Anda di halaman 1dari 31

Sumber Hukum Islam

Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X

Main Menu

1 2 3 4

Identitas Program Peta Konsep Materi Belajar Latihan dan Tugas

IDENTITAS PROGRAM

Kompetensi Dasar :
Menjelaskan tentang sumber hukum Islam

Tujuan Modul
1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Hadits sebagai sumber hukum Islam kedua 2. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al-Hadits sebagai sumber hukum Islam kedua 3. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Ijtihad sebagai sumberhukum Islam ketiga 4. menjelaskan pengertian hukum taklifi dan hukum wadi

SUMBER HUKUM ISLAM


ALAL-QURAN Al-Quran sebagai sumber utama hukum Islam

HADITS

Al-Hadis Sebagai Sumber Kedua Hukum Islam

IJTIHAD

Ijtihad merupakan salah satu kunci dinamika hukum Islam

MACAM-MACAM MACAMHUKUM ISLAM

Ulama ushul fiqih membagi hukum menjadi dua bagian besar, yaitu hukum taklifi dan hukum wadi

ALAL-QURAN
PENGERTIAN AL-QURAN : ALDari segi bahasa Al-Quran berarti yang dibaca atau bacaan sedangkan dari segi istilah Al-Quran adalah firman (wahyu) Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril yang merupakan mukjizat dan menggunakan bahasa Arab, berisi tentang petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia, dan bila kita membacanya merupakan ibadah

ALAL-QURAN
NAMA-NAMA AL-QURAN NAMAAL-

Menurut Imam Ibn Jarir Ath-Thabari dalam dalam tafsirnya Jamiul Bayan Al-Quran memiliki empat nama, yaitu. 1.Al-Quran, karena ia dibaca, yaitu memberi pengertian pada kita supaya Al-Quran itu dibaca dan diamalkan isinya oleh umat islam. 2.Al-Kitab, karena ia ditulis, yaitu yang ditulis pada lembaranlembaran yang dikumpulkan dan diikat menjadi mushaf. 3.Al-Furqan artinya pembeda, karena dia membedakan antara yang haq dan yang batil, antara yang benar dan yang salah 4.Adz-Dzikr, artinya peringatan, yaitu peringatan dari Allah swt bagi mereka yang ingkar dan durhaka kepada-Nya.

ALAL-QURAN
KEDUDUKAN AL-QURAN
Al-Quran sebagai sumber hukum memiliki tiga komponen dasar hukum yaitu sebagai berikut. Hukum Itiqadiah, yang mengatur hubungan rahaniah manusia dengan Allah swt,dan berhubungan dengan masalah akidah (keimanan) dan tercermin dalam rukun iman. Ilmu yang mempelajari tentang keimanan disebut ilmu tauhid, ilmu kalam, atau ilmu usuluddin.  Hukum Amaliah, yang mengatur hubungan rahaniah manusia dengan Allah swt, antara manusia dengan sesamanya, dan dengan lingkungan sekitarnya dan tercermin dalam rukun Islam dan disebut hukum syara atau syariat dan ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu fiqih, hukum syara dibagi menjadi dua kelompok yaitu a). Hukum Ibadah b). Hukum Muamalat, 3. Hukum Khuluqiyah, yang berhubungan dengan moral atau akhlak manusia, baik sebagai makhluk individu ataupun makhluk sosial. Hukum ini tercermin dalam perbuatan manusia sehari-hari melalui gerakan mulut, tangan maupun kaki. Ilmu yang mempelajarinya disebut ilmu akhlak atau tasawuf.

ALAL-QURAN
FUNGSI AL-QURAN AL Al-Quran sebagai pedoman hidup Ajaran-ajaran yang termuat dalam Al-Quran adalah kalam Allah swt yang terahir untuk memberikan petunjuk yang benar kepada umat manusia, sepanjang masa oleh karena itu AlQuran dijaga kemurnaiannya oleh Allah swt.

ALAL-HADITS
Menurut bahasa Hadis berarti baru atau kabar, Sedangkan menurut istilah, adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw Atau segala tingkah laku yang Nabi Muhammad Saw baik berupa perkataan, perbuatan maupun ketetapannya. Kedudukan hadis dalam ajaran Islam adalah sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran. Maksudnya sesuatu perkara yang tidak didapati hukumnya dalam Al-Quran, maka hendaknya dicari dalam hadis

ALAL-HADITS
HADIS DIBEDAKAN MENJADI TIGA, YAITU
 Hadis Qouliyah, yaitu hadis yang didasarkan pada segenap Qouliyah, perkataan (ucapan) Nabi Muhammad saw  Hadis Filiyah, yaitu hadis yang didasarkan pada segenap Filiyah, prilaku (perbuatan) yang dilakukan Nabi Muhammad Saw  Hadis Taqririyah, yaitu hadis yang didasarkan pada Taqririyah, persetujuan (ketetapan) Nabi Muhammad saw terhadap apa yang dilakukan sahabatnya. Artinya, Nabi Muhammad memberikan penafsiran atas perbuatan yang dilakukan sahabatnya dalam suatu hukum Allah swt, seperti diamnya atas suatu tindakan yang dilakukan sahabat sebagai tanda persetujuan (boleh) atas perbuatan yang dilakuan sahabatnya.

ALAL-HADITS
KEDUDUKAN HADIS
 Hadis merupakan sumber hukum yang kedua setelah Al-Quran. Allah swt mewajibkan Alkepada kita supaya mentaati hukum-hukum hukummaupum apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, karena ada beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam Al-Quran, Alsehingga rasulullah saw menjelaskan hukumnya, baik dengan perkataan, perbuatan, maupun dengan penetapan.

ALAL-HADITS
FUNGSI HADIS
1. Sebagai penguat atau pengukuh hukum yang telah disebutkan dalam Al-Quran, sehingga keduanya (Al-Quran dan Hadis) menjadi sumber Al(Alhukum yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Contoh : larangan menyekutukan Allah sudah dijelaskan dalam Al-Quran, namun Aldikukuhkan lagi dalam hadis. 2. Sebagai penjelasan atau perincian terhadap ayat-ayat Al-Quran yang ayatAlmasih bersifat umum. Misalnya ayat Al-Quran yang memerintahkan untuk Alshalat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji. Ketiganya masih bersifat umum atau garis besar, namun tidak diterangkan bagaimana besar, pelaksanaannya, banyak rakaatnya, serta rukun dan syaratnya. Di sini syaratnya. Di fungsi hadis penjelaskan sehingga umat tidak kesulitan untuk melaksanakan perintah tersebut. 3. Menjelaskan hukum-hukum yang tidak ada dalam Al-Quran. Hadis juga hukumAldapat berfungsi untuk menetapkan hukum, apabila dalam Al-Quran tidak Aldijumpai.

ALAL-HADITS
MUSTALAH HADIS
Ilmu untuk mengetahui istilah yang dipakai dalam ilmu hadis, kegunaanya untuk menilai kualitas hadis, apakah sahih (benar) atau palsu. Istilah-istilah yang perlu diketahui berkaitan dengan proses penyampaian sebuah hadis adalah sebagaimana berikut.

1. Sanad yaitu orang-orang yang yang menjadi orangsandaran dalam meriwayatkan hadis 2. Matan yaitu perkataan (isi) hadis yang disampaikan 3. Rawi (perawi) yaitu orang yang meriwayatkan hadis

ALAL-HADITS
DILIHAT DARI SEGI JUMLAH RAWI YANG MENJADI SUMBER BERITA, HADIS DAPAT DIBAGI MENJADI : 1. Hadis Mutawatir Hadis yang memiliki banyak sanad dan mustahil perawinya berdusta, sebab diriwayatkan oleh benyak orang.Hadis mutawatir dibagi menjadi : Mutawatir lafdhi, yaitu yang mutawatir lafadznya, yaitu hadis yang bersumber dari perkataan Nabi Muhammad saw. Mutawatir Manawi, yaitu hadis yang mutawatir maknanya, yang bersumber dari perbuatan Nabi Muhammad saw. Hadis ini kualitasnya sama dengan keyakinan yang kita dapati apabila melihat dengan mata sendiri.

ALAL-HADITS
2. Hadis Ahad Hadis yang tidak mencapai derajat mutawatir, dapat dibagi menjadi dua : Ditinjau dari kuantitas (jumlah) perawinya, terbagi menjadi tiga macam, yaitu hadis masyhur, hadis aziz dan hadis garib.
1. Hadis Masyhur, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh tiga sanad yang berlainan 2. Hadis Aziz, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh dua orang rawi. 3. Hadis Garib, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh satu orang sanad, dengan kata lain sanadnya hanya seorang diri.

ALAL-HADITS
ITINJAU DARI SEGI KUALITASNYA, DIBAGI MENJADI TIGA :
1. Hadis Sahih, yaitu hadis yang sanadnya cukup dan dari awal hingga akhir dan disampaikan oleh rawi yang sempurna hafalannya. Adapun syarat-syarat hadis sahih adalah.  Sanadnya harus bersambung  Perawinya sudah balig  Perawinya berakal  Perawinya tidak pernah mengerjakan dosa besar atau tidak sering melakukan dosa kecil  Perawinya sempurna hafalannya  Perawinya harus adil dan hadis yang diriwayatkan tidak bertentangan dengan hadis mutawatir atau dengan ayat Al-Quran 2. Hadis hasan, yaitu hadis yang dari segi hafalan perawinya kurang dari hadis sahih 3. Hadis dhaif, yaitu hadis yang kehilangan satu atau lebih dari syarat-syarat hadis sahih dan hadis hasan

IJTIHAD
Ijtihad berasal dari bahasa arab dari bentuk fiil madli yaitu ijtahada, bentuk fiil mudlarek yaitu yajtahidu, dan bentuk masdar yaitu ijtihadan yang artinya telah bersungguh-sungguh, mencurahkan tenaga, menggunakan pikiran, dan bekerja semaksimal mungkin. Sedangkan menurut istilah, ijtihad adalah suatu pekerjaan yang menggunakan segala kesanggupan rohaniah untuk mendapatkan hukum syara atau menyusun pendapat dari seluruh masalah hukum yang bersumber dari Al-Quran dan hadis. Orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid, perlu dipahami bahwa hasil ijtihad dari seorang mujtahid bersifat relative, sehingga tidak jarang terjadi perbedaan hasil ijtihad satu dengan yang lainnya.

IJTIHAD
SYARAT MELAKUKAN IJTIHAD ANTARA LAIN :
 Mengerti dan memahami isi kandungan Al-Quran, juga hadis yang berhubungan dengan hukum-hukum.  Mampu berbahasa arab dengan baik, sebagai kelengkapan dan kesempurnaan dalam menafsirkan Al-Quran dan hadis.  Memahami ilmu ushul fiqih (cara mengambil hukum syariat yang bertolak dari Al-Quran dan Hadis) dengan baik.  Mengerti dan memahami soal-soal ijma (kesepakatan semua ahli ijtihad pada suatu masa atas suatu hukum syara), sehingga mujtahid tidak memberikan fatwa yang berlainan dengan hasil ijma terdahulu.  Memahami nasikh dan mansukh, sehingga seorang mujtahid tidak mengeluarkan hukum berdasarkan dalil yang sudah dimansukh (dibatalkan).

IJTIHAD
BENTUK IJTIHAD YANG DIKENAL DALAM SYARIAT ISLAM : 1. Ijma Kesepakatan para ulama dalam menentukan hukum suatu masalah yang timbul di kalangan umat Islam, karena belum adanya ketentuan dalam Al-Quran maupun hadis. 2. Qiyas Menetapkan hukum suatu pemasalahan yang timbul dikalangan umat Islam dengan cara mencari persaman sifat hukum yang baru dengan sifat hukum yang yang sudah ada ketentuannya dalam Al-Quran ataupun hadis.

IJTIHAD
BENTUK-BENTUK IJTIHAD YANG MASIH DIPERSELISIHKAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. Istihsan Menetapkan hukum masalah yang tidak ditentukan secara rinci dalam Al-Quran maupun hadis yang didasarkan atas kepentingan umum (kemaslahatan) umum dan demi keadilan. Maslahah mursalah Kemaslahatan atau kebaikan yang yang tidak disinggung-singgung syara untuk mengerjakan atau meninggalkannya, sedangkan jika dilakukan akan membawa manfaat dan terhindar dari keburukan. Istishab Meneruskan berlakunya suatu hukum yang telah ada dan ditetapkan karena adanya suatu dalil sampai ada dalil lain yang mengubah kedudukan dari hukum tersebut. Urf (adat kebiasaan) Segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan suatu masyarakat dan dijalankan terus menerus, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan. Madzhab sahabi Perkataan sahabat yang bukan didasarkan atas pikiran semata-mata adalah menjadi hujjah umat Islam. As-Syaru man qablana Kebiasaan orang-orang terdahulu yang masih diteruskan oleh generasi berikutnya dan hal itu tidak bertentangan dengan syariat Islam.

IJTIHAD
KEDUDUKAN DAN FUNGSI IJTIHAD
 Ijtihad menempati kedudukan sebagai sumber hukum Islam yang ketiga setelah Al-Quran dan hadis. Kedudukan ijtihad begitu penting dalam ajaran islam, karena ijtihad telah dibuktikan kemampuannya dalam menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi umat Islam mulai dari zaman Rasulullah saw sampai sekarang. Melalui ijtihad masalahmasalah.yang tidak dapat ditemukan penyelesaiannya dalam AlQuran maupun hadis dapat dipecahkan, sehinnga ajaran Islam terus berkembang sedemikian rupa menuju kesempurnaannya, bias dikatakan ijtihad merupakan daya gerak kemajuan umat Islam. Artinya ijtihad merupakan kunci dinamika ajaran Islam.
.

IJTIHAD
KEDUDUKAN DAN FUNGSI IJTIHAD
 Selain memang diperintahkan Al-Quran, ijtihad merupakan proses alamiah bahwa manusia harus menggunakan fikirannya semaksimal mungkin. Apalagi pada masa sekarang yang mana banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi umat Islam, bolehkah kita berijtihad?Boleh ! dengan catatan, syarat-syarat mujtahid sebagaimana yang telah diuraikan diatas terpenuhi. Oleh sebab itu di Indonesia terdapat lembaga yang kita kenal dengan Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang melakukan ijtihad secara kolektif atas hal-hal yang terjadi di Indonesia yang berhubungan dengan syariat Islam, terutama dalam hal muamalah

HUKUM TAKLIFI
 Menurut bahasa adalah hukum pemberian beban sedangkan menurut istilah Adalah ketentuan Allah yang menuntut mukallaf (baligh dan berakal sehat) yang berkaitan dengan perintah untuk melakukan atau untuk meninggalkan suatu perbuatan.atau pilihan untuk mengerjakan atau meninggalkan.

HUKUM TAKLIFI
HUKUM TAKLIFI DIBAGI MENJADI LIMA KATEGORI : 1. Wajib adalah segala perintah Allah swt yang harus kita kerjakan, dan apabila ditinggal akan berdosa..Macammacam hukum wajib adalah sebagai berikut.


Wajib ain, Wajib kifayah, Wajib syarI, Wajib aqli, Wajib aqli nazari, Wajib aqli daruri, Wajib muaiyyah, Wajib mukhayyar, Wajib mutlaq,

HUKUM TAKLIFI
HUKUM TAKLIFI DIBAGI MENJADI LIMA KATEGORI : 2. Sunah adalah perkara yang apabila dikerjakn mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak berdosa. Macam-macam hokum sunah adalah :


Sunah muakkad, Sunah ghairu muakkad, Sunah hajat, Sunah abad,

HUKUM TAKLIFI
HUKUM TAKLIFI DIBAGI MENJADI LIMA KATEGORI :


Haram adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan berdosa dan apabila ditinggalkan mendapat pahala, seperti meminum minuman keras, mencuri, dan berjudi. Makruh adalah sesuatu yang tidak disukai atau diinginkan oleh Allah swt,akan tetapi apabila tidak dikerjakan tidak berdosa dan jika ditinggalkan mendapat pahala. Contohnya makan bawang mentah, jengkol, dan pete. Mubah adalah suatu perkara yang apabila dikerjakan atau ditinggalkan tidak mendapatkan pahala maupun tidak berdosa.

HUKUM WADI
 Adalah ketentuan Allah swt yang mengandung pengertian bahwa terjadinya sesuatu merupakan sebab, syarat, atau penghalang adanya suatu hukum.
Misalnyan shalat, menjadi sebab adanya kewajiban berwudlu terlebih dahulu, (Q.S. Al-Maidah:6). Adanya kemampuan (istataah) adanya menjadi syarat wajibnya menunaikan ibadah haji (Q.S. AliImran: 97). Adanya perbedaan agama antara pewaris dan ahli waris, menjadi penghalang dalam hal pembagian harta waris.

LATIHAN DAN TUGAS


TUGAS KELOMPOK  Pada tahun 2000, MUI telah mengeluarkan fatwa tentang praktik korupsi (ghulul), suap (riswah) dan pemberian hadiah bagi para pejabat. Identifikasikan fatwa MUI tentang korupsi dan suap kedalam hukum Islam.

PETA KONSEP

SUMBER

1. AL QURAN 2. AL HADITS 3. IJTIHAD

HUKUM ISLAM

MACAM MACAM

1. TAKLIFI 2. WADI

Anda mungkin juga menyukai