yang kita lakukan sedikit berbeda. kami mengamati bahwa aliran berubah menjadi transisi ketika debit 40 l/jam padahal menurut perhitungan, aliran berubah menjadi transisi ketika debit 120 l/jam dan kami mendapati aliran menjadi turbulen pada debit 80 l/jam sedangkan pada perhitungan, aliran turbulen terjadi ketika debit 220 i/jam. Adapun masalah-masalah yang dapat menyebabkan perbedaan hasil akhir antara lain : a. b. Pembulatan dalam perhitungan. Kesalahan alat karena alat tidak bekerja sempurna. praktikan, kurang cermat dalam mengambil
c. Kesalahan
data, kurang hati - hati dalam melakukan percobaan sehingga penampakan jenis alirannya tidak sama dengan hasil perhitungan. Untuk menghitung bilangan Reynold, dalam menganalisa data kami menggunakan rumus . Dimana merupakan kecepatan aliran air dalam m/s, d merupakan diameter pipa dalam satuan m dan v merupakan viskositas kinematis air dalam satuan yang didapatkan pada tabel A-8 pada temperatur 30 dengan density 996 kg/ C Penutup .
KESIMPULAN
Dari percobaan dan analisa diatas dapat disimpulkan : setiap nilai debit memiliki bilangan reynold yang berbeda yang menunjukan tingkat pengaruh debit terhadap aliran dalam fluida tersebut. Kemudian dari analisa diatas didapat harga Re :
Untuk aliran laminer, terjadi antara debit 30-110 l/jam dengan angka reynold antara 541-2000. Untuk aliran transisi, terjadi antara debit 120-210 l/jam dengan angka reynold antara 2000-4000. Untuk aliran turbulen, terjadi antara debit 220-250 l/jam dengan angka reynold antara 4000-450,8.
Dari percobaan tersebut dapat juga disimpulkan bahwa penambahan debit sebanding dengan keacakan aliran. Dan dapat dinyatakan dengan : = ,
Dimana
Jika dinyatakan dalam bilangan reynold : Re= =
Saran: Kami menyarankan agar semua pihak yang terkait agar bersama sama memelihara kesehatan alat praktikum ini. Agar praktikum tidak dilaksanakan pada malam hari dikarenakan kondisi yang tidak prima tapi sepertinya sulit.