Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI ISRA MIRAJ BAGI KITA..

Saat ini, hampir semua umat apapun agamanya lebih cenderung cepat tanggap terhadap hasilhasil teknologi. Ketika hanphone ada nada dering SMS langsung dibuka dan langsung dijawab. Ketika ada nada dering telepon masuk, langsung diangkat dan dijawab. Namun ketika ada adzan di musholla maupun masjid kenapa tidak langsung menjawab setiap bacaan adzan disampaikan dan sesegera mungkin menegakkan shalat? Jangan-jangan kebutuhan manusia terhadap Tuhannya semakin terkikis oleh teknologi. Dalam menambah ilmupun, kita tidak secepat membuka facebook Sementara Rasulullah SAW. menyatakan Shalat adalah tiang agama. Begitupula Ilmu merupakan tiang keimanan dan vitalitas Islam. Disini terlihat jelas shalat dan ilmu menduduki posisi yang sangat penting dalam agama Islam dan Iman tidak akan dapat berdiri tanpanya. Shalat merupakan tiang agama, seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Baqarah, 2:43: Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku. Ayat lain menyebutkan: Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orangorang yang beriman. (QS. An-Nisaa, 4:103) Kedudukan yang sangat penting inilah menjadikan penerimaan wahyu shalat diberikan Allah langsung kepada Nabi Muhammad SAW melalui Peristiwa Isra' Mi'raj bukan melalui malaikat Jibril. Peristiwa ini disamping sebagai perjalanan spiritual juga perjalanan untuk menghibur Nabi Muhamamd SAW setelah kehilangan istri tercintanya (Khadijah) dan pamannya. Peristiwa ini diabadikan oleh Allah dalam Surat Al Isra' ayat pertama: Mahasuci Dzat yang telah menjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada waktu sebagian dari malam hari dari masjid Al-Haram ke masjid AlAqsha yang telah Kami beri berkah sekelilingnya agar Kami dapat menunjukkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami Sedangkan peristiwa Miraj disebutkan dalam QS. An-Najm: 13-18: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tandatanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. Diriwayatkan dari Anas ra, dia berkata, Shalat diwajibkan atas Nabi SAW pada malam beliau diisrakan sebanyak lima puluh, lalu dikurangi hingga menjadi lima. Kemudian beliau diseru: wahai Muhammad, sesungguhnya ketetapan di sisi-Ku tidak dapat dirubah. Dan sesungguhnya dengan lima ini kamu akan mendapatkan pahala lima puluh.(HR. Ahmad, NasaI dan Tirmidzi). Rasul yang mulia SAW bersabda, Allah mewajibkan lima puluh shalat atas umatku pada malam isra. Lalu aku terus meminta pertimbangan-Nya dan memohon keringanan, hingga Dia menjadikannya lima dalam sehari semalam.(HR.Bukhari dan Muslim). Abdullah ibn Qarath menukilkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, Amal yang pertama kali seorang hamba akan dihisab atasnya pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya rusak, maka seluruh amalnya yang lain akan rusak. (HR.Thabrani). Shalat tidak bisa ditinggalkan dimanapun dan kapanpun - maka ada aturan shalat jama' dan qashar, shalat dalam perjalanan maupun dalam keadaan perang. Marilah kita simak firman Allah: dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan sholat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum sholat, lalu sholatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. [QS An-Nisaa:102]. Aturan yang sangat rinci tersebut menunjukkan bahwa shalat punya kedudukan penting, tinggal persoalanya bagaimana implikasinya dalam ranah sosial? Shalat menjadikan seseorang harus sangat tunduk pada Allah karena shalat memproses umat untuk mengakui kekuasaan terbesar pada Allah karena di dalam shalat ada pernyataan: Allahu Akbar dan di akhir shalat ada pembacaan penghormatan kepada Allah, Nabi Muhammad, dan Nabi Ibrahim. Pada akhirnya memberikan salam (kedamaian di kanan dan kiri orang yang shalat. Semestinya terwujud orang yang memiliki sifat ikhsan. Hadits

Bukhari 1 : 47 disebutkan Jibril as. dan Rasulullah Saw. mengajarkan makna ihsan pada para sahabatnya. Setelah shalat semestinya orang tidak lagi berbuat buruk karena setiap apapaun dilihat oleh AllahS WT disamping dicatat oleh Malaikat Raqib dan 'Atid. Oleh karena itu shalat bisa berfungsi sebagai penghalang dari perbuatan maksiat. Seperti yang disebutkan QS. Al-Ankabut, 29:45: Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ketika posisi semacam itu bisa diterapkan oleh umat Islam maka Shalat bisa menjadi sarana untuk mengobati penyakit hati. Hal itu disebutkan dalam surat QS. Al-Maarij, 70:19-23 yang berbunyi: Manusia memiliki sejumlah sifat mulia, seperti jujur, syukur, dan pemaaf. Namun disamping itu, manusia juga memiliki sejumlah sifat buruk, seperti putus asa, kikir, dan sombong. Shalat bisa menjadi sarana untuk mengobati sifat-sifat buruk manusia. Allah SWT berfirman, Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,. Kalau kemudian ada pertanyaan mengapa banyak orang yang shalat masih banyak juga orang yang berbuat keburukan? Karena banyak orang yang mengerjakan shalat hanya secara fisik, tetapi harus dengan hati, sehingga terbentuk sikap Ihsan, yaitu: Antabudallah ka annaka taraah, faillam takun taraah, fainnahu yaraak. Yang menyadari adanya hubungan dengan Allah SWT, Engkau mengabdi kepada Allah seperti engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu. Marilah kita mulai muhasabah diri untuk perubahan yang lebih baik lagi dalam hidup kita yang hanya sementara ini, sehingga tidak ada penyimpangan dalam bentuk apapun yang dilakukan ummat Islam khususnya. Marilah jadikan diri kita sebagai pelopor dengan memanfaatkan moment isra miroj ini untuk menegakkan shalat dan syariat islam secara sempurna. Wallahu a'lam. (Sumber : muhammadmunadi.blogspot.com)

REFLEKSI ISRA MIRAJ BAGI KITA.. "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Qs. Al-Isra', 17 : 1) Isra jelas sudah rentangnya. Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha Baitullah ke Baitul Maqdis. Perlu ditelaah lebih dalam mengenai kata masjid dalam ayat tersebut, kata ini tidak dapat diartikan sebagaimana lazimnya masjid yang ada dalam benak kita sekarang. Masjid Al-Aqsha yang dikenal sekarang dibangun berada agak jauh dari Qubbatu al-sakhrah. Dan bukan masjid ini yang dimaksud dari penjuru Kabah, masjid ini ada di depan sakhrah sehingga muka masjid tetap menghadap Kabah dan membelakangi sakhrah. Inilah yang dimaksud dengan masjid sebagai tujuan Isra. Berarti dahulu ada dua macam kiblat, kiblat yang tetap, Kabah dan kiblat yang bergerak, Tabut yang berada terakhir di Yerusalem. Dan Pangkalan Isra berada di kiblat yang tak bergerak menuju kiblat berpindah. Frame isra adalah napak tilas sejarah untuk menyambung link yang terputus dari perikatan dua garis sepupu melalui simbol dua masjid. Dua masjid yang di letakan dalam peruntukan aslinya, bukan pada fakta penggunaannya ketika itu. Penunjukan tanda-tanda Kuasa Tuhan merupakan hadiah personal kepada Sang Nabi. Sangat mungkin nabi tidak banyak berbicara mengenai pengalaman tingkat tingginya. Pengalaman tingkat tinggi bukan untuk konsumsi umum. Toh Isra bukan tindak pewahyuan. Kisah Semi Fiksi Isra' Dalam rangkaian kisah-kisah Isra soal kebahasaan dan kajian sejarah tidak disentuh, yang ada adalah alur perjalanan berserta perangkatnya yang jika dibikin point-point kurang lebih sebagai berikut : 1. Nabi didatangi malaikat jibril yang tiba bersama Buraq 2. Isi dada Nabi dibedah dan dicuci dengan air zamzam 3. Berkendara Buraq, Nabi berhenti dibeberapa tempat : Taybah/Madinah, (tempat kelak nabi hijrah) Bukit Sinai (tempat nabi Musa as. berdialog dengan Allah), Betlehem (kelahiran Nabi Isa as.) dan tiba di Masjid Al-Aqsha di Yerusalem. 4. Di Masjid Al-Aqsha Nabi mengimami shalatnya para nabi. Dalam perjalanan Isra tersebut konon Nabi memperoleh pembelajaran moral, ada sebelas fenomena yang dijelaskan Jibril sepanjang perjalanan isra : 1. Wanita tua yang tampil sangat modis, gambaran dunia yang semakin tua semakin menggoda dan melalaikan. 2. Panggilan pak tua dari jauh yang tidak dipedulikan. Panggilan Iblis. 3. Aroma wangi dari kuburan Siti Masithah, baby sitter putera Firaun 4. Menanam langsung memanen, gambaran pahala jihad 5. Manusia-manusia yang memotong lidahnya sendiri sebagai gambaran eskatologis (bagian dari kajian teologi dan filsafat yang berkaitan dengan kejadian final dari sejarah kehidupan) tukang fitnah, 6. Sapi besar yang melenguh lalu mengecil dan tak bisa kembali seperti semula, pelajaran untuk menjaga kehati-hatian berucap. Kata itu jika sudah keluar tak bisa kembali 7. Manusia yang memamah biak, gambaran orang pelit 8. Orang-orang yang kepalanya dimartil, sudah hancur, tapi kembali utuh, lalu dimartil lagi, lagi dan lagi. Katanya ini gambaran orang yang malas shalat. 9. Orang yang senang memakan daging busuk padahal di sampingnya ada daging segar, ini sebagai gambaran om senang juga tante girang tentunya. 10. Orang-orang yang meminum nanah, gambaran pemabuk minum /narkoba 11. Orang-orang yang mencakar mukanya sendiri. Gambaran penyesalan orang yang gemar bergossip ria, mungkin juga termasuk penggiat infotainment tak sehat. Di sini, jika kita meneteskan sedikit saja daya kritis, maka tetesan itu akan menjadi hujan ktitisi karena inkonsistensi penceritaan detail kisah tersebut dan sumber-sumber yang layak dicurigai. Namun, inilah yang beredar dan dikenal oleh masyarakat tentang riwayat Isra-Miraj. Wallahualam bishawwab

Mi'raj Kita lihat An-Najm 4-11, sebagai deskripsi pengalaman pertama penerimaan wahyu dari Allah melalui Jibril. Dan penjelasan perjumpaan kembali Nabi dengan Jibril yang diulas pada An-Najm 13-18. 13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, 14. (yaitu) di Sidratil Muntaha 15. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, 16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. 17. Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. 18. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. Dari rangkaian ayat ini Miraj disimpulkan. Miraj sendiri artinya tangga, untuk pengalaman Nabi diartikan perjalanan vertical yang dihubungkan dengan Isra, yakni perjalanan dari Bumi Yerusalem ke Sidratul Muntaha, lalu naik ke Kiblat alam malakut. Baitul Makmur. Miraj di An-Najm tidak berkaitan dengan perintah-perintah, atau pengalaman lainnya kecuali pertemuan dengan Jibril di Sidratul Muntaha yang letaknya dekat dengan surga Mawa dan penampakan privatif tanda-tanda kuasa Allah. Sama seperti kepada nabi-nabi lainnya, selalu ada pengalaman pribadi yang khusus yang dialami. Baik untuk peneguhan daya juang atau pembelajaran personal. Namun kisah untuk perjalanan berkembang luar biasa : 1. Nabi terbang bersama Jibril dari langit ke langit berikutnya setiap langit memiliki gerbang dan ada petugas pemeriksa. 2. Di langit pertama Nabi bertemu Nabi Adam as Langit ke 2 bertemu Nabi Yahya dan nabi Isa as Langit ke 3 bertemu Nabi Yusuf as Langir ke 4 bertemu Nabi Idris as Langit ke 5 bertemu Nabi Harun as Langit ke 6 bertemu Nabi Musa as Langit ke 7 bertemu Nabi Ibrahim as (Padahal : para Nabi shalat bersama di imami Nabi Muhammad di Masjid Al Aqsha) 3. Nabi menuju Sidratul Muntaha, Sidratu Muntaha adalah pohon yang berdaun sebesar kuping gajah, berbuah sebesar teko standar dan di hinggapi kupu-kupu emas. 4. Lalu Nabi di antar ke surga yang ternyata kebanyakan penghuninya adalah mantan orang miskin di dunia. 5. Lalu melampaui surga menuju arsy, ciptaan Tuhan yang paling besar. Disini Nabi mendengar gesekan suara Kalam (alat tulis) yang sedang menulis copy data dari Lauh Mahfudz. 6. Disini Nabi mendapat perintah shalat 50 waktu 7. Nabi bolak-balik melakukan penawaran waktu shalat setelah diwanti oleh Nabi Musa, hingga turun discount sebesar 90 % dari penentuan awal. 8. Disini juga Nabi mendapat pelajaran bahwa niat baik itu sudah di ganjar kendati niat itu tidak sempat terlaksana dan Kebaikan umatnya akan diganjar dengan nilai 10 s.d 700 %, sementara kejahatan tetap berganjar satu. 9. Tidak ada uraian mengenai perjalanan pulang down to earth nabi kecuali cerita tentang pengumuman nabi di hadapan khalayak tentang pengalaman semalam. Katanya Nabi berkata : sewaktu mereka bertanya tentang masjid al-Aqsha, Tuhan men display al-Aqsa di depan saya sehingga saya dapat menjelaskan detail masjid itu. Tidak seluruh kisah Isra Miraj berisi muatan imani, jadi kita dapat melokalisasi iman ketika berinteraksi dengan kisah Isra Miraj. Kita Percaya peristiwa itu terjadi sebagai pengalaman spiritual Nabi. Mengenai kritisi terhadap hadits, tidak berarti tidak percaya kepada Nabi. Pertanyaannya betulkah Nabi berkata begitu? Berbeda dengan tidak percaya kepada Nabi. Mengenai fiksi atau non fiksi, Fazlur Rahman berpendapat : Pengalaman tersebut bersifat spiritual, maka entitas-entitas (bagian) dalam keterangan tersebut tentu tidak mungkin bersifat fisis. Namun intensitas pengalaman spiritual yang sedemikian besar menjadikan jarak antara subyek dan obyek menjadi hilang, maka suara-suara dan gambaran-gambaran oleh subyek sebagai bentuk quasi konkrit (nampak nyata). Simpul Isra'-Mi'raj Isra Miraj adalah kisah yang paling ingar bingar dalam dunia pengkisahan di kalangan muslim. Bejana kontroversinya tak pernah berkurang, juga tak pernah penuh. Kisah ini menggantung antara

langit dan bumi. Ke bumi untuk difahami secara manusiawi tidak sampai, ke langit untuk jadi komponen iman juga cukup kualifikasi. Dalam literatur pengkisahan peristiwa ini tak bisa dibedakan dengan tuntas siapakan pendongeng dan siapa periwayat yang benar. Sebagian tanpa titah tanpa perintah telah merekonstruksi kisah dengan menambahkan perangkat-perangkat dan alur agar lebih dramatis, sebagian memasukan ilustrasi ayatayat ancaman, sebagian meng upload supremasi Muhammad atas nabi lain. Tak ketinggalan aroma israiliyat masuk dari gudang hadist penggemar dongengan untuk menjelaskan jasa Yahudi dalam peribadatan muslim. Ada juga yang tak rela pengalaman Nabi yang luar biasa itu diceritakan dalam versi rekayasa mitoligis dan membiarkan kisahnya se-apa tidak adanya seperti kebanyakan dituturkan. Pengalaman itu begitu agung, jangan diperlakukan sama dengan spiritualitas zaman batu. Ada banyak riwayat hadist yang dijadikan sandaran, namun keraguan bahkan sudah menghinggapi benak Ibnu Ishaq yang menjadi pencatat sejarah Islam pertama. Dibelakang zaman, demi menjelaskan (baca: merasionalisasi) isra miraj, ilmuan seperempat agamawan, atau agamawan sepersepuluh ilmuan hadir dengan uraian kecepatan cahaya untuk menjelaskan kebenaran longkapan-longkapan ultra cepat yang di alami nabi. Namun bongkahan penjelasan tersebut selalu dilumuri adonan tak rapi. Semua itu hanya meneguhkan takdir sejarah orang besar. Pribadi, alat-alat pribadinya, bagian tubuh, apalagi kisahnya selalu akan dikejar mitos. Mengapa para pengikut selalu ingin membedakan dirinya dengan panutannya. Menciptakan jarak yang sangat jauh, antara cita dan fakta. Panutan direka menjadi manusia setengah dewa. Memberi atribut supremasi tambahan yang justeru menambah kesan inferioritas dirinya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bahan
    Bahan
    Dokumen2 halaman
    Bahan
    Titin Meyliana
    Belum ada peringkat
  • Cap Cay
    Cap Cay
    Dokumen1 halaman
    Cap Cay
    Titin Meyliana
    Belum ada peringkat
  • Nastar Keju
    Nastar Keju
    Dokumen1 halaman
    Nastar Keju
    Titin Meyliana
    Belum ada peringkat
  • Ayam Panggang
    Ayam Panggang
    Dokumen2 halaman
    Ayam Panggang
    Titin Meyliana
    Belum ada peringkat
  • Depkes
    Depkes
    Dokumen9 halaman
    Depkes
    Dinarti Kardono
    Belum ada peringkat
  • Depkes
    Depkes
    Dokumen9 halaman
    Depkes
    Dinarti Kardono
    Belum ada peringkat
  • Perpres No 95 TH 2007 PDF
    Perpres No 95 TH 2007 PDF
    Dokumen4 halaman
    Perpres No 95 TH 2007 PDF
    dib6199058
    Belum ada peringkat