Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Enterokolitis nekrotikans adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak atau nekrosis difus pada mukosa

atau submukosa kolon yang didapat dan paling sering terjadi pada bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah. Penyakit ini jarang ditemukan pada bayi yang cukup bulan. Epidemiologi Angka kejadian EKN sangat bervariasi antar negara bagian di Amerika Serikat, berkisar antara 328 % dengan rata-rata 6 -10 % terjadi pada bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram. Berbanding terbalik antara usia kehamilan saat lahir atau berat lahir dengan insiden EKN, artinya semakin cukup usia kehamilan atau semakin cukup berat lahir, semakin rendah resiko terjadinya EKN.Enterokolitis Nekrotikans lebih sering terjadi pada bayi laki laki, dan beberapa penulis melaporkan angka kejadian lebih banyak pada orang afrika daripada orang kulit putih ataupun ras hispanik. Walaupun kebanyakan neonatus yang menderita EKN adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan preterm, namun 5-10 % dari kasus yang dilaporkan, juga terjadi pada bayi yang lahir pada usia kehamilan lebih dari 36 minggu. Dalam tiga dekade terakhir angka mortalitas yang disebabkan oleh EKN berkisar antara 10-30 % dengan tren menurun seiring dengan semakin berkembangnya advances neonatal care. Etiologi dan Faktor Resiko Etiologi EKN hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor makanan. Iskemik menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada invasi bakteri. EKN jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang mendapat ASI. Bagaimananapun sekali pemberian makanan dimulai, hal itu cukup untuk menyebabkan proliferasi bakteri yang dapat menembus dinding saluran cerna yang rusak dan menghasilkan gas hidrogen. Gas tersebut bisa berkumpul dalam dinding saluran cerna (pneumotosis intestinalis) atau memasuki vena portal. Enterokolitis nekrotikans sering dihubungkan dengan dengan faktor resiko spesifik, antara lain : pemberian susu formula, asfiksia, Intrauterine Growth Restriction (IUGR), polisitemia /hiperviskositas, pemasangan kateter umbilikal, gastroskisis, penyakit jantung bawaan, dan mielomeningokel. Patogenesis Walaupun etiologi EKN masih kontroversi, analisis epidemiologi penyakit ini telah mengidentifikasi beberapa faktor resiko utama, yaitu prematuritas, makanan enteral, iskemik ataupun asfiksia intestinal, dan kolonisasi bakteri. Studi terakhir menunjukkan hubungan faktor resiko ini dengan terjadinya nekrosis usus. Studi ini menggambarkan bagaimana kerusakan mukosa juga berhubungan dengan terganggunya sistem imun yang mengakibatkan aktivasi mediator inflamasi, yang pada akhirnya menimbulkan sindrom respon inflamasi sistemik. Tanda klinis Spesifik Abdomen distensi Non spesifik Letargi

Nafsu makan buruk Hipotensi Muntah Apnea Peningkatan haluaran urin Suhu tidak stabil jaundice Menurut WHO (2008), tanda-tanda umum pada EKN meliputi : a. Distensi perut atau adanya nyeri tekan b. Toleransi minum yang buruk c. Muntah kehijauan atau cairan kehijauan keluar melalui pipa lambung d. Darah pada feses e. Tanda-tanda umum gangguan sistemik : Apneu Terus mengantuk atau tidak sadar Demam atau hipoterm Pemeriksaan Laboratorium a. Darah lengkap dan hitung jenis Hitung jenis leukosit bisa normal, tetapi biasanya meningkat dengan shift to the left, atau rendah (leukopenia), trombositopenia sering terlihat. 50 % kasus terbukti EKN, jumlah platelet < 50.000 uL b. Kultur Specimen darah, urin, feses, dan Cairan serebrospinal sebaiknya diperiksa untuk kemungkinan adanya virus, bakteri, dan jamur yang patogen. c. Elektrolit Gangguan elektrolit seperti hiponatremia dan hipernatremia serta hiperkalemia sering terjadi. d. Analisa gas darah Asidosis metabolik, ataupun campuran asidosis metabolic dan respiratorik mungkin terlihat. e. Sistem koagulasi Jika dijumpai trombositopenia ataupun perdarahan screening koagulopati lebih lanjut harus dilakukan. Prothrombin Time memanjang, Partial Thromboplastin time memanjang, penurunan fibrinogen dan peningkatan produk pemecah ibrin, merupakan indikasi terjadinya disseminated intravascular coagulation (DIC). f. C-Reaktif protein Mungkin tidak meningkat atau pada kasus EKN yang lanjut karena bayi tidak bisa menghasilkan respon inflamasi yang efektif. g. Biomarke Dilakukan untuk mendiagnosis dan memprediksi penyebab EKN seperti gas hydrogen, mediator inflamasi didalam darah, urin atau feses dan genetic marker, tetapi semua kerugian membatasi kegunaannya. Penelitian lebih lanjut tentanggenomic dan proteomic marker terus diteliti. Selain dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan rutin yang sering dilakukan oleh klinisi untuk mendeteksi adanya kelainan. Pemeriksaan dapat dilakukan secara polos ataupun dengan media kontras. Pada anak dengan EKN yang umumnya menunjukkan gejala penyakit akut dan berat, perut kembung, muntah muntah, menyerupai gejala ileus, maka tidak dilakukan dengan kontras, foto polos dan tanpa persiapan. Foto dilakukan pada posisi Anteroposterior, erek atau semierek dengan diafragma terlihat, ataupun left lateral dekubitus (LLD). Beberapa klinisi menyukai posisi LLD karena

Darah dalam tinja atau isi lambung Retensi lambung eritema atau endurasi dinding perut lokal Muntah bilious

dapat menunjukkanfenomena anak tangga pada ileus, distensi usus, dan adanya udara di luar rongga usus. Gambaran Radiografik Dini Gambaran radiografik dini yang mungkin tampak yaitu hilangnya batas dinding usus, elongasi usus, serta gas intestinal yang terdisorganisasi, dan atonik. Pengenalan gambaran tersebut sangat penting sehingga dapat dilakukan pengobatan dini dan komplikasi EKN dapat dihindari. Gambaran Radiografik Klasik Adanya Pneumatisasi intestinalis dan gas dalam vena porta merupakan gambaran radiografik klasik yang dianggap sangat penting dalam diagnosis EKN. Gas dalam dinding usus bisa berlokalisasi di submukosa akan memberikan gambaran seperti garis (rel kereta api) pada penampang bujur atau sebagai cincin kembar pada penampang lintang. Meskipun tanda ini sangat penting, kadangkadang sukar Mengenalinya. Tanda penting lainnya yang harus diperhatikan yaitu gas dalam vena porta. Gambaran Radiografik Perforasi Adanya gambaran perforasi merupakan indikasi tindakan bedah, oleh karena itu penting bagi klinisi dan ahli radiologis untuk mengenali dan menemukan tanda dini perforasi. A. Tatalaksana Medis Pengelolaan Dasar 1.Pasien dipuasakan untuk mengistirahatkan saluran cerna selama 7- 14 hari (pada EKN stadium 1 waktunya lebih singkat). Pemenuhan kebutuhan nutrisi dasar melalui parenteral total. 2.Lakukan dekompresi lambung dengan replogle orogastric tube atau lakukan suct ion berkelanjutan. 3. Lakukan monitoring ketat pada vital sign dan kondisi abdomen 4. Lakukan monitoring perdarahan saluran cerna. Periksa semua cairan aspirasi lambung dan feses, apakah ada perdarahan 5. Perbaikan kondisi respiratorik sesuai yang dibutuhkan untuk memelihara parameter gas darah yang dapat diterima 6.Perbaikan kondisi sirkulasi. Penggantian cairan mungkin dibutuhkan pada keadaan yang mengarah kepada syok. Penggunaan inotropik mungkin dibutuhkan untuk menjaga tekanan darah dalam batas normal 7.Lakukan monitoring ketat terhadapintake danoutput cairan. Usahakan untuk mempertahankan produksi urin 1-3 mL/KgBB/jam. Hentikan pemberian kalium pada infus jika pasien dalam keadaan hiperkalemia atau anuria. 8.Lepas pemasangan kateterisasi pada arteri dan vena umbilikal dan ganti dengan kateterisasi arteri dan vena perifer, tergantung pada keparahan penyakit. 9.Lakukan monitoring hasil pemeriksaan laboratorium, Periksa hitung sel darah lengkap dan elektrolit tiap 12-24 jam hingga stabil. Lakukan kultur darah dan urin sebelum memulai pemberian antibiotik. 10.Berikan antibiotik. Berikan antibiotik parenteral selama 10 hari. Mulai dengan pemberian Ampicillin dan Gentamicin (atau Ceftriaxone). Pertimbangkan pemberian Vancomycin (sebagai pengganti Ampicillin) pada keadaan penyakit sentral atau curiga infeksi stafilokokus. Tambahkan Metronidazole atau Clindamycin untuk meng-cover kuman anaerob, jika curiga terjadi peritonitis atau

perforasi usus. Penelitian terbaru tidak menganjurkan ataupun menolak penggunaan laktoferin sebagaiadjuvant terapi antibiotik. 11.Lakukan monitoring adanya DIC. Bayi pada EKN stadium II dan III dapat mengalami DIC dan membutuhkan fresh-frozen plasma dan cryoprecipitate. Transfusi PRC dan trombosit mungkin juga dibutuhkan. 12.Pemeriksaan radiografik. Abdominal flat plate dengan posisi lateral dekubitus pada pemeriksaan cross-table lateral tiap 6-8 jam pada stadium akut untuk medeteksi perforasi usus. 13.Konsul bedah pada EKN ( stadium II dan III) DAFTAR PUSTAKA 1.Suraatmaja S.Kapita Selekta Gastroentrologi Anak. Jakarta : Sagung seto. 2007;h:146. 2.Kitterman J.Enterokolitis Nekrotikan. Dalam: Buku Ajar Pediatri Rudolph Vol. 1. Ed 20.Jakarta:EGC.2006;h:297-300 3.Piazza AJ,Stoll BJ.Digestive System Disorder.D:Kliegman RM,et all.Nelson Textbook of Pediatric.Ed 18.Philadelphia.Saunders Elsevier.2007;h:755-756 4.William J C, 2010. Necrotizing Enterocolitis. Merck Sharp & Dohme Corp. Diunduh dari: http://www.merck.com tanggal 03 Juli 2010. 5.Lavene MI, Tudehope DI, Sinha S.Essensial Neonatal Medicine.Ed 4.Australia:Blackwell Publishing.2008;h:254-257 6. Claud EC,Caplan M.Necrotizing Enterocolitis.Dalam:Walker WA,et all.PediatricGastrointestinalDisease.Massachuset:McGrawHill.2004;h:873 -877 7. Caplan M.Neonatal Necrotizing Enterocolitis.Dalam:Martin RJ,Fanaroff AA,Walsh MC.Fanarof and Martins Neonatal-Perinatal Medicine \Diseases of the Fetus and Infant.Ed 8.Philadelphia:Mosby Elsevier:2006 ;h1403-1410 8.Daneman A,Woodward S & de Silva M.The radiology of neonatal necrotizing enterocolitis(NEC): A review of 47 cases and the literature.Pediarl. Radiol.1978;h:70-77

Anda mungkin juga menyukai