Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan versi ganjar Dalam pelaksanaan hukum di Indonesia Tindak Pidana Korupsi akan dipidana melalui undang-undang tindak

pidana korupsi. Namun, pada kenyataannya prilaku koruptif itu harus ditindak seperti apa? Undang-undang apa yang dapat menjerat bagi orang yang melaksanakan prilaku koruftif? Jawabannya adalah : pidana administrasi Akses yang baik Substansi akuntable+transparansi

Strategi Penelesaian Perbaikan struktur dengan klasifikasi sebagai berikut:

Optimalisasi peran ombudsman daerah

Tim Pengawas Independen

Terdiri dari: 1. LSM (ICW) 2. Pers 3. Asosiasi pengusaha 4. Tenaga ahli 5. Tokoh masyarakat

Kultur

dengan berbagai pendidikan,

Pendidikan berkarakter Pendidikan berkarakter Pendidikan berkarakter

pengetahuan, maupun penyuluhan

Tahap pelaksanaan yang di edit dari halaman 31 :


Pembentukan tim pengawas Independen (Struktur)
Penerapan Prinsip AAUPL dalam prosedur Administrasi (Substansi) Melibatkan Partisipasi Aktif Masyarakat dalam Pengawasan dan Pelaporan (Culture)

Reformasi Prosedur Administrasi

Bagan di atas merupakan skema langkah strategis untuk memberantas perilaku korupti dalam pengadaan barang dan jasa. Hal ini didasarkan pada teori legal system aurence MeilFredman menyatakan bahwa, pencegahan dan
1 pemberantasan tindak pidana korupsi harus dilakukan secara pendekatan sistem.

Dalam pendekatan sistem hukum, ada tiga komponen utama sistem hukum yang menjadi pilar untuk mendukung tercapinya tujuan hukum tindak pidana k orupsi yaitu, pertama, komponen substansi hukum, kedua, komponen aparatur (struktur) hukum, ketiga, komponen kultur hukum. Komponen yang ada dalam ketiga sistem tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut pemaparan strategi pencegahan dan pemberantasan korupsi pada prosedur pengadaan barang dan jasa:

Loc.Cit, SyamsulHaling, hlm.162.

Tabel 4.2.1 Strategi Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Pada Prosedur Pengadaan Barang Dan Jasa No. 1 Tahapan pengadaan barang jasa Penilaian Kebutuhan Atau Penentuan Kebutuhan Kendala dan Tantangan
y Potensial terjadimark-up y Suap untuk politisi (uang pelicin) y Konflik kepentingan (menekan panitia tender) y Kebutuhan barang dan jasa dinaikkan agar melebihi batas kebutuhan

Strategi Menanggulangi Kendala 1. Seluruh tahap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa harus transparan dan akuntabel, berdasarkan prinsip persaingan sehat sehingga tidak menimbulkan biaya signifikan bagi negara. 2. Standarisasi Honor Panitia Pengadaan Barang dan Jasa. Seharusnya honor disesuaikan dengan nilai nominal pelelangan 3. Dibentuk Tim Pengawas Independen di Tingkat Pusat dan Daerah, yakni Tim pengawas yang terdiri dari LSM, pers, akademisi, dan tenaga ahli yang kompeten, serta berintegritas dengan tujuan independensi dari lembaga yang mengawasi sehingga menutup jalur kemungkinan KKN 4. Tenaga ahli yang ada dalam Tim Pengawas adalah orangorang yang memiliki kompetensi dan mengetahui kualifikasi serta kelayakan proyek-proyek dalam pengadaan barang dan jasa 1. Dilakukan pengawasan independen secara intensif oleh tim Independen 2. Tim Pengawas Independen melakukan monitoring dan evaluasipra kualifikasi dan pasca kualifikasi pengadaan barang dan jasa 3. Membentuk sistem pelayanan pengaduan masyarakat. Jadi perlu dibuat suatu mekanisme pengaduan dan penyanggahan, meliputi: y Cara melapor atau menyampaikan pengaduan y Kepada siapa harus melapor

Persiapan perancangan dan persiapan dokumen tender

y Dokumen tender dibuat untuk menguntungkan salah satu kontraktor (tidak ada persaingan saat tender berlangsung) y Menaikkan atau mengurangi jumlah barangjasa untuk menguntungkan beberapa kontraktor y Kompleksitas proyek dalam dokumen tender sengaja dihilangkan untuk membingungkan proses pengawasan (menyembunyikan rencana korupsi)

Lanjutan Tabel 4.2.1 Strategi Pencegahan Dan Pemberantasan Korupsi Pada Prosedur Pengadaan Barang Dan Jasa No. Tahapan pengadaan barang jasa Kendala dan Tantangan
y Konsultan sengaja membuat perencanaan proyek untuk menguntungkan beberapa peserta tender y Menyalahgunakan prinsip penunjukan langsung

Strategi Menanggulangi Kendala 4. Rencana pengadaan dikaji ulang melalui Waskat dan Wasmas 5. Spesifikasi teknis dikaji ulang agar tidak mengarah pada produk tertentu; 6. Dokumen lelang sebelum dipakai harus dikaji ulang oleh atasan langsung, user, staf ahli, pihak lain (LKPP) 7. Kedepan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah dilaksanakan melalui e-PROCUREMENT 1. Pembentukan Tim Independen yang bertugas: y Melayani sanggah dan banding y Sebagai hakim yang bisa menentukan yang salah dan yang benar. 2. Keputusan Tim Independen ini akan menjadi pedoman menteri dan kepala daerah untuk menentukan pemenang tender. 3. LKPP merumuskan bagaimana keterlibatan Tim Independen ini dalam penyelesaian sanggah dan banding 4. Penyusunan HPS dilakukan secara cermat dan didukung dengan data,-data survei yang valid 5. Optimalisasi LKPP dalam hal-hal berikut: a. Penyusunan dan perumusan strategi b. Membentuk mekanisme pengaduan masyarakat c. Penentuan kebijakan dan standar prosedur d. Strategi pembinaan sumber daya manusia e. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pengadaan f. Bimbingan teknis advokasi, dan bantuan hukum

Pemilihan peserta dan penentuan pemenang tender,

Pelaksanaan pekerjaan dan Pelaporan keuangan atau audit

y Pemilihan tidak adil, karena adanya suap y Konflik kepentingan y Pemilihan bersifat subyektif y Pemberian informasi yang bersifat rahasia sebelum penawaran dimulai (pada satu atau beberapa peserta) y Penyalahgunaan kerahasiaan y Pembayaran harga yang sangat mahal y Terlalu banyaknya keluhan sanggah banding menjadikan proses semakin lama atau tidak efektif y Sebagai ganti atas suap dan uang tak resmi lainnya, kontraktor akan menggantinya dengan harga barang yang lebih rendah, kualitas yang kurang baik, dan lain-lain y Pemalsuan laporan

Sumber: Analisis Penulis

Dari segi hukum, peraturan yang ada dapat dikatakan memadai, karena sudah diberlakukan sejumlah peraturan perundang-undangan yang sifatnya anti korupsi. Namun dalam prakteknya masalah pemberantasan korupsi tidak mampu terbendung dengan peraturan yang berlaku saat ini. Aturan yang dimuat dalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dirasakan belum maksimal dan efisien dalam pemberantasan tidak pidana korupsi. Regulasi yang telah diatur sedemikian rupa itu, ternyata memiliki kelemahan yang cukup mendasar dalam redaksional katanya. cukup hanya dilaksanakan dengan pendekatan hukum semata-mata, karena korupsi sudah menyebar luas ke seluruh tatanan sosial dan pemerintahan hampir di semua negara. Oleh karena itu pendekatan dalam strategi tersebut tidak hanya bersifat represif, tetapi juga preventif dan rehabilitatif.

Perpresno 54 th 2010 harus diajuin tentang uupjb Optimalisasi e-proucrement(jelaskan) Komitmen pejabat harus ngapain? Ombusda mau dataruh di mana? Penjelasan tahap implementasi bagaimana? Tinjauan pustaka +judul blum!

Anda mungkin juga menyukai