Anda di halaman 1dari 4

TITIK TOLAK FILSAFAT Ada keyakinan mendasar bahwa filsafat bertitik tolak pada pengalaman.

Manusia yang berfilsafat berada dalam satu konteks pengalaman tertentu. Berbagai bentuk pengetahuan dan bidang pengalaman yang tersedia bagi refleksi filsafat, perlu dipilih, diseleksi dan dianalisa. Setelahnya, filsafat mengatur dan menginterpretasikan ide-ide, keyakinan serta nilai sehingga terbentuk suatu sistem pemikiran yang mampu memberi arah pada kehidupan manusia. REFLEKSI FILSAFAT Apa masalah mendasar filsafat ? Apa itu filsafat ? Filsafat adalah pengetahuan, salah satu bentuk pengetahuan yang berusaha sampai pada informasi, penjelasan yang valid, persis dan teratur. Bidang penyelidikan filsafat adalah semua realitas. Aristoteles adalah filsuf pertama yang menerapkan penyelidikan radikal dan sistematika alam. Filsafat mempelajari sebab-sebab utama dari semua hal yang ada. Cicero menyatakan filsafat adalah studi mengenai akar-akar hal manusiawi dan hal-hal yang illahi. Descartes menegaskan bahwa filsafat mengajari orang untuk bernalar secara jernih dan tepat. Hegel memahami filsafat sebagai pengetahuan absolut. Dari sekian pendapat itu, hal tersebut memperlihatkan bahwa filsafat merefleksikan segala sesuatu. Ada dua alasan yang melatarbelakangi hal tersebut: Pertama, realitas di sekitar kita selain bisa dipelajari secara ilmiah juga bisa dikaji pada taraf filosofis. Penyelidikan ilmiah menyentuh sisi kulit sebuah realitas, tapi pendekatan filosofis mencoba memahami akar masalah dalam sebuah realitas tertentu. Kedua, sementara ilmu-ilmu hanya mempelajari satu dimensi realitas, filsafat mempunyai objek keseluruhan (universum realitas). Filsafat mempelajari realitas seluruhnya artinya berusaha memperoleh pemahaman lengkap dan tuntas mengenai tiap sektor dari realitas. Jadi filsafat sibuk untuk mengetahui, memahami, mengerti. Ilmu berusaha untuk menganalisa dan mengkalkulasi. KODRAT FILSAFAT Ada tiga ciri khas kualitas pengetahuan filsafat atau menunjuk bahwa suatu pengetahuan itu khas filosofis. Satu, alat analisis filsafat adalah akal budi. Analisa filosofis dilakukan dengan penalaran murni. Fantasi dan kesan panca indera berguna dalam tahap awal mendapatkan pengenalan dunia real. Akal budi menerobosnya dan menjadi analisa rasional. Karya penyelidikan filsafat yang benar dilaksanakan dan diseleksi oleh akal budi. Akal budi menghindarkan tujuan praktis, kekacauan naluri tapi langsung berkecimpung dengan objek.

Dua, hakikat metode filsafat adalah rasional. Metode rasionalitas dalam filsafat bersifat multipleks, yaitu bermetode induktif atau deduktif. Tiga, tujuan filsafat bukan bersifat praktis. Filsafat mencari kebenaran dan pengetahuan. Filsafat mempunyai tujuan teoritis secara murni atau kontemplatif. Filsafat itu bebas dalam arti tidak mau dijajah oleh pragmatisme dan ideologisme lainnya. TAHAPAN DINAMIKA FILSAFAT Tahap analitis adalah tahapan filosofis untuk memperjelas atau mengkritisi metode dasar, aturan main, norma dari berbagai bidang teoritis, termasuk dalam ilmu pengetahuan. Filsafat analitis berkecimpung dengan kritik, penjelasan atau klarifikasi masalah dan definisi. Tahap sintetis adalah tahapan filosofis yang menyatukan semua fase, tahap pengalaman manusia dalam suatu perspektif yang menyeluruh dan berarti. Dengan demikian, filsafat sintetis bermaksud merumuskan suatu pemahaman yang menyeluruh tentang kenyataan serta fase-fase pengalaman manusia. MASALAH-MASALAH DASAR FILSAFAT Dalam praksis filsafat, ada beberapa tema pokok dalam kehidupan yang dijadikan objek penyelidikan filsafat secara preferensial, yaitu: Logika, Epistemologi, Metafisika, Etika, Estetika. LOGIKA: NALAR YANG TEPAT DAN LURUS Istilah logika digunakan pertama kali oleh Zeno. Logika dapat berarti suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Tapi biasanya logika dilihat sebagai sebuah studi tentang struktur atau susunan pembahasan rasional. Logika merupakan cabang filsafat yang mempelajari, menyelidiki proses atau cara berpikir yang benar, yang sehat dan patokan mana yang mesti dipatuhi agar pernyataan yang diambil adalah sah. Dalam logika ada empat hukum dasar logika. Empat hukum dasar logika itu disebut juga postulat-postulat universal semua penalaran. Keempat hukum dasar logika adalah: hukum identitas, hukum kontradiksi, hukum tiada jalan tengah dan hukum cukup alasan. Hukum identitas menyebutkan bahwa sesuatu adalah sama dengan dirinya sendiri. Hukum kontradiksi adalah hukum yang menyatakan bahwa sesuatu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu itu. Hukum tiada jalan tengah menyatakan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu atau tidak memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada kemungkinan ketiga. Hukum cukup alasan menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu, perubahan itu harus berdasarkan alasan yang cukup memadai dan cukup dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. EPISTEMOLOGI: DASAR-DASAR SEBUAH PENGETAHUAN

Epistemologi adalah cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai bentuk pengenalan dasar pengetahuan, hakikat dan nilainya. Secara tradisional, yang menjadi pokok permasalahan dalam epistemologi adalah sumber, asal mula dan sifat dasar pengetahuan: bidang, batas dan jangkauan pengetahuan. Pengetahuan adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjuk kepada apa yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu. Pengetahuan selalu mempunyai subjek: yang mengetahui. Tanpa ada yang mengetahui maka tidak mungkin ada pengetahuan. Pengetahuan juga mengandaikan objek. Tanpa objek atau hal yang diketahui juga harus dikatakan tidak mungkin ada pengetahuan. Pengetahuan berelasi dengan masalah kebenaran. Kebenaran adalah kesesuaian pengetahuan dengan objek pengetahuan. Masalahnya adalah kebenaran suatu objek pengetahuan tidak bisa serentak diperoleh dalam suatu waktu pengetahuan tertentu. Jarang sekali sebuah objek pengetahuan menampilkan kebenaran mutlak. Kebenaran dicari dalam tahapan pengetahuan yang disusun secara metodis, sistematis dan rasional. Ada tiga jenis pengetahuan, yaitu pengetahuan biasa atau pengetahuan pra ilmiah, pengetahuan ilmiah dan pengetahuan filosofis. Sebuah pengetahuan pasti mempunyai sumber. Apakah sebenarnya yang menjadi sumber pengetahuan ? Beberapa filsuf menyebutkan bahwa sumber pengetahuan adalah akal budi atau rasio. Akal budi memiliki fungsi penting dalam proses pengetahuan. Beberapa filsuf lainnya berpendapat bahwa sumber pengetahuan adalah pengalaman inderawi. Pengetahuan pada dasarnya bersandar dan bergantung pada panca indera serta pada pengalaman empirik inderawi. Pertentangan kutub ide rasionalitas dan empirisme ini didamaikan oleh Immanuel Kant yang menyatakan bahwa kendati seluruh ide dan konsep bersifat apriori, ide dan konsep tersebut hanya dapat diaplikasikan apabila ada pengalaman. Tanpa pengalaman, seluruh ide dan konsep tidak pernah dapat diaplikasikan. Permasalahan lain dalam epistemologi adalah kepastian dan kebenaran sebuah pengetahuan. Kriteria apa yang dipakai untuk mengukur sebuah pengetahuan bisa disebut benar dan pasti ? Bagaimana sebuah pengetahuan bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang sahih ? Dalam epistemologi ada beberapa teori kesahihan pengetahuan, yaitu teori koherensi, teori korespondensi, teori pragmatis, teori semantik dan teori logikal yang berlebihan. METAFISIKA: ANTARA ESENSI DAN EKSISTENSI Metafisika adalah satu cabang filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab adanya segala sesuatu sehingga hal tertentu menjadi ada. Metafisika bisa berarti upaya untuk mengkarakterisasi eksistensi atau realitas sebagai suatu keseluruhan. Istilah ini juga berarti sebagai usaha untuk menyelidiki alam yang berada di luar pengalaman atau menyelidiki apakah hakikat yang berada di balik realitas. Studi ini amat kompleks dan cenderung melampaui rasionalitas atau melampaui jangkauan akal budi. Persoalan pertama yang harus dijawab metafisika adalah apakah realitas atau ada yang begitu beraneka ragam ? Mana yang lebih benar atas sebuah realitas atau bermacam-macam realitas ? Apakah eksistensi yang sesungguhnya dari segala

sesuatu yang ada itu merupakan realitas yang tampak atau tidak ? Ada tiga teori yang mencoba menjawab masalah itu, yaitu teori idealisme, materialisme dan dualisme. FILSAFAT SEBAGAI ILMU KRITIS Filsafat sering dituduh sebagai sekularistik, ateis dan anarkis karena suka menelanjangi selubuh ideologis pelbagai kepentingan duniawi, termasuk yang tersembunyi dalam pakaian yang alim. Filsafat cenderung dan selalu diharapkan cenderung mempertanyakan apa saja secara kritis, seluruh realitas dipertanyakan. Pertanyaan kritis filsafat bukan sekedar hanya ingin menghancurkan tapi pertanyaan diajukan agar manusia dapat menanggapi realitas secara rasional dan bertanggung jawab. Filsafat dapat dipandang sebagai usaha manusia untuk menangani pertanyaan fundamental secara bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai