Anda di halaman 1dari 2

PERTUMBUHAN MENTAL REMAJA

Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama, pada dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya, ide-ide dan pokok ajaranajaran agama yang diterimanya pada waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur, apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-krtitikan dalam hal agama itu. Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan yang dipegangnya melalui pengalaman-pengalaman yang dialaminya atau dirasakannya. Alfred Binet, seorang psikologis perancisyanghidup pada tahun 1857-1911, yang terkenal dalam usahanyauntuk menentukan kecerdasan anak-anak dengan tesnya yang terkenal dengan test binnet/simon. Yang buat pertama kali diperkenalkan Intelligence Quotient (IQ)pada taun 1905. Binnet berpendapat, bahwa kemampuan untuk mengerti masalah-masalah yang abstrak, tidak sempurna perkembangannya sebelum mencapai usia 12 tahun. Dan kemampuan untuk mengambil kesimpulan yang abstrak dari fakta fakta yang ada, baru tampak pada umur 14 tahun. Itulah sebabnya maka pada mur 14 tahun itu, anak telah dapzt menolak saran-saran yang tiak dimengertinya dan mereka sudah dapat mengkritik pendapat-pendapat tertentu yang berlawqnan dengan kesimpulan yang diambilnya. Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara tidak member kesempatan untuk berpikir logis dan mengkritik pendapat-pendapat yang tidak masuk akal , disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua,yang juga menganut agama yang sama, maka kebimbangan pada masa remaja itu sangat kurang. Remajaremaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau keyakinannya berlainan dengan yang dianut oleh orang tuanya.keyakinan orang tua dan keteguhannya dalam menjalankan ibadah, serta memelihara nilai-nilai agama alam hidupnya sehari-hari menolong remaja dari kebimbangan agama.

Setelah perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau menolak ide-ide atau pengertian-pengertian yang abstrak, maka pandangannya terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah, dari mau menerima tanpa pengertian, menjadi menerima dengan penganalisaan. Perkembangan mental remaja kea rah berpikir logis (falsafi) itu, juga mempengaruhi pandangannya dan keyakinannya kepada tuhan. Karena mereka tidak dapat melupakan tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di ala mini. Kepercayaan remaja akan hari kiamat, hari pembalasan, dimana setiap orang akan menerima ganjaran atau siksaan sesuai dengan perbuatannya di dunia, akan menyebabkan ragu pula akan keadilan tuhan, apabila ia melihat adanya (banyak) orang yang terpaksa dalam perbuatannya. Sebagai contoh seorang Gadis yang berumur 18 tahun sebagi berikut : kalaupun saya akan dihukum oleh tuhan karena durhaka kepada orang tua, apa boleh buat; tapi saya akan protes kepada-Nya, karena saya durhaka bukan karena keinginan saya, tapi karena perlakuan merekalah yang menyebabkan saya duraka, mereka kejam, kasqar dan sering menyakiti saya. Gadis yang merasa sakit hati dan tidak senang hati atas perlakuan orang tuanya yang tidak bijak sana, merasa tidak adilah Tuhan, apabila kedurhakaannya kepda orang tuanya itu akan menyebabkannya dihukum di akhirat nanti.

Anda mungkin juga menyukai