Anda di halaman 1dari 6

POTENSI BIOMASSA MIKROALGA MATI PADA KOLAM STABILISASI SEBAGAI BIOSORBENT LOGAM CHROMIUM Oleh: Rini Solihat, Hj.

Tina Safaria Nilawati, Abstrak Telah dilakukan penelitian Potensi Biomassa Mikroalga Campuran pada Kolam Stabilisasi sebagai Biosorbent Logam Kromium (Cr). Penelitian ini diawali dengan identifikasi mikroalga campuran dari kolam stabilisasi, lalu pembuatan serbuk mikroalga, kemudian pengontakan biosorbent mikroalga dengan senyawa kromium dan analisis kromium dengan AAS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi biomassa mikroalga campuran dari kolam stabilisasi dalam sistem pengolah limbah cair sebagai biosorbent logam berat kromium (Cr) melalui proses biosorpsi. Biosorpsi merupakan proses penyerapan logam berat dengan menggunakan biomassa organisme. Penelitian ini dilakukan pada kondisi pH 5 dan waktu kontak 30 menit dengan jumlah biosorbent 0,1 g hingga 1,1 g. Jenis mikroalga dominan yang teridentifikasi dari kolam stabilisasi tersebut adalah Spirulina sp., Oscillatoria sp., dan Microcystis sp. yang keseluruhannya tergolong ke dalam Cyanobacteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase penyerapan logam kromium tertinggi sebesar 89,01% pada biomassa 1,1g dan yang terendah sebesar 44,22% pada biomassa 0,1g. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah biomassa berpengaruh juga terhadap kapasitas biosorpsi, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kapasitas biosorpsi seiring dengan penurunan berat biomassa. Kapasitas biosorpsi terbesar dengan menggunakan biomassa kering mikroalga campuran terhadap logam kromium sebesar 2,165 mg/g dengan jumlah biomassa 0,1 g, sedangkan kapasitas biosorpsi terendah sebesar 0,396 mg/g dengan jumlah biomassa 1,1 g. Dari hasil tersebut secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kemungkinan biomassa mikroalga campuran dari kolam stabilisasi memiliki potensi sebagai biosorbent untuk logam kromium. Kata kunci: biomassa kering, mikroalga campuran, kolam stabilisasi, biosorbent, logam kromium.

A.

Latar Belakang Masalah

Permasalahan pencemaran air yang disebabkan oleh industri di Indonesia masih terus menjadi sorotan berbagai pihak. Seperti yang terjadi di kampung Sukaregang Kabupaten Garut, limbah industri ini mencemari lingkungan sejak tahun 1920 (Magdalena, 2002). Limbah ini sudah mencemari Sungai Cigulampeng dan Sungai Ciwalen. Di Kabupaten Garut sendiri telah dibangun suatu Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL) untuk mengolah limbah industri penyamakan kulit terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan, namun keberadaan IPAL ini tidak berfungsi dengan baik (Magdalena, 2002). Berdasar sampel yang diambil Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) pada Juli 2002, kualitas air sungai Ciwalen sudah melewati ambang batas menurut Keputusan Menteri nomor 51 tahun 1995. Tanah dan tanaman kubis di sekitar sungai mengandung kromium (Cr) valensi tiga dengan kadar 0, 11145 miligram (mg) per kilogram (kg) dan 1, 0009 mg/kg. Padahal merujuk pada Food and Nutrition Board, kebutuhan asupan Cr valensi tiga untuk dewasa hanya 0,000035 gram per hari. Apabila asupan

Cr berlebihan maka bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Berarti air sungai Ciwalen tidak layak konsumsi (Magdalena, 2002). Berdasarkan data tersebut maka diperlukan teknik pengolahan limbah yang tepat untuk menangani pencemaran air oleh logam Cr tersebut. Pengolahan limbah menggunakan teknik fisika-kimia yang selama ini digunakan memiliki keunggulan namun juga kelemahan. Faktor biaya yang cukup mahal untuk alat dan bahan yang digunakan pada proses pengolahan limbah tersebut menyebabkan kalangan industri tidak menggunakannya secara sepenuhnya. Artinya hasil efektif yang diharapkan untuk meminimalkan Cr pada limbah yang dibuang sampai pada angka dibawah ambang batas minimal tidak tercapai. Alternatif pengolahan limbah industri yang sekarang ini banyak digunakan adalah dengan menggunakan organisme, dikenal sebagai teknik bioremoval(Mursyidin, 2006). Salah satu proses dalam teknik bioremoval logam berat dari limbah industri yang dikembangkan sekarang ini adalah biosorpsi (biosorption) logam berat dengan menggunakan biomassa organisme. Biosorpsi merupakan kemampuan dari materi biologi baik berupa biomassa hidup ataupun mati dalam mengakumulasi logam berat dari limbah melalui metabolisme atau kemampuan adsorpsi fisika kimia dari materi biologi tersebut (Elmaci et al., 2007; Chojnaka, 2007). Waktu kontak merupakan salah satu variabel yang berpengaruh pada proses bioremoval selain immobilisasi sel, pH dan jumlah biomassa yang digunakan (Suhendrayatna, 2001). Beberapa materi biologi seperti mikroalga, jamur baik yang berukuran mikro ataupun makro, dan bakteri berpotensi dalam pengikatan logam (Sala Cossich et al., 2002,Chen et al., 2005, Saefudin et al, 2007). Beberapa penelitian tentang identifikasi potensi organisme sebagai biosorbent logam berat diantaranya berbagai Jamur kayu (Saefudin et al, 2007) mikroalga Chlorella vulgaris (Rini Solihat, 2006), Dunaliella tertiolecta, Nostoc sp., Euglena gracilis (Suhendrayatna, 2001). Berdasarkan data tersebut masih diperlukan upaya identifikasi potensi organisme lain yang dapat dijadikan sebagai biosorbent logam berat dari limbah industri, khususnya dalam bentuk biomassa mati. Pemanfaatan biomassa mati sebagai biosorbent logam berat ternyata memiliki kelebihan dibandingkan biomassa hidup (Chen et al., 2005). Selain tidak memerlukan biaya tambahan untuk nutrisi dalam media pertumbuhannya, resiko hambatan oleh proses metabolisme menjadi keunggulan penggunaan biomassa mati. Target aplikasi teknologi tepat guna dalam proses pengolahan limbah industri yang berwawasan lingkungan menggunakan materi organisme mati sebagai biosorbent mendorong dilakukannya penelitian ini. Identifikasi potensi mikroalga campuran yang banyak diperoleh pada kolam stabilisasi pengolahan air kotor PDAM tepatnya di Bojong Soang untuk dijadikan biosorbent logam Cr ini diharapkan dapat sekaligus memberikan alternatif pemanfaatan mikroalga yang melimpah dan belum termanfaatkan.

B.

Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah potensi biomassa mikroalga campuran dari kolam stabilisasi sebagai biosorbent logam berat Cr pada limbah industri penyamakan kulit ? Dari rumusan masalah di atas, dapat dibagi lagi menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah biomassa mikroalga mati berpotensi sebagai biosorbent logam Cr? 2. Apakah terdapat perbedaan % penurunan kadar Cr dalam limbah setelah dikontakkan dengan biomassa mikroalga mati dari konsentrasi yang berbeda? 3. Pada konsentrasi berapakah biomassa mikroalga mati memperlihatkan kapasitas biosorpsi paling tinggi? 4. Berapakah efisiensi penyisihan logam Cr yang dilakukan oleh biomassa mikroalga mati dari kolam stabilisasi ? C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui potensi biomassa mati mikroalga campuran dari kolam stabilisasi sebagai biosorben logam berat Cr dalam sistem pengolahan limbah cair industri penyamakan kulit 2. Mengetahui konsentrasi biomassa mati mikroalga campuran yang paling efektif dalam menurunkan logam Cr pada industri penyamakan kulit. 3. Mengetahui efisiensi penurunan kadar Cr oleh biomassa mati mikroalga campuran dari kolam stabilisasi. D. Manfaat Penelitian

1. Memperoleh informasi mengenai potensi biomassa mati mikroalga campuran dari kolam stabilisasi dalam mengolah limbah cair industri penyamakan kulit sebagai biosorbent logam berat kromium (Cr) 2. Mengembangkan aplikasi teknologi tepat guna dalam proses pengolahan limbah industri yang berwawasan lingkungan dengan menggunakan organisme sebagai biosorbent logam berat khususnya. 3. Memberikan alternatif untuk mengatasi permasalahan melimpahnya biomassa mati mikroalga pada kolam stabilisasi pengolahan air kotor PDAM sehingga lebih berdayaguna. DAFTAR PUSTAKA Ahalya, N., Ramachandra, T.V. and Kanamadi, R.D. (2003). Biosorption of Heavy Metals. Res. J. Chem. Environ. Vol 7 (4):71-79. Al-fawwaz, A.T. and Maznah, W.O.W. (2008). Biosorption of copper using live and dead green microalgae isolated from Penang Rivers Malaysia. International Conference of Environmental Research and Technology, pp.940-943.

Alluri, H.K., Ronda, S.R., Settaluri, V.S., Bondili, J.S., Suryanarayana, V., and Venkateshwar, B. (2007). Biosorption: An eco-friendly alternative for heavy metal removal. African J. of Biotechnology Vol. 6 (25), pp. 2924-2931. Al-Rub, F.A.A., El-Naas, M.H., Ashour, I., Al-Marzouqi, M. (2006). Biosorption of copper on Chlorella vulgaris from single, binary and ternary metal aqueous solutions. J.Process Biochemistry. 41, 457-464. Anonim.. (2008). Kromium [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/kromium (24 Mei 2008). Anonim. (2006). Instalasi Pengolahan Air Limbah Bojongsoang PDAM Kota Bandung. Tidak dipublikasikan. APHA (American Public Health Association). (1985). Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater. 16th edition. Washington DC: APHA-AWWA-WPCL. Barsanti, L. and Gualtieri, P. (2006). Algae Anatomy, Biochemistry and Biotechnology. London: CRC Press Taylor and Francis Group. Chatterjee, N. (2006). Biosorption of Cadmium by Fungi. A Thesis Master of Science in Biotechnology Thapar Institute of Engineering Patiala. Chen Hong & Shan-shan, P. (2005). Bioremediation potential of Spirulina: Toxicity and Biosorption Studies of Lead. Journal of Zhejiang University Science 6B (3): 171-174. Chojnaka, K. (2007). Bioaccumulation of Cr(III) ions by Blue-Green alga Spirulina sp. Part I. A Comparison with Biosorption. American Journal of Agricultural and Biological Sciences 2 (4): 218-223. Dara, S.S. (2004). A Textbook of Environmental Chemistry and Pollution Control. New Delhi : S. Chand & Company LTD. Diantariani, N.P., Sudiarta, I.W. dan Elantiani, N.K. (2008). Proses Biosorpsi dan Desorpsi Ion Cr(VI) pada Biosorben Rumput Laut Euchema spinosum. Jurnal Kimia 2(1) Januari: 4552. Donmez, G.C., Aksu, Z., Ozturk, A., Kutsal,T. (1999). A comparative study on heavy metal biosorption characterictics of some algae. J. Process Biochemistry. 34, 885-892. Edmondson,W.T. (1966). Freshwater Biology. Second edition. USA: John Wiley & Son,Inc. Elmaci, A., Yonar, T. & Ozengin, N. (2007). Biosorption Characterictics of Copper(II), Chromium(III), Nickel(II), Lead(II) From Aqueous Solution By Chara Sp. And Cladophora Sp. [Online]. Tersedia: http://www.redorbit.com/news/bussines. (7 April 2008). Fowler,J & Cohen,L. (1990). Practical Statistics For Field Biology. Chichester: John Wiley & Sons,Inc.

Gupta, R., Ahuja, P., Khan, S., Saxena, R.K., and Mohapatra, H. (2000). Microbial biosorbents: meeting challenges of heavy metal pollution in aqueous solutions. Current Science Vol. 78 No.8:967-973. Ilhan et al., (2004). Removal of Chromium, Lead and Copper Ions from Industrial Waste Waters by Staphylococcus saprophyticus. Turkish Elec. J. of Biotechnology Vol 2, p:5057. Inthorn, D., Sidtitoon, N., Silapanuntakul. S & Incharoensakdi, A. (2002). Sorption of Mercury, Cadmium and Lead by Microalgae. ScienceAsia 28: 253-261. Irawan, D. (2007). Mikroalga dan Manfaaat http://www.waspada.co.id. (12 Juli 2008). Antioksidan. [Online]. Tersedia:

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2003). Pemanfatan Limbah. [Online]. Tersedia: http://www.menlh.go.id/usaha-kecil/index-view.php?sub=7 (5 Februari 2008) Kumar, H. D. and Singh, H. N. (1979). A Textbook on Algae. London: The Macmillan Press Ltd. Madrid, Y.M., Cordoba, E.B. & Camara, C. (1998). Biosorption of antimony and chromium species by Spirulina platensis and Phaseolus: application to bioextract antimony and chromium from natural and industrial waters. J. Analyst Vol. 123 (1593-1598). Magdalena, M. (2002). Limbah Industri Kulit Meracuni Garut. [Online]. Tersedia: http://www.sinarharapan.co.id/hiburan/index.html (8 April 2008). Mehta, S. K. And Gaur, J. P. (2001). Characterization and optimization of Ni and Cu sorption from aqueous solution by Chlorella vulgaris. Ecological Engineering 18: 1-13. Michalak, I., Zielinska, A., Chojnacka, K., and Matula, J. (2007). Biosorption of Cr(III) by mircoalgae and macroalgae: Equilibrium of the process. Am. J of Agricultural and Biological Sciences 2 (4): 284-290. Molik, A., Siepak, J., wietlik, R., and Dojlido, J.R. (2004). Identification of Chromium Species in Tanning Solutions. Polish J. of Environmental Studies Vol.13, No.3: 311314. Mursyidin, D. (2006). Menanggulangi Pencemaran Logam Berat. [Online]. Tersedia : http://www.ychi.org-ychi.org.(1-2)pdf (22 Januari 2008). Nazir, M. (1983). Metodologi Penelitian. Cetakan IV. Jakarta: Ghalia Indonesia..

Putra, S.E. (2003). Alga Sebagai Bioindikator dan Biosorben Logam Berat (Bagian II:Biosorben). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung. [Online]. Tersedia: http://www.chem-is-try.org. (7 April 2008) Purwanto. (2004). Pendekatan Bisnis dalam Pengelolaan Limbah Industri. Apindo Kota Semarang.

Sudarmaji, Mukono, P., dan Corie, I.P. (2006). Toksikologi logam berat B3 dan dampaknya terhadap kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2, No. 2: 129-142. Sugandi, E & Sugiarto. (1994). Rancangan Percobaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi Offset. Suhendrayatna. (2001). Bioremoval Logam Berat dengan menggunakan Microorganisme: Suatu Kajian Kepustakaan. Seminar on-Air Bioteknologi untuk Indonesia Abad 21 Sinergy Forum-PPI Tokyo Insitute of Technology. Surtikanti, H.K. (2007). Toksikologi Lingkungan. Program Studi Biologi FPMIPA UPI. Syahputra, B. (2007). Pemanfaatan Algae Chlorella pyrenoidosa untuk Menurunkan Tembaga (Cu) pada Industri Pelapisan Logam. [Online]. Tersedia: http://www.google.com/search?q=cache:neTc4cV4p40J:bennysyah.edublogs.org/files/20 07/04/jurnal-algae-1.doc+chlorella%2Blimbah&hl=id&ct=clnk&cd=54&gl=id (22 Januari 2008). Thyagarajan, H. (2001). Studies on the bioremoval of hexavalent and trivalent chromium using Bacillus polymyxa. A thesis master of science Fakulty of Engineering Departement of Metallurgy Indian Institute of Science India. Tjandra. (2006). Pabrik Kimia Sel. [Online], Tersedia: http://www.korantempo.co.id (1 Juli 2008). Vashishta,B.R., Sinha,A.K., Singh,V.P. 2004. Botany for degree student Part-1 Algae. New Delhi: S.Chand&Company Ltd. Volesky, B. (1994). Equilibrium Biosorption Performance. [Online]. Tersedia: http://biosorption.mcgill.ca/publication/book/6.1-4w(103-16).pdf. (1 Juli 2008) Volesky, B. (2004). What is Biosorption. http://www.biosorption.mcgill.ca/whatis.htm. (1 Juli 2008). [Online]. Tersedia:

Anda mungkin juga menyukai