Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

DESAIN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK SEBARAN ATM DI SURABAYA TIMUR
Arief Laila Nugraha, Yuwono, Khomsin
1

Program Studi Teknik Geodesi, FTSP, ITS, Surabaya, 60111, Indonesia

Abstrak
Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan, dan sistem informasi yang relevan untuk memudahkan dalam segala aktivitasnya. SIG (Sistem Informasi Geografis) sebagai suatu perangkat yang digunakan dalam pemetaan dan analisa terhadap banyak aktivitas di atas permukaan bumi menjadi salah satu jawaban untuk mengatasi keinginan manusia tersebut. Tidak terkecuali dalam bidang perbankan, sangat dibutuhkan masyarakat banyak terutama dalam pelayanan pengambilan uang. ATM (Automatic Teller Machine) sebagai alat yang cepat dalam pengambilan uang menjadi pelayanan bank yang sangat dicari para nasabahnya. Untuk pemenuhan keinginan masyarakat tersebut diperlukan pembuatan SIG sebaran ATM dengan lokasi penelitian awal di Surabaya Timur. SIG ini merupakan suatu sistem dimana dapat dijadikan pusat informasi ataupun sebagai bahan bagi suatu bank untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap nasabahnya terutama dalam hal pembuatan ATM. SIG ini juga menganalisa jumlah sebaran ATM tiap kecamatan di Surabaya Timur dan cakupan wilayah atau cover area dari keseluruhan ATM tiap bank di Surabaya Timur. Hasil dari SIG ini berupa aplikasi yang informatif dan atraktif sehingga para pemakai dapat menggunakan aplikasi ini dengan mudah. Hasil analisa dari SIG ini dapat diketahui tingkat jumlah sebaran ATM di tiap kecamatan berbeda-beda, hanya dua kecamatan yang memiliki sebaran ATM yang paling banyak yaitu kecamatan Gubeng dan Mulyorejo. Disamping itu, cakupan wilayah atau cover area ATM tiap bank mempunyai perbedaan yang cukup besar. Hanya lima bank yang mempunyai luas cover area lebih dari 27 km yaitu BCA, BNI, Bank Danamon, LippoBank, dan Bank Mandiri.

Kata kunci : SIG, ATM, Surabaya Timur, Cover Area

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Segala bentuk aktivitas manusia pasti melibatkan dan memasukkan ukuran geografis. SIG (Sistem Informasi Geografis) merupakan sistem informasi yang berbasis pada komputer yang digunakan untuk memberikan bentuk digital dan analisa terhadap permukaan geografis bumi. Dengan SIG ini dapat memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan seperti data geospasial dan informasi menjadi lebih mudah dicari, dianalisa, dan direpresentasikan.Tidak terkecuali SIG sangat dibutuhkan oleh sektor perbankan. Salah satu bentuk pelayanan perbankan yaitu berupa ATM (Automatic Teller Machine). Begitu pentingnya suatu ATM, maka ditempatkan ATM-

ATM secara tersebar dengan maksud agar dapat memenuhi kebutuhan para nasabah yang berada di suatu wilayah. Namun sesungguhnya tanpa informasi yang jelas dan valid tentang letak ATM akan menjadi sia-sia karena para nasabah tidak mengetahui letak dari ATM tersebut. 2.1. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka permasalahan yang timbul adalah: Bagaimana membuat suatu SIG (sistem informasi geografis) mengenai sebaran ATM bank sehingga dapat memberikan pelayanan informasi kepada para nasabah yang sangat membutuhkan.

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 229

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

2.3. Ruang Lingkup Pembahasan Batasan-batasan masalah yang akan dibahas yaitu sebagai berikut : 1. Lingkup pembuatan SIG ini hanya diperuntukkan oleh para nasabah bank yang mempunyai ATM di wilayah Surabaya Timur. 2. ATM yang ada dalam SIG ini merupakan inventarisasi dari data Bank yang mempunyai ATM di wilayah Surabaya Timur 3. SIG ini memberikan informasi tentang letak sebaran ATM di Surabaya Timur dilengkapi dengan info rinci berupa alamat lengkap, lokasi detail, dan juga foto dari setiap ATM. 4. SIG ini memakai software Map Info Profesional 6.0 untuk pembuatan peta beserta data atribut dalam pembentukan dan pemrosesan SIG, Visual Basic 6.0 yang digunakan untuk visualisasi interface SIG, dan Map Basic 5.0 sebagai DDE (Dynamic Data Exchange) yaitu media perantara antara dua aplikasi pemrograman berfungsi menerjemahkan kode-kode yang dikirim oleh masing-masing aplikasi, sehingga kode-kode tersebut bisa dimengerti oleh aplikasi yang dituju. Dari aplikasi yang telah terbentuk kemudian dikemas menjadi lebih menarik, informatif, dan atraktif dengan menggunakan Macromedia Flash MX. 1.4. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan SIG ini adalah membuat sistem informasi tentang sebaran ATM beserta info rinci bagi para nasabah bank tersebut sehingga kesulitan informasi tentang ATM dapat teratasi lewat SIG ini. Disisi lain SIG ini dapat dijadikan pelayanan tambahan yang penting bagi bank yang bersangkutan terhadap para nasabahnya. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Lokasi Penelitian Pembuatan aplikasi SIG ATM ini mengambil lokasi hanya untuk wilayah Surabaya Timur yang mencakup tujuh kecamatan yang terbagi menjadi 40 kelurahan.

2.2. Alat dan Bahan A. Peralatan 1. Hardware Personal Computer (PC) AMD Athlon 2000 MHz plus, 256 MB, dan VGA 64 MB. 2. Software Map Info Profesional 6.0 Map Basic 5.0 MS Acces 2000 Map Source Visual Basic Enterprice 6.0 Macromedia Flash MX 6.0 3. Alat survei GPS Map 76 dengan spesifikasi 8 MB internal memory, 12 Channel GPS receiver dengan WAAS, waterproof, dengan tingkat ketelitian mencapai 5 meter. Kamera Digital B. Bahan a. Data Spasial Peta Digital Surabaya Skala 1 : 10.000 Survei GPS ATM Surabaya Timur b. Data Non Spasial Data alamat ATM Surabaya Timur, Data fotografi dari survei lapangan, dan data daerah administrasi Surabaya Timur. 2.3. Metodologi Pelaksanaan

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 230

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian

duplikasi, ataupun poligon yang tidak menutup. Semua proses ini dilakukan di software AutoCad. Hasil peta yang telah diedit kemudian dilakukan konversi ke format .Tab untuk dapat dibuka ke dalam Map Info. Proses ini dilakukan dengan mengubah format .dwg di save as ke dalam format .dxf. Map Info dengan fasilitas import akan melakukan konversi tersebut. Peta hasil konversi kemudian diedit lagi untuk memastikan hasil konversi benar-benar telah bebas dari kesalahan. Dari hasil edit inilah terbentuk peta untuk perancangan SIG. 3.3 Perancangan SIG Perancangan SIG pada awalnya adalah perancangan berkenaan dengan data spasial dan data non spasial. Dari hasil yang diperoleh dari pembuatan database dan pengolahan data spasial memungkinkan dijadikan satu perancangan SIG sebaran ATM. Hasil gabungan tersebut digabungkan menjadi satu sistem yang pada nantinya dijadikan analisa dan aplikasi sesuai kebutuhan pemakai (user). Proses analisa Proses analisa SIG sebaran ATM Surabaya Timur ini ada dua macam analisa yaitu : 1. Analisa Sebaran Analisa sebaran ini berisi jumlah ATM dari tiap bank yang ada di Surabaya timur yang terbagi per kecamatan. 2. Analisa Cover Area Analisa cover area ini bertujuan membuat suatu area dari titik ATM tiap bank dengan membentuk poligon. Asumsinya bahwa sebaran titik ATM ini hanya untuk para nasabah yang ada di Surabaya Timur. Dengan diketahuinya luas poligon tersebut maka diketahui pula cover area dari titik ATM tiap bank. Analisa ini dilakukan dengan proses convex hull dari masingmasing titik ATM tiap bank. 3.4 Pembuatan Aplikasi SIG Dalam proses pembuatan aplikasi SIG sebaran ATM Surabaya Timur, digunakan tiga tahapan pokok yang mendapat penekanan, yaitu : 1. Pembangunan basis data spasial dan tabular
TIS - 231

1. Tahap Identifikasi Awal Pada tahap ini dilakukan identifikasi persoalan yang menjadi alasan pembuatan SIG ATM yang kemudian diadakan perumusan masalah. Hal yang kedua dilakukan adalah melakukan studi literature tentang pemecahan yang dari persoalan tersebut. 2. Tahap Pengumpulan Data Tahap ini dimulai dengan mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan SIG. Data yang diperoleh yaitu peta digital Surabaya skala 1 : 10.000 dari Pemerintah kota Surabaya dengan ekstension DWG. Selain peta tersebut, dilakukan survei lapangan dengan menggunakan GPS Handheld yang bertujuan untuk mengetahui posisi absolut ATM. Data-data non spasial seperti data alamat ATM diperoleh dari bank yang bersangkutan dan dari homepage masingmasing bank. Data lain yang mendukung yaitu fotografi ATM diperoleh saat survei GPS dan data daerah administrasi Surabaya Timur didapat dari BPS Surabaya 3. TAHAP PENGOLAHAN DATA

3.1 Pembuatan Database Pembuatan database ini bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan SIG dan program aplikasinya. Data-data yang akan dijadikan database SIG maupun aplikasi programnya yaitu data alamat ATM bank dan data survei GPS yang nantinya dijadikan tabel. 3.2 Pengolahan Data Spasial Peta dari hasil pengumpulan data masih harus didigit dan diedit lagi sesuai dengan kebutuhan SIG yang akan dibangun. Digitasi yang diperlukan yaitu pendigitan jalan dan sungai dengan mengambil as-nya. Selain itu juga dilakukan pendigitan batas kelurahan, batas kecamatan, dan batas kabupaten. Peta sumber dan hasil digitasi kemudian diedit supaya terhindar dari kesalahankesalahan digitasi, seperti undershoot, overshoot,

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

Tahapan ini merupakan proses kelengkapan, akurasi, dan kemutakhiran data serta peta yang didukung dengan manajemen basis data yang efisien dan terstruktur. 2. Survei permintaan pengguna dan pembangunan aplikasi Tahapan ini memadukan visi dan kebutuhan pengguna dengan kemampuan serta batasan kemampuan alat SIG. 3. Implementasi Tahapan ini merupakan wujud atau hasil dari aplikasi yang harus memenuhi uji dan kontrol kualitas. Disamping itu desain antarmuka dapat dipahami oleh pengguna. 3.5 Analisa dan Pengujian Sistem Dari proses pengolahan data SIG sebaran ATM di Surabaya Timur terdapat 181 ATM dari 26 Bank. Bank tersebut yaitu : 1. Bank Artha Niaga Kencana (ANK) 2. Bank Buana 3. Bank Bukopin 4. Bank Bumiputera 5. Bank Central Asia (BCA) 6. Bank Commonwealth 7. Bank Danamon 8. Bank Jatim 9. Bank Ganesha 10. Bank Mandiri 11. Bank Maspion 12. Bank Mega 13. Bank Negara Indonesia (BNI) 14. Bank Niaga 15. Bank NISP 16. Bank Rakyat Indonesia (BRI) 17. Bank Swadesi 18. Bank Tabungan Negara (BTN) 19. CitiBank 20. LippoBank 21. Bank Permata 22. Bank Internasional Indonesia (BII) 23. Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) 24. Bank Panin 25. Bank Ekonomi 26. UniBank Hasil analisa dan pengujian sistem aplikasi bertujuan memberikan informasi tentang sebaran ATM yang ada di Surabaya Timur kepada masyarakat umum, khususnya untuk masyarakat Surabaya Timur. Bagi pihak perbankan, dengan

adanya SIG dapat dijadikan bahan pertimbangan secara geografis dalam pendirian ATM selanjutnya, sehingga dengan begitu usaha pemenuhan layanan kepada nasabah dan peluang mendapat nasabah dapat diwujudkan. 4. ANALISA 4.1 Analisa Sebaran Dari SIG sebaran ATM Surabaya Timur dapat dikelompokkan sebaran ATM tiap bank yang ada di seluruh Surabaya Timur dan sebaran ATM tiap bank di tiap-tiap kecamatan. Ditambah dengan data statistik penduduk akan memberikan analisa yang kuat untuk sebaran atm di Suarabaya timur. Berikut hasil analisa dari ketujuh kecamatan Surabaya Timur 1. Analisa dari sebaran ATM di Kecamatan Gubeng yaitu sebagai berikut : a. Terdapat lokasi 68 ATM yang tersebar di kecamatan Gubeng. Untuk tingkat sebaran ATM dinilai merata karena semua kelurahan terdapat sebaran ATM meskipun dengan jumlah yang berbeda-beda. b. Bank yang mempunyai ATM terbanyak di kecamatan ini adalah Bank Central Asia dan Bank Mandiri yang mempunyai sembilan lokasi ATM. Dapat dimungkinkan jumlah nasabah BCA dan Bank Mandiri banyak terdapat di wilayah ini. c. Kelurahan Mojo mempunyai jumlah sebaran ATM terbanyak yaitu 17 lokasi ATM ini mungkin disebabkan karena tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi yaitu 24.607 jiwa/km sehingga bank-bank banyak menempatkan lokasi ATM-nya disini dengan maksud untuk menambah nasabah baru dikelurahan ini. Kelurahan Pucang sewu memiliki sebaran ATM paling sedikit yaitu lima lokasi ATM saja. Ini mungkin disebabkan banyak penduduk di kelurahan ini yang hanya menjadi nasabah bankbank tertentu saja yang menyebarkan lokasi ATMnya disini. 2. Analisa dari sebaran ATM di Kecamatan Gunung Anyar yaitu sebagai berikut : a. Jumlah sebaran ATM yang ada di kecamatan ini adalah tujuh lokasi ATM dan hanya enam bank yang memiliki ATM disini
TIS - 232

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

yaitu BCA, BII, BNI, Bank Danamon, LippoBank, dan Bank Mandiri. Ini mungkin disebabkan penduduk disini sebagian besar menjadi nasabah dari bank yang tersebut sebelumnya. Dapat dikatakan sebaran ATM dikecamatan ini tidak merata. b. Kelurahan yang paling banyak terdapat sebaran ATM yaitu kelurahan Rungkut Tengah dengan enam lokasi ATM. Hal ini disebabkan tingkat kepadatan penduduk terbesar ada di kelurahan ini. c. Untuk kelurahan Gunung Anyar Tambak bahkan tidak ada ATM di wilayah tersebut. Ini mungkin disebabkan tingkat kepadatan penduduk yang rendah sebesar 862 jiwa/km dan jumlah penduduk miskin yang besar sebanyak 1.793 jiwa, disamping itu daerahnya yang sebagian besar daerah tambak. d. Kelurahan Rungkut Menanggal juga tidak memiliki lokasi ATM diwilayah ini. Hal ini mungkin disebabkan tidak adanya atau sedikit nasabah bank di daerah ini ataupun sirkulasi keuangan bank jarang terjadi di kelurahan ini. 3. Analisa dari sebaran ATM di Kecamatan Mulyorejo yaitu sebagai berikut : a. Jumlah ATM yang tersebar di kecamatan ini yaitu 35 lokasi ATM. Tingkat sebaran di kecamatan ini kurang merata untuk setiap kelurahannya karena di kelurahan Kalijudan dan Kejawan Putih Tambak tidak terdapat sebaran ATM. b. Bank yang mempunyai sebaran ATM terbanyak yaitu Bank Cental Asia dengan enam lokasi ATM dan Bank Niaga dengan lima lokasi ATM. Dapat disimpulkan penduduk di kecamatan ini sebagian besar merupakan nasabah dari bank tersebut diatas. c. Jumlah sebaran ATM terbesar berada di kelurahan Dukuh Sutorejo yaitu sebanyak 15 lokasi ATM. Hal ini dimungkinkan karena tingkat kemiskinan di daerah ini yang kecil dilihat dari jumlah penduduk miskinnya yang hanya 67 jiwa, sehingga dapat dikatakan penduduk daerah ini banyak terdapat nasabah bank yang mempunyai ATM di kelurahan ini. d. Untuk kelurahan Kalijudan yang tidak ada sebaran ATM dikarenakan tingkat

kemiskinan yang tinggi didaerah ini, dilihat dengan jumlah penduduk miskinnya yang relatif banyak yaitu 1.281 jiwa. e. Begitu juga untuk kelurahan Kejawan Putih Tambak tidak ada sebaran ATM disebabkan daerah ini yang berada dipesisir dengan banyak daerah tambaknya dan tingkat kepadatan penduduk yang kecil sebesar 2.613 jiwa/km, sehingga ada kemungkinan tidak akan keuntungan pendirian lokasi ATM disini. 4. Analisa dari sebaran ATM di Kecamatan Rungkut yaitu sebagai berikut : a. Sebaran ATM di kecamatan berjumlah 16 lokasi ATM dan tidak merata. Ini dapat dilihat hanya kelurahan Kali Rungkut yang mempunyai jumlah sebaran ATM yang paling besar yaitu sebanyak 13 buah lokasi ATM. Kelurahan lain hanya dua, satu, atau bahkan ada yang tidak ada sama sekali seperti kelurahan Medokan Ayu, Penjaringan Sari, dan Wonorejo. b. Bank yang mempunyai sebaran ATM terbanyak yaitu Bank Central Asia dengan empat lokasi ATM di kecamatan ini. c. Untuk kelurahan Kali Rungkut banyak terdapat sebaran ATM dikarenakan kepadatan penduduknya yang relatif tinggi yaitu sebesar 13.601 jiwa/km sehingga bank cenderung mendirikan ATM disini dengan maksud untuk mendapatkan nasabah baru terbuka lebar. d. Untuk kelurahan Medokan Ayu dan Wonorejo yang tidak mempunyai sebaran ATM dikarenakan terletak didaerah pesisir dan banyak daerah tambaknya, serta tingkat kepadatan penduduk yang rendah. e. Sedangkan kelurahan Penjaringan Sari tidak terdapat sebaran ATM, mungkin disebabkan tingkat kemiskinan yang tinggi yang dapat dilihat dari jumlah penduduk miskinnya yang cukup besar yaitu sebesar 2.027 jiwa. 5. Analisa dari sebaran ATM di Kecamatan Sukolilo yaitu sebagai berikut : a. Sebaran ATM di kecamatan ini tidak merata karena ada dua kelurahan yang tidak ada sebaran ATM. Jumlah sebaran ATM di kecamatan ini adalah 16 lokasi ATM. b. Bank yang mempunyai sebaran ATM terbanyak yaitu Bank Mandiri dengan empat lokasi ATM di kecamatan ini. Dapat
TIS - 233

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

dimungkinkan Bank tersebut mempunyai nasabah yang banyak disini. c. Kelurahan dengan sebaran ATM terbanyak yaitu Nginden Jangkungan yaitu sebanyak lima lokasi ATM. Hal ini mungkin disebabkan tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi di wilayah ini yaitu sebesar 13.484 jiwa/km sehingga sangat prospektif untuk pendirian lokasi ATM. d. Untuk kelurahan Medokan Semampir yang tidak ada sebaran ATM mungkin disebabkan tingkat kepadatan penduduk yang rendah yaitu sebesar 6.711 jiwa/km, disamping itu juga jumlah penduduk miskin disini tergolong besar yaitu 2.396 jiwa sehingga cenderung tidak prospektif dalam pendirian lokasi ATM disini. e. Begitu pula dengan kelurahan Semolowaru yang tidak ada sebaran ATM, mungkin disebabkan diwilayah ini tidak terdapat tempat-tempat umum yang prospektif ditempatkan ATM seperti supermarket, ruko, ataupun tempat-tempat pendidikan seperti universitas. 6. Analisa dari sebaran ATM di Kecamatan Tambak Sari yaitu sebagai berikut : a. Sebaran ATM di kecamatan ini dapat dikatakan merata karena seluruh kelurahan diwilayah ini terdapat sebaran ATM. Jumlah sebaran ATM sebanyak 22 lokasi ATM. b. Bank yang mempunyai sebaran ATM terbanyak yaitu Bank Mandiri sebanyak empat lokasi ATM. c. Jumlah sebaran ATM terbanyak terdapat di kelurahan Ploso dengan enam lokasi ATM. Hal ini mungkin disebabkan karena tingkat kepadatan penduduk disini yang relatif tinggi sebesar 19.708 jiwa/km sehingga sangat prospektif untuk pendirian lokasi ATM disini. 7. Analisa dari sebaran ATM di Kecamatan Tenggilis Mejoyo yaitu sebagai berikut : a. Sebaran ATM di kecamatan ini kurang merata meskipun di tiap kelurahannya terdapat sebaran ATM tetapi terdapat perbedaan jumlah sebaran ATM yang besar. Jumlah sebaran ATM di kecamatan ini sebanyak 17 lokasi ATM.

b. Bank yang mempunyai sebaran ATM terbanyak yaitu Bank Negara Indonesia dengan empat lokasi ATM. c. Sedangkan kelurahan yang mempunyai sebaran ATM terbanyak yaitu kelurahan Kendangsari dengan tujuh lokasi ATM. Hali ini disebabkan tingkat kepadatan penduduk disini yang relatif tinggi sebesar 17.390 jiwa/km sehingga sangat prospektif untuk pendirian ATM disini. 4.2. Analisa Cover Area Dari analisa sebaran ATM Surabaya Timur, dapat diketahui pula cover area dari tiap-tiap bank di Surabaya Timur. Namun tidak semua ATM bank yang mempunyai cover area, karena dibutuhkan tiga titik ATM tiap bank sehingga didapat poligon sebagai cover area-nya. Berikut tabel cover area tiap bank beserta luasnya : Analisa dari cover area sebaran ATM tiap bank di Surabaya Timur yaitu sebagai berikut : a. Bank dengan luas cover area terbesar yaitu Bank Negara Indonesia sebesar 39,02 km. Ini berarti bahwa sebaran ATM dari Bank Negara Indonesia meng-cover wilayah Surabaya Timur paling merata dibanding dengan bank lainnya. b. Begitu pula dengan Bank Central Asia yang juga mempunyai luas cover area yang tak jauh beda dengan Bank Negara Indonesia yaitu sebesar 37,07 km, dapat dikatakan bank tersebut juga mempunyai sebaran ATM yang cukup merata. c. Bank-bank yang tidak mempunyai cover area sebaran ATM-nya yaitu ank Buana, Bank Commonwealth, Bank Swadesi, Bank Bumi Putera, Bank Ganesha, UniBank, CitiBank, dan Bank Ekonomi, dapat dikatakan hanya mendirikan ATM di wilayah yang hanya terdapat nasabahnya saja tanpa mempedulikan wilayah yang berprospek dijadikan pencarian nasabah baru.

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 234

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

Gambar 3. Hasil aplikasi data detail ATM

5.1
Gambar 2. Gambar Peta Cover Area suatu Bank

5. UJI SISTEM Aplikasi akan dinyatakan baik bila telah ada uji kontrolnya. Uji kontrol ini dimaksudkan untuk mencari tingkat kebenaran dari keadaan dan data sebenarnya dilapangan terhadap hasil dari program. Untuk itu, program SIG sebaran ATM Surabaya Timur ini akan dilakukan uji kontrol untuk dapat diketahui tingkat keberhasilan dan kebenarannya. Aplikasi yang terbentuk setelah dijalankan menghasilkan suatu pencarian data yang sesuai dengan data dari lapangan. Jadi dapat dikatakan aplikasi ini memiliki tingkat kebenaran sesuai dengan data sebenarnya.

Gambar 4. Hasil aplikasi dengan menunjukkan peta lokasi ATM

Gambar 5. Contoh hasil tampilan aplikasi ATM BNI dengan informasi koordinatnya

Kesimpulan Dari hasil analisa dan aplikasi program dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat sebaran ATM di Surabaya Timur dinilai tidak merata. Ini dapat terlihat untuk kecamatan Gubeng sebaran ATM berjumlah 68 lokasi ATM dibanding dengan kecamatan Gunung Anyar yang hanya tujuh lokasi ATM, begitu juga dengan kecamatan Rungkut yang hanya terdapat 16 lokasi ATM. 2. Sebaran ATM per kecamatan juga dinilai tidak merata disebabkan ada beberapa kecamatan yang sebaran ATM dikelurahannya sedikit dan bahkan tidak ada. Ini terjadi di kecamatan Rungkut dimana ada tiga kelurahan yang tidak ada sebaran ATM yaitu kelurahan Medokan Ayu, Wonorejo, dan Penjaringan Sari. Begitu juga di kecamatan Sukolilo yang terdapat dua kelurahan yang tidak ada sebaran ATM yaitu kelurahan Semolowaru dan Medokan Semampir. 3. Kelurahan yang mempunyai sebaran ATM terbesar disebabkan oleh tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, angka kemiskinan yang kecil, atau pun pada wilayah tersebut terdapat tempat-tempat umum seperti supermarket, mall, atau tempat pendidikan seperti universitas dan institut sehingga prospektif untuk ditempatkan ATM. Hal ini terlihat pada kelurahan Mojo kecamatan Gubeng dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 24.607 jiwa/km, ataupun di kelurahan Dukuh Sutorejo kecamatan Mulyorejo yang hanya memiliki angka kemiskinan 67 jiwa. 4. Kelurahan yang tidak ada sebaran ATM disebabkan oleh tingkat kepadatan penduduk yang rendah, angka kemiskinan
TIS - 235

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

5.

6.

7.

8.

9.

yang besar atau wilayahnya yang tergolong wilayah pesisir dengan banyak daerah-daerah tambak sehingga kurang prospektif ditempatkan ATM. Ini dapat terlihat di kelurahan Gunung Anyar Tambak kecamatan Gunung Anyar yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk sebesar 862 jiwa/km dengan angka kemiskinan sebesar 1.793 jiwa ataupun kelurahan Kejawan Putih Tambak kecamatan Muyorejo dengan angka kepadatan penduduk sebesar 2.613 jiwa/km. Untuk keseluruhan wilayah Surabaya Timur, Bank Central Asia, Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia yang mempunyai jumlah sebaran ATM paling banyak yaitu berturut-turut 27, 24, dan 19 lokasi ATM. Hal ini mungkin disebabkan bank-bank tersebut mempunyai nasabah yang banyak untuk wilayah Surabaya Timur. Bank-bank yang hanya memiliki satu sebaran ATM mungkin disebabkan oleh nasabahnya yang berjumlah sedikit ataupun hanya sebagai perwakilan tiap wilayah di Surabaya. Bank-bank tersebut adalah Bank Buana, bank Commonwealth, Bank Ganesha, Bank Swadesi, CitiBank, UniBank, dan BTPN (Bank Tabungan Pensiunan Negara). Bank-bank yang mempunyai cover area yang besar adalah Bank Negara Indonesia sebesar 39,02 km, Bank Central Asia sebesar 37,07 km dan Bank Danamon sebesar 30,90 km sehingga dapat dikatakan sebaran ATM BNI lebih merata dibanding bank-bank yang lain. Ketelitian dari posisi ATM pada peta tidak begitu teliti sebesar 10 meter untuk setiap 1 milimeter di peta. Dengan pemakaian GPS Handheld dengan ketelitian 5-7 meter maka hasil yang diperoleh dapat dikatakan masuk dalam toleransi. Desain aplikasi yang terbentuk hanya menampilkan data yang telah ada atau bersifat inventaris saja. Jadi tidak dapat dilakukan updating, penambahan, ataupun pengurangan dalam aplikasi tersebut. Untuk proses tersebut, dapat dilakukan secara manual dengan mengubah file-file dari sumbernya langsung.

10. Hasil desain aplikasi SIG sebaran ATM di Surabaya Timur ini dapat memberikan keinginan masyarakat dalam hal informasi ATM dan bagi bank yang bersangkutan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pelayanan terhadap nasabahnya terutama dalam hal pembuatan ATM. 5.2 Saran

Dari hasil analisa dan program aplikasi SIG ini dapat ditulis saran sebagai berikut : 1. Bagi bank yang bersangkutan, hendaknya memiliki aplikasi seperti ini dimaksudkan agar nasabah ataupun masyarakat umum dapat mengetahui informasi ATM-nya dan dapat dijadikan bahan promosi untuk mendapatkan nasabah baru. 2. Bagi bank yang bersangkutan, diperlukan pembuatan ATM diwilayah yang tidak tercakup dalam cover area sehingga masyarakat di wilayah tersebut dapat merasakan fasilitas ATM sehingga menimbulkan keinginan menjadi nasabah di bank yang bersangkutan. 3. Bagi penelitian lebih lanjut, diharapkan menambah lokasi baru selain di Surabaya Timur sehingga analisa yang didapat benar-benar dapat dinikmati masyarakat secara luas. 4. Bagi penelitian lebih lanjut, diperlukan pembuatan desain aplikasi baru yang mampu meng-update data ATM secara langsung dalam aplikasi tersebut sehingga pemakai tidak bersusah payah merubah data pada file-file sumbernya secara manual. 5. Desain aplikasi ini dapat ditempatkan pada tempat-tempat umum seperti stasiun, terminal, mall, ataupun tempat-tempat pendidikan dengan maksud aplikasi ini benar-benar dapat dinikmati oleh masyarakat luas DAFTAR PUSTAKA Aronoff, Stan, 1989. Geographic Information System : A Management Perspective. WDL Publications, Ottawa, Canada

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 236

Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV Pemanfaatan Efektif Penginderaan Jauh Untuk Peningkatan Kesejahteraan Bangsa

Burrough, PA & McDonnel, RA, 1998. Principles of Geographical Information System. Oxford University Press Inc, New York Charter, Denny & Agtrisari, Irma, 2003. Desain dan Apilkasi GIS (Geographical Information System). PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Halvorson, Michael, 2002. Visual Basic 6.0 : Step by Step. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Harpiandi, 2003. Pemrograman Database dengan ADO Menggunakan Visual Basic 6.0. Elex Media Computindo, Jakarta Prahasta, Eddy, 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. CV. Informatika, Jakarta Permatasari, Nadya, 1998. Analisis Penetapan Lokasi ATM Baru Bank X di Surabaya. Skripsi S-1 Teknik Industri ITS, Surabaya

User Guide, Map Info Profesional, 2001. Map Info Coorp Troy, New York User Guide, Map Basic Development Environtment, 2001. Map Info Coorp Troy, New York Wahana Komputer, 2002. Sistem Informasi Geografis dengan AutoCad Map. Penerbit ANDI, Yogyakarta Walijanto, 2000. Sistem Basis Data (Analisis dan Pemodelan Data). J&J Learning, Yogyakarta Yousman, Yeyep, 2004. Sistem Informasi Geografis dengan Map Info Profesional. Penerbit ANDI, Yogyakarta Zolanda, Andri, 2002. Analisa Penentuan Lokasi ATM dengan Pendekatan SIG. Skripsi Teknik Informatika S-1 ITS, Surabaya

Gedung Rektorat lt. 3 Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 14 15 September 2005

TIS - 237

Anda mungkin juga menyukai