pendapat di atas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa ada bentuk THB, yaitu : Formatif, misalnya :
38
Tes Akhir Unit Bahan, Tes Latihan dalam Kelas, sedangkan Tes
Sumatif misalnya : Tes Ulangan yang dilakukan pada akhir
semester, Ujian Nasional, Ujian Akhir Semester.
Dari uraian dimuka, maka berhubungan erat dengan
Prestasi Belajar siswa. Tes hasil belajar akan menggambarkan
sejauh mana siswa telah mencapai hasil yang diharapkan dari
proses belajar mengajar dan prestasi yang telah dicapai siswa.
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Pengaruh Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa
Menjadi orang tua tidak berarti menjadi arif, serba tahu dan
serba benar. Mencari dan menyayangi anak adalah suatu naluri tetapi
bagaimana menyatakan rasa sayang dan cinta adalah suatu ketrampilan
yang bisa dipelajari dan dilatih.
Orang tua yang memutuskan untuk bersama-sama berkarir,
perlu saling memberi dukungan psikologis satu sama lain ssehingga
memperkuat, melengkapi dan menunjang karir masing-masing, tetapi
kualitas hubungan dengan anak perlu dijaga dengan cara meningkatkan
kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Empati perlu
dipertajam sehingga orang tua bisa menempatkan pikiran dan perasaannya
ke dalam pikiran dan perasaan anak dalam kondisi khusus misalnya si
anak sedang belajar maka dibutuhkan lebih banyak perhataian dari orang
39
tua. Pola hidup sibuk dapat menjadi model bagi anak yntuk
mengembangkan sikap dan perilaku produktif, motivasi tinggi untuk
berprestasi, bertanggung jawab dan mandiri.
Setiap orang tua diharapkan mampu menjadi pendidik pertama
dan utama bagi anak dan seluruh anggota keluarga. Dari keluarga
seharusnya anak memperoleh pendidikan, apa saja yang seharusnya boleh
dilakukan dan apa saja yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Membiasakan anak hidup teratur, tertib, disiplin, sopan, santun baik dalam
keluarga maupun dengan lingkungan diluar keluarga. Semua ini diarahkan
pula untuk menanamkan jiwa kemandirian dan sebagai modal untuk
menumbuhkan profesionalisme, mencapai prestasi belajar di sekolah yang
sangat diperlukan dalam masa depannya.
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara
Pengaruh Perhatian Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa pada siswa
kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan.
2. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa
Bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar, tak usah
dipertanyakan lagi. Kalau seorang siswa tidak berminat untuk mempelajari
sesuatu tidap dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam
mempelajari hal tersebut, sebaliknya kalau seorang mempelajari sesuatu
dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan lebih
baik. Karena itu persoalan yang biasa timbul ialah bagaimana
mengusahakan agar hal yang disajikan sebagai pengalaman belajar itu
40
menarik para siswa, atau bagaimana caranya menentukan agar para siswa
itu mengenai hal-hal yang memang menarik minat mereka. Dalam
hubungan yang terakhir ini misalnya persoalan mengenai pemilihan
jurusan / pilihan program bidang studi pada lembaga-lembaga pendidikan
formal. Sebaliknya pilihan program terhadap bidang studi itu dipilih yang
benar-benar dengan minat para siswa, karena dengan demikian dapat
diharapkan hasil dan prestasi belajar yang lebih baik.
Dengan demikian diduga ada hubungan antara adanya minat
belajar dengan prestasi belajar siswa.
3. Hubungan Antara Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar dengan Prestasi
Belajar Siswa
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk membina hubungan
orang tua dan anak yang pada akhirnya diharapkan dapat menumbuhkan,
membina dan mengembangkan minat belajar anak salah satunya adalah
penanaman kedisiplinan terhadap anak.
Prestasi belajar yang tinggi yang dicapai di sekolah merupakan
harapan semua pihak, baik pihak siswa sendiri, guru, orang tua bahkan
pemerintah.
Menurunya prestasi belajat anak didik pada seluruh jenjang
pendidikan di Indonesia saat ini termasuk SMA, menyebabkan perlunya
diselidiki faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut.
Pada dasarnya prestasi belajar yang diraih siswa merupakan
hasil suatu proses dalam suatu sistem yang saling berhubungan, sehingga
41
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajarpun dapat terjadi saling
berhubungan antara faktor yang satu dengan faktor yang lain. Dan minat
memiliki daya prediksi yang tinggi terhadap perilaku seseorang. Sehingga
seseorang yang mempunyai minat untuk belajar tinggi atau keras, maka
dalam dirinya akan muncul dorongan psikologis yang sangat kuat untuk
mempersiapkan diri untuk belajar.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, bila pengaruh
perhatian orang tua dilaksanakan di rumah secara efektif dan adanya minat
belajar yang tinggi pada siswa, maka akan diperoleh hasil dan prestasi
belajar juga tinggi. Begitu pula sebaliknya apabila pengaruh perhatian
orang tua tidak dilaksanakan secara efektif, baik di rumah dan rendahnya
minat belajar, maka hasil dan prestasi belajar siswapun juga rendah.
C. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, dapat digambarkan
hubungan ketiga variabel penelitian tersebut dalam paradigma penelitian
sebagai berikut :
Gambar 2. Paradigma Penelitian
42
X1
X2
Y
Keterangan :
X1 : Perhatian Orang Tua
X2 : Minat Belajar
Y : Prestasi Belajar Siswa
H1 : Hipotesis Pertama
H2 : Hipotesis Kedua
H3 : Hipotesis Ketiga
D. Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, kerangka berpikir dan paradigma
penelitian dimuka, dan agar kegiatan penelitian tetap terarah secara jelas
sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapatlah dirumuskan beberapa hipotesis
sebagai berikut :
1. Ada hubungan yang positif antara intensitas perhatian orang tua dengan
prestasi belajar pada siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabupaten
Pekalongan
2. Adanya hubungan yang positif antara minat belajar dengan prestasi belajar
siswa pada siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabupaten Pekalongan
3. Ada hubungan yang positif antara intensitas perhatian orang tua dan minat
belajar dengan Prestasi belajar siswa pada siswa kelas II SMA PGRI 2
Kajen Kabupaten Pekalongan.
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Muhammad Ali ( 1985 : 81 ) mengatakan bahwa pendekatan
penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari perumusan masalah sampai
dengan penarikan kesimpulan.
Menurut Fx. Sudarsono, ada 2 ( dua ) jenis pendekatan penelitian
yaitu :
1. Pendekatan Kuantitatif, artinya bahwa seorang peneliti
harus bekerja dengan angka-angka sebagai perujudan dari gejala
yang diamati, sehingga memungkinkan digunakan analisis
statistic.
2. Pendekatan Kualitatif, artinya seorang peneliti bekerja
dengan informasi-informasi, keterangan-keterangan dan
penjelasan data. Tehnik analisanya yang digunakan adalah tehnik
non statistic / dengan prinsip ( 1988 : 1 )
Sehubungan dengan pendekatan di atas, maka dalam penelitian ini
pendekatan yang dipilih adalah pendekatan kuantitatif karena gejala-gejala
hasil penelitian yang berujud data, diukur dan dikonversikan dahulu dalam
bentuk angka-angka atau dikuantifikasikan dan dianalisis dengan tehnik
statistic. Adapun pendekatan kuantitatif dengan tujuan sebagai berikut :
a. Menggambarkan suatu gejala secara kuantitaitf dengan
sajian skor, neraca, penyimpangan, grafik dan lain-lain.
b. Menerangkan suatu gejala misalnya untuk menunjukkan
besarnya koefisien dan arah korelasi, besarnya sumbangan suatu
variable, ada tidaknya perbedaan suatu kelompok dan lain
sebagainya.
44
c. Membuat prediksi dan estimasi berdasarkan hasil analisa
dan model yang telah ditetapkan ( FX. Soedarsono, 1988 : 9 )
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yang ingin mengetahui tentang
Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar
Siswa pada siswa kelas II SMU PGRI 2 Kajen Pekalongan tahun pelajaran
2004 / 2005, maka penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
korelasional, karena peneliti berusaha menelaah hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain. Sehubungan dengan itu Suharsini
Arikunto menyatakan bahwa tujuan penelitian korelasional adalah untuk
menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada, seberapa eratnya
hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu ( Suharsini Arikunto,
1991 : 21 )
Sedangkan tujuan penelitian korelasional ( Corelational Research )
sebagaimana dikutip oleh Suriswo, adalah sebagai berikut :
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi
sejauhmana variasi variasi pada suatu faktor berkaitan dengan
variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi ( 2005 : 35 )
Penelitian ini bila dilihat dari hadirnya variabel maka disebut
penelitian deskriptif, karena variabel yang dipakai menggambarkan
variabel yang sudah ada datanya sekarang. Pendapat senada dikutip oleh
Suriswo, menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan dengan
menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang ( sedang
terjadi ), adalah penelitian deskriptif ( 2005 : 30 )
45
Sifat dari penelitian adalah ex post facto karena pengumpulan data
dilakukan setelah kejadian berlangsung. Hal ini sesuai dengan kutipan
Suriswo, ( 2005 : 35 ) yang mengatakan bahwa, metode penelitian
komparatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan
setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SMA PGRI 2 Kajen
Pekalongan Jawa Tengah
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni tahun 2005
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sebuah konsep seperti halnya laki-laki
dalam jenis kelamin, insaf dalam kesadaran menurut F.N. Kerlinger yang
dikutip oleh Suriswo ( 2005 : 65 ) pendapat senada diberikan oleh Sutrisno
Hadi, yang dikutip oleh Suriswo, bahwa variabel adalah sebagai gejala yang
bervariasi ( 2005 : 65 ).
Selanjutunya Suharsini Arikunto berpendapat bahwa variabel dapat
dibedakan atas kualitatif dan kuantitatif, lebih jauh variabel kuantitatif
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu variabe diskrit dan variabel
kontinum. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Variabel Diskrit : Variabel Nominal : Variabel Kategorik
karena hanya dapat dikategorikan atas 2 kutub yang
berlawanan yakni Ya dan tidak.
46
2. Variabel Kontinum, dipisahkan menjadi 3 variabel kecil
yaitu :
a. Variabel Ardinal, yaitu variabel yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan, untuk sebutan lain adalah variabel
lebih kurang karena yang satu punya kelebihan dari yang
lain.
b. Variabel Internal, yaitu variabel yang mempunyai
jarak, jika dibanding dengan variabel lain, sedang jarak itu
sendiri adalah dapat diketahui dengan pasti.
c. Variabel Ratio, yaitu variabel perbandingan.
Variabel ini dalam hubungannya antara sesamanya
merupakan sekian kalinya ( 1996 : 97 98 )
Variabel dalam penelitian ini dapat digolongkan dalam variabel
kontinum karena dapat digolong-golongkan menurut tingkatannya. Sesuai
dengan pendapat Sutrisno Hadi bahwa variabel atau gejala yang dapat
digolong-golongkan menurut tingkat besar kecilnya disebut gejala kontinum
( 1990 : 224 ). Sedangkan ditinjau dari jenisnya maka variabel dalam
penelitian ini dapat digolongkan menjadi variabel internal karena
menggunakan skala ukuran berjarak sama.
Menurut fungsinya di dalam penelitian maka variabel juga dapat
dibedakan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat, yaitu :
1). Variabel bebas ( Independent Variabel )
a). Perhatian orang tua ( X1 )
b). Minat belajar ( X2 )
2). Variabel terikat ( Dependent Variabel ) adalah Prestasi
belajar siswa ( Y )
47
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian yang akan
dikenai generalisasi hasil penelitian ( Suharsini Arikunto, 1997 : 102 ).
Populasi menurut Sutrisno Hadi ( 1990 : 70 ) adalah seluruh individu yang
akan dikenai sasaran generalisasi dari sampel yang akan diambil dalam
suatu penelitian.
Senada dengan pendapat diatas Zainul Mustofa memberi batasan
tentang populasi yaitu semua individu yang menjadi objek penelitian
( 1991 : 3 )
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah keseluruhan individu yang menjadi sasaran penelitian. Sebagai
populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas II SMA PGRI 2 Kajen
Pekalongan yang terdaftar pada tahun pelajaran 2002 / 2003, dengan
pertimbangan :
a.Siswa kelas II diasumsikan mempunyai karateristik yang
sama, misalnya kelas II dengan kurikulum yang sama, usia
yang hampir sama, dimana mereka telah memiliki tingkat
kematangan fisik dan psikis.
b. Kelas II merupakan tingkat penjurusan / pemilihan
program sehingga diasumsikan mereka akan lebih banyak
memikirkan tentang apa yang akan dipilih setelah kenaikan
kelas III.
48
c.Mereka telah mencapai suatu taraf perkembangan
kepribadian yang relatif sama daripada masa sebelumnya.
d. Pada kelas II siswa SMA harus memilih program
pengajaran khusus, yaitu IPA, IPS dan Bahasa.
e.Masalah yang mendasar dalam minat untuk belajar, siswa
timbul pada awal naik kelas III
SMA yang akan digunakan untuk penelitian ini mempunyai 3
kelas. Dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 150 siswa. Distribusi
siswa untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 01
Distribusi Siswa Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan
Tahun Pelajaran 2004 / 2005
NO Kelas
1 II / 1 46
2 II / 2 43
3 II / 3 46
4 Kelas Khusus 15
Jumlah Total 150
2. Sampel Penelitian
a. Penentuan besar sampel
Untuk menentukan besarnya sampel, peneliti mengacu pada
tabel yang diibuat oleh Harry King. Berdasarkan tabel tersebut untuk
49
mengambil atau menentukan besarnya sampel penelitian bagi populasi
150 siswa dengan taraf kesalahan 25 % berada pada posisi 37,5. Jadi
jumlah sampel yang diambil adalah dibulatkan menjadi 38 siswa.
b. Tehnik Sampling yang digunakan
Penelitian ini merupakan penelitian sampel atau studi
sampling. Studi Sampling merupakan penelitian yang tidak memiliki
seluruh subyek yang ada dalam populasi. Penelitian sampling
dilakukan melalui tindakan menarik sampel sebagian dari populasi,
mengambil bagian yang lebih kecil, dan kemudian
menggeneralisasikan hasil penelitian itu kepada populasi.
Kelas II SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan terdiri dari 3 kelas dan 1
kelas khusus, maka agar diperoleh sampel yang cukup representatif
digunakan tehnik pengambilan sampel Proporsional Random
Sampling. Proporsional ini ditetapkan karena masing-masing kelas
mempunyai jumlah siswa yang berbeda. Selanjutnya pengambilan
sampel ditentukan secara random. Hal ini disebabkan karena metode
random memberi kemungkinan pada semua siswa sebagai subyek
dalam populasi berkesempatan menjadi sampel penelitian ( Sutrisno
Hadi, 1990 : 203 ). Untuk penentuan sampelnya, peneliti menggunakan
cara undian, karena cara undian ini lebih mudah dan menghindarkan
dari faktor-faktor subyektifitas peneliti. Dalam penentuan sampel
masing-masing kelas dapat dijabarkan sebagai berikut :
50
Tabel 02
Distribusi Sampel Penelitian Siswa Kelas II
SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan Tahun Pelajaran 2004 / 2005
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel
1 II / 1 46 12
2 II / 2 43 11
3 II / 3 46 12
4 Kelas Khusus 15 3
Jumlah 150 38
E. Metode Pengumpulan Data
Suharsini Arikunto ( 1993 : 121 ) menjelaskan bahwa
Pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat dipergunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data-data. Macam-macam metode atau tehnik
pengumpulan data antara lain angket ( kuisioner ), wawancara ( interview ),
pengamatan ( observasi ), ujian ( Tes ) dan dokumentasi. ( Suharsini
Arikunto, 1993 : 121-122 )
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket
atau kuisioner dan metode dokumentasi. Sesuai dengan metode pengumpulan
data yang peneliti gunakan, maka untuk lebih jelasnya akan peneliti uraikan
sebagai berikut :
51
1. Metode Angket ( Kuisioner )
Metode angket ( Kuisioner ) adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dann arti larti
laporan tentang ptibadinya, atau hal-hal yang diketahui ( Suharsini
Arikunto, 1997 : 124 ). Menurut Suharsini Arikunto, angket dapat
dibedakan atas beberapa jenis tergantung pada sudut pandangnya, yaitu :
a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada :
1). Kuisioner Terbuka, yang memberi kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya
sendiri.
2). Kuisioner Tertutup, yang sudah disediakan
jawabannya, sehingga responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan, maka ada :
1). Kuisioner Langsung : responden langsung
menjawab tentang dirinya.
2). Kuisioner tidak langsung : responden menjawab
tentang orang lain
c. Dipandang dari bentuknya, maka ada :
1). Kuisioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah
sama dengan kuisioner tertutup
2). Kuisioner isian, yang dimaksud adalah kuisioner
terbuka
3). Cheklist, sebuah daftar dimana responden tinggal
membubuhkan tanda cek ( v ) pada kolom yang sesuai.
d. Rating Scale ( Skala bertingkat ) yaitu sebuah
pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan
tingkat-tingkat, misalnya mulai dari sangat setuju sampai
sangat tidak setuju ( Suharsini Arikunto, 1991 : 124 )
Pada penelitian ini menggunakan angket tertutup, langsung dan
berbentuk skala bertingkat. Alasan pemilihan metode angket dalam
penelitian ini didasarkan atas asumsi yang dikemukakan Sutrisno Hadi
bahwa :
a.Subyek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya
b. Apa yang dinyatakan subyek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
52
c.Interprestasi subyek tentang penrtanyanyang diajukan
adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti ( Sutrisno
Hadi, 1990 : 157 )
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini untuk
mengungkap data-data mengenai Pengaruh perhatian orang tua dan minat
belajar. Angket juga memiliki beberapa kelemahan sebagaimana
dikemukakan oleh Suharsini Arikunto, sebagai berikut :
a.Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga
ada pertanyaan yang terlewati / tidak dijawab, padahal sukar
dikembalikan padanya.
b. Sering sukar dicari validitasnya
c.Walaupun dibuat secara anonim kadang-kadang responden
memberikan jawaban yang tidak jujur.
d. Seringkali tidak kembali terutama jika dikirim lewat
pos
e.Waktu pengembalian tidak sama-sama dan bahkan ada
yang terlalu lama sehingga terlambat. ( 1992 : 126 )
Untuk mengatasi beberapa kelemahan tersebut maka peneliti
mengadakan uji coba angket yang benar-benar valid dan reliabel.
Sedangkan untuk mengatasi persoalan tehnis yang berkaitan dengan waktu
pengumpulan dan ketelitian memberikan jawaban, peneliti memberikan
petunjuk dalam angket yang jelas dan mengadakan pendekatan
kemanusian dalam meminta responden untuk mengisi angket. Pendekatan
tersebut adalah peneliti memberikan penjelasan seperlunya sehingga
angket tidak dikerjakan dengan terlalu tergesa-gesa dan agar jawaban
dapat diberikan sesuai dengan yang sebanarnya. Peneliti juga mengadakan
pengawasan dan penjelasan jika pada pelaksanaannya responden
mengalami kesulitan dan kalau ada hal-hal yang kurang jelas. Dengan
demikian maka diharapkan dari angket tersebut dapat diperoleh data yang
53
benar-benar telah menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari
responden yang diteliti.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup yaitu angket yang menghendaki jawaban pendek, dan tertentu
yang telah disediakan oleh peneliti dengan cara memberikan tanda-tanda
pada alternatif jawaban yang dipilih.
2. Metode Dokumentasi
Dalam penelitian ini yang dimaksud dokumentasi menurut
Winarno Surakhmad adalah Suatu metode pengumpulan data dengan
jalan melihat catatan yang sudah ada ( 1985 : 100 ). Untuk melihat
catatan yang sudah ada peneliti dapat mengambilnya dari nilai tes, surat
kabar, traskrip, agenda rapat, nilai raport, dan sebagainya.
Dokumentasi sebagai sumber data dapat diklasifikasikan menjadi
dua golongan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber
data primer adalah sumber asli yang diambil atau diperoleh secara
langsung dari pihak pertama, sedangkan sumber data sekunder adalah
sumber yang diperoleh dari pihak lain. Data dalam penelitian ini
merupakan data primer yaitu dengan jalan menyalin dari dokumen hasil
belajar siswa atau daftar nilai siswa dan diambilkan dari pengelolaan
semester genap kelas II yang terdapat pada buku legger tahun pelajaran
2004 / 2005.
54
F. Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini salah satunya adalah
angket, oleh karena itu instrumen yang dibuat berupa angket. Menurut
Suharsini Arikunto, prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang
baik secara berturut-turut adalah perencanaan, penulisan butir item,
penyuntingan, uji coba, penganalisaan hasil (Suharsini Arikunto, 1989 : 134
135 ). Berdasarkan pendapat tersebut, langkah-langkah pengadaan instrumen
yang ditempuh dalam penelitian ini adalah :
1. Perencanaan dan penulisan butir soal
Langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah mendefinisikan
konsep variabel yang hendak diukur dan menentukan indikator-indikator
untuk dijabarkan menjadi butir item.
a. Variabel Pengaruh Perhatian Orang Tua
1). Definisi Operasional
Pengaruh perhatian orang tua terhadap anak adalah sebagai
pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek yang
dilakukan oleh ayah dan ibu atau wali yang berupa perhatian
spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif, perhatian terpusat,
dan perhatian terpencar.
2). Kisi-kisi Variabel Pengaruh Perhatian Orang Tua
Kisi-kisi tentang variabel Pengaruh Perhatian Orang Tua dapat
dilihat pada tabel 04 halaman 63
55
b. Variabel Minat Belajar
1). Definisi Operasional
Minat belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa
senang, dorongan melakukan aktivitas terhadap kegiatan belajar
yang dilakukan melalui latihan-latihan ataupun pengalaman.
2). Kisi-kisi variabel minat belajar
Kisi-kisi tentang variabel minat belajar dapat dilihat tabel 05
halaman 63
Adapun penetapan skor untuk kedua instrumen dalam penelitian
ini adalah untuk alternatif A dengan skor 4, B dengan skor 3, C dengan
skor 2, dan D dengan skor 1, dan E dengan skor 0.
2. Penyuntingan
Penyuntingan yang dimaksud meliputi melengkapi instrumen
dengan kata pengantar, petunjuk pengisian, ucapan terima kasih,
penyediaan lembar jawaban.
3. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dikenakan bagi siswa yang nantinya bukan
menjadi sampel tetapi masih merupakan satu populasi. Untuk melakukan
uji coba instrumen biasanya dengan jumlah responden 30 50 orang
sudah mencukupi karena dengan jumlah minim 30 orang ini maka
distribusi skor akan mendekati kurve normal. Dalam hal ini, peneliti
mengambil 30 siswa untuk dikenai uji coba. Dalam uji coba ini meliputi :
56
a. Uji Coba Validitas Instrumen
Menurut Suharsini Arikunto ( 1991 : 136 ) validitas adalah
Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud. Berkaitan dengan validitas ini,
Sutrisno Hadi mengemukakan jenis-jenis validitas, yaitu : face
validity, Logical validity, factorial validity, Content validity dan
empirical validity. Dalam penelitian ini semua angket menggunakan
Construct Validity atau Logical Validity, karena butur-butir dalam
instrumen dikembangkan berdasarkan konstruksi teoritik.
Untuk mengetahui ketepatan data dilakukan tehnik uji
validitas internal. Uji validitas internal dilakukan melalui uji validitas
butir.
Untuk menguji validitas butir digunakan tehnik atau rumus korelasi
product moment dari Karl Pearson. Rumus korelasi product yang
dimaksud adalah :
( )( )
{(
} ) ( ) } { ( ) ( )
2 2 2 2
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara X dengan Y
: Jumlah skor tiap butir
: Jumlah skor total
57
rxy =
: Jumlah hasil kali skor X dengan skor Y
2
: Jumlah X
2
: Jumlah Y
: Banyaknya subyek
( Suharsini Arikunto, 1993: 138 )
Hasil perhitungan dengan korelasi tersebut masih dikontrol
atau dicek dengan korelasi Part Whole untuk menghindari
Overestimate, sehingga diperoleh harga rpq atau rbt. Adapun
rumusnya :
pq
: SDt - SDp
{(SDt
2
+SDp
2
) (
tp
: SDt SDp )}
Keterangan :
Rpq : Koefisien korelasi bagian total
rtp : Koefisien korelasi product moment
SDp : Standar deviasi total
SDt : Standar deviasi sub total ( Sutrisno Hadi, 1987 : 290 )
b. Uji Reabilitas Instrumen
Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha,
karena skor item bukan nol atau satu. Sebagaimana penjelasan
Suharsini Arikunto bahwa rumus alpha digunakan untuk mencari
reabilitas instrumen yang skornya bukan nol atau satu, misalnya angket
atau soal bentuk uraian ( 196 : 190 )
58
pq =
Rumus alpha tersebut adalah :
,
`
.
|
1 k
k
,
`
.
|
2
2
1
t
b
Keterangan :
rii : Reabilitas instrumen
k : banyaknya item
b
2
: Jumlah variaus butir
2
t : Variaus Total ( Suharsini A, 1996 : 191 )
Hasil rii yang telah diperoleh dikonsultasikan melalui
Standart Errar Measurement ( SEM ). Adapun rumus SEM adalah
sebagai berikut :
SEmeas = SD rii 1
Keterangan :
SEM : Standart Eraar of Measurement
SD : Standart Deviasi
rii : Reliabilitas Instrumen ( Gilbert Sax, 1980 : 274 )
Sedangkan standar deviasi ( SD ) dapat dicari dengan rumus
berikut :
SD =
2
2
]
]
]
Keterangan :
SD : Standart deviasi
2
,
`
.
|
fh
fh fo
Keterangan :
2
: Chi kuadrat
fo : Frekwensi Observasi
fh : Frekwensi yang diharapkan
62
Untuk mengetahui distribusi normal atau tidak dapat
dilakukan dengan membandingkan antara chi kuadrat hasil
perhitungan dengan chi kuadrat tabel. Untuk uji signifikan
nilai chi kuadrat digunakan taraf 5 % dengan db jumlah
kelas interval dikurangi satu ( db = k 1 ). Bila harga
2
hitung lebih kecil dari harga
2
hitung
lebih besar dari harga
2
Keterangan :
64
) 2 1 ( y
R
: Koefisien korelasi antara X dan Y
1
a
: Koefisien predikator X
1
2
a
: Koefisien predikator X
2
y x1
: Jumlah produk X
2
dengan Y
2
y
Keterangan :
reg
F
: Harga F garis regresi
N : Cacah kasus
M : Cacah prediktor
R
2
: Koefisien korelasi antara X dengan Y
( Sutrisno Hadi, 1990 : 36 )
Selanjutnya F hitung dikonsultasikan dengan F tabel, dimana
dengan db untuk menguji F adalah M lawan ( N m 1 ), jika
65
F hitung lebih besar dari F tabel berarti hubungan antara
preditor dengan kriterium signifikan.
c). Mencari persamaan Garis Regresi
Persamaan garis regresi 2 prediktor menggunakan rumus :
Y = a
1
X
1
+ a
2
X
2
+K
Keterangan :
Y : Kriterium
X
1
: Prediktor Pertama
X
2
: Prediktor Kedua
a
1
: Koefisien prediktor pertama
a
2
: Koefisien prediktor kedua
K : Bilangan Konstan
d). Menemukan sumbangan relatif dan sumbangan efektif
Sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing
prediktor terhadap kriterium adalah :
(1). Sumbangan Relatif Prediktor Pertama ( X1 ) ;
% 100 %
1 1
x
JKreg
SR
O =4,211,
1 =0,340, dan