Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PT.Guntner Indonesia merupakan perusahaan yang melayani

permintaan heat exchanger dan plug-in refrigeration units di seluruh dunia antara lain di wilayah Amerika, Asia, Eropa dan Afrika. Untuk meningkatkan produksi, produktivitas serta keselamatan tenaga kerja perusahaan merasa berkewajiban untuk menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI No.13 Tentang Ketenagakerjaan pasal 87 ayat 1 yang menyatakan bahwa Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan dimana ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tersebut diatur dalam Permenaker No.Per-05/MEN/1996. Pelaksanaan K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktivitas sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Seperti kita ketahui bahwa kecelakaan kerja bukan hanya menimbulkan korban jiwa maupun kerugian material bagi pekerja dan pengusaha tetapi dapat juga mengganggu proses produksi secara menyeluruh dan merusak lingkungan yang akhirnya berdampak kepada masyarakat luas. Salah satu contoh kasus kecelakaan yang terjadi di PT.Guntner Indonesia adalah terjadinya kebakaran pada peralatan las acetylene pada tanggal 3 Maret 2008 dimana kecelakaan tersebut terjadi di departemen produksi tepatnya pada Brazing Header No.1. Kecelakaan tersebut disebabkan karena selang gas acetylene mengalami kebocoran. Hal ini menunjukkan lemahnya pihak manajemen dalam melakukan perawatan terhadap peralatan produksi, selain itu juga tidak terdapat prosedur pemeriksaan peralatan sebelum pekerja mengoperasikan alat produksi.

Dalam teori domino yang dikemukan oleh Heinrich (1931) yang kemudian disempurnakan oleh Birds (1967) menyatakan bahwa kurang adanya pengendalian dari pihak manajemen adalah penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja, karena pengendalian merupakan salah satu dari empat fungsi manajemen yang esensial yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan. Dari contoh kasus kecelakaan tersebut diatas, jika dinalisa lebih dalam, bahwa penyebab utama dari kecelakaan adalah kurangnya peran serta dari pihak manajemen dalam memberikan pengawasan dan kontrol terhadap pekerjaan yang dilakukan karyawan. Oleh sebab itu perusahaan perlu melakukan pengukuran terhadap program K3 yang telah diterapkan guna mengetahui sejauh mana program K3 telah diimplementasikan serta melakukan identifikasi untuk tindakan perbaikan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Permenaker No.Per-05/MEN/1996 Bab III pasal 4 yaitu perusahaan wajib mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja K3 serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan. Selama menerapkan program K3 perusahaan belum pernah melakukan audit external terhadap program tersebut, sehingga tingkat pencapaian program K3 di PT.Guntner Indonesia belum diketahui, mahalnya biaya untuk menyelenggarakan audit external menjadi alasan kenapa perusahaan belum melakukan audit. Sedangkan penilaian terhadap pencapaian tingkat implementasi program K3 hanya diukur melalui audit internal dimana audit internal ini juga tidak menggunakan checklist dari Permenaker Nomor Per-05/MEN/1996. Audit internal perusahaan hanya difokuskan pada item tertentu saja misalnya audit tentang Alat Pelindung Diri (APD). Hal ini tentu saja tidak bisa memberikan indikator kinerja tentang tingkat pencapaian implementasi program K3 secara keseluruhan di perusahaan. Oleh karenanya perlu disusun checklist yang lebih terukur agar dapat memberikan penilaian secara kuantitatif terhadap pencapaian implementasi program K3.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada pada identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas diperoleh beberapa rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana mengukur tingkat pencapaian implementasi program K3 di PT.Guntner Indonesia berdasarkan Permenaker No.Per 05/MEN/1996 ? 2. Bagaimana menentukan level implementasi program K3 di PT.Guntner Indonesia ? 3. Bagaimana mengetahui kekurangan dari implementasi program K3 di PT.Guntner Indonesia pada setiap elemennya untuk peningkatan berkelanjutan ?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat pencapaian implementasi program K3 di PT.Guntner Indonesia. 2. Mengetahui level implementasi program K3 di PT.Guntner Indonesia. 3. Mengetahui dan memberikan saran solusi perbaikan terhadap elemenelemen dalam implementasi program K3 di PT.Guntner Indonesia yang belum sesuai dengan standar penerapan sistem manajemen K3.

I.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai pencapaian program K3 yang telah dilaksanakan serta metode untuk mengukur tingkat implementasi program K3 perusahaan. 2. Peneliti dapat mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah khususnya tentang audit sistem manajemen K3.

I.5 Batasan Penelitian Adapun batasan-batasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain: 1. Tidak ada perubahan pada Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja selama penelitian ini berlangsung. 2. Data kecelakaan yang digunakan yaitu data kecelakaan selama tahun 2008.

Anda mungkin juga menyukai