Anda di halaman 1dari 1

Prayoga Harryputra 0906558861

6 Paradoksal Iman
1. Iman merupakan tanggapan yang personal sekaligus komunal atau eklesia, tak dapat dipisahkan. Artinya : Perwahyuan Ilahi itu memang juga ditujukan kepada pribadi-pribadi manusia namun ada juga kepada semua manusia sekaligus. Tanggapan (iman) atas itu dimiliki secara individu oleh tiap manusia tetapi untuk menumbuhkan iman itu, manusia membutuhkan orang lain dalam bentuk komunitas, eklesia. Sehingga Iman dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik apabila dijalani secara bersamasama. 2. Tanggapan iman itu aktual sekaligus proses. Artinya : Tanggapan terhadap Wahyu Ilahi itu tidak hanya sekali jadi tetapi membutuhkan suatu proses yang panjang. Misalnya sikap berbuat baik,tidak hanya sekali saja tetapi perlu berproses terus menerus. Tindakan yang dilakukan saat ini tidak cukup, dan perlu usaha yang kontinyu. 3. Iman itu bebas sekaligus mengikat Artinya : Sebagai manusia Kita bebas memilih apa yang kita yakini. Dan ketika kita telah memilih sesuatu yang telah kita yakini, kita harus terikat pula pada apa yang diyakini itu. Dalam hal ini kita memilih dan meyakini Allah, maka tejadilah relasi persahabatab dengan Allah. Sama seperti relasi persahabatan lainnya, kita perlu memberi ruang kepada Allah, dengan cara berdoa dan tata cara Katolik lainnya. Sehingga tetap terjalin relasi yang baik dengan-Nya. 4. Iman itu jelas namun kabur Artinya : Iman jelas dalam hal ajarannya dan doanya. Semua adalah jelas dan dapat dipegang namun kabur dalam hal tidak adanya kepastian kecuali saat kita mati. 5. Iman itu diberikan sebagai anugerah sekaligus sebagai upaya manusia Artinya : Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati (bdk. Yakobus 3). sehingga Iman perlu disertai dengan perbuatan. Tuhan memberikan kesempatan kepada manusia untuk menanggapi wahyunya. Iman itu dapat disebut anugerah dari Tuhan yang kapanpun dapat ditanggapi oleh manusia. Tuhan juga sudah menganugerahkan iman kepada manusia tetapi manusia menanggapinya dengan penuh upaya agar iman itu tumbuh dan berkembang dalam diri dan hidup manusia. Maka ketika kita berdoa tidak hanya sebatas itu tetapi juga dituntut suatu upaya atau perbuatan yang pasti akan ima yang kita miliki itu. Intinya, ORA ET LABORA! 6. Iman itu dapat dimengerti sekaligus melampaui akal sehat. Artinya : Iman itu dapat kita mengerti sebagai respon kita (manuasia) kepada Allah atas Wahyu-Nya kepada manusia, namun kadang kala kita tidak dapat mengerti apa yang terjadi oleh akibat dari iman itu sendiri. Misalnya, Yesus pernah berkata kalau barangsiapa yang mempunyai iman sebesar biji sesawi saja dapat memerintahkan gunung untuk berpindah ke laut. itu dapat terjadi hanya dengan Iman dan itu sudah jelas kalau melampaui akal sehat manusia

Narasumber: Yando Yosaputra ( 08)

Anda mungkin juga menyukai