Anda di halaman 1dari 27

SYAIKH ALLAMAH ABDUL QODIR ABDUL AZIZ SYAIKH ALLAMAH ABDUL QODIR ABDUL AZIZ SYAIKH ALLAMAH ABDUL

QODIR ABDUL AZIZ SYAIKH ALLAMAH ABDUL QODIR ABDUL AZIZ


KEDUDUKAN KEDUDUKAN KEDUDUKAN KEDUDUKAN
TAUHID DAN JIHAD TAUHID DAN JIHAD TAUHID DAN JIHAD TAUHID DAN JIHAD











BANTAHAN TERHADAP SAFAR HAWALI DALAM BANTAHAN TERHADAP SAFAR HAWALI DALAM BANTAHAN TERHADAP SAFAR HAWALI DALAM BANTAHAN TERHADAP SAFAR HAWALI DALAM
CATATANNYA TERHADAP BUKU SYAIKHUL CATATANNYA TERHADAP BUKU SYAIKHUL CATATANNYA TERHADAP BUKU SYAIKHUL CATATANNYA TERHADAP BUKU SYAIKHUL
MUJAHIDIN ABDULLOH AZZAM MUJAHIDIN ABDULLOH AZZAM MUJAHIDIN ABDULLOH AZZAM MUJAHIDIN ABDULLOH AZZAM AD AD AD AD- -- -DIFA AN DIFA AN DIFA AN DIFA AN
ARODHIL MUSLIMIN AHAMMU FURUUDHIL AYAAN ARODHIL MUSLIMIN AHAMMU FURUUDHIL AYAAN ARODHIL MUSLIMIN AHAMMU FURUUDHIL AYAAN ARODHIL MUSLIMIN AHAMMU FURUUDHIL AYAAN



1
Judul Asli:
-- '= =
= - --= -'=- --- '- '= --'-
" '-=` .---'- - .= '- "
Penulis:
ASY-SYAIKH AL-ALLAMAH ABDUL QODIR
BIN ABDUL AZIZ IMAM ASY-SYARIF
Judul Terjemahan:
KEDUDUKAN TAUHID DAN JIHAD
Alih Bahasa:
MUHAMMAD ROHIL AS-SOLOFI

AL AL AL AL- -- -QOIDUN GROUP QOIDUN GROUP QOIDUN GROUP QOIDUN GROUP
Jamaah Simpatisan & Pendukung Mujahidin

Semoga Alloh Jalla wa Alaa membalas kebaikan orang
yang menyebar buku ini tanpa merubah isinya dan tidak
mempergunakannya untuk kepentingan komersil kecuali
seijin Publisher, pergunakanlah untuk kepentingan kaum
Muslimin !

Maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana
saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka.
Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian
2
Segala puji bagi Alloh, Robb semesta alam. Dan
sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada
pemuka para Rosul SAW, keluarga, dan para
sahabatnya.
Amma Badu:
Telah lama saya mengkaji buku yang berjudul AD AD AD AD- -- -
DIFA AN ARODHIL MUSLIMIN AHAMMU DIFA AN ARODHIL MUSLIMIN AHAMMU DIFA AN ARODHIL MUSLIMIN AHAMMU DIFA AN ARODHIL MUSLIMIN AHAMMU
FURUDHIL AYAN FURUDHIL AYAN FURUDHIL AYAN FURUDHIL AYAN, lalu setelah itu aku
mendengarkan kritikan Doktor Doktor Doktor Doktor Safar Safar Safar Safar Hawali Hawali Hawali Hawali terhadap
buku tersebut dari sebuah kaset rekaman. Kritikan itu
bagus dan bermanfaat, namun ada beberapa hal yang
harus diperhatikan. Dan saya menunggu-nunggu
supaya Doktor Doktor Doktor Doktor Abdulloh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Azzam Azzam Azzam Azzam menjelaskan terhadap
beberapa pemahamannya yang dipahami secara rancu
(oleh doktor safar doktor safar doktor safar doktor safar) di dalam bukunya tersebut. Namun
kematian telah menjemputnya dan beliau berpindah
ke sisi Robbnya, semoga Alloh merahmatinya.
Oleh karena itu saya berpikir untuk menulis
kritikan terhadap kritikan DR. Safar Safar Safar Safar Hawali Hawali Hawali Hawali khususnya
setelah saya dapatkan ada sejumlah orang yang buruk
pemahamannhya terhadap perkataan DR DR DR DR Safar Safar Safar Safar Hawali Hawali Hawali Hawali
tersebut lalu mereka menjadikannya sebagai alasan
untuk tidak berangkat berjihad di jalan Alloh Taala.
Berikut ini saya sebutkan beberapa perkataan DR. DR. DR. DR.
Safar Hawali Safar Hawali Safar Hawali Safar Hawali kemudian saya lanjutkan dengan kritikan
saya terhadap perkatannya tersebut, insya Alloh:
3
DR. Safar Hawali DR. Safar Hawali DR. Safar Hawali DR. Safar Hawali berkata: Kewajiban yang paling Kewajiban yang paling Kewajiban yang paling Kewajiban yang paling
penting dan utama yang diwajibkan oleh Alloh SWT penting dan utama yang diwajibkan oleh Alloh SWT penting dan utama yang diwajibkan oleh Alloh SWT penting dan utama yang diwajibkan oleh Alloh SWT
kepada kepada kepada kepada hamba hamba hamba hamba- -- -hamba hamba hamba hamba- -- -N NN Nya adalah ya adalah ya adalah ya adalah mentauhidkan mentauhidkan mentauhidkan mentauhidkan
Alloh Alloh Alloh Alloh yaitu yaitu yaitu yaitu memurnikan ibadah h memurnikan ibadah h memurnikan ibadah h memurnikan ibadah hanya anya anya anya kepada Alloh kepada Alloh kepada Alloh kepada Alloh
SWT. SWT. SWT. SWT. Maka kalau kita katakan membela negeri Maka kalau kita katakan membela negeri Maka kalau kita katakan membela negeri Maka kalau kita katakan membela negeri- -- -negeri negeri negeri negeri
kaum muslimin kaum muslimin kaum muslimin kaum muslimin itu itu itu itu adalah fardhu ain yang paling adalah fardhu ain yang paling adalah fardhu ain yang paling adalah fardhu ain yang paling
penting adalah sesuatu yang penting adalah sesuatu yang penting adalah sesuatu yang penting adalah sesuatu yang aneh, di aneh, di aneh, di aneh, di mana mana mana mana orang orang orang orang yang yang yang yang
adil adil adil adil pasti akan pasti akan pasti akan pasti akan melarangnya melarangnya melarangnya melarangnya. .. .
Dan beliau juga mengatakan: Tidak sama Tidak sama Tidak sama Tidak sama antara antara antara antara
jihad jihad jihad jihad i ii itu tu tu tu suatu kewajiban suatu kewajiban suatu kewajiban suatu kewajiban dengan orang yang dengan orang yang dengan orang yang dengan orang yang
mengatakan mengatakan mengatakan mengatakan bahwa membela negeri bahwa membela negeri bahwa membela negeri bahwa membela negeri- -- -negeri kaum negeri kaum negeri kaum negeri kaum
muslimin adalah fardhu ain yang paling penting, muslimin adalah fardhu ain yang paling penting, muslimin adalah fardhu ain yang paling penting, muslimin adalah fardhu ain yang paling penting,
berdasarkan berdasarkan berdasarkan berdasarkan kitab atau sunnah yang mana kitab atau sunnah yang mana kitab atau sunnah yang mana kitab atau sunnah yang mana saja. Dengen saja. Dengen saja. Dengen saja. Dengen
demikian demikian demikian demikian kita kita kita kita harus mengetahui harus mengetahui harus mengetahui harus mengetahui sesuatu yang sesuatu yang sesuatu yang sesuatu yang
berlebih berlebih berlebih berlebih- -- -lebihan yang terda lebihan yang terda lebihan yang terda lebihan yang terdapat pat pat pat pada pada pada pada judul dan judul dan judul dan judul dan buku buku buku buku
ini ini ini ini, dan yang terdapat di dalam buku ini, , dan yang terdapat di dalam buku ini, , dan yang terdapat di dalam buku ini, , dan yang terdapat di dalam buku ini, meskipun meskipun meskipun meskipun
kami tidak mengingkari pokok permasalahan ini. kami tidak mengingkari pokok permasalahan ini. kami tidak mengingkari pokok permasalahan ini. kami tidak mengingkari pokok permasalahan ini.
Dan beliau juga mengatakan: Apakah membela Apakah membela Apakah membela Apakah membela
negeri negeri negeri negeri- -- -negeri kaum muslimin negeri kaum muslimin negeri kaum muslimin negeri kaum muslimin itu itu itu itu fardhu ain yang fardhu ain yang fardhu ain yang fardhu ain yang
paling utama? paling utama? paling utama? paling utama? Yang bera Yang bera Yang bera Yang berartinya merupakan rtinya merupakan rtinya merupakan rtinya merupakan kewajiban kewajiban kewajiban kewajiban
yang harus dilakukan oleh setiap muslim, yang harus dilakukan oleh setiap muslim, yang harus dilakukan oleh setiap muslim, yang harus dilakukan oleh setiap muslim, selain itu selain itu selain itu selain itu
juga ia merupakan kewajibannya yang paling utama juga ia merupakan kewajibannya yang paling utama juga ia merupakan kewajibannya yang paling utama juga ia merupakan kewajibannya yang paling utama
dan dan dan dan harus didahulukan daripada seluruh kewajiban harus didahulukan daripada seluruh kewajiban harus didahulukan daripada seluruh kewajiban harus didahulukan daripada seluruh kewajiban
yang lainnya, yaitu yang lainnya, yaitu yang lainnya, yaitu yang lainnya, yaitu membela negara membela negara membela negara membela negara. .. . Tidak!! Demi Tidak!! Demi Tidak!! Demi Tidak!! Demi
Alloh, tidak Alloh, tidak Alloh, tidak Alloh, tidak ada penjelasan semacam ini baik ada penjelasan semacam ini baik ada penjelasan semacam ini baik ada penjelasan semacam ini baik da da da dalam lam lam lam
Al Al Al Al- -- -Qur Qur Qur Qur a aa an nn n maupun dalam maupun dalam maupun dalam maupun dalam As As As As- -- -Sunnah. Sunnah. Sunnah. Sunnah. Y YY Yang kita ang kita ang kita ang kita
ketahui bahwa fardhu ain yang paling utama ketahui bahwa fardhu ain yang paling utama ketahui bahwa fardhu ain yang paling utama ketahui bahwa fardhu ain yang paling utama dalam dalam dalam dalam
dien Alloh SWT itu dien Alloh SWT itu dien Alloh SWT itu dien Alloh SWT itu adalah ibadah kepada Alloh adalah ibadah kepada Alloh adalah ibadah kepada Alloh adalah ibadah kepada Alloh
4
semata semata semata semata d dd dan Ikhlash hanya untuk Alloh an Ikhlash hanya untuk Alloh an Ikhlash hanya untuk Alloh an Ikhlash hanya untuk Alloh SWT SWT SWT SWT. .. . Dan Dan Dan Dan
untuk itu untuk itu untuk itu untuk itulah, lah, lah, lah, maka kita berjihad maka kita berjihad maka kita berjihad maka kita berjihad dengan tujuan dengan tujuan dengan tujuan dengan tujuan supaya supaya supaya supaya
kalimatulloh kalimatulloh kalimatulloh kalimatulloh menjadi tinggi. Apakah menjadi tinggi. Apakah menjadi tinggi. Apakah menjadi tinggi. Apakah
permasalahannya permasalahannya permasalahannya permasalahannya? ?? ? permasalahan permasalahan permasalahan permasalahan wilayah wilayah wilayah wilayah, tanah , tanah , tanah , tanah atau atau atau atau
negeri. negeri. negeri. negeri. A AA Apakah membela pakah membela pakah membela pakah membela wilayah, membela negara, wilayah, membela negara, wilayah, membela negara, wilayah, membela negara,
karena karena karena karena untuk kepentingan untuk kepentingan untuk kepentingan untuk kepentingan tauhid tauhid tauhid tauhid? ?? ?. . . .
Insya Alloh di sini saya akan mengkritik penjelasan
ini dalam dua pembahasan:
Pertama Pertama Pertama Pertama : : : : Membantah tuduhan bahwa
Syaikh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Azzam Azzam Azzam Azzam rohimahulloh
berlebih-lebihan (ghulu) dengan menjelaskan
bahwa apa yang beliau katakan itu memiliki
alasan yang dibenarkan oleh syari.
Kedua Kedua Kedua Kedua : :: : Mengingatkan kepada sebagian
orang yang salah dalam memahami perkataan
DR S DR S DR S DR Safar afar afar afar, lalu mereka menjadikan belajar
tauhid itu sebagai alasan untuk tidak berangkat
berjihad yang hukumnya fardlu 'ain karena
beranggapan bahwa belajar tauhid itu lebih
utama daripada berjihad.
Sebelumnya saya sampainkan tujuh Kata Pengantar
(Pendahuluan) yang merupakan landasan pembahasan:
5
Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama Pertama Pertama Pertama
TAUHID ADALAH KEWAJIBAN YANG TAUHID ADALAH KEWAJIBAN YANG TAUHID ADALAH KEWAJIBAN YANG TAUHID ADALAH KEWAJIBAN YANG
PERTAMA PERTAMA PERTAMA PERTAMA
Pensyarh kitab Al 'Aqidah Ath Thohawiyah
berkata: Kewajiban pertama yang harus dikerjakan
oleh setiap mukallaf (orang yang berakal yang telah
baligh) adalah bersaksi bahwa tidak ada ilah
(sesembahan yang hakiki) selain Alloh.
1

Ibnu Abbas ra Ibnu Abbas ra Ibnu Abbas ra Ibnu Abbas ra berkata: Ketika Nabi SAW mengutus
Muadz bin Jabal ke negeri Yaman, beliau bersabda
kepadanya:
,

....
Sesungguhnya kamu akan mendatangi sebuah
kaum dari kalangan ahlul kitab, maka hendaknya
pertama kali kamu serukan kepada mereka adalah agar
mereka mengesakan Alloh taala. Apabila mereka telah
mengetahui hal itu maka beritahukanlah kepada
mereka bahwa Alloh telah mewajibkan kepada mereka
untuk melaksanakan sholat lima waktu (HR. Al-
Bukhori).
Dalam riwayat lain:

1
Syarh Al 'Aqidah Ath Thohawiyah, hal. 75, cet. 1403 H.
6

.
Apabila kamu datang kepada mereka serukanlah
agar mereka bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan
yang hakiki) selain Alloh dan Muhammad adalah
utusan Alloh. (HR. Muttafaqun alaih)
Hadits itu menunjukkan bahwa tauhid --- yang
diterima dengan cara mengikrarkan dua kalimat
syahadat --- itu adalah kewajiban yang paling pertama,
dan sesungguhnya khitob (perintah) yang berupa
kewajiban-kewajiban dan syariat-syariat --- yang
berbentuk ibadah --- tidak terwujud kecuali setelah
mengikrarkan keimanan dan tauhid.
2

Alloh Taala berfirman:


Dan barang siapa yang mengingkari keimanan
maka telah terhapus amalnya.
3

Maka tidak ada perintah (khitob) yang berupa
syareat-syareat kecuali setelah iman.

2
Lihatlah pembahasan khithobul kuffar bisy syaro-i' di dalam
kitab Syarhut Talwih 'Alat Taudlih buku tentang Ushul Fuqih I /
213.
3
Al Maidah : 5
7
Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Kedua Kedua Kedua Kedua
IMAN ITU IMAN ITU IMAN ITU IMAN ITU AD AD AD ADA YANG A YANG A YANG A YANG FARDLU AIN FARDLU AIN FARDLU AIN FARDLU AIN DAN ADA DAN ADA DAN ADA DAN ADA
YANG YANG YANG YANG FARDLU KIFAYAH FARDLU KIFAYAH FARDLU KIFAYAH FARDLU KIFAYAH
Tauhid adalah rukun yang pertama dalam rukun
iman yang berjumlah enam, sementara iman itu ada
yang fardhu ain, yaitu iman yang mujmal (secara
global) dan ada yang fardhu kifayah, yaitu iman yang
mufashol (secara terperinci) yang mana iman yang
mufashol ini merupakan buah dari ilmu. Ibnu Ibnu Ibnu Ibnu
Taimiyah Taimiyah Taimiyah Taimiyah rohimahulloh berkata: Tidak diragukan lagi
bahwa setiap orang wajib untuk beriman secara
mujmal (global) dengan ajaran yang dibawa oleh
Rosululloh SAW, dan tidak diragukan lagi bahwa
mengetahui ajaran yang dibawa oleh Rosululloh SAW
secara mufashol (terperinci) itu adalah fardhu
kifayah.
4
Perkataan ini disebutkan secara lengkap
oleh pensyarah kitab Al ' Al ' Al ' Al 'Aqidah Aqidah Aqidah Aqidah Ath Ath Ath Ath Thohawiyah Thohawiyah Thohawiyah Thohawiyah.
5

Ibnu Hajar Ibnu Hajar Ibnu Hajar Ibnu Hajar rohimahulloh mengatakan bahwa:
Imam Al Imam Al Imam Al Imam Al- -- -Ghozali Ghozali Ghozali Ghozali berkata: Suatu kaum telah
melampaui batas, mereka mengkafirkan kaum
muslimin yang awwam, dan mereka menganggap
bahwa orang yang tidak mengetahui al 'aqo-id asy
syar'iyah (keyakinan-keyakinan dalam syariat) beserta
dalil-dalilnya yang mereka paparkan, maka orang
tersebut kafir. Dengan demikian mereka telah

4
Majmu Fatawa : III / 312.
5
Syarh Al Aqidah Ath Thohawiyah hal. 66, cet. Al Maktab Al
Islaami 1403 H.
8
menyempitkan rahmat Alloh yang luas, dan
menjadikan syurga yang luas itu khusus hanya untuk
segelintir mutakallimin mutakallimin mutakallimin mutakallimin (orang-orang ahli filsafat).
Yang senada dengan ini juga dikatakan oleh Abul Abul Abul Abul
Mudhofar bin Mudhofar bin Mudhofar bin Mudhofar bin As As As As Samani Samani Samani Samani, dan beliau membantah
secara panjang lebar terhadap orang yang berpendapat
seperti ini. Beliau juga menukil dari kebanyakan para
imam fatwa, bahwa mereka mengatakan: Tidak boleh
memberikan beban kepada masyarakat awam untuk
meyakini dasar-dasar aqidah disertai dalil-dalilnya,
karena hal itu terkadang lebih berat daripada
mempelajari cabang-cabang fiqh.
6

Ibnu Hajar Ibnu Hajar Ibnu Hajar Ibnu Hajar juga mengatakan bahwa: Sebagian di
antara mereka ada yang berkata: Yang dituntut dari
setiap orang adalah membenarkan secara mantap
dengan tidak bercampur dengan keraguan terhadap
wujud Alloh taala dan beriman kepada para Rosul-Nya
serta ajaran yang mereka bawa, dengan cara
bagaimanapun dia melakukannya dan dengan jalan apa
saja yang dapat menghantarkan dia seperti itu,
walaupun hanya semata-mata dengan taqlid (ikut-
ikutan) apabila hal itu dapat membebaskannya dari
kebimbangan. Imam Al Imam Al Imam Al Imam Al- -- -Qurthubi Qurthubi Qurthubi Qurthubi berkata: Inilah yang
dilakukan oleh para imam fatwa dan para imam salaf
sebelum mereka. Kemudian sebagian mereka berhujjah
dengan perkataan yang telah disebutkan di muka
mengenai dasar fithroh dan dengan hadits mutawatir

6
Fat-hul Bari XIII / 349.
9
dari Nabi SAW, kemudian para sahabat, bahwasanya
mereka semua menganggap Islam terhadap setiap
orang yang masuk Islam dari orang-orang Arab kolot
penyembah berhala, mereka semua menerima orang-
orang Arab kolot penyembah berhala tersebut (sebagai
orang Islam-pent.) dengan mengikrarkan dua kaliamat
syahadat, dan dengan melaksanakan hukum-hukum
Islam tanpa mengharuskan mereka untuk mempelajari
dalil-dalilnya.
7


7
Fat-hul Bari XIII / 352-353.
10
Ka Ka Ka Kata Pengantar ta Pengantar ta Pengantar ta Pengantar Ketiga Ketiga Ketiga Ketiga
TAUHID ADALAH TUJUAN TAUHID ADALAH TUJUAN TAUHID ADALAH TUJUAN TAUHID ADALAH TUJUAN SEDANGKAN SEDANGKAN SEDANGKAN SEDANGKAN
JIHAD JIHAD JIHAD JIHAD SALAH SATU SALAH SATU SALAH SATU SALAH SATU SARANA UNTUK SARANA UNTUK SARANA UNTUK SARANA UNTUK
MEWUJUDKANNYA MEWUJUDKANNYA MEWUJUDKANNYA MEWUJUDKANNYA

Alloh taala berfirman:

Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah
dan sehingga seluruh agama menjadi milik Alloh.
8

Dan Rosululloh SAW bersabda:

.
Aku diperintahkan untuk memerangi seluruh
manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada ilah
(sesembahan yang hakiki) selain Alloh dan bahwa
Muhammad adalah Rosululloh. (HR. Muttafaqun
Alaih).
Dan Nabi SAW bersabda:



8
Al Anfal : 39.
11
Aku diutus menjelang hari kiyamat dengan
pedang sehingga hanya Alloh taala saja yang
diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya (HR.Ahmad, dan
dishohihkan oleh Al-Albani).
Sebagaimana yang anda lihat, kata (sehingga)
diulang-ulang pada ketiga hadits di atas, sedangkan
kata (sehingga) itu berfungsi sebagai tujuan,
yaitu apa yang disebutkan sesudah kata tersebut
merupakan tujuan dari apa yang disebutkan sebelum
kata tersebut
9
. Dengan demikian kita dapat
menyimpulkan bahwa tauhid itu adalah tujuan dari
jihad sedangkan jihad adalah sarana untuk
mewujudkan tauhid.
Dengan begitu dapat kita pahami bahwa jihad
bukan merupakan sebuah tujuan, akan tetapi jihad itu
fungsinya adalah untuk mewujudkan tauhid. Dan
diantara yang dapat menjelaskan permasalahan ini
secara gamblang adalah: Jika kita memahami
bahwasanya Alloh taala mewajibkan kepada seluruh
para nabi dan seluruh umat untuk bertauhid,
sebagaimana yang diterangkan dalam firman Alloh
taala:



9
Sayrhut Talwih I / 112.
12
Dan telah Kami utus kepada tiap-tiap umat
seorang Rosul agar yang menyerukan: beribadahlah
kalian kepada Alloh dan jauhilah thoghut.
10

Akan tetapi Alloh tidak mewajibkan jihad ---
dalam bentuk peperangan orang-orang mumin
melawan orang-orang kafir --- terhadap seluruh Nabi
karena kewajiban jihad itu dimulai pada masa Nabi
Musa 'alaihis salam. Hal ini disebutkan oleh Al Al Al Al- -- -
Qurthubi Qurthubi Qurthubi Qurthubi di dalam tafsirannya terhadap firman Alloh
ta'ala yang berbunyi:
...
Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-
orang mumin
11

12

Dan disebutkan oleh Ibnu Katsir di dalam
tafsirannya terhadap firman Alloh ta'ala yang
berbunyi:

Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada
Musa Al-Kitab (Taurot) sesudah kami binasakan
generasi-generasi yang terdahulu
13

14


10
An Nahl : 36.
11
At Taubah: 111.
12
Tafsir Al Qurthubi VIII / 268.
13
Al Qoshosh: 43.
14
Tafsir Ibnu Katsir III / 390.
13
Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Keempat Keempat Keempat Keempat
DALAM BEBERAPA KEADAAN DALAM BEBERAPA KEADAAN DALAM BEBERAPA KEADAAN DALAM BEBERAPA KEADAAN JIHAD JIHAD JIHAD JIHAD
HUKUMNYA HUKUMNYA HUKUMNYA HUKUMNYA FARDHU AIN FARDHU AIN FARDHU AIN FARDHU AIN SEDANGKAN ORANG SEDANGKAN ORANG SEDANGKAN ORANG SEDANGKAN ORANG
YANG YANG YANG YANG MENINGGALKAN JIH MENINGGALKAN JIH MENINGGALKAN JIH MENINGGALKAN JIHAD AD AD AD YANG YANG YANG YANG
BERHUKUM BERHUKUM BERHUKUM BERHUKUM FARDHU AIN FARDHU AIN FARDHU AIN FARDHU AIN ITU ITU ITU ITU ADALAH ADALAH ADALAH ADALAH
BER BER BER BERDOSA BESAR DAN FASIQ DOSA BESAR DAN FASIQ DOSA BESAR DAN FASIQ DOSA BESAR DAN FASIQ

Keadaan-keadaan yang mana pada saat itu jihad
fardhu ain itu ada 3 yaitu:
A. Apabila dua barisan (barisan orang
beriman dan barisan orang kafir) saling bertemu dan
dua pasukan saling berhadapan. Hal ini berdasarkan
firman Alloh taala yang berbunyi:

. .. .

. .. .
Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian
bertemu dengan orang-orang kafir yang sedang
menyerangmu, maka janganlah kalian
membelakangi mereka (mundur). Barang siapa yang
membelakangi mereka (mundur) pada waktu itu,
kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak
bergabung dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa
14
kemurkaan dari Alloh, dan tempatnya adalah
Neraka Jahannam dan amat buruklah tempat
kembalinya.
15

Dan firman Alloh:

Apabila kalian bertemu dengan musuh maka
tetap teguhlah
16

B. Apabila musuh menyerang suatu negeri
tertentu, fardlu 'ain hukumnya bagi penduduk
negeri tersebut untuk memerangi musuh yang
menyerang tersebut. Dalil atas wajibnya hal ini
adalah juga ayat-ayat di atas karena disini juga
terjadi pertemuan dengan orang-orang kafir, dan
pertemuan dengan sebuah kelompok yang
menyerang kaum muslimin. Inilah yang
dimaksudkan oleh DR. Abdulloh Azzam DR. Abdulloh Azzam DR. Abdulloh Azzam DR. Abdulloh Azzam
rohimahulloh dengan Membela Negeri-negeri
Kaum Muslimin ( (( ( ) ) ) )
C. Apabila imam melakukan istinfar
(memobilisasi) suatu kaum untuk berangkat
berperang, maka mereka wajib berangkat
bersamanya.
Karena Alloh taala berfirman:

15
Al Anfal: 15-16.
16
Al Anfal: 45.
15


Hai orang-orang yang beriman, mengapa jika
dikatakan kepada kalian: Berangkatlah untuk
berperang di jalan Alloh!", kalian merasa berat dan
ingin tinggal di tempatmu?
Hingga firman Alloh ta'ala yang berbunyi:

Jika kamu tidak berangkat berperang, niscaya
Alloh akan menyiksa kalian dengan siksaan yang
pedih
17

Dan Sabda Nabi SAW:

Apabila kalian diperintahkan untuk berangkat
berperang maka berangkatlah. (Muttafaqun alaih).

Inilah kondisi-kondisi di mana pasa saat itu jihad
hukumnya fardhu ain sebagaimana yang disebutkan
oleh Ibnu Qudamah Ibnu Qudamah Ibnu Qudamah Ibnu Qudamah
18
. Dan anda dapat lihat sendiri
bahwa orang-orang yang tidak melaksanakan jihad
ketika hukumnya fardhu ain, ia diancam mendapatkan

17
At Taubah : 38-39.
18
Al Mughni Wa Syarhul Kabir X / 365.
16
kemarahan dari Alloh taala dan mendapatkan siksaan,
sebagaimana disebutkan dalam firman Alloh taala:

sungguh dia mendapat kemarahan dari Alloh
dan tempat kembalinya adalah Jahannam
Dan firman Alloh:

Jika kalian tidak berangkat jihad niscaya Alloh
akan menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih.
Dan oleh karena di antara tanda-tanda dosa besar
itu adalah disebutkannya ancaman di akherat, maka
dengan demikian setiap orang yang tidak
melaksanakan jihad ketika hukumnya fardhu ain, ia
berdosa besar karena dia diancam dengan siksaan, dan
pelaku dosa besar itu adalah fasiq, sedangkan orang
yang fasiq gugur sifat 'adalahnya (artinya; dia tidak
dapat dipercaya lagi-pent.) baik 'adalahtur riwayah
(kepercayaan untuk menjadi rowi) maupun 'adalatusy
syahadah (kepercayaan untuk menjadi saksi-pent.).
17
Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Kelima Kelima Kelima Kelima
SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT- -- -SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT DIWAJIBKANNYA DIWAJIBKANNYA DIWAJIBKANNYA DIWAJIBKANNYA JIHAD JIHAD JIHAD JIHAD

Syarat-syarat yang menjadikan jihad itu menjadi
fardhu kifayah ada sembilan, yaitu: Islam, baligh,
berakal, laki-laki, tidak cacat, merdeka, memiliki
biaya, idzin kedua orang tua dan izin kepada orang
yang menghutangi.
19

Namun apabila jihad menjadi fardhu ain maka
syarat-syaratnya ada lima, yaitu lima syarat pertama
dari sembilan syarat di atas, tidak sebagai mana orang
yang tidak mensyaratkan laki-laki dalam jihad yang
hukumnya fardlu 'ain, sehingga ia mengatakan:
Seorang wanita keluar tanpa perlu izin kepada
suaminya. Dan orang yang berpendapat seperti ini
banyak dari kalangan fuqoha'. Masalah ini telah saya
bahas secara detail dalam kitabku yang berjudul Al Al Al Al
Umdah Fi Idadil Umdah Fi Idadil Umdah Fi Idadil Umdah Fi Idadil ' '' 'Uddah Uddah Uddah Uddah. Di sana saya katakan bahwa
pada zaman Nabi SAW jihad itu sering hukumnya
fardlu 'ain, namun demikian Rosululloh SAW tidak
memerintahkan kaum wanita untuk keluar berperang.
Pada perang Tabuk, ketika itu terjadi mobilisasi umum
--- dan ini adalah keadaan yang ketiga di mana jihad
hukumnya fardhu ain sebagaimana yang telah
disebutkan dalam kata pengantar yang telah --- dan

19
Al Mughni Wa Syarhul Kabir X / 366 dan 371-383.
18
Nabi SAW menjadikan Ali sebagai penggantinya di
Madinah, maka Ali berkata:

Apakah engakau tinggalkan aku bersama para
wanita dan anak-anak. (HR. Al-Bukhoriy)
Para wanitapun tidak ikut berangkat berperang
meskipun ketika mobilisasi umum, dan meskipun
mereka juga masuk orang yang mendapatkan perintah
dalam keumuman ayat yang berbunyi:

Wahai orang-orang yang beriman mengapa
apabila dikatakan kepada kalian: Berangkatlah untuk
berperang
20

maka itu menunjukkan bahwa mereka bukan
termasuk orang yang keluar berangkat untuk berjihad.
Dan juga dalam perang Khandaq ketika musuh
menduduki kota Madinah dan itu kondisi kedua jihad
menjadi fardhu ain seperti yang telah lalu para wanita
tidak keluar untuk berjihad, dan mereka juga tidak
diperintah untuk keluar. Ini menunjukkan bahwa
jihad tidak wajib bagi mereka baik ketika fardhu ain
ataupun fardhu kifayah. Maka yang ada adalah sabda
Nabi SAW:


20
At Taubah: 38.
19
Jihad kalian adalah berhaji
Secara umum tanpa ada pengkhususan, dan hadits
ini shohih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari
Aisyah rodliyallohu 'anha.
Namun demikian bagi seorang wanita boleh
melakukan hal yang sunnah dengan keluar untuk
berperang atas izin Amir
21
dan hendaknya dia
berperang demi jiwanya apabila musuh masuk ke
dalam rumah-rumah mereka, karena itu termasuk
dalam bab membela diri.
Maksud daripada menyebutkan syarat-syarat di
atas untuk menerangkan dua hal:
Pertama : Pertama : Pertama : Pertama : bahwa ilmu bukan syarat kewajiban
jihad, karena jihad wajib bagi orang yang berilmu
maupun yang bodoh dan makna lain: tidak boleh
seorangpun meninggalkan jihad yang bersifat fardhu
ain yang telah kami sebutkan kondisi-kondisinya
dengan alasan sibuk untuk mencari ilmu yang fardhu
ain maupun yang fardhu kifayah sebagaimana dalam
kata pengantar yang keenam.
Kedua : Kedua : Kedua : Kedua : bahwa sifat adil bukan syarat kewajiban
jihad, karena jihad wajib bagi orang yang sholih
maupun yang berdosa. Imam Asy Imam Asy Imam Asy Imam Asy- -- -Syaukani Syaukani Syaukani Syaukani rh berkata
dalam kitab Al Al Al Al- -- -Bahri Bahri Bahri Bahri: Secara ijma; boleh meminta
pertolongan kepada orang munafiq karena Nabi SAW
meminta pertolongan kepada Ibnu Ubay Ibnu Ubay Ibnu Ubay Ibnu Ubay dan sahabat-

21
Al Mughni Wa Syarhul Kabir X / 391
20
sahabatnya, dan secara ijma boleh meminta
pertolongan kepada orang fasiq melawan orang-orang
kafir
22

Berkata di dalam Al Al Al Al- -- -Majmu Majmu Majmu Majmu : Abu Bakar Al Abu Bakar Al Abu Bakar Al Abu Bakar Al- -- -
Jashshosh Jashshosh Jashshosh Jashshosh berkata di dalam kitab Ahkamul Qurban Qurban Qurban Qurban:
Jihad itu wajib bersama orang-orang fasiq
sebagaimana wajib jihad bersama orang-orang yang
adil, dan seluruh ayat yang mewajibkan kewajiban
jihad tidak membedakan antara melakukan jihad
bersama orang-orang fasiq dengan berjihad bersama
orang-orang adil yang sholih, dan juga orang-orang
fasiq itu apabila berjihad, mereka taat dalam hal itu.
23

Permasalahan ini telah disepakati dalam dasar-
dasar Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah.
24

Sebab-sebab dibebankan kepada orang yang tidak
adil dan fasiq untuk berjihad atau orang-orang yang
memiliki mutlakul iman (iman yang lemah) yang wajib
karena mendapat beban syariat-syariat. Walaupun dia
tidak memiliki iman yang mutlak artinya sempurna.
Maka orang fasiq dengan keimanannya yang kurang
termasuk di dalam keumuman ayat dalam firman
Alloh Taala:


22
Nailul Author: 8
23
Al Majmu Syarhul Muhadzab XIX / 279.
24
Lihat Syarh Al Aqidah Ath Thohawiyah, hal. 437, cet. 1403 H.
21
Wahai orang-orang yang beriman kenapa apabila
dikatakan kalian berangkatlah berperang dan ayat-
ayat yang lainnya.
Namun demikian sesungguhnya Amir boleh
melarang orang yang fasiq atau fajir (jahat) untuk
keluar berjihad apabila mudhorotnya lebih besar
daripada manfaatnya sebagaimana disebutkan oleh
Ibnu Qudamah Ibnu Qudamah Ibnu Qudamah Ibnu Qudamah rohimahulloh.
25


25
Al Mughni wa Syarhul Kabir X / 372.
22
Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Keenam Keenam Keenam Keenam
APABILA ADA APABILA ADA APABILA ADA APABILA ADA BEBERAPA BEBERAPA BEBERAPA BEBERAPA KEWAJIBAN ATAU KEWAJIBAN ATAU KEWAJIBAN ATAU KEWAJIBAN ATAU
BEBERAPA BEBERAPA BEBERAPA BEBERAPA HAK YANG SALING BERTENTANGAN, HAK YANG SALING BERTENTANGAN, HAK YANG SALING BERTENTANGAN, HAK YANG SALING BERTENTANGAN,
MAKA MAKA MAKA MAKA DIDAH DIDAH DIDAH DIDAHULUKAN ULUKAN ULUKAN ULUKAN YANG YANG YANG YANG MUDLOYYAQ MUDLOYYAQ MUDLOYYAQ MUDLOYYAQ
(MENDESAK) (MENDESAK) (MENDESAK) (MENDESAK) DARIPADA YANG DARIPADA YANG DARIPADA YANG DARIPADA YANG MUWASSA' MUWASSA' MUWASSA' MUWASSA'
(LONGGAR) (LONGGAR) (LONGGAR) (LONGGAR)

Imam Al Imam Al Imam Al Imam Al- -- -Qu Qu Qu Qurofi Al rofi Al rofi Al rofi Al- -- -Maliki Maliki Maliki Maliki berkata: Sesungguhnya
permasalahan ini dibangun diatas pemahaman yang
disimpulkan dari salah satu kaidah tarjih (menentukan
yang lebih utama) dan patokan untuk menentukan
mana perintah yang Alloh ta'ala lebih dahulukan, yaitu
yang menyatakan bahwa apabila ada beberapa hak
yang saling bertentangan maka didahulukan yang
mudloyyaq (lebih mendesak) daripada yang muwassa'
(longgar), karena sempitnya waktu itu menunjukkan
seolah-olah lebih diperhatikan oleh Sang Pembuat
syariat sehingga waktu pelaksanannya dibuat
mudloyyaq (sempit), dan bahwa apa yang dibolehkan
untuk diundur pelaksanaannya, dan dijadikannya
sebagai kelonggaran, tanpa ada dalil. Dan yang berfisat
al fauri (segera) itu lebih didahulukan daripada yang
bersifat al mutarokhi (memiliki toleransi waktu),
karena perintah yang bersifat segera itu menunjukkan
bahwa perintah tersebut lebih kuat daripada yang
diakhirkan.
Dan fardhu ain lebih di dahulukan daripada fardhu
kifayah, karena perintah yang ditujukan untuk seluruh
23
orang yang mukallaf (berakal dan baligh) itu
menunjukkan bahwa perintah tersebut lebih kuat
daripada perintah yang hanya ditujukan kepada
sebagian orang saja, dan juga karena fardhu kifayah itu
kemashlahatannya tidak terulang dengan diulanginya
amalan, padahal sebuah amalan yang kemashlahatan
berulang dalam segala bentuknya itu lebih kuat
keterkaitannya dengan maslahat dari pada amalan
yang tidak ada maslahatnya kecuali dalam beberapa
bentuk saja. Oleh karena itu sesuatu yang
dikhawatirkan akan terlewatkan itu lebih didahulukan
pelaksanaannya daripada sesuatu yang tidak
dikhawatirkan akan terlewatkan meskipun derajatnya
lebih tinggi darinya.
26


26
Al Furuq, karangan Al Qurofi, cet. Darul Marifah II / 203.
24
Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Kata Pengantar Ketujuh Ketujuh Ketujuh Ketujuh
LEBIH LEBIH LEBIH LEBIH DIDAHULUKAN DIDAHULUKAN DIDAHULUKAN DIDAHULUKAN TIDAK TIDAK TIDAK TIDAK MESTI MESTI MESTI MESTI BERA BERA BERA BERARTI RTI RTI RTI
LEBIH LEBIH LEBIH LEBIH DIUTAMAKAN DIUTAMAKAN DIUTAMAKAN DIUTAMAKAN

Sesuatu itu jika lebih didahulukan itu terasa
seakan-akan sesuatu tersebut lebih diutamakan, akan
tetapi tidak selalu begitu. Contohnya adalah jihad
dengan harta, ia lebih di dahulukan daripada jihad
dengan jiwa (fisik) di seluruh ayat Al Qur'an yang
menyebutkan kedua macam jihad itu secara
bersamaan, kecuali hanya dalam satu ayat saja, yaitu
firman Alloh ta'ala yang berbunyi:

Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-
orang mumin jiwa dan harta mereka.
Namun, lebih didahulukannya jihad dengan harta
daripada jihad dengan fisik dikebanyakan ayat Al
Qur'an tidaklah menunjukkan bahwa jihad dengan
harta itu lebih utama daripada jihad dengan jiwa
(fisik), bahkan justru jiwa itu lebih diutamakan
daripada harta di dalam adl dlorurotul khomsi (lima
kebutuhan mendesak). Akan tetapi karena dalam
banyak keadaan jihad secara fisik itu tidak dapat
terwujud kecuali dengan pengorbanan harta. Oleh
karena itu tersedianya biaya itu menjadi salah satu
syarat diwajibkannya jihad, sebagaimana yang telah
25
kami terangkan di depan, sehingga tidak tersedianya
biaya itu menggugurkan kewajiban jihad --- dalam hal
ini ada perinciannya --- sebagaimana yang diterangkan
dalam firman Alloh ta'ala:

Dan tidak ada dosa (lantaran tiada pergi berjihad)
bagi orang-orang yang tidak memiliki biaya.
27

Maka lebih didahulukannya harta pada
kebanyakan ayat bukan karena ia lebih utama, akan
tetapi karena kedudukannya sebagai pendahulu dari
jihad dengan fisik. Hal ini telah disinggung oleh Al Al Al Al- -- -
Allamah Asy Allamah Asy Allamah Asy Allamah Asy- -- -Sy Sy Sy Syanq anq anq anqit it it ith hh hi ii i rohimahulloh di dalam kitab
Adhwa Adhwa Adhwa Adhwa- -- -ul Ba ul Ba ul Ba ul Bayan yan yan yan
28
, dan telah saya bahas secara detail di
dalam kitabku yang berjudul Al Al Al Al- -- - Umdah Fi Idadil Umdah Fi Idadil Umdah Fi Idadil Umdah Fi Idadil
Uddah Uddah Uddah Uddah.


27
At Taubah: 91.
28
VIII / 184-185.
26
Setelah tujuh kata pengantar ini maka saya
akan jelaskan kritikan yang ingin saya sampaikan di
sini, yang mana --- sebagaimana yang saya katakan di
depan --- ada dua pembahasan:

PERTAMA : PERTAMA : PERTAMA : PERTAMA : Bantahan terhadap Bantahan terhadap Bantahan terhadap Bantahan terhadap tuduhan tuduhan tuduhan tuduhan
bahwa bahwa bahwa bahwa Asy Asy Asy Asy- -- -Syaikh Abdulloh Azzam Syaikh Abdulloh Azzam Syaikh Abdulloh Azzam Syaikh Abdulloh Azzam
rohimahulloh rohimahulloh rohimahulloh rohimahulloh telah berbuat telah berbuat telah berbuat telah berbuat ghuluw ghuluw ghuluw ghuluw
(berlebihan) dan (berlebihan) dan (berlebihan) dan (berlebihan) dan penjelasan penjelasan penjelasan penjelasan bahwa apa yang bahwa apa yang bahwa apa yang bahwa apa yang
dikatakannya adalah dianggap sah. dikatakannya adalah dianggap sah. dikatakannya adalah dianggap sah. dikatakannya adalah dianggap sah.
KEDUA KEDUA KEDUA KEDUA : : : : Peringatan bagi orang Peringatan bagi orang Peringatan bagi orang Peringatan bagi orang- -- -orang orang orang orang
yang sa yang sa yang sa yang salah dalam memahami perkataan lah dalam memahami perkataan lah dalam memahami perkataan lah dalam memahami perkataan Dr Dr Dr Dr. . . .
Safar Safar Safar Safar H HH Hawali. awali. awali. awali.
27
PERTAMA: PERTAMA: PERTAMA: PERTAMA:
Bantahan Terhadap Bantahan Terhadap Bantahan Terhadap Bantahan Terhadap Tuduhan Tuduhan Tuduhan Tuduhan Bahwa Bahwa Bahwa Bahwa Asy Asy Asy Asy- -- -Syaikh Syaikh Syaikh Syaikh
Abdulloh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Azzam Azzam Azzam Azzam Rohimahulloh Rohimahulloh Rohimahulloh Rohimahulloh Telah Berbuat Telah Berbuat Telah Berbuat Telah Berbuat
Ghuluw Ghuluw Ghuluw Ghuluw (Berlebihan) Dan (Berlebihan) Dan (Berlebihan) Dan (Berlebihan) Dan Penjelasan Penjelasan Penjelasan Penjelasan Bahwa Apa Yang Bahwa Apa Yang Bahwa Apa Yang Bahwa Apa Yang
Dikatakannya Adalah Dianggap Sah. Dikatakannya Adalah Dianggap Sah. Dikatakannya Adalah Dianggap Sah. Dikatakannya Adalah Dianggap Sah.

Dengan memohon pertolongan kepada Alloh ta'ala
saya katakan:
Tidak diragukan lagi bahwa berlebih-lebihan itu
adalah merupakan tuduhan, karena Rosululloh SAW
bersabda:

Janganlah kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya
orang-orang sebelum kalian binasa karena berlebih-
lebihan. (HR. Imam Ahmad dari Ibnu Abbas
rodliyallohu anhuma dan dishohihkan oleh Ibnu
Khuzaimah)
Apabila berlebih-lebihan itu merupakan tuduhan,
maka wajib untuk diteliti sebagai langkah awal untuk
membantahnya.
Sebagai permulaan saya katakan: Tidak
diperselisihkan lagi bahwa kewajiban yang paling
pertama itu adalah tauhid --- sebagaimana telah
diterangkan dalam kata pengantar pertama --- dan
bahwa jihad itu diysriatkan untuk mewujudkan tauhid
28
--- sebagaimana telah diterangakan dalam kata
pengantar ke tiga ---.
Adapun tuduhan yang dilontarkan oleh DR DR DR DR. .. . Safar Safar Safar Safar
terhadap perkataan DR DR DR DR. .. . Abdulloh Azzam Abdulloh Azzam Abdulloh Azzam Abdulloh Azzam, dengan
mengatakan bahwa membela tanah-tanah kaum
muslimin itu fardhu ain yang paling penting, maka
kami jawab: Sesungguhnya perkataan ini dibenarkan,
dan keterangannya adalah sebagai berikuti:
Pertama Pertama Pertama Pertama: Apabila kita katakan bahwa yang
dimaksud dari kalimat Fardhu ain yang paling
penting adalah paling utama, maka hendaknya tauhid
tidak dimasukkan ke dalam perbandingan (komparasi)
dengan jihad atau ibadah lainnya, karena tidak ada
satupun perintah pelaksanaan terhadap suatu
kewajiban kecuali setelah tauhid, sebagaimana yang
diterangkan dalam hadits Muadz bin Jabal Muadz bin Jabal Muadz bin Jabal Muadz bin Jabal
rodliyallohu anhu yang telah disebutkan dalam kata
pengantar pertama, bahkan seluruh kewajiban tidak
sah kecuali dengan tauhid, Alloh taala berfirman:

Barangsiapa yang mengingkari iman maka
terhapuslah amalnya.
Dengan begitu tauhid keluar dari ruang
perbandingan (komparasi) antar kewajiban, sehingga
yang bisa diperbandingkan itu hanyalah antara satu
kewajiban dengan kewajiban yang lainnya. Keterangan
29
ini sangat baik, meskipun terdapat satu persoalan
dengan Sabda Nabi SAW dalam cabang-cabang iman.

Yang paling tinggi adalah bersaksi bahwa tiada
ilah selain Alloh. (HR. Muslim dari Abu Huroiroh
rodloyallohu 'anhu).
Di dalam hadits Muadz Muadz Muadz Muadz tauhid disendirikan ketika
dalam dakwah dan penetapan syariat, adapun dalam
hadits Abu Huroiroh Abu Huroiroh Abu Huroiroh Abu Huroiroh tauhid dimasukkan ke dalam
kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah ke dalam
pemaparan dan perbandingan, berdasarkan ini kita
masuk kepada penjelasan kedua.

Kedua Kedua Kedua Kedua: Bahwa sesungguhnya kalimat fardhu fardhu fardhu fardhu
ain yang paling penting ain yang paling penting ain yang paling penting ain yang paling penting artinya adalah
mendahulukan kalimat yang diterangkan pada saat-
saat tertentu, bukan lebih mengutamakannya --- dan
dalam kata pengantar ketujuh telah diterangkan:
bahwa lebih mendahulukan itu tidak mesti berarti
lebih mengutamakan --- inilah keterangan yang benar
yang didukung oleh bahasa: Jika dikatakan: -
maka artinya: dia bertekad untuk
mengerjakannya
29
, jika dikatakan: maka

29
An Nihayah karangan Ibnul Atsir V / 274
30
artinya adalah: dia menginginkan sesuatu
30
, sedangkan
+ itu artinya adalah: tekad pertama
31
. Sebagaimana
yang engkau lihat kata tersebut artinya berkaitan
dengan perbuatan dan memulainya. Maka apabila ada
beberapa perbuatan yang harus dikerjakan dalam satu
waktu yang bersamaan, sedangkan waktu yang tersedia
tidak memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut kecuali salah satu beberapa pekerjaan
tersebut, maka pekerjaan yang dilakukan tersebut
disebut sebagai pekerjaan paling penting, karena
pekerjaan itu yang lebih engkau dahulukan
pelaksanaan daripada yang lainnya. Maka yang
dimaksud dengan yang paling penting itu adalah yang
paling didahulukan pelaksanaan, bukan paling utama.
Dan jihad ketika hukumnya fardhu ain apabila waktu
pelaksanaannya bertabrakan dengan amalan-amalan
lain yang hukumnya fardhu ain, maka jihad lebih
didahulukan pelaksanaannya daripada amalan-amalan
yang lain tersebut. Oleh karena itu jihad ketika
hukumnya fardhu ain lebih didahulukan
pelaksanaannya daripada melaksanakan sholat secara
sempurna ketika waktunya bertabrakan. Alloh taala
berfirman:

Apabila kalian merasa khawatir maka sholatlah
kalian sambil berjalan atau berkendaraan.

30
Mukhtarus Shihah, hal. 699.
31
Al Mujam Al Wasith II / 995.
31
Dan ketika dalam keadaan yang sangat
menakutkan sholat hanya dilaksanakan satu roka'at
saja. Boleh juga dilaksanakan dengan tidak menghadap
kiblat, dan dengan menggunakan isyarat. Padahal tidak
diperselisihkan lagi sholat itu lebih utama daripada
jihad, karena sholat itu termasuk salah satu dari 5
rukun Islam, sedangkan jihad tidak termasuk dalam
rukun Islam, dan sholat itu selamanya hukumnya
fardhu ain, sedangkan jihad tidak selalu fardlu 'ain
hukumnya. Dengan begitu engkau dapat memahami
perkataan Al Al Al Al- -- -Q QQ Qu uu urofi rofi rofi rofi yang berbunyi: Dan sesuatu yang
dikhawatirkan akan terlewatkan itu, pelaksanaannya
lebih didahulukan daripada yang tidak dikhawatirkan
akan terlewatkan, meskipun ia lebih tinggi derajatnya
daripada sesuatu yang lebih didahulukan tersebut.
32

Dan hal ini sudah disebutkan di dalam kata pengantar
ke enam secara detail.
Maka apabila kita katakan: sesungguhnya jihad
ketika hukumnya fardhu ain itu lebih penting dari
pada menyempurnakan sholat, maknanya adalah jihad
itu lebih didahulukan pelaksanaannya daripada
menyempurnakan sholat, jadi perkataan semacam ini
adalah benar, juga jihad ketika hukumnya fardhu ain
lebih didahulukan daripada izin kepada kedua orang
tua, ketika terjadi pertentangan, padahal itu juga
fardhu ain. Demikianlah.

32
Al Furuq: II/ 203.
32
Dari sini kita bertanya: Jika ada musuh yang kafir
menguasai salah satu negeri kaum muslim --- artinya
jihad hukumnya menjadi fardhu ain bagi penduduk
negeri tersebut --- sedangkan di negeri tersebut
terdapat kelompok bidah sehingga mereka wajib
untuk menuntut ilmu supaya menghilangkan bidah
dan meluruskan aqidah ---ini hukumnya juga fardhu
ain --- namun belajar tidak mungkin dilakukan
kecuali dengan keluar dari negeri itu yang artinya
meninggalkan jihad yang hukumnya fardhu ain.
Dalam keadaan seperti ini, manakah yang lebih
penting bagi kelompok tersebut? Jihad ataukah
memperbaiki aqidah? padahal keduanya merupakan
fardlu ain yang saling bertentangan? Telah kami
katakan: bahwa arti dari ( (( ( -) )) ) adalah yang lebih
didahulukan, barang siapa yang menjawab bahwa
memperbaiki aqidah adalah lebih penting maka berarti
ia mengatakan bahwa pelaku bidah itu tidak boleh
berjihad hingga ia meluruskan aqidahnya!
Perkataan ini mengandung Perkataan ini mengandung Perkataan ini mengandung Perkataan ini mengandung dua dua dua dua hal yang te hal yang te hal yang te hal yang terlarang: rlarang: rlarang: rlarang:
Larangan Pertama: menyelisihi dua ijma:
Ijma pertama: yaitu bahwa jihad dalam kondisi
seperti itu hukumnya fardhu ain --- sebagaimana telah
diterangkan dalam kata pengantar ke-empat ---.
Ijma kedua: bahwa al 'adalah (sifat yang
menjadikan seseorang dapat dipercaya) bukan syarat
diwajibkannya jihad, dan bahwa jihad hukumnya tetap
wajib bagi orang fasik maupun pelaku bidah selama
33
keduanya masih memiliki muth-laqul iman (batasan
iman yang terendah) yang menjadikannya
mendapatkan (khitob) perintah melaksanakan syareat -
-- sebagaimana yang telah disebutkan dalam kata
pengantar kelima ---.
Larangan Kedua: orang yang memberikan jawaban
seperti ini telah menjerumuskan orang yang tidak
melaksanakan jihad yang hukumnya fardhu ain
tersebut ke dalam perbuatan dosa besar ---
sebagaimana yang telah diterangkan dalam kata
pengantar ke empat --- dan dia dihukummi sebagai
orang yang fasiq, padahal bisa jadi kebidahannya itu
dilakukan karena dia tidak tahu sehingga ia
mendapatkan udzur.
Adapun apabila dia menjawab bahwa jihad yang
ketika itu hukumnya fardhu ain itu lebih penting,
maka kami katakan: inilah jawaban yang benar ---
berdasarkan kaedah dalam menghadapi hal-hal yang
saling bertentangan yang telah diterangkan dalam kata
pengantar ke enam ---, dan dengan demikiaan kami
sepakat dengan S SS Syaikh yaikh yaikh yaikh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Azzam Azzam Azzam Azzam bahwa
membela negeri-negeri kaum muslimin itu merupakan
fardhu ain yang paling penting, artinya lebih
didahulukan daripada yang lainnya apabila terjadi
pertentangan.
Sebenarnya masalah ini sangat mudah
sebagaiamana yang engkau lihat, dan tidak perlu
menuduh bahwa S SS Syaikh yaikh yaikh yaikh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Azzam Azzam Azzam Azzam terlalu
34
berlebih-lebihan, karena sebenarnya perkataannya itu
adalah termasuk masalah perbedaan fatwa karena
keadaan penanya, pendengar, waktu dan tempat yang
berbeda. Dan ini adalah prinsip yang diakui dalam
berfatwa, yaitu hendaknya seorang mufti itu
menjelaskan kepada orang yang mendengarkan
fatwanya mengenai apa yang yang paling penting yang
harus dikerjakan pada waktu tertentu atau tempat
tertentu.
Contoh dari hal itu adalah Rosululloh SAW
bersabda :


Tidaklah seorang anak adam beramal pada hari
nahr (penyembelihan kurban) yang lebih dicintai oleh
Alloh kecuali mengalirkan darah. (HR. At Tirmidzi
dan ia berkata hadits ini hasan shohih).
Yang dimaksud mengalirkan darah disini adalah
berkurban, dan itu hukumnya adalah sunnah
muakkadah, dan hukumnya tidak sampai kepada
tingkatan wajib, namun begitu amalan tersebut
dikatakan sebagai amalan yang paling dicintai oleh
Alloh pada hari itu, padahal tidak diragukan lagi
bahwa tauhid dan iman itu lebih dicintai daripada
berkurban. Namun apakah dengan begitu kita akan
menentang hadits ini atau meragukannya karena
karena hadits tersebut mengatakan bahwa berkurban
35
itu sesuatu yang paling dicintai oleh Alloh, padahal ini
bertentangan dengan perkataan bahwa tauhid dan
iman lebih Alloh cintai?
Ataukah kita akan mengatakan: sesungguhnya di
dalam hadits tersebut ada pertentangan namun kita
tidak perlu meragukannya, selama masih ada
kemungkinan untuk memadukan antara dua
pemahaman yang saling bertentangan tersebut?
Perkataan terakhirlah yang benar, yaitu
bahwasanya hal ini masih dapat untuk dipadukan.
Maka kami katakan: bahwa secara mutlak yang paling
utama itu adalah tauhid, sedangkan dalam waktu dan
tempat tertentu, seperti hari nahr ('idul adl-ha) adalah
kurban, ditinjau dari amalan yang secara khusus
berkaitan dengan hari itu. Dan dia dikatakan amalan
yang paling utama itu adalah sebagai bentuk
peringatan.
Contohnya lagi adalah, Rosululloh SAW pernah
ditanya: (Amalan) Islam yang bagaimanakah yang
paling uatama? Beliau menjawab:

Orang yang mana orang-orang muslim lainya
selamat dari lisan dan tangannya. (HR. Al Bukhori)
Rosululloh juga pernah ditanya: (Amalan) Islam
yang bagaimanakah yang paling baik? Beliau
menjawab:
36

Yaitu kamu memberi makan dan mengucapkan
salam kepada orang yang kamu kenal maupun tidak
kamu kenal. (HR. Al Bukhori no 11 dan 12)
Padahal tidak diragukan lagi bahwa (amalan) Islam
yang paling utama itu adalah tauhid dan dua kalimat
syahadat. Begitu juga rukun-rukun Islam yang lainnya,
ia lebih utama daripada memberi makanan kepada
orang lain. Akan tetapi pengutamaan di sini adalah
disesuaikan dengan kondisi orang yang bertanya atau
waktu ketika bertanya, sebagaimana yang dikatakan
oleh Ibnu Hajar Ibnu Hajar Ibnu Hajar Ibnu Hajar rohimahulloh, dan begitu juga dengan
perkataan S SS Syaikh yaikh yaikh yaikh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Azzam Azzam Azzam Azzam rohimahulloh.
Bagaimana mungkin kita asumsikan bahwa yang
dimaksud di sini adalah lebih mengutamakan, padahal
arti secara bahasa untuk kalimat ( (( ( -) )) ) dan semua
pecahan katanya adalah berarti lebih mendahulukan?
Dalam penjelasan kedua hadits diatas yang
mengenai: (Amalan) Islam apa yang paling utama? dan
(Amalan) Islam apa yang paling baik?, Ibnu Ibnu Ibnu Ibnu H HH Hajar ajar ajar ajar
berkata: Jika diasumsikan bahwa kedua pertanyaan itu
sama, maka dalam hal ini adalah jawaban yang telah
masyhur: Yaitu hadits ini diasumsikan bahwa penanya
atau pendengarnya berbeda. Dengan begitu, maka pada
jawaban yang disebutkan dalam hadits yang pertama
adalah: mengingatkan orang-orang yang tangan dan
lisannya ditakutkan mengganggu orang lain, supaya ia
menghentikannya. Sedangkan dalam hadits yang
37
kedua adalah dimaksudkan untuk orang yang
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada orang
banyak dengan perbuatan dan perkataan, makanya
Rosululloh SAW menganjurkan hal itu. Dan dua unsur
tersebut disebutkan secara khusus karena keduanya
sangat diperlukan, lantaran keduanya sangat efektif
untuk kepentingan persatuan.
33

Contoh yang lain lagi adalah sabda Rosululloh
SAW yang berbunyi:

.
Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan
seorang mukmin pada hari kiyamat daripada akhlak
yang baik. Dan sesungguhnya Alloh membenci orang
yang keji dan yang berkata buruk. (HR. At Tirmidzi,
dan ia berkata: hadits ini hasan shohih, diriwayatkan
dari Abu Darda rodliyalloh anhu).
Lalu apakah akan kita katakan bahwa hadits ini
bertentangan dengan perkataan bahwa tauhid lebih
utama dan lebih berat dengan dalil hadits bithoqoh?
Atau kita akan padukan kedua hadits tersebut,
sehingga kita katakan: sesungguhnya bentuk tafdlil
(pengutamaan) dengan kata (Atsqola) (lebih berat) di
dalam hadits husnul khulqi (akhlak yang baik)
disebutkan dengan tujuan supaya para pendengar

33
Fat-hul Bari I / 56
38
memperhatikannya, dan tidak dimaksudkan untuk
menganggapnya lebih utama secara mutlak!
Tidak diragukan lagi bahwa pendapat yang
terakhirlah yang benar, karena kedua hadits tersebut
adalah shohih sedangkan memadukan keduanya
adalah wajib.
Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah rohimahulloh berkata: Itu
disebabkan karena urusan yang paling penting dalam
Islam itu adalah: Sholat, jihad --- sampai beliau
mengatakan --- dan ketika Nabi SAW mengutus
Muadz bin Jabal ke yaman beliau bersabda: Wahai
Muadz sesungguhnya perkaramu yang paling penting
bagiku adalah sholat. Begitu juga Umar bin Al Umar bin Al Umar bin Al Umar bin Al
Kh Kh Kh Khotho otho otho othob b b b rodloyallohu 'anhu menulis surat untuk para
pegawainya: Sesungguhnya perkara kalian yang paling
penting bagiku adalah sholat, barang siapa yang
menjaganya dan senantiasa berusaha menjaganya maka
terjagalah din (agama) nya dan barang siapa
melalaikannya maka dia pasti lebih melalaikan urusan-
urusannya yang lain.
34

Atsar-atsar yang disebutkan oleh Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah ini
--- jika shohih --- maka ini adalah nash malasah yang
kita bahas ini, dan nash tersebut juga menunjukkan
bahwa kita boleh menggunakan lafadz ( (( () )) ) (paling
penting) pada kewajiban-kewajiban din selain tauhid,
karena telah ada nash dari Rosululloh SAW dan dari

34
Majmu Fatawa XXVIII / 261.
39
Umar Umar Umar Umar bin Khaththob bin Khaththob bin Khaththob bin Khaththob rodliyallohu 'anhu, dan
digunakan juga oleh Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah rohimahulloh
pada selain tauhid.
Seperti ini pulalah kita memahami perkataan
S SS Syaikh yaikh yaikh yaikh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Abdulloh Azzam Azzam Azzam Azzam : ( (( ( ) )) ) (fardhhu
ain yang paling penting) artinya adalah membela bumi
kaum muslimin itu kewajiban yang lebih didahulukan
daripada kewajiban yang lainnya dalam keadaan-
keadaan tertentu, yaitu ketika musuh menduduki
daerah kaum muslimin dan bahwa hal itu termasuk
perkataan yang bertujuan supaya pendengar dan
pembaca memperhatikannya, dan ini adalah alasan
yang diperbolehkan sebagaimana contoh-contoh yang
telah disebutkan diatas. Dan didalamnya tidak ada
unsur ghuluw (berlebih-lebihan) sebagaiman yang
telah dikatakan oleh D DD Dr rr r. Safar . Safar . Safar . Safar, selama perkataan itu
masih memungkinkan diasumsikan kepada
pemahaman yang baik dan dibolehkan oleh syareat.
Dan beginilah yang seharusnya kita lakukan, yaitu
berperasangka baik kepada kaum muslimin, khususnya
kepada para ulama' diantara mereka.
DR. Safar DR. Safar DR. Safar DR. Safar berkata: Perkara itu tidak lain hanyalah Perkara itu tidak lain hanyalah Perkara itu tidak lain hanyalah Perkara itu tidak lain hanyalah
merupakan perkara negeri. membela merupakan perkara negeri. membela merupakan perkara negeri. membela merupakan perkara negeri. membela negeri negeri negeri negeri? ?? ?
Perkataan ini mengandung unsur meremehkan
(menganggap enteng) nilai sebuah negeri (wilayah),
padahal telah disebutkan dalam kata pengantar yang
ke empat, bahwa membela negri (wilayah) itu
hukumnya fardhu ain berdasarkan ijma apabila
40
musuh menduduki suatu negeri (wilayah kaum
muslimin). Dan di antara kewajiban seorang imam
yang muslim adalah: menjaga hauzah dan melindungi
baidloh
35
. Dan hauzah suatu kaum itu adalah: halaman
mereka.
36
Dan Rosululloh SAW telah berdo'a untuk
umatnya :

Dan janganlah mereka dikuasai oleh musuh dari
selain diri mereka sendiri sehingga musuh dapat
merampas keatuan mereka. (HR. Muslim dari
Tsauban)
Ibnu Atsir Ibnu Atsir Ibnu Atsir Ibnu Atsir berkata: Baidloh mereka artinya
adalah masayarakat mereka, tempat kekuasaan dan
wilayah dakwah mereka.
37

Alloh taala juga menjanjikan kepada para Nabi-
Nya dan hamba-hamba-Nya yang sholeh untuk
memberikan kekuasaan dimuka bumi, Alloh taala
berfirman :


Dan Kami pasti akan menempatkan mereka di
negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu

35
Al Ahkam As Sulthoniyah, karangan Abu Yala, hal. 27 dan
karangan Al Mawardi, hal. 16.
36
Mukhtarus Shihah, hal.71
37
An Nihayah I / 172.
41
adalah untuk orang-orang yang takut (akan
menghadap ke hadirat-Ku) dan yang takut kepada
ancaman-Ku
38

Dan Alloh azza wa jalla berfirman :


Alloh telah menjajikan kepada orang-orang yang
beriman dan orang-orang yang beramal shaleh
diantara kalian akan menjadikan mereka berkuasa
dimuka bumi.
39

Alloh juga telah menyebutkan anugerah-Nya
kepada para sahabat dengan firman-Nya:



Dan ingatlah ketika kalian masih berjumlah
sedikit lagi tertindas dimuka bumi, kalian takut orang-
orang akan menculik kalian. Maka Alloh memberi
kalian tempat berlindung dan dijadikannya kalian kuat
dengan pertolongan-Nya dan diberikannya kalian
rezeki yang baik-baik agar kalian bersyukur.
40


38
Ibrohim: 14.
39
An Nur: 55.
40
Al Anfal: 26.
42
Dan kita sebagai orang Islam, beribadah kepada
Alloh dengan berkuasa dimuka bumi, tidak hanya
sekedar dengan dakwah saja. Alloh ta'ala berfirman:

Dan usirlah mereka dari mana mereka mengusir
kalian.
41

Alloh ta'ala juga berfirman:

Dan perangilah mereka sehingga tidak terdapat
fitnah (kekafiran) dan seluruh din itu menjadi milik
Alloh semata.
42

Ini semua tidak akan terlaksana dengan sempurna
kecuali dengan sirnanya kekuasaan dan negara orang-
orang kafir, dan naiknya kekuasaan kaum muslimin
serta tertegaknya negara mereka di atas bumi. Dan
beginilah yang telah dilakukan oleh Nabi SAW, beliau
menegakkan negara Islam di kota Madinah dan dari
sanalah dilancarkan penaklukan-penaklukan diseluruh
penjuru dunia.



41
Al Baqoroh: 191.
42
Al Anfal: 39.
43
KE KE KE KEDUA : DUA : DUA : DUA :
Peringatan Bagi Orang Peringatan Bagi Orang Peringatan Bagi Orang Peringatan Bagi Orang- -- -Orang Yang Salah Dalam Orang Yang Salah Dalam Orang Yang Salah Dalam Orang Yang Salah Dalam
Memahami Perkataan Dr. Safar Hawali Memahami Perkataan Dr. Safar Hawali Memahami Perkataan Dr. Safar Hawali Memahami Perkataan Dr. Safar Hawali

Mereka mencampuradukkan antara tauhid dan
belajar tauhid, dan mereka membawa perkataan Dr. Dr. Dr. Dr.
Safar Hawali Safar Hawali Safar Hawali Safar Hawali kepada pengertian bahwa belajar tauhid
itu lebih utama daripada jihad yang hukumnya fardhu
ain, serta mereka menjadikan perkataan beliau ini
sebagai alasan untuk tidak melaksanakan jihad yang
hukumnya fardhu ain karena menganggap bahwa
belajar tauhid itu lebih penting dari pada berjihad.
Bantahan mengenai masalah ini telah disebutkan
dalam kata pengantar yang kedua. Selain itu juga dapat
dibantah bahwa tauhid itu memang fardhu ain,
namun belajar tauhid secara detail itu hukumnya
adalah fardhu kifayah. Untuk itu sesungguhnya tidak
benar jika dikatakan bahwa belajar tauhid yang
semacam ini lebih didahulukan dari pada berjihad ---
apabila jihad hukumnya fardhu ain --- sebagaimana
telah diterangkan dalam kata pengantar ke enam.
Kadang-kadang belajar beberapa masalah tauhid dan
aqidah hukumnya bisa menjadi fardhu ain dalam
beberapa keadaan tertentu, seperti orang yang tengah
menghadapi syubhat dalam masalah tauhid dan aqidah
atau orang yang terlibat dalam perbuatan bidah. Bagi
orang seperti ini, ketika jihad fardhu ain dia wajib
untuk berjihad --- sebagaimana yang telah diterangkan
44
dalam pembahasan mengenai sebuah kelompok yang
berbuat bidah di depan --- dan jika memungkinkan
baginya untuk mendapatkan ilmu yang dapat
memperbaiki tauhidnya bersamaan dengan jihad, maka
dia wajib untuk melakukannya sebagaimana kasus
yang disebutkan dalam hadits dzaatul anwath.
Namun jika betul-betul terjadi pertentangan antara
pelaksanaan jihad dan belajar tauhid, maka belajar
tauhid ditangguhkan hingga selesai jihad, sebagaimana
yang telah diterangkan dalam kata pengantar ke enam
bahwa: sesuatau yang dikhawatirkan akan sesuatau yang dikhawatirkan akan sesuatau yang dikhawatirkan akan sesuatau yang dikhawatirkan akan
terlewatkan itu lebih didahulukan daripada sesuatu terlewatkan itu lebih didahulukan daripada sesuatu terlewatkan itu lebih didahulukan daripada sesuatu terlewatkan itu lebih didahulukan daripada sesuatu
yang tidak dik yang tidak dik yang tidak dik yang tidak dikhawatirkan akan terlewatkan meskipun hawatirkan akan terlewatkan meskipun hawatirkan akan terlewatkan meskipun hawatirkan akan terlewatkan meskipun
sesuatau tersebut lebih tinggi terajatnya daripada yang sesuatau tersebut lebih tinggi terajatnya daripada yang sesuatau tersebut lebih tinggi terajatnya daripada yang sesuatau tersebut lebih tinggi terajatnya daripada yang
lebih didahulukan. lebih didahulukan. lebih didahulukan. lebih didahulukan.
Dari Abi Waqid Al Laitsi Abi Waqid Al Laitsi Abi Waqid Al Laitsi Abi Waqid Al Laitsi rodliyallohu 'anhu, dia
berkata: kami keluar bersama Rosululloh SAW ke
Hunain Hunain Hunain Hunain sedangkan ketika itu kami baru masuk Islam.
Dahulu orang-orang musyrik memiliki sebuah pohon
sidroh (bidara) yang mana orang-orang musyrik
berdiam diri di sisi pohon itu dan menggantungkan
pedang mereka padanya. Pohon itu dinamakan dengan
dzatul anwath, maka tatkala kami melewati pohon
sidroh, kami berkata: Wahai Rosululloh buatkan kami
dzatu anwath sebagaimana mereka memiliki dzatu
anwath, maka Rosululloh SAW bersabda:
45
-~- '+- :- = . J--: :- ~-'- '- --- ~-- -- ----
_:-- : +-' -+- '- '+- '-- J= . :-+= :- --- '- . - -:--
----- ' .
Alloh Akbar, sesungguhnya itu adalah sebuah
tabiat. Demi (Alloh) jiwaku berada di tangan-Nya,
sesungguhnya apa yang telah kalian katakan itu sama
sebagaimana yang dikatakan oleh Bani Israil kepada
Nabi Musa: Buatkanlah ilah (sesembahan) untuk kami
sebagaimana mereka memiliki ilah-ilah (sesembahan-
sesembahan)! Lalu Musa berkata: Sesungguhnya kalian
adalah orang-orang yang bodoh (tidak tahu). Sungguh
kalian akan mengikuti jejak orang-orang sebelum
kalian. (HR. At Tirmidzi dan hadits ini
dishohihkannya).
Dalam kesempatan ini juga saya ingatkan bagi
ikhwan-ikhwan yang tercinta dengan apa yang
dikatakan oleh Ibnul Qa Ibnul Qa Ibnul Qa Ibnul Qayyim yyim yyim yyim rohimahulloh:
Sesugguhnya syetan ingin mengalahkan seorang
hamba dengan salah satu dari tujuh rintangan; yang ke
enam adalah: rintangan yang berupa beramal dengan
amalan yang kurang utama. Syetan memerintahkan
untuk melakukannya dan menjadikannya bagus di
matanya serta menghiasi amalan tersebut untuknya,
dan dia memperlihatkan berbagai keutamaan dan
keuntungan yang ada pada amalan tersebut, supaya
hamba tadi menyibukkan diri dengannya daripada
amalan yang lebih utama darinya, dan yang lebih besar
pendapatan dan keuntungannya, karena syetan tidak
mampu untuk menghalanginya dari mendapatkan
46
pahala secara keseluruhan, maka dia bertekad untuk
menghalanginya dari mendapatkan keutamaan yang
sempurna dan derajat yang tinggi, lalu diapun
menyibukkan hamba tadi dengan sesuatu yang kurang
utama daripada amalan-amalan yang lebih utama, dan
dengan amalan yang kurang besar daripada amalan
yang lebih besar, dengan amalan yang dicintai oleh
Alloh daripada amalan yang sangat dicintai oleh Alloh,
serta dengan amalan yang diridloi oleh Alloh daripada
amalan yang sangat diridloi oleh Alloh.
43

Saya katakan, perkataan beliau ini diperkuat oleh
firman Alloh ta'ala yang berbunyi:




Apakah kalian menganggap bahwa orang-orang
yang memberi minuman kepada orang-orang yang
mengerjakan haji dan meramaikan Masjidil Haram itu
sama dengan orang-orang yang beriman kepada Alloh
dan hari akhir serta berjihad di jalan Alloh? Mereka itu
tidak sama disisi Alloh dan Alloh tidak memberikan
petunjuk kepada kaum yang dholim. Orang yang
beriman berhijrah dan berjihad di jalan Alloh dengan
harta dan jiwa mereka adalah lebih tinggi derajatnya

43
Madarijus Salikin I / 255.
47
disisi Alloh dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat kemenangan.
44

Dan Ahlus Sunnah bersepakat bahwa amalan itu
bertingkat-tingkatnya. Dan Alloh telah menyebut
dholim orang-orang yang menyamakan antara orang
yang beribadah di Masjidil Haram dengan orang yang
berjihad. Karena sesungguhnya jihad itu adalah
puncaknya Islam sebagaimana sabda Rosululloh SAW.
Namun demikian harus diperhatikan bahwa apa yang
dikatakan oleh Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim tentang amalan yang
lebih kuat daripada amalan yang lebih lemah ini
hanyalah berlaku ketika seseorang hamba dihadapkan
untuk memilih salah satunya. Artinya, apabila
seseorang itu diharuskan untuk memilih salah satu dari
berbagai amalan yang hukumnya fardhu kifayah atau
salah satu dari amalan-amalan yang sunnah, maka
hendaknya dia memilih yang lebih kuat dan yang lebih
utama lalu menyibukkan diri dengannya. Akan tetapi
apabila amalan tersebut hukumnya wajib, terlebih lagi
jika fardhu 'ain maka disini tidak ada peluang lagi
baginya untuk memilih, seperti jihad yang hukumnya
fardhu 'ain yang tidak ada pilihan untuk
meninggalkannya. Maka orang yang meninggalkannya
bukan sebagaimana orang yang meninggalkan amalan
yang lebih utama akan tetapi dia adalah orang fasiq
dan berdosa besar sebagaimana yang telah diterangkan
di muka.

44
At Taubah: 19-20
48
Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim rohimahulloh berkata: Pada suatu
hari Yahya Yahya Yahya Yahya Bin Mu Bin Mu Bin Mu Bin Mu adz Ar R adz Ar R adz Ar R adz Ar Ro oo ozi zi zi zi berbicara dalam
masalah jihad, amar maruf dan nahi munkar maka
seorang perempuan berkata: Ini adalah kewajiban yang
telah digugurkan dari kami. Maka beliau menjawab:
bangkitlah, sesungguhnya yang digugurkan dari kalian
(kaum wanita) adalah (menggunakan) senjata tangan
dan lisan, adapun tidak senjata hati tidak digugurkan
dari kalian. Lalu perempuan tersebut berkata: Engkau
benar, jazakallohu khoiron.
Dan iblis telah menipu kebanyakan manusia
dengan cara memperindah amalan dzikir, membaca Al
Qur'an, sholat, puasa, zuhud di dunia dan menutup
diri, lalu mereka meninggalkan amal-amal ibadah ini,
lalu di dalam hati mereka tidak ada keinginan untuk
melaksanakannya. Orang-orang semacam ini adalah
orang-orang yang paling sedikit agamanya dalam
pandangan para pewaris Nabi, karena sesungguhnya
agama itu adalah melaksanakan apa yang
diperintahkan oleh Alloh secara tulus karena-Nya.
Maka orang meninggalkan hak-hak Alloh yang wajib
ia laksanakan itu lebih buruk keadaannya disisi Alloh
dan Rosul-Nya daripada orang yang berbuat
kemaksiatan, karena sesungguhnya meninggalkan
perintah itu dosanya lebih besar daripada melanggar
larangan ditinjau lebih dari 30 sisi sebagaimana yang
telah disebutkan oleh Syaikh kita (Ibnu Taimiyah)
rohimahulloh dalam sejumlah karangannya. Bagi
orang-orang yang memiliki pemahaman terhadap
49
ajaran yang Alloh turunkan melalui Rosul-Nya, dan
yang dianut oleh para sahabat, tentu dia akan melihat
bahwa mayoritas orang yang terpandang dalam bidang
agama itu adalah orang-orang yang paling sedikit
agamanya, wallohul mustaan. Kebaikan apa dan agama
apa yang tersisa pada orang yang melihat kemuliaan
Alloh dilecehkan, aturan-aturan Alloh diabaikan,
agama Alloh ditinggalkan dan sunnah-sunnah
Rosululloh dibenci, sedangkan hatinya dingin dan
lisannya terdiam? Syetan bisu!! Sebagaimana orang-
orang yang mengucapkan kebathilan itu adalah syetan
yang berbicara. Bukankah kehancuran agama itu tidak
datang kecuali dari orang-orang yang apabila selamat
makanan dan kedudukannya maka mereka tidak
peduli lagi terhadap apa yang terjadi dengan agama
ini? Sebaik-baik mereka adalah orang-orang yang
hanya ikut bersedih dan mengumpat. Padahal
seandainya dikurangi sedikit saja dari kedudukannya
atau hartanya dia akan mengerahkan segala cara
dengan sungguh-sungguh dan menggunakan tiga
sarana pengingkaran yang sesuai dengan kemampuan.
Mereka itu --- selain telah jatuh kedudukan
mereka di mata Alloh dan mendapat kemurkaan Alloh
--- di dunia telah mendapatkan bencana yang paling
besar yang pernah terjadi namun mereka tidak
menyadarinya, yaitu matinya hati. Karena hati itu,
semakin hidup akan semakin kuat kemarahannya
karena Alloh dan Rosul-Nya, dan pembelaannya
terhadap agama semakin tinggi. Imam Ahmad Imam Ahmad Imam Ahmad Imam Ahmad dan
50
yang lainnya telah menyebutkan sebuah atsar yang
menyebutkan bahwa Alloh mewahyukan kepada salah
satu dari para malaikat-Nya: Tenggelamkan desa anu
dan anu, lalu malaikat berkata: Wahai Robbku aku
akan tenggelamkan desa tersebut sementara diantara
mereka ada si fulan yang rajin beribadah? Maka Alloh
menjawab: Tenggelamkanlah dia pertama kali karena
dia sama sekali tidak pernah berubah wajahnya karena
marah karena Aku satu haripun.
45

Maka renungkanlah wahai saudaraku akan
perkataan tersebut, dan instropeksilah dirimu dengan
perkataan ini? Dan janganlah sekali-kali kamu tertipu
oleh syetan lalu dia menyibukkanmu dengan amal-
amal ketaatan yang melalaikan dari jihad fii sabiillah,
janganlah seperti orang-orang yang telah dikatakan
oleh Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim Ibnul Qayyim rohimahulloh: Orang-orang
semacam ini adalah orang-orang yang paling sedikit
agamanya dalam pandangan para pewaris Nabi, karena
sesungguhnya agama itu adalah melaksanakan apa
yang diperintahkan oleh Alloh secara tulus karena-
Nya.
Apabila ada orang yang berkata: Aku mengakui
atas wajibnya jihad, dan bahwa jihad adalah fardhu
'ain di berbagai negeri negeri kaum muslimin,
khususnya yang dikuasai oleh orang-orang kafir atau
negeri yang dikuasai oleh pemirintah murtad, akan
tetapi kami tidak mampu untuk melaksanakan jihad?

45
Ilamul Muwaqiin : II / 157-158.
51
Yang benar adalah: bahwa ketidakmampuan itu
bukan alasan untuk tidak melaksanakan jihad, dan
berpaling dari jihad kepada amal-amal ketaatan yang
lainnya.
Akan tetapi jihad itu bermacam-macam: jihad
dengan hati, harta dan lisan, Rosululloh SAW bersabda
:

Berjihadlah kalian dengan harta, jiwa dan lisan
kalian. (HR. Abu Dawud dengan sanad shohih).
Barang siapa yang mampu untuk melakukan hal
ini, maka wajib baginya untuk melaksanakannya,
Alloh SWT berfirman:

Maka bertakwalah kepada Alloh sesuai dengan
kemampuan kalian.
46

Dan orang yang tidak mampu untuk menegakkan
jihad pada saat sekarang, maka wajib baginya untuk
melakukan Idad (persiapan jihad).
Syaikhul Syaikhul Syaikhul Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Islam Ibnu Taimiyyah Islam Ibnu Taimiyyah Islam Ibnu Taimiyyah berkata:
Sebagaimana wajib hukumnya melakukan Idad untuk
berjihad dengan mempersiapkan kekuatan dan kuda
yang ditambatkan ketika tidak jihad tidak dilaksanakan

46
At Taghobun: 16
52
karena lemah.
47
Apa yang beliau katakan adalah
kesimpulan dari firman Alloh ta'ala :


Dan janganlah orang-orang kafir itu merasa lolos
(dari kekuasaan Alloh),sesungguhnya mereka itu tidak
dapat melemahkan, dan persiapkanlah untuk
menghadapi mereka dengan apa yang kalian mampu
dari kekuatan.
48

Dan saya ingin mengingatkan kepada saudara-
saudaraku kaum muslimin:
Bahwa melakukan Idad untuk jihad yang
hukumnya wajib ini adalah salah satu tanda dari
tanda-tanda kejujuran iman dan terbebasnya diri dari
kemunafikan. Sesungguhnya keadaan orang-orang
munafik dalam hal ini seperti apa yang disebutkan oleh
Alloh ta'ala:


Jika mereka benar-benar ingin keluar (untuk
berperang) pasti mereka akan mempersiapkan
perbekalan, akan tetapi Alloh tidak menyukai
keberangkatan mereka maka Alloh melemahkan

47
Majmu Fatawa: XXVIII / 259.
48
Al Anfal: 59-60.
53
kenginginan mereka dan dikatakan kepada mereka:
Dduduklah kalian bersama-orang-orang yang duduk-
duduk.
49

Maka hendaknya setiap orang mewaspadai dirinya
sendiri.








49
At Taubah: 46.

Anda mungkin juga menyukai