Aspas Baby...

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Carolina Hernandez membahas mengenai perdebatan nilai antara Barat dengan Asia.

Di mana Carolina memfokuskan antara pengaruh globalisasi dengan masyarakat modern. Di mana dia berpendapat bahwa harus dipahami lebih dahulu bahwa globalisasi tidak sama dengan westrnisasi. Globalisasi menunjukkan suatu kondisi terciptanya masyarakat modern yang saling berbagi karakter fundamental seperti agama dan tradisi filosofis mengenai hubungan antara individu dengan masyarakat, antara pembuat peraturan dan peraturan. Namun terdapat pula suatu kondisi yang diperngaruhi oleh globalisasi yakni terjadinya erosi kedaulatan nasional. Realita ini menyebabkan terciptanya suatu hubungan kerjasama antara Asia dan aktor-aktor utama di kawasan lainnya. Hal ini penting untuk menjaga agar hubungan di anatara aktor-aktor tersebut tidak tergusur hanya karena perbedaan seperti nilainilai, budaya, dan peradaban. Karena apabila perbedaan tersebut tidak dijembatani, maka akan terjadi perbenturan peradaban. Perdebatan utama antara mereka adalah (1) perbedaan dari sifat natural dari hak asasi manusia, yakni universal dan budaya. Argumentasi dari pandangan barat terhadap konsep hak asasi manusia, terlepas dari mana asal konsep manusia, aplikasinya akan bersifat universal dan karena sifat manusia adalah natural maka tidak alasan bagi negara untuk tidak melindungi HAM warga negaranya. Sedangkan kalau pandangan Asia, lebih menitikberatkan pada nilai nilai relativitas budaya, di mana masing-masing budaya memang memiliki sesuatu hal yang distinct yang tidak dapat diakomodasi oleh nilai-nilai universal; (2) karakter dari hak asasi manusia, yakni internasional dan nasional. Barat lebih menekankan bahwa HAM terdapat dalam domain internasional yang dikarenakan HAM merupakan dasar dari pengakuan mereka di dalam perjanjian maupun hukum kebiasaan internasional. Sedangkan Asia berargumen bahwa instrumen HAM dibuat pada saat mereka masih dalam kondisi terjajah dan oleh karena itu HAM yang dibuat oleh barat tidak bisa diaplikasikan oleh negaranegara di Asia. Yang menjadi fokus negara-negara ini adalah bagaimana mengamankan kedaulatan nasional mereka sebagai negara yang baru merdeka. Dan dikarenakan kondisi inilah dapat disimpulkan bahwa negara-negara di Asia mengalami tantangan dari berbagai sisi yang berpotensi melemahkan integrasi nasional; (3) peran dan hak-hak individu di dalam suatu komunitas dan sebaliknya. Supomo yang merupakan salah satu founding fathers Indonesia menyatakan bahwa permintaan terhadap hak-hak individu tidak kompatibel dengan konsep negara kekeluargaan. Dan juga orang Asia berpendapat bahwa budaya Barat justru berperan penting dalam kondisi buruk yang dialami oleh negara-negara di Asia; (4) primasi dari kewajiban individu dan sebaliknya; (5) waktu dan kondisi yang mempengaruhi implementasi dan peninjauan dari pelaksanaan HAM; (6) legitimasi dari persyaratan

kondisionalitas yang di penetrasikan oleh ODA; (7) pertanyaan akan masuknya klausula sosial di dalam perjanjian perdagangan multilateral seperti regulasi di dalam GATT. Hak dan kewajiban merupakan dua komponen utama dalam Hak Asasi Manusia yang tidak bisa dipisahkan. Hak dari seorang individu dapat diwujudkan jika individu lainnya dapat melakukan kewajibannya dengan baik. Hal tersebut tidak hanya berdasar pada konsep barat tapi juga oleh nilai-nilai di kawasan Asia. Mengenai kecocokan Islam dengan nilai-nilai dalam Hak Asasi Manusia secara universal sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Salah satu isunya yaitu, Pemerintahan yang berdasar pada nilai-nilai religius suatu agama (dalam hal ini Islam). Salah satu tokoh yang menolak konsep dari Negara Islam adalah Abdurrahman Wahid dalam pernyataannya bahwa, pemerintahan yang berdasar pada aspek sektoral dan bukan pada aspek yang lebih universal, haruslah dirubah. Kita harus dapat mendengar pendapat-pendapat minoritas,

meskipun hal tersebut bertentangan. Sistem pemerintahan saat ini tidak mendorong terjadinya debat, yang seharusnya dirubah karena debat merupakan bagian dari semangat dasar dari Islam. Islam tumbuh dengan menantang nalar manusia (khususnya pemeluk kepercayaan lainnya) untuk berpikir dan membuktikan keimanan mereka. Masyarakat saat ini pada

dasarnya dapat dikatakan telah melampaui nilai-nilai esensi Islam. Meskipun memiliki banyak perbedaan pandangan dalam menyikapi berbagai isu HAM, hampir semua golongan baik itu barat maupun Asia, menolak dengan pasti berdirinya suatu Rezim yang Otoriter. Sebagai contoh, Inggris dan Perancis terhadap Amerika juga, Jepang terhadap beberapa negara di kawasan Asia. Ide dasar tentang HAM yang berasal dari Barat diimpor ke Asia dikarenakan adanya faktor ketidak puasan terhadap aturan-aturan lama dan karena ide tentang HAM dan demokrasi membantu pihak-pihak yang menginginkan terjadinya perubahan rezim Otoriter kepada rezim demokratis di Asia. Dalam Konfusianisme diyakini bahwa seorang pemimpin atau suatu rezim yang memiliki wewenang untuk mengatur suatu negara dapat kehilangan wewenangnya apabila tidak dapat berlaku adil dan benar terhadap yang dipimpinnya. Konfusianisme juga memiliki ide yang sejalan dengan nilai-nilai barat menyangkut kriteria seorang pemimpin. Dalam memandang permasalahan mengenai HAM, Kawasan Asia lebih banyak memilik persamaan dengan Barat jika dibandingkan dengan LSM di kawasan Asia. Pelaksanaan terhadap hasil dari Konferensi Vienna tentang HAM yang dilaksanakan di Bangkok mencerminkan perdebatan nilai-nilai oleh Asia, Barat dan LSM- LSM di kawasan Asia.

Konfrensi Vienna memainkan peran penting di kawasan Asia dalam hal melakukan permbangunan dalam bidang sipil dan kebebasan berpolitik yang mengacu pada perkembangan ekonomi ( mementingkan perkembangan ekonomi), sedangkan dari susut pandang LSM konfrensi Vienna berperan dalam perkembangan penegakan hak-hak asasi yang bersifat sosial kontemporer sebagai acuannya ( seperti human trafficking, kedaulatan negara dalam era global, dll). Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak tersendiri pada budaya. Sehingga dengan cepat dan mudah dapat menghomogenisasi budaya untuk membuat orang dengan mudah beradaptasi pada budaya lain. Manfaat dari pembangunan ekonomi yang pesat telah mengubah karakter masyarakat Asia menjadikan masyarakat Asia lebih maju di bandingkan pendahuluh mereka. Selain itu dengan cepat mengubah nilai-nilai dan tatanan yang mereka miliki. Nilai-nilai Hak asasi manusia dan demokrasi yang di terapkan di Asia menimbulkan komerosotan moral, menimbulkan banyak kejahatan, mengabaikan usia, dll. Selain itu munculnya kesenjangan sosial antara para elite politik, pengusaha, dan LSM. Dengan adanya demokrasi akan menimbulkan masalah di kemudian hari antara masyarakat d pemerintah, an selain itu dapat melemahkan legitimasi rezim. Dalam hubungan internasional, salah satu dampak yang di timbulkan akibat perdebatan antara elite Asia dan Barat yakni akan mengganggu hubungan kerjasama yang terjalin di antara mereka. Di antaranya dalam Organisasi Internasional, kerjasama politik, ekonomi, keamanan, serta proses menjaga perdamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai