Anda di halaman 1dari 3

PEMANFAATAN MANGROVE SEBAGAI BIOFILTERISASI dan VEGETASI BUATAN DAERAH PANTAI DARI EROSI Muhammad Khairul Hidayat (09930005)

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Peternakan

abstrak
Hidayat, Muhammad Khairul. 2010. Pemanfaatan Mangrove Sebagai Biofilterisasi dan Vegetasi Buatan Daerah Pantai Dari Erosi. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang Kata kunci : pemanfaatan mangrove, biofilterisasi, vegetasi buatan, daerah pantai, erosi
Daerah pesisir di Indonesia sering terjadi pengerosian tanah oleh tekanan air laut. Secara tidak langsung hal ini membuat wilayah daratan Indonesia semakin berkurang, dan kemungkinan suatu saat nanti apabila tidak ada penanggulangan akan hal ini, maka daratan Indonesia akan habis tererosi air laut. Dalam menaggulangi masalah ini ada dua cara yang dikenal yaitu membuat pemecah gelombang , cara ini dapat mengurangi tekanan air laut terhadap pantai tetapi masa pakai dari alat yang digunakan untuk memecah gelombang ini juga relative singkat dan tetap akan direkontruksi ulang untuk memperpanjang masa pakainya. Sedangkan untuk mangrove ini merupakan biofiltrasi tekanan air laut dan vegetasi buatan daerah pesisir. Selain mangrove merupakan filtrasi alami juga mangrove ini ketersediannya selalu ada dan akan semakin meningkat kekuatan filtrasinya apabila tetap dilestarikan. Dalam melestarikan mangrove ini hendaknya pemerintah, masyarakat dan pihak yang terkait bekerja sama dalam menjaga kelestarian mangrove.

Daerah pesisir di Indonesia sering sekali terjadi penggerusan tanah pantai oleh air laut (erosi). Erosi ini hampir setiap hari terjadi dan semakin hari semakin menjadi jadi, hal ini disebabkan oleh tanah yang sudah tidak kuat lagi menahan tekanan air laut. Sehingga wilayah daratan pun mulai berkurang seiring dengan aktivitas erosi tersebut. Apabila tidak ada langkah yang konkrint untuk menanggulangi hal tersebut maka dapat diprediksi dalam jangka waktu dekat wilayah darata akan semakin menipis. Seiring dengan itu juga, filter alami dalam mengurangi terjadinya erosi sudah berkurang. Hal ini dikarenakan pengerusakan oleh manusia sendiri. Manusia seakan tidak peduli lagi terhadap lingkungannya, contoh yang paling nyata ialah banyak sekali padang lamun dan terumbu karang yang telah rusak akibat pengeboman dan penggunaan bahan kimia dalam mengangkap ikan, dan juga penggunaan lahan mangrove sebagai lahan perindustrian ataupun perhotelan.

Menurut Handajani, Hani (2010:43) ada dua cara dalam mengurangi dampak erosi, yang pertama pembuatan pemecah ombak. Tetapi massa penggunaan pemecah ombak ini tidak dapat bertahan lama, dan tetap akan diperbaharui. Pembuatannya pun disesuiakan dengan relief dasar laut, jelas bahwa dari keterangan diatas dana yang dibutuhkan untuk pembuatan pemecah ombak juga relatif lebih besar. Sedangkan cara yang kedua ialah penanaman mangrove, dengan adanya mangrove di pinggiran pantai akan meminimalisir dampak erosi. Struktur tanah pantai akan lebih keras dengan adanya mangrove karena akar mangrove menjadi pondasi tanah dan mempererat konsistensi tanah(Wirawan, Ganjar Adi.2010:4). Mangrove juga semakin lama akan semakin bertambah jumlahnya dan tidak perlu ada perbaikan ulang. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran Negara, khususnya dalam menanggulangi erosi. Tapi masalah yang sangat krusial dalam penaggulangan bencana erosi pantai ini adalah dari masyarakat itu sendiri. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelestarian dan

perawatan lingkungan pesisir, hal inilah yang sangat mengkhwatirkan bagi bangsa ini. Dapat diambil contoh dari kehidupan masyarakat pesisir yang tidak memperhatikan lingkungannya, membuang sampah sembarangan dan penebangan huran mangrove. Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi dampak erosi, perlu adanya kejasama antar semua pihak, baik itu dari pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak yang terkait. Misalnya pemerintah mengadakan sosialisasi tentang pentingnya hutan mangrove sebagai filter alami gelombang laut dan vegetasi buatan. Dan masyarakat sendiri hendaknya menjaga

lingkungannya. Jika hal tersebut dapat bejalan maka dapat dipastikan keseimbangan alam dapat terjaga dan tidak aka ada lagi permasalahan mengenai erosi pantai. Wilayah daratan semakin menipis, hal ini disebabkan oleh erosi dari tekanan air laut. Besarnya erosi dari air laut ini tidak sebanding dengan penanggulangan yang telah dilakukan. Yang seharusnya menjadi penahan dari dampak erosi, seperti padang lamun, terumbu karang dan mangrove justru tidak lestarikan malahan di rusak kelestariannya. Dari itu baik dari pemerintah maupun masyarakat, hendaknya ada kesadaran penuh untuk mencintai dan melestarikan

lingkungan terutama yang dapat mengurangi dampak becana yang berasal dari alam. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis masih merasa adanya kekurangan dari segi penulisan maupun isi dari karya tulis iulmiah ini. Dari itu penulis sangat mengharapkan saran

yang membangun demi kesempurnaan penulisan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan refrensi untuk penelitian maupun penulisan karya ilmiah lanjutan. Untuk

mempermudah pembaca dalam memahami karya tulis ilmiah ini, ada baiknya pembaca mengerti akan kata ilmiah yang ada dalam karya tulis ilmiah ini. Handajani, Hani. 2010:43. DIKTAT MATA KULIAH EKOLOGI PERAIRAN bab EKOLOGI PESISIR. Malang;jurusan perikanan Fakultas Pertanian Peternakan UMM Wirawan, Ganjar Adi. 2010:4. DASAR ILMU TANAH sub bab KONSISTENSI TANAH.

Malang;jurusan perikanan Fakultas Pertanian Peternakan UMM

Anda mungkin juga menyukai