Anda di halaman 1dari 9

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN Pendahuluan Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh,

khas, dan memiliki sifat-sifat sebagai makhluk individu. Kebutuhan pribadi manusia meliputi kebutuhan fisik dan kebutuhan sosiopsikologis. Setiap individu memiliki ciri, sifat bawaan ( heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan di sekitarnya. Selain itu manusia juga memiliki ciri, sifat bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh l ingkungan di sekitarnya. Karakteristik peserta didik sangat dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi dalam diri peserta didik tersebut. Perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Ada 3 aliran pemikiran yang berkaitan d engan perkembangan individu, yaitu : 1. Nativisme 2. Empirisme 3. Konvergensi Selain itu perkembangan usia juga sangat mempengaruhi karakteristik peserta didik, untuk itu penting mengetahui karakteristik dari setiap peserta didik berdasarkan usianya . Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh setiap guru, karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi serta metode dalam pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Persoalan yang terjadi saat ini adalah masih banyak guru yang masih belum dapat membedakan antara strategi pembelajaran dan metode pembelajaran. Bahkan masih ada juga yang belum bisa merumuskan strategi serta metode dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. I. Rumusan Masalah Berdasarkan pendahuluan diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana karakteristik dari setiap peserta didik berdasarkan usianya dan serta model pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik tersebut ? II.

2. Apa pengertian antara strategi dan metode pembelajaran serta apa perbedaannya ? III. Pembahasan

A. Karakteristik peserta didik berdasarkan usia serta model pembelajarannya 1) Karakteristik peserta didik usia Sekolah Dasar (SD) Karakteristik anak usia SD diantaranya adalah a. senang bermain b. senang bergerak c. senang bekerja dalam kelompok d. senang merasakan/melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelaja ran. Menurut Havighurst tugas perkembangan anak usia SD adalah sebagai berikut: 1. menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik, 2. membina hidup sehat, 3. belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok, 4. belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin 5. belajar membaca, menulis, dan menghitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat, 6. memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif, 7. mengembangkan kata hati, moral, dan nilai -nilai 8. mencapai kemandirian pribadi. 9. Tugas perkembangan tersebut menurut guru untuk: 10. Menciptkaan lingkungan teman sebaya yang m engajarkan keterampilan fisik, 11. melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang,

12. mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep; serta 13. melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya. 2). Karakteristik peserta didik usia sekolah menengah Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah Menengah Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah menengah adalah sebagai berikut. a. Adanya kekurangseimbangan proporsi tinggi dan berat badan. b. Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder. c. Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing. d. Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua. e. Senang membandingkan kaidah -kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi da lam kehidupan orang dewasa. f. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan. g. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil. h. Kepribadiannya sudah menunjukka n pola tetapi belum terpadu. i. Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas. Karakteristik tersebut menuntut guru untuk: 1. Menyalurkan hobi dan minat siswa melalui kegi atan-kegiatan yang positif; 2. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil; 3. Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa; 4. Menjadi teladan atau contoh, serta 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.

3).Karakteristik Orang Dewasa Penurunan kemampuan fisik menuntut penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan berbagai media yang m ampu memperkuat kelemahan fisik orang dewasa. Menurut Knowles, dalam merancang kegiatan pembelajaran bagi orang d ewasa hendaknya memperhatikan: 1. Konsep diri, 2. Pengalaman, 3. Kesiapan untuk belajar, dan 4. Orientasi kegiatan belajar orang dewasa. Dengan memperhatikan perbedaan orang dewasa dengan anak-anak, pembelajaran yang cocok bagi orang dewasa adalah pembelajaran yang menerapkan: 1. Metode penemuan sendiri (discovery method), 2. Belajar pemecahan masalah, dan 3. Belajar konsep. Di samping ketiga model belajar tersebut, model pendidikan yang tepat bagi orang dewasa adalah model pendidikan yang memadukan antara pendidikan formal dengan pendidikan luar sekolah. Ciri khas pendidikan orang dewasa adalah fleksibel dalam pelaksanaannya. B. Pengertian strategi perbedaannya dan model pembelajaran serta

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seorang yang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas; misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi pasukannya dan lain sebagainya. Selanjutnya ia juga akan mengumpulkan informasi tentang kekuatan lawan, baik jumlah prajuritnya maupun keadaan persenjataannya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukannya, baik tentang siasat peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang pas untuk melakukan suatu serangan dan lain sebagainya. Dengan

demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik ke dalam, maupun ke luar. Demikian pula halnya seorang pelatih sepakbola, ia akan menentukan strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan suatu pertandingan setelah ia memahami segala potensi yang dimiliki tim-nya. Apakah ia akan melakukan strategi menyerang dengan pola 2-3-5 misalnya; atau stategi bertahan den gan pola 5-3-2, semuanya sangat tergantung kepada kondisi tim yang dimilikinya serta kekuatan tim lawan.. Dari dua ilustrasi tersebut dapat kita simpulkan, bahwa strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J.R. David, 1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaat an berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua kepu tusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi, pe rlu dirumuskan tujuan yang jelas, yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi. Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan pendapat di atas, Dick and Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama -sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Nah, sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal, ini yang dinamakan dengan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karenanya, strategi berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu; sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain strategi adalah a plan of operation achieving something; sedangkan metode adalah a way in achieving something. Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi maupum metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat p ada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung ( direct instruction), pembelajaran deductif atau pembelajaran eksposit ori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah lain yang kadang-kadang sulit dibedakan yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya cara yang bagainana yang ha rus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien? Dengan demikian sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya berceramah pada siang hari dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang

terbatas.Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Misalnya walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya dalam taktik mengguanakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami.Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjal ankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain. Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree (1974) mengelompokkan kedalam strategi penyampaian penemuan atau exposition discovery Learning dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau Groups individual Learning. Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Roy Killen menyebutnya dengan strategi pembelajaran langsung ( direct instruction). Mengapa dikatakan strategi pembelajaran langsung? Sebab dalam str ategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa; siswa tidak dituntut untuk mengolahnya. Kewajiban siswa adalah menguasainya secara penuh. Dengan demikian dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi. Berbeda dengan strategi discovery. Dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Karena sifatnya yang demikian strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran tidak langsung. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagaimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri. Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah, belajar melalui modul, atau belajar bahasa melalui kaset audio. Berbeda dengan

strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh seorang atau beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok itu bisa dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajaran klasikal; atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil semacam buzz group. Strategi kelompok, tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama. Oleh karena itu, belajar dalam kelompok dapat terjadi siswa yang memiliki kemampuan tinggi akan terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan biasa -biasa saja; sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan kurang akan merasa tergusur oleh siswa yang memiliki kemampuan tinggi. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya strategi pembelajaran juga dapat dibedakan antara strategi pmbelajaran deduktif dan strtategi pembelajaran induktif. Strategi pembelajaran deduktif, adalah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan mempelajari konsep-konsep terlebih dahulu untuk kemudian dicari kesimpulan dan ilustrasi-ilustrasi; atau bahan pelajaran yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang abstrak, kemudian secara perlahan-lahan menuju hal yang konkrit. Strategi ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran dari umum ke khusus. Sebaliknya dengan strategi induktif, pada strategi ini bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkret atau contoh-contoh yang kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar. Strategi semacam ini sering juga dinamakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penamba han informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya.

Kesimpulan Karakteristik peserta didik sangat dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi dalam diri peserta didik tersebut. Perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan faktor lingkungan. Selain itu perkembangan usia juga sangat mempengaruhi karakteristik peserta didik, untuk itu penting mengetahui karakteristik dari setiap peserta didik berdasarkan usianya. Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh setiap guru untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi serta metode dalam pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

IV.

Anda mungkin juga menyukai