Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Hal yang melatarbelakangi kami melakukan penelitian ini karena di

Indonesia kerajinan-kerajinan tangan sudah mulai terbengkalai, namun masih ada sebagian kecil dari usaha kecil tersebut bisa bertahan dan mempunyai kualitas yang sangat baik, misalnya kerajinan dari akar wangi. Tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioidez) berasal dari Birma, India dan Srilangka (Truong, 2007 ; Bertea dan Comuso, 2007 cit. Truong, 2009), namun tidak diketahui secara pasti sejak kapan tanaman akar wangi dibudidayakan di Indonesia. Tanaman akar wangi tidak hanya digunakan di Indonesia tetapi sudah menyebar ke Asia, Amerika, Afrika sampai Australia. Dengan demikian bangsa-bangsa di dunia ini sedikit banyak telah mengetahui keberadaan tanaman akar wangi. Produk yang diambil dari tanaman ini adalah akar dari tanaman yang sudah cukup umur. Dari akar tanaman ini dapat diperoleh komponen minyak atsiri yang memiliki bau harum dan memiliki komoditas tinggi. Untuk dapat memanennya tentu saja dapat dilakukan setelah tanaman cukup umur, yakni tanaman harus dicabut dan diambil dari tanah sehingga sistem perakaran dapat dipanen. Tanaman akar wangi ditemukan tumbuh secara liar, setengah liar dan sengaja ditanam diberbagai negara beriklim tropis dan subtropis. Tanaman akar wangi termasuk keluarga Gramineae, berumpun lebat, akar tinggal bercabang banyak dan berwarna kuning pucat atau abu-abu sampai merah tua. Berdasarkan dari jenisnya perakarannya, tanaman akar wangi tumbuh baik pada tanah berpasir (antosol) atau pada tanah abu vulkanik dilereng-lereng bukit kalau di Indonesia terdapat di lereng gunung merapi. Pada tanah tersebut akan menyebabkan akar tanaman menjadi panjang dan lebat dan juga akar mudah dicabut tanpa ada yang tertinggal dan hilang.

(Menurut Santoso, 2003), tanaman akar wangi masih dapat tumbuh pada tanah-tanah liat yang banyak mengandung air, namun kelemahannya, selain sulit dicabut, juga pertumbuhan akar terhambat. Minyak atsiri adalah senyawa mudah menguap yang tidak larut di dalam air yang berasal dari tanaman. Minyak atsiri dapat dipisahkan dari jaringan tanaman melalui proses destilasi. Pada proses ini jaringan tanaman dipanasi dengan air atau uap air. Minyak atsiri akan menguap dari jaringan bersama uap air yang terbentuk atau bersama uap air yang dilewatkan pada bahan. Campuran uap air dan minyak atsiri dikondensasikan pada suatu saluran yang suhunya relatif rendah. Hasil kondensasi berupa campuran air dan minyak atsiri yang sangat mudah dipisahkan karena kedua bahan tidak dapat saling dilarutkan. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di dunia. Terdapat kurang lebih 45 jenis tanaman penghasil minyak atsiri tumbuh di Indonesia, namun baru kira-kira 15 jenis yang sudah menjadi komoditi ekspor, yaitu minyak sereh wangi (Citronella oil), minyak akar wangi (Vetiver oil), minyak nilam (Patchouly oil), minyak kenanga (Cananga oil), minyak cendana (Sandalwood oil), minyak pala dan fuli (Nutmeg and Mace oil), minyak daun, gagang dan bunga cengkeh (Clove leaf, stem, bud oil), minyak lawang (Cullilawan oil), minyak massoi (Massoi oil), minyak pangi (Sassafras oil), minyak jahe (Ginger oil), minyak lada (Black pepper oil), minyak gaharu (Agarwood oil), minyak terpentin (Turpentine oil), minyak kayu putih (Cajeput oil) dan minyak daun jeruk purut (Kafir lime oil), sementara di pasar Internasional terdapat 90 jenis minyak atsiri diperdagangkan (Mamun, 2006). Minyak akar wangi juga berfungsi sebagai zat pengikat (fixative) dan zat pewangi dalam parfum. Selain itu juga akar wangi dapat mengusir nyamuk atau hama serangga, menghilangkan bau badan, mengobati gatal-gatal akibat gigitan serangga. Hal ini dikarenakan adanya kandungan evodiamine dan rutaecarmine dan senyawa polifenol yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia jika dipergunakan dengan baik. Tetapi pada umumnya masyarakat di pulau jawa mengolah tanaman akar wangi ini
2

sebagai kerajinan tangan saja yang kemudian kerajinan tangan tersebut dijual untuk menambah penghasilan mereka disamping mereka juga memproduksi minyak atsiri dari akar wangi juga. Padahal jika di kembangkan potensi tanaman akar wangi ini sangat menguntungkan. Hal ini di sebabkan karena masyarakat belum ada sentuhan pengetahuan dan teknologi sehingga pengembangan tanaman akar wangi ini masih minim. Maka dari itu, penelitian yang akan kami lakukan adalah bertujuan untuk memberikan informasi mengenai potensi dan pengembangan akar wangi sebagai penghasil minyak atsiri dan kerajinan tangan di Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dalam karya tulis ini dirumuskan permasalahan yaitu : 1. Bagaimana keunggulan tanaman akar wangi sebagai peluang usaha menguntungkan. 2. Bagaimana pemanfaatan akar wangi sebagai salah satu manfaat dalam kehidupan masyarakat. 3. Bagaimana upaya budi daya dan potensi tanaman akar wangi. 1.3. Tujuan penulisan Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah : 1. Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai keunggulan tanaman akar wangi. 2. Memberikan informasi kandungan dalam akar wangi kepada masyarakat dan manfaat akar wangi sendiri. 3. Untuk mengetahui sejauh mana potensi pengembangan dan pemanfaatan akar wangi dalam kehidupan masyarakat. yang

4. Untuk mengetahui upaya upaya yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan tanaman akar wangi. 1.4. Manfaat penulisan Manfaat yang hendak diperoleh dengan adanya penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan pengetahuan bagi penulis dalam pembuatan karya ilmiah mengenai manfaat dan kegunaan akar wangi dalam kehidupan. 2. Memberikan informasi dan wacana mengenai keunggulan tanaman akar wangi. 3. Mengetahui sejauh mana potensi pengembangan dan pemanfaatan akar wangi dengan minyak, kerajinan tangan yang dihasilkan untuk kehidupan masyarakat. 4. Mengetahui upaya upaya yang dapat mengoptimalkan manfaat dan pengembangan akar wangi.

Anda mungkin juga menyukai