Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Frekuensi Radio Komunitas Ganggu Penerbangan

Wednesday, 14 March 2007 Saat ini telah ditemukan intermodulasi antara beberapa radio komunitas dengan radio existing (Radio Elgangga, Radio Kayu Manis, Radio Monalisa, dan Radio Pelita Kasih). Hal ini mengakibatkan munculnya frekuensi baru di sekitar frekuensi 118,3 MHz dengan modulasi dari radio existing tersebut. Menurut Gatot S. Dewa Broto, Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel, sebagai dampak intermodulasi tersebut, komunikasi antara pilot dengan menara bandara Halim Perdana Kusuma menjadi terganggu dan berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan pesawat terbang di area bandara. Lebih lanjut Gatot menjelaskan dalam siaran persnya, Ditjen Postel masih melanjutkan penanganan gangguan untuk lebih mengetahui lokasi sumber gangguan frekuensi radio tersebut dengan berkoordinasi dengan Kantor Balai Monitoring Frekuensi Radio Ditjen Postel di Bandung. Beberapa sumber gangguan di antaranya berada di wilayah Bekasi (Jawa Barat). Sementara itu, Ditjen Postel mengimbau masyarakat pengguna radio komunitas agar menghentikan pancarannya karena mengganggu keselamatan penerbangan. Keberadaan radio-radio komunitas tersebut saat ini dipandang sudah melampau batas ketentuan yang berlaku. Akibatnya, sebagian di antaranya mulai berpengaruh negatif. Para pengguna radio komunitas di area Bandara Halim Perdanakusuma yang diduga menjadi sumber gangguan ini akan segera dikumpulkan oleh Ditjen Postel untuk memperoleh pembinaan supaya tidak menyalahgunakan peralatan komunikasi tersebut. Pada kenyataannya, Ditjen Postel melalui Balai Monitoring Frekuensi Radio dan Loka Monitoring Frekuensi Radio Ditjen Postel yang tersebar di seluruh Indonesia sudah beberapa kali mengingatkan kepada entitas pengguna frekuensi radio yang diduga menjadi salah satu sumber gangguan terhadap komunikasi penerbangan udara. Beberapa bulan lalu, Kantor Loka Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Ditjen Postel di Ternate menemukan terjadinya pelanggaran penggunaan spektrum frekuensi radio oleh Radio Siaran Generasi Muda Creatif (Radio GMC) Ternate FM 98,2 MHz. Pelanggaran di Ternate itu berupa adanya siaran di luar alokasi frekuensi yang telah ditetapkan dan penyimpangan penggunaan frekuensi sebesar 75 KHz dari batas maksimal yang telah diberikan. Berdasarkan pelanggaran tersebut, pada tanggal 14 Nopember 2005, Loka Monitoring Frekuensi Radio Ternate telah melayangkan surat teguran pertama kepada pimpinan radio GMC. Pelanggaran yang dilakukan oleh Radio GMC tersebut diperkuat oleh laporan Kepala Bandara Udara Sultan Babullah Ternate melalui suratnya kepada Kepala Loka Monitoring Spektrum Radio dan Orbit Satelit Ditjen Postel di Ternate tertanggal 17 Desember 2005 bahwa telah terjadi gangguan komunikasi pada frekuensi penerbangan di Bandara Sultan Babullah yang mengancam keselamatan penerbangan sipil. Akan tetapi, radio GMC tidak mengindahkan surat peringatan pertama tersebut dan masih terus melakukan pelanggaran sehingga frekuensi penerbangan di Bandara Sultan Babullah terus terganggu. Gangguan frekuensi tersebut juga kembali dilaporkan oleh petugas Menara Bandara Sultan Babullah kepada Loka Frekuensi Radio Ditjen Postel di Ternate, sehingga Kepala Loka Monitoring Frekuensi Radio Ternate kembali melayangkan surat

teguran yang kedua kalinya kepada pimpinan radio GMC. Jika peringatan itu tidak diindahkan hingga peringatan ketiga kalinya, Loka Frekuensi Radio Ditjen Postel di Ternate berhak melakukan tindakan hukum dengan meminta pihak Kepolisian untuk melakukan penyitaan perangkat radio GMC tersebut. Mengenai pemantauan terhadap komunikasi penerbangan udara di Bandara Halim Perdanakusuma ini bukan semata-mata karena adanya VVIP Area, tetapi juga berlaku bagi kawasan bandara udara lainnya serta instalasi strategis di seluruh Indonesia. Ditjen Postel juga tetap sejalan dengan larangan otoritas bandara maupun awak kabin penerbangan udara terhadap penggunaan telefon seluler dalam penerbangan udara (menjelang take off, selama penerbangan maupun saat landing menuju taxiing pesawat udara). Sumber : sda-indo.com

Anda mungkin juga menyukai