Anda di halaman 1dari 14

http://infopendidikankita.blogspot.com/2009/09/pengertian-zakatinfaq-dansedekah.

html Pengertian Zakat,Infaq dan Sedekah


Zakat menurut bahasa artinya adalah berkembang (an namaa`) atau pensucian (at tath-hiir). Adapun menurut syara, zakat adalah hak yang telah ditentukan besarnya yang wajib dikeluarkan pada harta-harta tertentu (haqqun muqaddarun yajibu fi amwalin muayyanah) (Zallum, 1983 : 147). Dengan perkataan hak yang telah ditentukan besarnya (haqqun muqaddarun), berarti zakat tidak mencakup hak-hak berupa pemberian harta yang besarnya tidak ditentukan, misalnya hibah, hadiah, wasiat, dan wakaf. Dengan perkataan yang wajib (dikeluarkan) (yajibu), berarti zakat tidak mencakup hak yang sifatnya sunnah atau tathawwu, seperti shadaqah tathawwu (sedekah sunnah). Sedangkan ungkapan pada harta-harta tertentu (fi amwaalin muayyanah) berarti zakat tidak mencakup segala macam harta secara umum, melainkan hanya harta-harta tertentu yang telah ditetapkan berdasarkan nash-nash syara yang khusus, seperti emas, perak, onta, domba, dan sebagainya. Bagaimana kaitan atau perbedaan definisi zakat ini dengan pengertian infaq dan shadaqah? Al Jurjani dalam kitabnya At Tarifaat menjelaskan bahwa infaq adalah penggunaan harta untuk memenuhi kebutuhan (sharful maal ilal haajah) (Al Jurjani, tt : 39). Dengan demikian, infaq mempunyai cakupan yang lebih luas dibanding zakat. Dalam kategorisasinya, infak dapat diumpamakan dengan alat transportasi yang mencakup kereta api, mobil, bus, kapal, dan lainlain sedang zakat dapat diumpamakan dengan mobil, sebagai salah satu alat transportasi. Maka hibah, hadiah, wasiat, wakaf, nazar (untuk membelanjakan harta), nafkah kepada keluarga, kaffarah (berupa harta) karena melanggar sumpah, melakukan zhihar, membunuh dengan sengaja, dan jima di siang hari bulan Ramadhan, adalah termasuk infaq. Bahkan zakat itu sendiri juga termasuk salah satu kegiatan infak. Sebab semua itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan pihak pemberi maupun pihak penerima. Dengan kata lain, infaq merupakan kegiatan penggunaan harta secara konsumtif yakni pembelanjaan atau pengeluaran harta untuk memenuhi kebutuhan bukan secara produktif, yaitu penggunaan harta untuk dikembangkan dan diputar lebih lanjut secara ekonomis (tanmiyatul maal). Adapun istilah shadaqah, maknanya berkisar pada 3 (tiga) pengertian berikut ini : Pertama, shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima shadaqah, tanpa disertai imbalan (Mahmud

Yunus, 1936 : 33, Wahbah Az Zuhaili, 1996 : 919). Shadaqah ini hukumnya adalah sunnah, bukan wajib. Karena itu, untuk membedakannya dengan zakat yang hukumnya wajib, para fuqaha menggunakan istilah shadaqah tathawwu atau ash shadaqah an nafilah (Az Zuhaili 1996 : 916). Sedang untuk zakat, dipakai istilah ash shadaqah al mafrudhah (Az Zuhaili 1996 : 751). Namun seperti uraian Az Zuhaili (1996 : 916), hukum sunnah ini bisa menjadi haram, bila diketahui bahwa penerima shadaqah akan memanfaatkannya pada yang haram, sesuai kaidah syara : Al wasilatu ilal haram haram Segala perantaraan kepada yang haram, hukumnya haram pula. Bisa pula hukumnya menjadi wajib, misalnya untuk menolong orang yang berada dalam keadaan terpaksa (mudhthar) yang amat membutuhkan pertolongan, misalnya berupa makanan atau pakaian. Menolong mereka adalah untuk menghilangkan dharar (izalah adh dharar) yang wajib hukumnya. Jika kewajiban ini tak dapat terlaksana kecuali denganshadaqah, maka shadaqah menjadi wajib hukumnya, sesuai kaidah syara : Maa laa yatimmul wajibu illa bihi fahuwa wajib Segala sesuatu yang tanpanya suatu kewajiban tak terlaksana sempurna, maka sesuatu itu menjadi wajib pula hukumnya Dalam urf (kebiasaan) para fuqaha, sebagaimana dapat dikaji dalam kitab-kitab fiqh berbagai madzhab, jika disebut istilah shadaqah secara mutlak, maka yang dimaksudkan adalah shadaqah dalam arti yang pertama ini yang hukumnya sunnah bukan zakat. Kedua, shadaqah adalah identik dengan zakat (Zallum, 1983 : 148). Ini merupakan makna kedua dari shadaqah, sebab dalam nash-nash syara terdapat lafazh shadaqah yang berarti zakat. Misalnya firman Allah SWT : Sesungguhnya zakat-zakat itu adalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil-amil zakat (QS At Taubah : 60) Dalam ayat tersebut, zakat-zakat diungkapkan dengan lafazh ash shadaqaat. Begitu pula sabda Nabi SAW kepada Muadz bin Jabal RA ketika dia diutus Nabi ke Yaman : beritahukanlah kepada mereka (Ahli Kitab yang telah masuk Islam), bahwa Allah telah mewajibkan zakat atas mereka, yang diambil dari orang kaya di antara mereka, dan diberikan kepada orang fakir di antara mereka (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada hadits di atas, kata zakat diungkapkan dengan kata shadaqah. Berdasarkan nash-nash ini dan yang semisalnya, shadaqah merupakan kata lain dari zakat. Namun demikian, penggunaan kata shadaqah dalam arti zakat ini tidaklah bersifat mutlak. Artinya, untuk mengartikan shadaqah sebagai zakat, dibutuhkan qarinah (indikasi) yang menunjukkan bahwa kata shadaqah dalam konteks ayat atau hadits tertentu artinya adalah zakat yang berhukum wajib, bukan shadaqah tathawwu yang berhukum sunnah. Pada ayat ke-60 surat At Taubah di atas, lafazh ash shadaqaat diartikan sebagai zakat (yang hukumnya wajib), karena pada ujung ayat terdapat ungkapan faridhatan minallah (sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah). Ungkapan ini merupakan qarinah, yang menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan lafazh ash shadaqaat dalam ayat tadi, adalah zakat yang wajib, bukan shadaqah yang lain-lain. Begitu pula pada hadits Muadz, kata shadaqah diartikan sebagai zakat, karena pada awal hadits terdapat lafazh iftaradha (mewajibkan/memfardhukan). Ini merupakan qarinah bahwa yang dimaksud dengan shadaqah pada hadits itu, adalah zakat, bukan yang lain. Dengan demikian, kata shadaqah tidak dapat diartikan sebagai zakat, kecuali bila terdapat qarinah yang menunjukkannya. Ketiga, shadaqah adalah sesuatu yang maruf (benar dalam pandangan syara). Pengertian ini didasarkan pada hadits shahih riwayat Imam Muslim bahwa Nabi SAW bersabda : Kullu marufin shadaqah (Setiap kebajikan, adalah shadaqah). Berdasarkan ini, maka mencegah diri dari perbuatan maksiat adalah shadaqah, memberi nafkah kepada keluarga adalah shadaqah, beramar maruf nahi munkar adalah shadaqah, menumpahkan syahwat kepada isteri adalah shadaqah, dan tersenyum kepada sesama muslim pun adalah juga shadaqah. Agaknya arti shadaqah yang sangat luas inilah yang dimaksudkan oleh Al Jurjani ketika beliau mendefiniskan shadaqah dalam kitabnya At Tarifaat. Menurut beliau, shadaqah adalah segala pemberian yang dengannya kita mengharap pahala dari Allah SWT (Al Jurjani, tt : 132). Pemberian (al athiyah) di sini dapat diartikan secara luas, baik pemberian yang berupa harta maupun pemberian yang berupa suatu sikap atau perbuatan baik. Jika demikian halnya, berarti membayar zakat dan bershadaqah (harta) pun bisa dimasukkan dalam pengertian di atas. Tentu saja, makna yang demikian ini bisa menimbulkan kerancuan dengan arti shadaqah yang pertama atau kedua, dikarenakan maknanya yang amat luas. Karena itu, ketika Imam An Nawawi dalam kitabnya Sahih Muslim bi Syarhi An Nawawi mensyarah

hadits di atas (Kullu marufin shadaqah) beliau mengisyaratkan bahwa shadaqah di sini memiliki arti majazi (kiasan/metaforis), bukan arti yang hakiki (arti asal/sebenarnya). Menurut beliau, segala perbuatan baik dihitung sebagai shadaqah, karena disamakan dengan shadaqah (berupa harta) dari segi pahalanya (min haitsu tsawab). Misalnya, mencegah diri dari perbuatan dosa disebut shadaqah, karena perbuatan ini berpahala sebagaimana halnya shadaqah. Amar maruf nahi munkar disebut shadaqah, karena aktivitas ini berpahala seperti halnya shadaqah. Demikian seterusnya (An Nawawi, 1981 : 91). Walhasil, sebagaimana halnya makna shadaqah yang kedua, makna shadaqah yang ketiga ini pun bersifat tidak mutlak. Maksudnya, jika dalam sebuah ayat atau hadits terdapat kata shadaqah, tak otomatis dia bermakna segala sesuatu yang maruf, kecuali jika terdapat qarinah yang menunjukkannya. Sebab sudah menjadi hal yang lazim dan masyhur dalam ilmu ushul fiqih, bahwa suatu lafazh pada awalnya harus diartikan sesuai makna hakikinya. Tidaklah dialihkan maknanya menjadi makna majazi, kecuali jika terdapat qarinah. Sebagaimana diungkapkan oleh An Nabhani dan para ulama lain, terdapat sebuah kaidah ushul menyebutkan : Al Ashlu fil kalaam al haqiqah. Pada asalnya suatu kata harus dirtikan secara hakiki (makna aslinya). (Usman, 1996 : 181, An Nabhani, 1953 : 135, Az Zaibari : 151) Namun demikian, bisa saja lafazh shadaqah dalam satu nash bisa memiliki lebih dari satu makna, tergantung dari qarinah yang menunjukkannya. Maka bisa saja, shadaqah dalam satu nash berarti zakat sekaligus berarti shadaqah sunnah. Misalnya firman Allah : Ambillah zakat dari sebagian harta http://sigitwahyu.net/ensiklopedi/pengertian-shodaqoh-sedekah.html
Ensiklopedia Islam Sedekah Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan sukarela). Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya:

''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114). Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya. Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga. Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat. Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba Allah SWT yang mendapat naunganNya di hari kiamat kelak adalah seseorang yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut. Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang betul-betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya; ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...'' (QS Ali Imran [3]: 92). Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya yang berarti: ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.'' (QS Al Baqarah [2]: 264). Dirangkum /disarikan dari buku Ensiklopedi Islam

Setelah kita banyak membaca cerita hikmah tentang Shodaqoh/sedekah, marilah kita baca apa pengertian Shodaqoh sebagai berikut, salam Her Budiarto http://herbudiarto.multiply.com/journal/item/97/Pengertian_ShodaqohSedekah Dari Ensiklopedia Islam
Sedekah asal kata bahasa Arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas oleh para fuqaha (ahli fikih) disebuh sadaqah at-tatawwu' (sedekah secara spontan dan sukarela). Di dalam Alquran banyak sekali ayat yang menganjurkan kaum Muslimin untuk senantiasa memberikan sedekah. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah SWT yang artinya: ''Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberi kepadanya pahala yang besar.'' (QS An Nisaa [4]: 114). Hadis yang menganjurkan sedekah juga tidak sedikit jumlahnya. Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Di samping sunah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga. Menurut fuqaha, sedekah dalam arti sadaqah at-tatawwu' berbeda dengan zakat. Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan diberikan secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum. Hal ini sejalan dengan hadits Nabi SAW dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadits itu dijelaskan salah satu kelompok hamba Allah SWT yang mendapat naungan-Nya di hari kiamat kelak adalah seseorang yang memberi sedekah dengan tangan kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut. Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara terdekat sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang yang betul-betul sedang mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan, para fuqaha berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya; ''Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai...'' (QS Ali Imran [3]: 92). Pahala sedekah akan lenyap bila si pemberi selalu menyebut-nyebut sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya yang berarti: ''Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebutnyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima.'' (QS Al Baqarah [2]: 264). n dam/disarikan dari buku Ensiklopedi Islam

http://ajiprabowo.wordpress.com/2009/12/10/ustadz-yusuf-mansur-presiden-sampai-rakyat-semuaperlu-bersedekah/

Ustadz Yusuf Mansur, Presiden Sampai Rakyat, Semua Perlu Bersedekah


Posted on December 10, 2009 by ajiprabowo

NONANG MR

Paling tidak, ada empat keutamaan sedekah. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Kedua, menolak bala. Ketiga, menyembuhkan penyakit. Keempat, menambah umur. Allah berjanji dalam Alquran, bahwa ekah itu tidak mungkin tidak dibayar. Seperti menanam di kebun Allah, pasti berbuah. Nanam di kebun sendiri saja berbuah, apalagi di kebun Allah. Kalaupun buahnya tidak lebat, paling tidak pasti berkembang. Kalaupun Allah tidak menurunkan hujan lebat, paling tidak hujan gerimis. Sedekah merupakan jawaban semua permasalahan. Sedekah itu tak ada lawan. Tak ada persoalan apa pun yang tidak selesai, selama kita melibatkan Allah. Caranya, antara lain melalui sedekah. Kalimat-kalimat di atas kerap kali dilontarkan oleh Ustad Yusuf Mansur dalam setiap ceramah-ceramahnya. Ustadz muda itu memang selalu mengusung tema sedekah dalam setiap dakwahnya, baik melalui ceramah, buku, kolom di media massa, maupun sinetron Maha Kasih yang ditayangkan di RTCI setiap Sabtu malam. Sehebat apakah sedekah itu? Mengapa sedekah jadi begitu penting? Apakah sedekah mampu menyelesaikan persoalan bangsa Indonesia yang sudah hampir satu dekade dirundung krisis? Berikut wawancara wartawan Republika, , dengan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Quran/Tahfiz Quran Cipondoh, Tangerang itu: Apakah sedekah itu? Sebetulnya konsep sedekah itu seperti kata Nabi, Setiap amal yang baik adalah sedekah. Bahkan, kata Rasulullah, Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah. Jadi, tidak hanya materi atau harta saja. Seperti firman Allah dalam Alquran, berjuanglah (bersedekahlah) dengan hartamu dan jiwamu. Mengapa sedekah itu jadi penting? Kalau manusia tahu, sesungguhnya dialah yang butuh sedekah. Mengapa? Sebab, sedekah merupakan bagian dari upaya tazkiyatun nafs(membersihkan diri, lahir-batin). Kita butuh sedekah, sebab sedekah itu akan kembali kepada kita dalam beragam bentuk. Posisi sedekah itu sangat istimewa. Sedekah merupakan ibadah yang utama. Bahkan dalam Alquran, perintah bersedekah itu menggunakan huruf wawu atof. Artinya sesuatu yang terikat sekali, merupakan perintah yang sangat penting. Firman Allah, Wahai orang-orang yang beriman, (sebagai syarat keimanan mereka), maka dirikanlah shalat dan sedekahkanlah sebagian dari rezeki yang datangnya dari Allah SWT. Kedua prsayarat itu ibarat baju dan celana. Baju saja, tanpa celana, tidak pantas. Begitu pula, celana saja, tanpa baju, juga tidak sempurna. Imam Ghazali mengatakan, manusia itu terbagi menjadi empat golongan. Yakni, manusia yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa dirinya tidak

tahu, manusia yang tidak tahu tapi tahu bahwa dirinya tidak tahu, manusia yang tahu tapi dirinya tidak tahu bahwa dirinya tahu, dan manusia yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu. Kalau sudah sampai ke maqam yang keempat, maka ia akan menjadi Muslim yang sangat baik, salah satu tandanya adalah gemar bersedekah. Berapa ayat Alquran dan hadis Rasulullah yang memerintahkan soal sedekah ini? Salah satu ayat utama yang paling sering saya bacakan adalah QS Ath-Talaq ayat 5.Dan hendaklah orang yang disempitkan rezekinya bersedekah. Hadis-hadis tentang sedekah begitu banyak dan bertebaran. Salah satunya, hadits Rasulullah saw yang menyatakan bahwa sedekah itu dapat menolak bala.Bersegeralah untuk bersedekah. Sebab, yang namanya bala tidak bisa mendahului sedekah. Hadis lainnya, Tidak akan berkurang rezeki ornag yang bersedekah, kecuali bertambah, bertambah, bertambah. Apa saja keutamaan sedekah? Paling tidak, ada empat keutamaan sedekah. Pertama, mengundang datangnya rezeki. Kedua, menolak bala. Ketiga, menyembuhkan penyakit. Keempat, menambah umur. Allah berjanji dalam Alquran, bahwa ekah itu tidak mungkin tidak dibayar. Seperti menanam di kebun Allah, pasti berbuah. Nanam di kebun sendiri saja berbuah, apalagi di kebun Allah. Kalaupun buahnya tidak lebat, paling tidak pasti berkembang. Kalaupun Allah tidak menurunkan hujan lebat, paling tidak hujan gerimis. Kisah-kisah dalam sinetron Maha Kasih diilhami oleh kisah nyata jamaah Anda. Anda menampung banyak testimoni tentang keutamaan sedekah ya? Begitulah. Suatu hari ada seorang pedagang datang kepada salah seorang staf saya. Ia mengaku punya utang Rp 30 juta, dan tak tahu lagi ke mana harus mencari uang untuk melunasi utangnya. Oleh staf saya, ia disuruh sedekah. Apa yang bisa dilakukannya? Ia mengaku tak punya sesuatu yang berharga untuk dijual. Akhirnya staf saya menganjurkan agar ia menjual motor vespanya dan menyedekahkan hasilnya. Ternyata, pada saat ia sedang menawarkan sepeda motor tersebut, kakaknya yang di Swiss kirim SMS.Isinya menyatakan bahwa ia baru saja mentranfer dana senilai setara dengan Rp 30 juta. Tentang tolak bala. Suatu pagi, seorang ustadz bersedekah kepada ustadz yang lain. Ia tinggal di Tangerang. Menjelang sore hari ia ke Gunung Putri, Bogor, hendak mengajar. Di jalan tol, mobilnya ditabrak orang. Namun mobil tersebut tidak rusak. Sebaliknya, mobil yang menabrak rusak berat. Pemilik mobil heran dan bertanya kepadanya, Kok mobil kamu tidak apa-apa? Dijawab, Mungkin karena tadi pagi saya bayar asuransi sedekah. Ada juga cerita seorang pasien yang sudah divonis mati oleh dokter. Karena merasa usianya tidak lama lagi, orang tersebut kemudian berusaha untuk menjadikan sisa umurnya untuk berbuat hal terbaik. Ia mengumpulkan delapan bayi yatim yang masih merah dan merawatnya dengan kasih sayang. Ternyata sampai saat ini ia masih hidup, bahkan menjadi ketua grup senam yang anggotanya lebih 2.000 orang. Bahkan, bayi yang dulu dirawatnya sudah dewasa, dan salah satunya sudah menikah. Keajaiban sedekah itu hanya bisa dirasakan oleh orang yang bersedekah dan ia yakin. Keyakinan itu membawa pengaruh kepercayaan positif kepada Allah SWT. Anda mengkampanyekan gerakan nasional selamatkan bangsa dengan sedekah. Mengapa Anda begitu yakin sedekah bisa menyelamatkan bangsa? Yakin sekali. Ada sebuah kisah dalam Alquran tentang Nabi Musa yang meminta agar Allah menghilangkan azab dari suatu

bangsa. Allah menjawab bahwa azab tersebut sudah telanjur ditetapkan. Namun, rahmat Allah meliputi seluruh bumi ini. Di samping itu, pernyataan Allah yang sangat penting adalah, Azab itu tidak akan menimpa orang-orang yang memelihara dirinya, menafkahkan sebagian rezekinya, dan beriman kepada ayat-ayatku. Jadi, sedekah bisa menyelamatkan bangsa. Dalam berbagai pengalaman saya mengusung tema sedekah selama ini, sudah banyak keluarga bermasalah yang akhirnya bersatu kembali sebagai berkah sedekah. Demikian pula, sudah banyak perusahaan yang hampir bangkrut, namun akhirnya bisa berjaya kembali berkat sedekah. Logika saya begini. Kalau presiden, para menteri, DPR, pejabat pemerintah sampai yang terkecil, yakni RT-RW plus komponen bangsa ini bersedekah, insya Allah akan lahir energi positif yang dapat membawa bangsa ini keluar dari krisis.irwan kelana/dokrep/Mei 2006
HADITS TENTANG PERINTAH BERSEDEKAH Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya kaum fakir dari golongan para sahabat Muhajirin mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu berkata: "Orang-orang yang memiliki harta banyak itu sama pergi -yakni meninggal dunia - dengan membawa derajat yang tinggi-tinggi dan kenikmatan yang kekal. Sebabnya ialah karena mereka bersembahyang sebagaimana kita bersembahyang, mereka ber-puasa sebagaimana kita berpuasa, lagi mereka mempunyai ke-lebihan dari harta-harta mereka dan dapat mereka gunakan untuk beribadat haji, berumrah, berjihad serta bersedekah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya ajarkan kepadamu semua sesuatu yang dengannya itu engkau semua dapat mencapai pahala orang yang telah mendahuluimu dan dapat men-dahului orang yang sesudahmu. Juga tiada seorangpun yang lebih utama pahalanya daripadamu semua, selain orang yang mengerjakan sebagaimana yang engkau kerjakan itu?" Mereka menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau semua membaca tasbih, tahmid dan takbir sehabis shalat - wajib -sebanyak tigapuluh tiga kali masing-masing." Abu Shalih yang meriwayatkan Hadis ini dari Abu Hurairah, ketika ditanya bagaimana cara menyebutkan tasbih, tahmid dan takbir itu, lalu menjawab: "Orang yang berzikir itu supaya mengucapkan: "Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar - Maha Suci Allah dan segenap puji bagi Allah dan Allah adalah Maha Besar." Sehingga jumlah semuanya itu ada tigapuluh tiga kali. (Muttafaq *a!alh) Imam Muslim menambahkan dalam riwayatnya: "Lalu kembalilah kaum fakir dari golongan sahabat Muhajirin itu kepada Rasulullah s.a.w. lalu mereka berkata: "Saudara-saudara kita yakni orangorang yang berharta sudah sama mendengar apa yang kita kerjakan ini, kemudian merekapun mengerjakan seperti itu pula." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Yang sedemikian itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendaki." Addutsur adalah jamaknya datsrun dengan fathahnya dal dan saknahnya tsa' yang bertitik tiga, artinya ialah harta yang banyak. Sumber: Riyadhus Salihin Bab. Kitab Berbagai Zikir Keutamaan Zikir Dan anjuran Mengerjakannya

SEDEKAH DAPAT MENGHAPUS DOSA http://www.facebook.com/topic.php?uid=180847518458&topic=14751 KEUTAMAAN BERSEDEKAH

Ia menjanjikan .orang yang bersedekah- benar memuliakan orang-Taala benar Allah Subhanahu Wa Terdapat .orang yang gemar bersedekah-banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang .rsedekahorang yang be-kemuliaan orang ,keutamaan ,ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab meskipun hampir sebagiannya perlu ,yang berjudul Al Inaafah Fimaa Jaa Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah n seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan aka-Banyak keutamaan ini seakan .dicek keshahihannya dalil tersebut -orang yang mengetahui dalil- sungguh mengherankan bagi orang ,Maka .yaitu sedekah ,ini .dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah :bersedekah antara lain Diantara keutamaan .Sedekah dapat menghapus dosa .1 :Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

di shahihkan Al ,Tirmidzi .HR) .ipa nakmadamem ria anamiagabes asod supahgnem tapad hakedeS (614 ,dalam Shahih At Tirmidzi Albani .Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan memakan ,seperti korupsi ,Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat hal ini ia sudah -dan sebelum melakukan hal ,mengambil harta anak yatim ,at curangberbu ,mencuri ,riba Yang demikian ini tidak .merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar impas tidak ada dosa Allah .sa besaryang merupakan do ,dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah :Taala berfirman

Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali ?hallA baza irad nama asarem akerem hakapa akaM (99 :rafAl A .QS) .orang yang merugi- orang .Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir .2 jenis manusia yang mendapat naungan di 7Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceritakan tentang Salah satu jenis .ari akhiryaitu h ,hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah ,suatu :manusia yang mendapatkannya adalah

sampai -ia menyembunyikan amalnya itu sampai ,aynnanak nagnat nagned hakedesreb gnay gnaroeS (1421 .Bukhari no .HR) .disedekahkan oleh tangan kanannya tangan kirinya tidak mengetahui apa yang

.Sedekah memberi keberkahan pada harta .3 :Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

eorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah Dan s .hakedes nagned gnarukreb naka kadit atraH (2588 .no ,Muslim .HR) .tambahkan kewibawaan baginya An Nawawi ,Dalam Syarh Shahih Muslim ?Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang yaitu ,Pertama :hal 2 pukacnem inisid duskamid gnay awhab naktubeynem amalu araP :menjelaskan Maka pengurangan harta menjadi impas tertutupi oleh .hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya jika secara dzatnya harta ,Kedua .Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan .berkah yang abstrak dan pahala ini ,ngan tersebut impas tertutupi pahala yang didapatmaka pengura ,tersebut berkurang .lipat banyaknya- dilipatgandakan sampai berlipat .Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah .4 :Allah Taala berfirman

laki maupun perempuan dan meminjamkan -orang yang bersedekah baik laki- gnaro aynhuggnuseS dan bagi ;kepada mereka (ganjarannya)gandakan -niscaya akan dilipat ,kepada Allah pinjaman yang baik (18 :Al Hadid .Qs) .mereka pahala yang banyak .Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah .5 :

maka ia akan dipanggil oleh salah satu ,hallA nalaj id atrah aud nakgnabmuynem nakirebmem gnarO Jika ia berasal dari .kemarilah untuk menuju kenikmatan ,hallA abmah iahaW :dari pintu surga yang berasal dari ,ia akan dipanggil dari pintu shalat ,orang yang suka mendirikan shalat- ongan oranggol jika ia berasal dari golongan yang gemar ,maka akan dipanggil dari pintu jihad ,kalangan mujahid (1027 .Muslim no ,3666.ri noBukha .HR) .bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah .Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang .6 :Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

(223.Muslim no .HR) .itkub halada hakedeS ena itu shadaqah dinamakan Oleh kar .aynnami naranebek itkub utiaY :An Nawawi menjelaskan (kebenaran imannya)demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi .Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur .7 :Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda

di shahihkan Al Albani dalam ,Thabrani .HR) .damkan api siksaan di dalam kuburamem naka hakedeS (873 ,Shahih At Targhib beli- Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual .8 :Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda . !

- Maka hiasilah jual .beli-sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual ,gnagadep arap iahaW (hihahs nasaH :ia berkata ,1208 .Tirmidzi no .HR) .beli kalian dengan sedekah .akan dada yang lapang dan hati yang bahagiaOrang yang bersedekah meras .9 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang :dermawan dengan orang yang pelit : : .

baju ikilimem gnay gnaro aud itrepes hakedesreb gnay gnaro nagned tilep gnay gnaro naamapmureP dikarenakan ,Orang yang bersedekah .yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya ,besi sampai ujung jarinya tidak terlihat -Sampai .sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya dikarenakan ,Sedangkan orang yang pelit .litnyadan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada ku Ia berusaha melonggarkannya .pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya (1443 .Bukhari no .HR) .namun tidak bisa dada yang lapang setelah ,bangga ,a senangAda ras ?Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan .kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang -Dan masih banyak lagi dalil ?Tidakkah hati kita terpanggil .bersedekah

wassalam

http://sapta06.wordpress.com/2010/03/31/menghapus-dosa-dengan-sedekah/

Menghapus dosa dengan sedekah.


31 Maret 2010 oleh sapta 3 Komentar

Manusia hidup didunia ini tak lepas dari segala salah dan dosa. Manusia adalah orang yang selalu saja berbuat salah, dosa, dan keburukan lainnya. Tapi disamping itu manusia jg dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang dilewatinya termasuk melewati musibah besar yang namannya dosa. Untuk menghapus dosa itu, ada beberapa anjuran yang dianjurkan Islam, tentunnya dengan bertaubat dan kembali kejalan Allah. Disisi lain, dosa dapat dapat dihapuskan dan dipadamkan dengan bersedekah. Allah menjadikan sedekah sebagai salah satu sebab diampuninnya kemaksiatan, dihilangkannya keburukan dan dimaafkannya serbagai kekhilafan. sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.. {Hud [11]: 114}. Nash tersebut diatas memang bersifat global/general yang mencakup setiap kebajikan dan perbuatan baik. tapi kalau kita melihat dari beberapa sudut pandang, sudah tentu sedekah merupakan kebajikan dan kebaikan yang paling agung. Dengan sedekah, sudah dipastikan kita melakukan kebaikan dan dalam kebaikan dapat menghapuskan perbuatan buruk (dosa). dan bersegeralah kamu kepada ampunan Robbmu, dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartannya), baik diwaktu lapang maupun waktu sempit, orang-orang yang menahan amarahnya dan memafkan (kesalahan) orang lain,. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. {Ali Imron [3]: 133-134}

Anda mungkin juga menyukai