Anda di halaman 1dari 8

Tugas Etika Profesi 1.

Hak Hak pekerja Pada tahun 1944 Konferensi Perburuhan Internasional bertemu di Philadelpia, Amerika Serikat. Pertemuan ini menghasilkan DEKLARASI PHILADELPIA, yang mendefinisikan kembali tujuan dan maksud Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Deklarasi tersebut memuat prinsip-prinsip sebagai berikut: Tenaga kerja bukanlah barang dagangan; Kebebasan mengeluarkan pendapat dan kebebasan berserikat adalah penting untuk mencapai dan mempertahankan kemajuan yang telah dicapai; Dimana ada kemiskinan, di situ kesejahteraan terancam; Semua manusia, tanpa memandang ras, asal usul, atau jenis kelamin, berhak mengupayakan kesejahteraan jasmani dan rohani dalam kondisi-kondisi yang menghargai kebebasan, harkat dan martabat manusia, dan kondisi-kondisi yang memberikan jaminan ekonomi dan kesempatan yang sama. Indonesia mejadi Anggota ILO sejak tahun 1950. Saat ini Indonesia telah meratifikasi Lima Belas Konvensi-Konvensi ILO, dan Delapan diantara adalah Konvensi Inti ILO (Core ILO Conventions) yaitu: Konvensi ILO No. 29 tentang Penghapusan Kerja Paksa Konvensi ILO No. 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi ; Konvensi ILO No. 98 tentang Hak Berorganisasi dan Melakukan Perundingan Bersama Konvensi ILO No. 100 tentang Pemberian Upah Yang Sama Bagi Para Pekerja Pria dan Wanita Konvensi ILO No. 105 tentang Penghapusan Semua Bentuk Kerja Paksa Konvensi ILO No. 111 tentang Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan Konvensi ILO No. 138 tentang Usia Minimum Untuk Diperbolehkan Bekerja Konvensi ILO No. 182 tentang Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak.

MACAM-MACAM HAK PEKERJA Hak Atas Pekerjaan Hak atas pekerjaan merupakan hak azasi manusia,karena.: 1. Kerja melekat pada tubuh manusia. Kerja adalah aktifitas tubuh dan karena itu tidak bisa dilepaskan atau difikirkan lepas dari tubuh manusia. 2. Kerja merupakan perwujudan diri manusia, melalui kerja manusia merealisasikan dirinya sebagai manusia dan sekaligus membangun hidup dan lingkungannya yang lebih manusiawi. Maka melalui kerja manusia menjadi manusia, melalui kerja mamnusia menentukan hidupnya sendiri sebagai manusia yang mandiri. 3. Hak atas kerja juga merupakan salah satu hak asasi manusia karena kerja berkaitan dengan hak atas hidup, bahkan hak atas hidup yang layak. Hak atas pekerjaan ini tercantum dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hak atas upah yang adil Hak atas upah yang adil merupakan hak legal yang diterima dan dituntut seseorang sejak ia mengikat diri untuk bekerja pada suatu perusahaan. Dengan hak atas upah yang adil sesungguhnya bahwa: 1. Bahwa setiap pekerja berhak mendapatkan upah, artinya setiap pekerja berhak untuk dibayar. 2. Setiap orang tidak hanya berhak memperoleh upah, ia juga berhak memperoleh upah yang adil yaitu upah yang sebanding dengan tenaga yang telah disumbangkannya. 3. Bahwa perinsipnya tidak boleh ada perlakuan yang berbeda atau diskriminatif dalam soal pemberian upah kepada semua karyawan, dengan kata lain harus berlaku prinsip upah yang sama untuk pekerjaan yang sama. Hak untuk berserikat dan berkumpul Untuk bisa memperjuangkan kepentingannya, khususnya hak atas upah yang adil, pekerja harus diakui dan dijamin haknya untuk berserikat dan berkumpul. Yang bertujuan untuk bersatu memperjuangkan hak dan kepentingan semua anggota mereka. Menurut De Geroge, dalam suatu masyarakat yang adil, diantara perantara-perantara yang perlu untuk mencapai suatu sistem upah yang adil, serikat pekerja memainkan peran yang penting.

Ada dua dasar moral yang penting dari hak untuk berserikat dan berkumpul : 1. Ini merupakan salah satu wujud utama dari hak atas kebebasan yang merupakan salah satu hak asasi manusia. 2. Dengan hak untuk berserikat dan berkumpul, pekerja dapat bersama-sama secara kompak memperjuangkan hak mereka yang lain, khususnya atas upah yang adil. Beberapa hal yang perlu dijamin dalam kaitan dengan hak atas keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja: y Setiap pekerja berhak mendapatkan perlindungan atas keamanan, keselamatan dan kesehatan melalui program jaminan atau asuransi keamanan dan kesehatan yang diadakan perusahaan itu. y Setiap pekerja berhak mengetahui kemungkinan resiko yang akan dihadapinya dalam menjalankan pekerjaannya dalam bidang tertentu dalam perusahaan tersebut. y Setiap pekerja bebas untuk memilih dan menerima pekerjan dengan resiko yang sudah diketahuinya itu atau sebaiknya menolaknya. Hak untuk diproses hukum secara sah Hak ini terutama berlaku ketika seorang pekerja dituduh dan diancam dengan hukuman tertentu karena diduga melakukan pelanggaran atau kesalahan tertentu. pekerja tersebut wajib diberi kesempatan untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, dan kalau ternyata ia tidak bersalah ia wajib diberi kesempatan untuk membela diri. Hak untuk diperlakukan secara sama Pada perinsipnya semua pekerja harus diperlakukan secara sama, secara fair. Artinya tidak boleh ada diskriminasi dalam perusahaan entah berdasarkan warna kulit, jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya, baik dalam sikap dan perlakuan, gaji, maupun peluang untuk jabatan, pelatihan atau pendidikan lebih lanjut. Perbedan dalam hal gaji dan peluang harus dipertimbangkan secara rasional Diskriminasi yang didasrkan pada jenis kelamin, etnis, agama dan semacamnya adalah perlakuan yang tidak adil. Hak atas rahasia pribadi Karyawan punya hak untuk dirahasiakan data pribadinya, bahkan perusahan harus menerima bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh diketahui oleh perusahaan dan ingin tetap dirahasiakan oleh karyawan.

Hak atas rahasia pribadi tidak mutlak, dalam kasus tertentu data yang dianggap paling rahasia harus diketahui oleh perusahaan atau akryawan lainnya, misalnya orang yang menderita penyakit tertentu. Ditakutkan apabila sewaktu-waktu penyakit tersebut kambuh akan merugikan banyak orang atau mungkin mencelakakan orang lain. Umumnya yang dianggap sebagai rahasia pribadi dan karena itu tidak perlu diketahui dan dicampuri oleh perusahaan adalah persoalan yang menyangkut keyakinan religius, afiliasi dan haluan politik, urusan keluarga serta urusan sosial lainnya. Hak atas kebebasan suara hati. Pekerja tidak boleh dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggapnya tidak baik, atau mungkin baik menurut perusahaan jadi pekerja harus dibiarkan bebas mengikuti apa yang menurut suara hatinya adalah hal yang baik. WHISTLE BLOWING Whistle blowing adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak lain. Pihak yang dilapori itu bisa saja atasan yang lebih tinggi atau masyarakat luas. Rahasia perusahaan adalah sesuatu yang konfidensial dan memang harus dirahasiakan, dan pada umumnya tidak menyangkut efek yang merugikan apa pun bagi pihak lain, entah itu masyarakat atau perusahaan lain. Whistle blowing umumnya menyangkut kecurangan tertentu yang merugikan baik perusahaan sendiri maupun pihak lain, dan kalau dibongkar memang akan mempunyai dampak yang merugikan perusahaan, paling kurang merusak nama baik perusahaan tersebut. Contoh whistle blowing adalah tindakan seorang karyawan yang melaporkan penyimpangan keuangan perusahaan. Penyimpangan ini dilaporkan pada pihak direksi atau komisaris. Atau kecurangan perusahaan yang membuang limbah industri ke sungai. Ada dua macam whistle blowing : y Whistle blowing internal y Whistle blowing eksternal

2. Hubungan antara manajer dengan karyawan Hubungan yang terjadi saat ini antara manajer dengan karyawan sangatlah di sayangkan yaitu kurangnya komunikasi. Situasi seperti itu, menurut sebuah survei dari Chartered Institute of Personnel and Development (CIPD) dan Kingston University Business School, Inggris, menyebabkan rendahnya kinerja, produktivitas dan tingginya tingkat pergantian karyawan. Survei dilakukan atas 2.000 karyawan pada perusahaan-perusahaan di Inggris. Ditemukan, hampir sepertiga karyawan mengeluhkan jarangnya atau bahkan ketiadaan sama sekali feedback atas performance mereka. Empat dari 10 merasa tidak mendapat informasi yang cukup mengenai apa yang terjadi dalam organisasi. Dan, sekitar dua pertiga tidak puas dengan kesempatan-kesempatan yang mereka miliki untuk memberikan pandangan dan pendapat kepada atasan. Tiga perempat karyawan jarang atau tidak pernah merasa kerja mereka diperhitungkan, dan lebih dari dua pertiga merasa jajaran direktur dan manajer senior tidak memperlakukan mereka dengan penuh kepedulian. Lebih dari 4 dari 10 mengeluh karena merasa berada di bawah tekanan yang besar satu atau dua kali seminggu atau lebih. Dan, satu dari 9 mengalami stres tingkat tinggi. Tidak Puas Hampir separo karyawan tidak puas pada hubungan dengan manajer. Hanya kurang dari sepertiga yang mengaku tidak puas dengan cara organisasi mereka dikelola, dengan 37% memiliki kepercayaan pada tim managemen senior mereka. Yang perlu mendapat perhatian khusus dari para manajer atau pengusaha, seperempat karyawan tidak puas dengan pekerjaan mereka sekarang. Lebih jauh lagi, hampir separo mengaku sedang mencari pekerjaan lain atau dalam proses meninggalkan perusahaan. Penasihat Hubungan Karyawan pada CIPD Mike Emmott mengatakan, Banyak karyawan merasa seperti pasangan (suami atau istri) yang ditelantarkan. Seperti dalam perkawinan, hubungan yang baik memerlukan kerja dan komitmen. Tapi, dengan hanya tiga dari sepuluh karyawan merasa terikat, temuan survei ini mengesankan bahwa sejumlah manajer belum berbuat cukup untuk mempertahankan staf mereka, tambah dia.

Kurangnya komunikasi membuat karyawan merasa tidak ter-support dan tidak merasa kerja keras mereka diakui. Akibatnya, kemesraan berlalu dari hubungan, merusak produktivitas, dia mengingatkan. 3. Contoh surat kontrak kerja

SURAT PERJANJIAN KERJA Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama Alamat Jabatan : [___] : [___] : [___]

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perusahaan [___] Yang berkedudukan di [___] Jenis Usaha [___] Selanjutnya dalam surat perjanjian ini disebut sebagai [___] Pihak Pertama (Pengusaha) 2. Nama Jenis Kelamin Tempat & Tgl lahir Umur Agama Pendidikan terakhir Alamat No.KTP : [___] : [___] : [___] : [___] : [___] : [___]

: [___] : [___]

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua (karyawan). Kedua belah pihak sepakat untuk membuat perjanjian kerja dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut: Pasal 1 Pihak Pertama dengan ini menyatakan menerima Pihak Kedua sebagai karyawan/pekerja perusahaan [___], yang terletak di [___], dalam bidang tugas [___], dan Pihak kedua dengan ini menyatakan bersedia menjadi karyawan Pihak Pertama dalam bidang tugas [___]. Pasal 2 Masa Percobaan ditetapkan selama 3 bulan dihitung sejak tanggal masuk diterima bekerja (perjanjian kerja waktu tertentu tidak boleh disyaratkan dalam masa percobaan), yakni sejak tanggal [___]. Upah diberikan secara (bulanan, harian, mingguan), besarnya upah pokok Rp [___],- dengan waktu kerja sehari [___] jam, atau [___] jam seminggu. Pasal 3 Tunjangan-tunjangan di luar upah adalah:

Tunjangan makan Tunjangan transport Bonus

Rp [___],Rp [___],Rp [___],Pasal 4

Apabila Pengusaha atau Pekerja mengakhiri perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebelum waktunya berakhir, maka pihak yang mengakhiri perjanjian kerja tersebut wajib membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar sisa upah pekerja sampai waktu atau pekerjaan seharusnya selesai, kecuali apabila putusnya hubungan kerja karena alasan memaksa/kesalahan berat pekerja. Pasal 5 Pihak Pertama dan Kedua bersedia mentaati isi peraturan perusahaan, dan pihak kedua akan patuh pada tata tertib perusahaan.

Pasal 6 Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerja ini, berlaku ketentuan isi KKB dan/atau peraturan perusahaan (jika perusahaan belum memiliki KKB atau peraturan perusahaan, perjanjian kerja ini dibuat lebih rinci lagi dengan mengacu pada pedoman pembuatan peraturan perusahaan) Pasal 7 Segala perselisihan yang timbul akibat perjanjian kerja ini akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, dan apabila tidak dapat diselesaikan para pihak akan menyelesaikannya melalui Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tarakan.

Demikian Surat Perjanjian Kerja ini dibuat, setelah para pihak membaca dan memahami isinya kemudian dengan sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari siapapun bersamasama menandatanganinya diatas kertas bermaterai yang berlaku.

Dibuat di Tanggal,..

Pihak Pertama

Pihak Kedua

Anda mungkin juga menyukai