Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN I PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI Bentuk tegangan tinggi yang dibangkitkan dapat berupa: Tegangan AC, DC (konstan) atau

Impuls. Tegangan AC dan DC digunakan untuk transmisi daya listrik, juga dipakai untuk tujuan pengujian. Sedangkan tegangan tinggi Impuls dibutuhkan untuk investigasi renspons isolasi pada system transmisi (termasuk peralatan) terhadap gangguan transien akibat Surja hubung dan surja petir. TEGANGAN TINGGI AC Pembangkitan tegangan tinggi AC dapat dilakukan dengan menggunakan Generator sinkron (motor-driven synchronous generator), namun kebanyakan menggunakan trafo uji satu phasa yang disupply oleh tegangan distribusi (110 V atau 240 V, 50/60 Hz). Untuk keperluan pengujian tegangan tinggi, dituntut tegangan yang naik secara perlahan-lahan (smooth and gradually). Untuk itu tegangan input distribusi yang merupakan fixed mains Voltage terhubung dengan variablevoltage transformer yang berfungsi sebagai pengatur tegangan pada sisi primer trafo uji tegangan tinggi .

Single step up Transformers Rangkaian listrik dasar dari pada pembangkitan tegangan tinggi (test-set) untuk menghasilkan tegangan tinggi AC frekwensi daya hingga 200 kV. Tegangan input (main supply) sebelum disupply ke kumparan primer trafo uji, terlebih dahulu melalui variable transformer (yaitu: variable voltage toroidal auto-transformer, variac), rating

dari Test-set commercial berupa tegangan out put dalam kV dan daya dalam kVA. Adapun konstruksi dari test-set dibagi kedalam 2 katagori, yaitu: (1). Portable unit, dengan tegangan out put hingga 50 kV dan rating daya 1-2 kVA (2). Large fixed unit, dapat beroperasi hingga 200 kV, rating daya output nya besar dan ditentukan oleh factor-faktor fisik dan berat, yang dapat mecapai 100 kVA Jika terjadi flash over, atau breakdown internal pada obyek uji, maka sudah barang tentu transformer sebagaimana gambar 1. akan mengalami kondisi over load dan short circuit. Konsekwensinya, isolasi dari trafo uji harus didesign tahan terhadap tegangan tinggi surja yang menyebabkan kegagalan pada obyek uji. Kaskade Transformer Hubungan kaskade trafo uji umumnya dipakai untuk mendapat tegangan yang lebih tinggi yang melebihi beberapa ratus kV. Pada gambar 2. Diperlihatkan kaskade 2 buah transformer dengan spesifikasi tegangan 240V/200kV. Tangki dan inti pada Transformer T 1ditanahkan, main voltage berasal dari variable-voltage transformer, Ujung terminal sekunder T1 (d1) juga ditanahkan, sedangkan terminal outputnya yang berasal dari c1 dan e1dihubungkan ke primer T2 (a2b2). Dari bentuk kaskade 2 buah trafo, maka akan dihasilkan tegangan output sebesar 400 kV terhadap tanah (c2d1). Kontrol tegangan pada trafo uji Semua bentuk pengujian, merekomendasikan agar tegangan uji yang diberikan bergerak naik secara gradual dan smooth dari nilai 0 hingga pada level tegangan uji. Keadaan ini dapat dilakukan dalam beberapa cara. Yaitu: menggunakan slider resistance control sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar 4.3, menggunakan tapped transformer sebagaimana terlihat pada gambar 4.4, menggunakan induction regulator sebagaimana terlihat pada gambar 4.5. Untuk trafo uji yang kecil dengan output daya dibawah 5 kVA, control resistance mempunyai keuntungan, selain murah, mudah, distorsi bentuk gelombang tegangannya pun kecil. Sedangkan untuk unit dengan kVA yang besar, Large size dan cost of resistance bersama-sama dengan rugi-rugi daya merupakan hal yang tidak menguntungkan. Gambar 4.4. Menggambarkan metode control output tegangan tinggi yang akurat. Primer dari trafo uji dihubungkan dengan tap-tap yang yang tedapat pada sisi sekunder trafo regulasi. Untuk menghindari surja pada output tegangan tinggi berkenaan dengan terbukanya sisi sekunder pada trafo regulasi akibat perpindahan tap, digunakan two contact brushes, brushes berhubungan dengan adjacent studs dan buffer resistance, atau reactance coil, Keadaan yang demikian ini mencegah terjadinya short circuit pada bagian kumparan transformer. Keuntungan dari metode ini, selain efisiensinya tinggi, distorsi bentuk gelombangnya kecil, namun regulasinya tidak smooth kecuali jika menggunakan jumlah tap yang banyak. Untuk trafo uji pada heavy duty, regulator induksi dapat digunakan untuk mengontrol input tegangan pada trafo uji, sebagaimana diperlihatkan pada gambar 5.

Rangkaian resonansi seri Rumus-rumus bagi impedansi yang mengandung L atau C menunjukkan, bahwa modulus maupun sudut fasa suatu impedansi merupakan fungsi dari frekwensi sudut w. Misalnya untuk impedansi rangkaian seri R dan L, terlihat bahwa impedansi (Modulus) makin besar dengan bertambahnya frekwensi, sedangkan fasanya makin mendekati 90o. Olehkarena itu rangkaian semacam ini makin sukar melalukan arus dengan frekwensi yang tinggi. Sebaliknya impedansi rangkaian seri R dan C, terlihat bahwa impedansi (Modulus) makin kecil dengan bertambahnya frekwensi dan sudut fasanya semakin mendekati -90o . Dengan demikian rangkaian semacam ini makin mudah melalukan arus dengan frekwensi yang tinggi . Untuk itu rangkaian yang mengandung R, L dan C, dapat diharapkan impedansinya tidak naik terus atau turun terus bila w dinaikkan seperti pada kedua contoh diatas, melainkan menurut fungsi w yang mungkin mengandung sejumlah maxima dan minima. Rangkaian resonansi seri pada pembangkitan tegangan tinggi Objek uji berupa kabel yang dapat direpresentasikan sebagai sebuah kapasitansi dan terhubung seri dengan moving coil reactor yang direpresentasikan sebagai induktansi, yang dapat diubah-ubah untuk mengimbangi impedansi beban kapasitif pada frekwensi daya. Rangkaian resonansi seri yang terbentuk akan membangkitkan tegangan tinggi ketika dieksitasi oleh regulator tegangan dari main supply. Faktor XC/ R=1/[C R merupakan factor Q pada rangkaian dan memberikan kenaikan tegangan pada object uji pada kondisi resonansi. Olehkarena itu tegangan input yang dibutuhkan untuk exitasi diturunkan sebesar factor 1/Q dan output kVA

juga diturunkan sebesar factor 1/Q. F aktor daya rangkaian pada sisi sekunder adalah satu. Prinsip yang ada pada resonansi seri dipakai untuk pengujian tegangan yang sangat tinggi dan pada keadaan yang membutuhkan output arus yang besar seperti pada pengujian kabel, pengukuran dielectric loss, pengukuran partial discharge. Teknik pembangkitan pengujian tegangan tinggi Teknik pembangkitan pengujian tegangan tinggi dibagi menjadi 2: Tegangan Tinggi Normal Tegangan yang dapat ditahan oleh sistem tersebut untuk waktu tak terhingga Tegangan Tinggi Lebih (Gangguan) Hanya dapat ditahan oleh sistem dalam waktu terbatas Tegangan Tinggi Lebih Tegangan tinggi lebih meliputi 2 macam: yaitu aperiodik bentuk gelombang tegangan berupa impuls, petir, switching dam periodic bentuk gelombang tegangan berupa sinusoidal 50 Hz Kegagalan Isolasi karena : Waktu pemakaian, kerusakan mekanis, penurunan kekuatan dielektrik, terkena tegangan lebih Kenaikan Tegangan Tegangan dinaikkan sampai tegangan tertentu untuk waktu tertentu. Tegangan dinaikkan sampai terjadi pelepasan. Tegangan dinaikkan sampai gagal / breakdown.

Macam Pengujian A. Endurance TestPada tegangan nominal dan frekuensi tertentu. Untuk mengetahui pengaruh suhu,kerugian dan partial discharge. B. Pengujian 1 menitMengetahui nilai isolasi dari peralatan. C. Pengujian ACUntuk mengetahui ketahanan terhadap over voltage saat gangguan. D. Pengujian DCUntuk mengetahui kekuatan dielektrik bahan E. Pengujian ImpulseUntuk mengetahui pengaruh tegangan gangguan surja petir dan surja hubung Sumber Tegangan Sumber Tegangan Tinggi AC 50 HZ Trafo Uji Tegangan Tinggi

Seri Resonan Resonan Seri Sumber Tegangan Tinggi AC frekuensi tinggi Tesla Coil (Gulungan Tesla) Sumber Tegangan DC Penyearah (Half Wave dan Full Wave) Villard Greinacher Kaskade Sumber Tegangan Impuls Generator Impuls (Marx Generator ) Pengujian Tak Merusak dapat meliputi 2 hal yaitu faktor daya dielektrik (Tan ) berupa jembatan schering dan tahanan isolasi berupa Megger (Mega Ohm Meter) Voltage SagsVoltage sags (dips) adalah penurunan tegangan dalam waktu singkat biasanya berlangsung satu periode sampai 1 detik. (puluhan miliseconds atau ratusan miliseconds). Penyebab Voltage Sags adalah kenaikan beban (arus) secara tiba-tiba yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat, starting peralatan (motors, heaters dll), kenaikan impedansi sumber (biasanya karena koneksi yang kurang baik). Sumber-sumber Voltage Sags berasal dari Internal Facilities: yaitu starting beban-beban besar, pengkawatan/pengkabelan yang kurang baik gangguan (short circuits) dan juga dari Utilities: yakni gangguan salah satu facilities yang terhubung dalam utility yang sama, kegagagalan Voltage Regulator Voltage Swellsadalah kebalikan daripada Voltge Sags.Artinya kenaikan tegangan dalam waktu yang singkat (periodenya sama dengan voltage sags). Penyebab Voltge Swells adalah penurunan beban secara tiba-tiba (dalam jumlah yang significants) dan voltage regulator kurang cepat me-respons seperti buruknya koneksi netral Transient overvoltagesadalah kenaikan tegangan dalam waktu singkat dengan frequency tinggi pada catu daya AC. Secara umum, ada 3 macam Transient Overvoltage, yaitu: Low Frequency Transient low frequency transientsdengan komponen frequency beberapa ratus hertz yang biasanya disebabkan oleh capacitor switching. (Capacitor Switching Transient) High Frequency Transient high-frequencytransients dengan komponen frequency beberapa ratus kilo-hertz yang biasanya disebabkan oleh inductive loads atau petir (impulse, spike, surge) Extremely Fast Transients atau EFT, memiliki waktu naik (rise time) dan waktu turun (fall time) dalam orde nanosecond. Transient ini dapat disebabkan oleh adannya arcing faults seperti jeleknya sikat pada motor dan dapat segera teredam.

Besar energi listrik yang disalurkan dari pembangkit energi listrik ke pusat beban melalui saluran transmisi pada jarak yang cukup jauh , sangat tergantung pada sistem tegangan yang digunakan. Semakin tinggi tegangan akan semakin baik , namun perlu diperhatikan masalah bahan isolasi yang digunakan pada peralatan tegangan tinggi dalam sistem tenaga listrik.Dimana distribusi tegangan dan rugi dielektrik pada bahan isolasi akan mempengaruhi energi listrik yang disalurkan. Untk itu pemakaian bahan isolasi pada sistem tenaga listrik tidak lepas dari faktor ekonomi dan pengamanan Salah satu cara, dilakukan pengukuran dan pengujian secara rutin pada peralatan-peralatan tegangan tinggi yang digunakan dalam sistem tenaga listrik , baik yang akan dipasang maupun yang sudah dipasang atau yang dalam perencanaan. Dengan menggunakan pembangkit tegangan tinggi , maka pengukuran dan pengujian bahan isolasi dapat dilakukan, kemudian dianalisis untuk mendapatkan kelayakan dan keamanan dari bahan isolasi yang akan / sedang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai