Anda di halaman 1dari 3

TKI Tewas di Malaysia, 2 Tahun Gaji Tak Dibayar

Keluarga masih menunggu kepulangan jenazah Isti Komariyah, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Banyuwangi yang tewas diduga akibat dianiaya majikannya di Malaysia. Kediaman keluarga Sualiman Syafii, suami Isti, di Dusun Tegalpare RT 02/01, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur, masih kental dengan suasana duka. Para tetangga sejak Rabu malam mendatangi rumah duka untuk menggelar tahlil dan doa yang ditujukan untuk almarhumah. Hingga Kamis (9/6/2011), keluarga belum menerima kepastian dari pihak terkait kapan jenazah isti akan tiba di Tanah Air. Sementara itu kabar terakhir dari Badan Koordinasi Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia menyebutkan, Isti diduga tewas akibat dianiaya. Berdasarkan hasil autopsi tim dokter rumah sakit di Kuala Lumpur menyebutkan, terdapat bekas luka memar pada beberapa bagian tubuh korban. Namun dalam kontak melalui telepon, keluarga juga diberitahu motif di balik kekerasan tersebut. Sulaiman mengatakan, selama bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah Fang Skong Meng di Kuala Lumpur 2 tahun lalu, keluarga sudah kehilangan kontak dengan korban. Sehingga mereka kesulitan untuk mengetahui kondisi korban. Korban berangkat menjadi TKI melalui perusahaan pengerah TKI PT Mardel Mitra Global yang beralamat di Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi pada Juli 2009 lalu. Berdasrkan informasi yang diterima keluarga selama 2 tahun bekerja sebagai pembantu rumah tangga, korban tidak pernah menerima gaji. Karena itu, keluarga menduga motif penganiayaan karena korban meminta gaji karena Juli tahun ini masa kontrak kerjanya selesai.

Tenaga kerja adalah pelaku pembangunan dan pelaku ekonomi baik secara individu maupun secara kelompok, sehingga mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam aktivitas perekonomian nasional, yaitu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia, tenaga kerja sebagai salah satu penggerak tata kehidupan ekonomi dan merupakan sumber daya yang jumlahnya cukup melimpah. Indikasi ini bisa dilihat pada masih tingginya jumlah pengangguran di Indonesia serta rendahnya atau minimnya kesempatan kerja yang disediakan. Kondisi perekonomian yang kurang menarik di negaranya sendiri dan penghasilan yang cukup besar dan yang tampak lebih menarik di negara tujuan telah menjadi pemicu terjadinya mobilitas tenaga kerja secara internasional. Pendapatan yang meningkat di negara yang sedang berkembang memungkinkan penduduk di negara berkembang untuk pergi melintas batas negara, informasi yang sudah mendunia dan kemudahan transportasi juga berperan meningkatkan mobilitas tenaga kerja secara internasional. Aspek hukum ketenagakerjaan, harus selaras dengan perkembangan ketenagakerjaan saat ini yang sudah sedemikian pesat, sehingga substansi kajian hukum ketenagakerjaan tidak hanya meliputi hubungan kerja kerja semata, akan tetapi telah bergeser menjadi hubungan hukum antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah yang substansi kajian tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment), tetapi setelah hubungan kerja

(postemployment). Konsepsi ketenagakerjaan inilah yang dijadikan acuan untuk mengkaji perangkat hukum yang ada sekarang, apakah sudah meliputi bidang-bidang tersebut atau belum. Pada fase pra penempatan tenaga kerja di luar negeri, sering dimanfaatkan calo tenaga kerja untuk maksud menguntungkan diri calo sendiri, yang sering mengakibatkan calon tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri menjadi korban dengan janji berbagai kemudahan untuk dapat bekerja diluar negeri, termasuk yang melanggar prosedur serta ketentuan pemerintah, akhirnya sering memunculkan kasus tenaga kerja Indonesia ilegal. Pada fase selama penempatan sangat sering persoalan

tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri, mengakibatkan permasalahan yang cukup memprihatinkan berbagai pihak. Hal ini menunjukan bahwa apabila penyelesaian tenaga kerja diserahkan pada posisi tawar-menawar (bargaining position) maka pihak tenaga kerja akan berada pada posisi yang lemah. Sebagai misal, kasus kematian yang tidak wajar sampai pada kasus penganiayaan, berbagai pelecehan tenaga kerja sampai mengakibatkan adanya rencana pihak Indonesia untuk menghentikan pengiriman tenaga kerja keluar negeri oleh karena dirasakan bahwa pengiriman tenaga kerja keluar negeri akan menemui berbagai macam kendala. Pada permasalahan purna penempatan dalam mekanisme pemulangan sering terjadi bahwa disana-sini tenaga kerja yang baru pulang dari luar negeri berhadapan dengan berbagai masalah keamanan dan kenyamanan diperjalanan sampai tujuan, yang sering ditandai dengan terjadinya pemerasan terhadap hasil jerih payah yang diperoleh dari luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai