Anda di halaman 1dari 3

AGENSI,KUASA,D AN POLITIK

PENGAKARAN PARTAI
MARIA DEWI RAHMATYA 070913096 ILMU POLITIK

Pengakaran Partai. Demokrasi, dan Sistem Kepartaian

Dalam berbagai perundang-undangan politik, diantaranya Undang-undang Pemilu DPR, DPD dan DPRD (UU No 12 Tahun 2003, diubah dengan UU Nomor 10 Tahun 2008) juga menegaskan pelaksanaan Pemilihan Umum yang Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia (Luber) serta Jujur dan adil (Jurdil). Demikian juga dengan Undang-undang Partai Politik (UU Nomor 31 Tahun 2002, diberbarui dengan UU Nomor 2 Tahun 2008) dipertegas penguatan sistem politik dan sistem kepartaian yang demokratis, memperkokoh pelembagaan partai politik, optimalisasi fungsi-fungsi partai politik dan demokratisasi internal partai. Penguatan sistem politik yang demokratis mengandung pengertian bagaimana lembaga, prosedur dan rutinitas demokrasi menyatu dalam kultur politik yang melembaga dalam sistem kepartaian, yang meliputi pengakaran partai (party rooting), legitimasi partai (party legitimacy), aturan dan regulasi (rule and regulation) dan daya saing partai (competitivenes).1 Pengakaran partai merupakan salah satu system kepartaian. Sistem kepartaian yang demokratis mengharuskan partai untuk mengakar ke masyarakat. Partai harus dapat mampu menjadi alat masyarakat untuk turut serta berpartisipasi dalam pemerintahan. Pengakaran partai adalah proses masuknya nilai-nilai partai terhadap masyarakat, yang dilakukan untuk memperoleh dukungan dan mencapai basis masa yang diinginkan. Partai sendiri adalah sebuah organisasi masyarakat yang dibentuk untuk menampung aspirasi atau mencapai kepentingan masyarakat dalam hal politik di pemerintah. Banyak partai di Indonesia saat ini tidak diikuti dengan basis masa yang stabil. Masing-masing partai politik memiliki basis masa yang berubah-ubah setiap pemilu dilaksanakan. Terutama pada pemilu 2009 baru-baru ini, meskipun sebagai partai politik yang memenangkan pemilu Demokrat tetap saja banyak kehilangan masanya. Pengakaran partai yang kuat mungkin dapat kita lihat pada masa orde baru dimana Golkar dengan gencar menanamkan nilai-nilai partainya hingga ke pelosok desa. Pemerintah sebagai pihak yang memihak masyarakat, nyatanya kebijakan yang dikeluarkan lebih banyak terdapat nilai-nilai partai Golkar. Pada multipartai sekarang, diharapkan terjadi persaingan yang moderat dengan pelembagaan system partai yang terstruktur. Dengan kekuatan pengakaran partai yang kuat di masyarakat oleh masing-masing partai. Maka akan tercipta stabilitas kompetisi partai pada pemilu. Diharapkan dengan demikian mampu menciptakan atmosfir kompetisi yang modern dan kompetisi yang mampu diprediksi.( 12 P. Scott Mainwaring, Rethinking Sistem Partai dalam Third-Wave Demokratisasi: Kasus Brasil, Stanford: Stanford University Press, 1999) Sistem kepartaian untuk mengatur partai sangat menunjang terciptanya stabilitas persebaran kekuatan politik. Melembagakan system partai akan menjelaskan dan menunjang terciptanya demokrasi yang bukan sekedar formalitas dengan banyaknya partai politik. Banyaknya partai merupakan masalah dimana partai tidak lagi sebagai alat masyarakat untuk mempengaruhi
1

Oligarki Partai Politik dan Masa Depan Demokrasi, Dwi "Nugie" Nugroho, SH

pemerintah. Namun partai adalah alat mencapai kedudukan di pemerintah dan memenangkan pemilu. Paham pragmatis ini yang kemudian menyebabkan system kepartaian tidak diterapkan secara fungsional. Salah satunya adalah kelembagaan partai. Pelembagaan partai politik berkaitan dengan kebutuhan partai akan otonomi dan kohesifitas internal, ketangguhan organisasi, identitas politik atau ideologis yang jelaas dan keperluan demokratisasi internal. Perlunya demokratisasi internal partai antara lain didasari fakta bahwa hampir sebagian besar partai politik mengalami masalah sentralisasi yang terlalu kuat. Dimana anak cabang partai sulit untuk dapat turut serta mengambil keputusan. Pelembagaan partai politik yang lemah memiliki konsekuensi untuk representasi dan akuntabilitas pemilu yang lemah pula. Fungsi pengakaran partai dimana partai memiliki identitas kepartaian yang jelas di masyarakat. Pengakaran partai politik dimaksudkan agar partai terikat secara organik dengan masyarakat, khususnya dengan konstituennya. Dengan ini partai politik dapat secara kontinyu menjalankan fungsi-fungsinya yang terhubung secara langsung dengan masyarakat, seperti pendidikan politik, sosialisasi dan komunikasi politik dan juga agregasi kepentingan yang lebih luas. Menurut Mainwaring papernya terkait dengan system kepartaian Party systems characterized by a
low degree of institutionalization can be called fluid or weakly institutionalized. Compared to more institutionalized party systems, fluid systems are characterized by less regularity in patterns of party competition, weaker party roots in society, less legitimacy accorded to parties, and weaker party organizations, often dominated by personalistic leaders. 2

Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa sisten institusi kepartaian yang lemah dapat menyebabkan berkurangnya pola kompetisi partai, lemahnya pengakaran partai dimasyarakat, lemahnya legitimasi partai, dan lemahnya organisasi partai. Pada hal ini fungsi pengakaran partai tidak maksimal, dikarenakan identitas partai tidak melekat di masyarakat. Lalu bagaimana peranan partai dalam menguatkan identittas dan karakteristik mereka. Semua itu bertujuan untuk membentuk basis masa dan menguatkan pemilih yang rasional. Pengakaran partai adalah salah satu solusinya diikuti juga dengan perbaikan system kepartaian yang kuat. Pengakaran partai dan system kepartaian yang berkarakter akan membentuk pemilih yang partisipan dan rasional. Hal itu akan membangun demokrasi yang baik pada negara tersebut.

Scott Mainwaring and Mariano Torcal, PARTY SYSTEM INSTITUTIONALIZATION AND PARTY SYSTEM THEORY AFTER THE THIRD WAVE OF DEMOCRATIZATION. Working Paper #319 - April 2005.

Anda mungkin juga menyukai