Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia di samping Brazilia dan Tanzania. Dari Sabang sampai Merauke tersebar sekitar 40.000 jenis tumbuhan. Namun dari sekian banyak jenis tumbuhan tersebut, masih sangat sedikit yang diteliti sebagai penghasil minyak atsiri (Agusta, 2000). Indonesia mempunyai potensi sebagai penghasil minyak atsiri yang berlimpah. Produk minyak atsiri baru pada tahap menghasilkan minyak kasar (crude oil) (Nurhasanah, dkk., 2005). Minyak atsiri merupakan salah satu produk bahan rempah-rempah. Minyak atsiri lazim disebut minyak yang mudah menguap (volatil oils). Minyak atsiri umumnya berwujud cair, diperoleh dengan cara destilasi uap, ekstraksi atau dipres (ditekan). Minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak akar wangi, minyak nilam, minyak kenanga, minyak kayu cendana merupakan beberapa bahan ekspor minyak atsiri Indonesia. Dalam perkembangan sekarang (walaupun sudah dimulai sekitar tahun 2000), hasil sintesis senyawa turunanan minyak atsiri dapat digunakan sebagai feromon, aditif biodiesel, antioksidan, polimer, aromaterapi, penjerap logam, sun screen block dan banyak lagi kegunaan lainnya. Kemampuan untuk melakukan konversi komponen minyak atsiri menjadi senyawa-senyawa yang lebih berguna merupakan suatu hal penting yang mendesak sekarang. Hal ini disebabkan senyawa turunan minyak atsiri yang diimpor ke Indonesia harganya jauh lebih mahal daripada harga minyak atsiri yang dieskpor oleh Indonesia (Sastrohamidjojo, 2004). Minyak cengkeh merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dapat diperoleh dari bagian tanaman cengkeh. Kualitas minyak cengkeh dievaluasi dari kandungan fenol, terutama eugenolnya (Hidayati, dkk., 2003). Harga Cengkeh (Kompas, 14/05/11) mencapai Rp 110.000 per kilogram yang akan berakibat pada semakin mahalnya minyak cengkeh yang umumnya diproduksi dari bunganya, sedangkan minyak dari daun cengkeh masih kurang dimaksimalkan. Sebagai perbandingan, harga eugenol mencapai Rp 1.491.000 per 500 ml (Merck, 23/04/11) yaitu jauh lebih mahal dibandingkan harga minyak cengkeh itu sendiri. Eugenol lebih banyak pada

daun dibandingkan bunga cengkeh (Bhuiyan, dkk., 2010). Berdasarkan tinjauan langsung di lapangan, daun cengkeh yang telah jatuh, biasanya hanya dikumpulkan dan dibakar, berbeda dengan bunganya yang masih dijual dengan harga tinggi di pasaran. Oleh karena itu, pengambilan minyak dari daun cukup potensial untuk dilakukan. Cara untuk mendapatkan minyak daun cengkeh adalah dengan cara ekstraksi yang dilakukan secara kontinu ataupun batch (Guenther, 1990). Minyak daun cengkeh tersusun atas 41 komponen kimia sedangkan minyak dari bunga cengkeh mengandung 32 komponen kimia. Dari sekian banyak komponen tersebut, eugenol memiliki persentase paling besar, (Bhuiyan, dkk., 2010) dan memiliki sifat asam sehingga untuk mengekstraknya bisa menggunakan larutan basa encer. Larutan basa encer tersebut berupa NaOH, KOH, dan Ca(OH)2 (Sastrohamidjojo, 2004). Penelitian tentang eugenol ini telah dimulai sejak beberapa tahun terakhir. Bidang yang diteliti meliputi cara pengisolasian eugenol baik secara ekstraksi (Darmawan, 2008), distilasi dan fraksinasi (Nurhasanah, dkk., 2005). Namun demikian, penelitian-penelitian yang dilakukan tersebut belum memberikan gambaran tentang karakteristik berupa jenis dan konsentrasi pelarut (larutan basa encer) yang paling baik, ditinjau dari kadar eugenol maksimal yang dapat diperoleh. Pada penelitian sebelumnya, eugenol hanya diekstrak menggunakan satu pelarut basa encer seperti NaOH 1% (Darmawan, 2008), NaOH 5% (Nurhasanah, dkk., 2005). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang sama yaitu untuk memperoleh eugenol yang maksimal dengan memvariasikan pelarut basa encer. Mengenai variasi penelitian yang akan dilakukan akan dijelaskan lebih lanjut pada ruang lingkup penelitian.

1.2 Perumusan Masalah

Dari penelitian-penelitian sebelumnya telah dilakukan ekstraksi eugenol, tetapi belum menggambarkan tentang pelarut (basa) yang terbaik dari segi kadar eugenol yang dihasilkan sehingga pada penelitian ini yang menjadi masalah adalah bagaimana pengaruh jenis dan konsentrasi pelarut (basa encer) terhadap kadar eugenol yang diperoleh.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :


1.

Memperoleh minyak daun cengkeh. Menentukan volume air perendaman yang tepat dalam menghasilkan Mengisolasi eugenol dari minyak daun cengkeh. Mengetahui hubungan antara jenis dan konsentrasi basa pada proses Menentukan jenis dan konsentrasi basa yang tepat dalam proses

2. 3. 4. 5.

minyak daun cengkeh yang maksimal.

ekstraksi eugenol terhadap kadar eugenol yang diperoleh. ekstraksi minyak daun cengkeh dalam menghasilkan eugenol yang maksimal. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya petani cengkeh tentang adanya hubungan jenis, konsentrasi, dan volume basa serta variasi volume air perendaman pada ekstraksi eugenol dari minyak daun cengkeh. Selain itu juga memberikan masukan bagi dunia industri pengolahan minyak atsiri khususnya minyak cengkeh. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan-bahan yang akan digunakan antara lain daun cengkeh, air, NaOH,

KOH, dan Ca(OH)2.


2. Tahap percobaan pendahuluan dilakukan untuk menentukan volume air

saat perendaman. Adapun variabel percobaan pada tahap ini meliputi:


massa daun hasil blender : massa air = 1:1 ; 1:2 ; dan 2:1. suhu air rendaman waktu perendaman = 50 oC = 30 menit

3. Tahap percobaan utama meliputi :

Tahap destilasi atau penyulingan untuk memisahkan minyak Tahap ekstraksi untuk memisahkan eugenol dari minyak.

dari komponen lain.

Adapun variabel percobaan pada tahap ini meliputi:


volume minyak : volume pelarut = 1 : 8 jenis basa = NaOH, KOH, Ca(OH)2. konsentrasi pelarut (basa) = 1%, 3%, 5%.

4. Analisa yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah analisa dengan menggunakan FTIR untuk menentukan gugus eugenol, analisa rendemen, dan analisa kadar eugenol.

Anda mungkin juga menyukai