Metode Perhitungan
CADANGAN
by Muhammad Dahlan Balfas, ST., MT.
v v
Memberikan besaran kuantitas (tonase) dan kualitas terhadap suatu endapan bahan galian. Memberikan perkiraan bentuk 3-dimensi dari endapan bahan galian serta distribusi ruang (spatial) dari nilainya.
Hal ini penting untuk menentukan urutan/tahapan penambangan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan NPV (net present value).
Pencilan
1. Perhitungan Luas (m2) 2. Perhitungan Volume (m3) 3. Penaksiran Kadar Titik (gr) 4. Perhitungan Kadar Blok (gr) 5. Perhitungan Kadar Total (gr)
1. Perhitungan Luas
1. Perhitungan Luas (m2) dengan metode GRID
1. Perhitungan Luas
1. Perhitungan Luas (m2) dengan metode GRID
= 50 cm2 = 1.250 m2
1 cm2
Skala = 1 : 500
1. Perhitungan Luas
2. Perhitungan Luas (m2) dengan Simpsons Rule
l1
l2
l3
l4
l5
l6
l7
l8
1. Perhitungan Luas
2. Perhitungan Luas (m2) dengan Simpsons Rule
1. Perhitungan Luas
2. Perhitungan Luas (m2) dengan Planimeter
1. Perhitungan Luas
2. Perhitungan Luas (m2) dengan Planimeter
1. Perhitungan Luas
2. Perhitungan Luas (m2) dengan Planimeter
Pembacaan = 55.05
1. Perhitungan Luas
2. Perhitungan Luas (m2) dengan Planimeter
MENENTUKAN AREA MEASURING CONSTANT CA
Models 10 / 10A 20 / 20A 20M /20AM u-Value (English) 0.01 in2 0.02 in2 0.015 in2 u-Value (Metric 0.0645 cm2 0.129 cm2 0.1 cm2
CA = u
atau CA = Sc2 x u
maka,
2. Perhitungan Volume
1. Metode Penampang (cross-section)
v Masih sering perhitungan. dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari
v Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih menggunakan komputer. v Hasil perhitungan secara manual ini tidak dapat digunakan secara langsung dalam perencanaan tambang menggunakan komputer.
2. Perhitungan Volume
1. Metode Penampang (cross-section)
F
D S3
E S2 C S1
L
= titik bor
2L
2. Perhitungan Volume
1. Metode Penampang (cross-section)
v Rumus luas rata-rata (mean area)
Rumus luas rata-rata dipakai untuk endapan yang mempunyai penampang yang uniform.
2. Perhitungan Volume
1. Metode Penampang (cross-section)
v Rumus Prismoida
L V = () M + S 233.9766 S1 + 4 /5 6
S1,S2 = luas penampang ujung M = luas penampang tengah L = jarak antara S1 dan S2 V = volume cadangan
2. Perhitungan Volume
1. Metode Penampang (cross-section)
V=
L S1 + S 2 + S1S 2 3
() 677.04 226.
S1 = luas penampang atas S2 = luas penampang bawah L = jarak antara S1 dan S2 V = volume cadangan
2. Perhitungan Volume
1. Metode Penampang (cross-section)
v Rumus Obelisk
Rumus obelisk dipakai untuk endapan yang membaji
() 2 2 b1 73 667.92 1 L a + b () a + V = S1 + S 2 + 1 3 24
S1 = luas penampang atas S2 = luas penampang bawah L = jarak antara S1 dan S2 V = volume cadangan
2. Perhitungan Volume
2. Metode Circular USGS-83
0,4 km
2. Perhitungan Volume
2. Metode Circular USGS-83
?
AREA OF INFERRED COAL RESOURCES BETWEEN 1,2 AND 4,8 km RADIUS
RE AR SO EA UR OF CE HY S B PO EY TH ON ET D 4 ICA ,8 L C km O RA AL DIU S
AREA OF INDICATED COAL RESOURCES BETWEEN 0,4 AND 1,2 km RADIUS AREA OF MEASURED COAL RESOURCES WITHIN 0,4 km RADIUS
OF
O U TC R O P
D L BE COA
2. Perhitungan Volume
2. Metode Circular USGS-83
400 m a = 30o 800 m
permukaan
400 m
800 m
co al
2. Perhitungan Volume
2. Metode Circular USGS-83
400cos a a> 30o 800cos a
permukaan
0m 40
0m 80
al co
2. Perhitungan Volume
2. Metode Circular USGS-83
0m 40
m 400
400 m
d e ol b Ca
Coal bed
2. Perhitungan Volume
3. Triangular Grouping
V =S x t t1 + t 2 + t3 dimana : t = 3
2. Perhitungan Volume
4. Metode poligon (area of influence)
1 k1 S1 t1
2. Perhitungan Volume
4. Metode poligon (area of influence)
Andaikan ketebalan endapan bijih pada titik 1 adalah t1 dengan kadar rata-rata k1, maka volume - assay - produk
V = S1 x t1 (volume pengaruh)
Kelemahan metoda poligon : Belum memperhitungkan tata letak (ruang) nilai data di sekitar poligon, Tidak ada batasan yang pasti sejauh mana nilai conto mempengaruhi distribusi ruang.
Model BLOK
SELECTIVE MINING UNIT
q q
Adalah blok terkecil dimana penentuan bijih dan waste umumnya dibuat. Ukuran ditentukan berdasarkan metode penambangan dan juga skala operasi yang akan dilakukan. Untuk tujuan perencanaan, endapan mineral dapat dibuat menjadi blok-blok 3 dimensi seperti pada Gambar.
Model BLOK
Model BLOK
.5 .16 .4 .14 .9 .13 .4 .14 .16 .14 .15 .24 .14 .8 .15 .24 .6 .13 .5 .14 .24 .13 .6 .24 .6 .8 .13 .21 .14 .8 .4 .11 .14 .17 .11 .5 .11 .17 .15 .16 .17 .6 .13 .6 .11 .6 .25 .17 .21 .4 .14 .16 .4 .8 .18 .10 .11 .15 .16 .14 .15 .17 .13 .6 .10 .17 .8 .13 .14 .9 .6 .12 .8 .24 .5 .8 .16 .5 .5 .9 .17 .5 .16 .17 .14 .16 .4 .14 .6 .4 .14 .6 .24
Model BLOK
.24 .11 .13 .6 .8 .14 .24 .6 .9 .6 .4 .14 .15 .13 .24 .15 .13 .8 .17 .6 .16 .14 .24 .14 .17 .14 .8 .15 .17 .6 .16 .14 .17 .4 .11 .15 .8 .4 .6 .17 .10 .11 .10 .4 .14 .25 .18 .16
data dimensi (kuantitas), dan data kualitas baik yang primer (diperoleh dari sampel) atau sekunder (diperoleh dari hasil penaksiran).
Nilai hasil penaksiran hanya dipengaruhi oleh nilai conto yang terdekat
v v
IDS :
1 2 dj 1 1 d 2 i= i
j
ID pangkat n :
1 n dj 1 1 d n i= i
j
wj =
wj =
wj =
Z * = w i zi
i =1
D S3
E S2 C S1
L
= titik bor
2L