Anda di halaman 1dari 1

5 MITOS CINTA & SEKS (KOMPILASI KISARA, 2005)

<Created by Dr. Oka Negara & Edited by PramKISARA>

Cerdas secara seksual adalah berarti kamu (remaja) harus berani bersikap kritis dengan menolak mitos atau kebohongan yang sering dilontarkan seputar hubungan seksual (HUS). Berikut ini, beberapa kebohongan seks yang biasa ditemui para remaja yang masih belajar untuk mengerti dan memahami arti cinta dan seks. 1. Seks sebagai bukti cinta Penjelasan ; Gadis-gadis muda biasanya ditipu agar menyerahkan dirinya untuk melakukan hubungan seks pranikah dengan alasan cinta. Di sisi lain, si Gadis yang masih hijau ini jadi merasa GeEr, karena menganggap dirinya diinginkan. Padahal, cinta tidak bisa hanya dibuktikan lewat hubungan seks. Seks hanya mengungkapkan cinta sejauh ada komitmen dan tanggung jawab. 2. Seks sebagai uji kemampuan Penjelasan ; Tidak sedikit remaja pria merasa bahwa dengan berhubungan seks dirinya mampu. Semakin banyak melakukan seks, maka semakin hebat. Padahal, peningkatan harga diri seperti itu tidak ada artinya, bahkan menjerumuskan kepada kesia-siaan. Bisa jadi membawa malapetaka, dengan munculnya penyakit kelamin (IMS) atau merasa makin tak berharga. 3. Seks haruslah dicoba oleh pasangan yang saling cinta Penjelasan ; Ada saja kalangan remaja yang menganggap bahwa seks sama dengan keterampilan atau alat yang perlu dicoba sebelum digunakan secara terusmenerus. Tentu saja, anggapan semacam ini sangat merendahkan seksualitas manusia. Seks pada dasarnya adalah insting murni setiap makhluk hidup. Dengan mudah akan bisa dilakukan tanpa perlu dipelajari lebih dahulu. Justru yang perlu dicoba dan diuji adalah komitmen dan tanggung jawab. 4. Seks bisa memperkokoh hubungan cinta Penjelasan ; Sebagian orang menilai bahwa dinamika kehidupan rumah tangga atau hubungan antar pasangan akan mandek tanpa seks. Pendapat ini jelas tidak benar. Seks memang penting, tetapi bukan segala-galanya, dalam sebuah hubungan. Mungkin ada pasangan yang pisah atau cerai hanya karena suaminya tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan biologisnya. Sikap ini tentu saja mereduksi arti pentingnya cinta dan relasi. 5. Seks sebagai proses pendewasaan Penjelasan ; Di sebagian kalangan remaja dan kaum muda pernah muncul semacam prinsip yang menyebutkan bahwa dengan berhubungan seks, orang akan semakin dewasa. Kaum muda usia ini lalu berlomba-lomba melakukan uji coba, berkelana, dan menikmati seks tanpa komitmen. Jelas, kedewasaan diri tidak ditentukan oleh apakah seseorang sudah berhubungan seks atau belum. Atau apakah seseorang banyak berhubungan seks atau tidak. Kedewasaan seseorang ditentukan oleh banyak hal diluar itu. Kualitas pribadi yang menentukan apakah seseorang bisa disebut dewasa, misalnya berani bertanggung jawab!.

Anda mungkin juga menyukai