Anda di halaman 1dari 16

Penyakit pada Jambu Biji

Oleh: Kelompok 12 Fitri Fatma Wardani A34080005 Susanti A34080038 Ridwan Sufyana Yusuf A34080091

Lokasi : Kebun pribadi daerah Cilebut, Bogor

Sejarah Jambu biji


Ditemukan oleh penjelajah Spanyol pada tahun 1500 menyebar dari Meksiko sampai Peru y 1816, Seminole Indian menemukan jambu biji tumbuh di Florida bagian Selatan y Dari Brazilia oleh kaum Portugis dibawa ke India, oleh kaum Spanyol ke Filipina, dibudidayakan di Thailand, masuk ke Indonesia.
y

Budidaya
penyiapan bibit penyiapan lahan

penanaman

pemeliaharaan

: okulasi atau cangkok : penggarapan, pemberian pupuk kandang dan kimia : lubang tanam 75x75x75 cm dengan jarak tanam 3 m dalam barisan dan 5 m antar barisan : penyiangan dan penyulaman, pemangkasan, pemupukan, pengairan dan penyiraman, dan penjarangan buah

Metode Pengamatan
y

Pengambilan sampel secara menyilang sebanyak 10 tanaman pada lahan seluas 6000 m2

Kejadian penyakit = n x100% N Keparahan penyakit = n x v x 100% N xV

Wawancara petani

Penyakit yang Ditemui


1.

y y

Antraknosa, Colletotrichum gloeosporioides Gejala berawal dari bercak nekrotik kemudian busuk buah Epidemiologi berawal produksi konidia, bunga & buah suseptibel, tersebar melalui air hujan, menginfeksi jaringan inang atau infeksi laten Pengendalian dengan cara menanam varietas tahan, kultur teknis, monitoring, aplikasi fungisida pra dan pasca pembungaan juga perkembangan buah

2.

y y

Bercak alga (karat merah) Cephaleuros virescens dan C. parasiticus gejala bercak & nekrosis pada daun, dengan diameter 2 cm, bercak menyebabkan dieback batang, dan bercak cekung dan pecah-pecah seperti terkena kudis buah Patogen ini bersifat aerofilik dan merupakan alga hijau yang berfilamen bereproduksi secara seksual dan aseksual Infeksi oleh zoospora, gejala berkembang dibawah kondisi yang lembab dan mempenetrasi kutikula inang dan menghasilkan talus. Patogen bereproduksi dan bertahan hidup di daun atau batang dan pada sisa-sisa tanaman Pengendalian terpadu dengan kombinasi sanitasi, mengurangi kelembaban, pengendalian gulma, fungisida, kultur teknis, dan mengurangi stres tanaman

Bercak Daun Pseudocercospora Pseudocercospora psidii y Gejala Bercak kecil coklat di permukaan daun dan dikelilingi coklat yang lebih gelap sebagai border. Bercakbercak tunggal dapat bergabung dan dapat membentuk daerah jaringan nekrotik. Dapat menyerang buah dan menyebabkan buah menjadi retak sehingga dapat menyebabkan infeksi sekunder dari patogen lain y Inokulum bersumber dari daun yang telah terinfeksi, penetrasi, reproduksi, dan spora disebarkan melalui angin, percikan air hujan, serangga dan irigasi y Hanya dapat dikendalikan dengan fungisida sesuai anjuran
3.

Hasil Wawancara
y y

y y

Mengalami 2 perubahan komoditas jambu Bibit dari Citayeum, penggarapan lahan selama 2 bulan, penanaman dengan jarak 6m x 6m. Pupuk kandang 2 kali setahun, pupuk KCl & urea jika diperlukan.Tidak dilakukan pengendalian gulma Berbuah pertama 16 MST, rata-rata 1 ton perbulan, dan mencapai maksimal 15 ton satu tahun. Hasil disalurkan ke pengecer atau pasar induk Keberadaan patogen kurang berpengaruh terhadap penurunan hasil panen Pengetahuan petani tentang hama dan penyakit belum memadai

Hasil Pengamatan Lapang


y y

y y y

Dari 10 tanaman sampel, ditemukan terdapat 8 penyakit yang menyerang dan 3 yang diamati Penyakit antraknosa memiliki tingkat keparahan yang paling tinggi yaitu 28,67%, kemudian penyakit bercak daun Pseudocercospora 27,50% dan penyakit bercak alga dengan tingkat keparahan sebesar 15,67% Pembungkusan buah dapat melindungi buah dari infeksi patogen Penggunaan pestisida tidak sesuai anjuran Pengendalian yang dianjurkan adalah pengendalian secara terpadu

Kesimpulan
Terdapat 3 penyakit yang dominan menyerang, yaitu antraknosa (C. gloeosporioides), bercak alga (C. virescens dan C. parasiticus), dan bercak daun Pseudocercospora (P. psidii) y Keberadaan penyakit kurang berpengaruh terhadap penurunan hasil panen y Pengendalian yang paling tepat untuk mengendalikan penyakit-penyakit tersebut adalah dengan pengendalian terpadu
y

TERIMA KASIH

Barang siapa yang modal kekayaannya berupa taqwa, maka semua lisan tak akan ada yang mampu untuk menggambarkan keuntungan dalam agamnya (Sulaiman bin Mihran Al-Kufi) Barang siapa mencari ilmu, berarti sedang mencari surga (Ali r.a)

Sesi pertanyaan
Adnan y Pembungkusan dengan plastik, apa dampak dari pembungkusan plastik? Karena rasa rasa tidak terlalu manis. Sepengetahuan saya, dibungkus dengan kain lebih berasa manis. Jawaban y Di lapangan tersedia pembungkus dari plastik dan koran, tapi lebih banyak dengan plastik dengan alasan tidak menyerap air. Pembungkusan dengan plastik dengan cara membolongi agar air tidak menggenang di dalamnya. Mereka tidak berorientasi pada kualitas terbaik, karena hanya menyalurkan ke pengecer yang lebih mempertimbangkan harga. Maka mereka cukup membungkusnya dengan plastik.

Imam y Antraknos, bagaimana perkembangan patogen di lapang?teknik pengendalian antraknos dengan varietas tahan, varietasnya?, komoditas lain sebelum jambu?adakah korelasi? Jawaban y Sebelum ditanami jambu biji, lahan pernah ditanami padi, kemudian jambu biji bangkok putih, dan terakhir jambu biji bangkok merah. y Pada dan Jambu biji tidak memiliki kekerabatan yang berat sehingga penyakit pada padi yang tertinggal pada sisa tanaman tidak akan menginfeksi pada jambu biji. y Antraknosa dapat diam dalam sisa tanaman yang tertinggal pada lahan sehingga apabila lahan yang awalnya ditanami jambu biji, jambu bji pada penanaman berikutnya kemungkinan besar akan terkena penyakit dari penanaman sebelumnya. y Antraknosa dapat dikendalikan dengan menggunakan varietas tahan, varietas tahan yang dapat digunakan belum dapat diketahui dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai