Anda di halaman 1dari 3

Cara Mengartikan Hasil RAP  RAP berfungsi untuk mengevaluasi serta memeriksa proyek irigasi secara sistematis dengan

menentukan : 1. Indikator Eksternal : memberi indikasi apakah mungkin untuk mengkonservasi air dan meningkatkan lingkungan dengan memperbaiki pengelolaan air 2. Indikator Internal : memberi perspektif yang detail tentang bagaimana sistem ini dioperasikan secara aktual dan bagaimana pelayanan penyaluran air yang disediakan pada semua tingkat.  Beberapa aturan dasar: 1. Pada hampir semua proyek, modernisasi membutuhkan baik perangkat keras maupun perubahan manajemen.

2. memberikan pelayanan penyaluran air yang baik adalah dengan memiliki kontrol air yang sangat baik.

3. Proses RAP memungkinkan evaluator untuk menargetkan tingkat yang tepat dalam rangka memulai modernisasi.

4. perubahan sederhana yang bisa dilakukan dalam prosedur operasional dengan menanamkan modal berjumlah sedang untuk merubah perangkat keras.

5. Semua perubahan harus dibarengi dengan kontrol mutu dan pelatihan yang baik.

 Interpetasi hasil membutuhkan satu atau lebih spesialis irigasi yang secara jelas memahami pilihan-pilihan modernisasi. Tanpa pengetahuan mendalam mengenai pilihanpilihan itu, rekomendasi-rekomendasi yang dibuat dapat tidak efektif.

 Umumnya, proses pembacaannya adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi irigasi lahan diperiksa. Efisiensi lahan yang baik tergantung pada penerimaan pelayanan penyaluran air yang baik pada lahan (lahan usahatani).

2. Efisiensi irigasi proyek diperiksa. Petugas proyek irigasi menghendaki debit aliran yang lebih tinggi meskipun inefisiensi mungkin cukup tinggi. Alternatif penting untuk meningkatkan suplai air adalah dengan memperbaiki efisiensi.

3. Efisiensi penyaluran dicatat, dan dibandingkan dengan efisiensi irigasi lahan. Keduanya dihitung dengan mempertimbangkan kemungkinan resirkulasi (air tanah atau permukaan) yang mungkin terjadi. Perbandingan ini membantu untuk menentukan upaya-upaya yang mungkin dilakukan.

4. Karakter pelayanan penyaluran air diperiksa pada tiap-tiap tingkat.

5. Kelayakan perangkat keras dan instruksi operator ditinjau kembali.

6. Keberadaan sistem resirkulasi dicatat. Dalam banyak proyek, meng-install sistem resirkulasi air permukaan dalam area strategis adalah cara sangat sederhana untuk memperbaiki kinerja dan pelayanan penyaluran air.

7. Tempat di mana para petugas menghabiskan waktunya untuk bekerja adalah indikasi penting di mana perubahan bisa dilakukan.

 Langkah utama untuk modernisasi adalah: 1. Penghapusan ketidaksesuaian antara layanan yang aktual dengan yang dilaporkan. 2. Semua petugas pada semua tingkat harus paham dan menerapkan mental melayani.

3. Periksa instruksi yang diberikan pada operator dan lakukan modifikasi jika perlu.

4. Tiga hal pertama adalah yang termudah, tetapi juga bisa yang tersulit dengan adanya staf senior. Jika ketiga hal pertama tidak tercapai, lebih baik pergi meninggalkan proyek, atau memecat staf senior. Tentu saja, perubahan dalam ketiga hal pertama akan memerlukan pelatihan, studi lapangan dan pembicaraan mendalam.

5. Langkah berikutnya adalah memperbaiki hal-hal berikut ini: a. Memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam sistem.

b. Komunikasi di semua tingkat. Dimulai dengan komunikasi antar petugas seringkali dilakukan dengan radio. c. Mobilitas staf. d. Kontrol dan pengukuran debit aliran pada titik pencabangan dua (bifurcation). e. Adanya titik resirkulasi atau waduk penyangga (buffer reservoir) dalam sistem saluran utama. f. Perbaikan kontrol muka air sepanjang proyek. g. Pengaturan kembali prosedur untuk penyaluran dan penyebaran air. h. Pemantauan jarak jauh untuk lokasi strategis. Lokasi yang seperti itu biasanya adalah waduk penyangga (buffer reservoir), drainase dan ujung bagian hilir saluran (tail end). i. Kontrol manual jarak jauh debit aliran di lokasi strategis. Ini adalah bangunan saluran utama dan bangunan pengambilan utama (off takes/turnout) dari saluran utama. j. Penempatan pelimpah (spill) dan pengembalian limpasan, dari hilir saluran dari semua saluran-saluran kecil.

 RAP dapat menghasilkan indikator yang menjelaskan hasil dan proses suatu proyek irigasi. Banyak indikator ini yang dapat digunakan untuk tujuan acuan standarisasi (benchmarking), memungkinkan adanya perbandingan antar proyek dan kinerja pra/paska modernisasi. Modernisasi dapat berlangsung apabila terdapat kerja sama yang baik antara komponen yang terlibat. Selain itu diperlukan adanya pengawasan terhadap petugas yang bertugas dan adanya insinyur yang bermutu, sehingga nantinya dapat membantu dalam mengintensifikasikan proyek irigasi.

Anda mungkin juga menyukai