Anda di halaman 1dari 26

PUTUSAN

Nomor : 356/Pdt. G/2010/PA Blk. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bulukumba yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan atas perkara cerai talak yang diajukan oleh : XXT, umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan Xxx, bertempat tinggal di Dusun Xxx, Desa Xxx, Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx, selanjutnya disebut Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi; Melawan XXT, umur 30 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan Xxx, bertempat tinggal di Dusun Xxx, Desa Xxx, Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx, selanjutnya disebut Termohon Konvensi/Termohon Rekonvensi; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan memeriksa berkas perkara yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan para pihak berperkara ; Telah memeriksa bukti-bukti yang diajukan para pihak berperkara; TENTANG DUDUK PERKARANYA Dalam Konvensi : Menimbang, bahwa Pemohon dalam surat permohonannya bertanggal 10 November 2010 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Bulukumba dengan register Nomor 356/Pdt. G/2010/PA Blk. tanggal 10 November 2010 telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah pada hari Ahad, tanggal 29 Oktober 2000, berdasarkan kutipan Akta Nikah Nomor 393/30/X/2000, tanggal 30 Oktober 2000 yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah/Kantor Urusan Agama Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx. 2. Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon pernah tinggal bersama selama kurang lebih delapan tahun lamanya, selama kurung waktu tersebut Pemohon dan Termohon dikaruniai dua orang anak yaitu XXA, umur 9 tahun, XXB, umur 3 tahun dan sekarang anak tersebut ikut bersama Pemohon dan Termohon, dimana anak pertama ikut Bersama Pemohon sedangkan anak kedua ikut bersama Termohon. 3. Bahwa pada awalnya rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun dan bahagia, namun awal tahun 2008, keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon mulai goyah disebabkan karena Pemohon menduga Termohon telah melahirkan seorang anak diluar pernikahan yang sah. 4. Bahwa pada saat Termohon ke Xxx untuk mencari nafkah, ternyata Termohon selingkuh dengan laki-laki lain dibelakang Pemohon dan telah melahirkan seorang anak yang tidak jelas siapa bapaknya. 5. Bahwa pada tanggal 24 April 2008, Pemohon ke Xxx untuk mencari nafkah, akan tetapi setelah tujuh bulan Pemohon di Xxx Pemohon mendapat informasi dari keluarganya kalau Termohon sedang hamil, Pemohon tidak percaya karena pada saat Pemohon pergi, Termohon tidak dalam keadaan hamil dari situlah Pemohon menduga kalau Termohon menjalin hubungan dengan laki-laki lain di belakang

Pemohon, setelah delapan belas bulan Pemohon di Xxx, Pemohon kembali di Xxx dan tiba di rumah orang tuanya ternyata betul Termohon baru saja selesai melahirkan seorang anak perempuan yang tidak diketahui siapa bapaknya. 7. Bahwa sejak saat itu Pemohon dan Termohon pisah tempat tinggal dan hingga kini telah mencapai satu tahun tujuh bulan lamanya. 8. Bahwa melihat sikap dan perbuatan Termohon, Pemohon

berkesimpulan bahwa rumah tangga tersebut tidak dapat lagi dipertahankan. Solusi yang terbaik bagi Pemohon adalah bercerai dengan Termohon. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, Pemohon mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Bulukumba u.p. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, berkenan memutuskan hal-hal sebagai berikut : Primer. 1. Mengabulkan permohonan Pemohon. 2. Menyatakan memberi izin kepada Pemohon, XXT, untuk

mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon, XXT, dihadapan sidang Pengadilan Agama Bulukumba. 3. Pengiriman salinan putusan kepada Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan dilaksanakan perkawinan dan tempat tinggal terakhir kedua belah pihak, menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku 4. Pembebanan biaya perkara ditetapkan menurut ketentuan hukum yang berlaku. Subsider.

Atau jika pengadilan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya. Bahwa pada hari-hari sidang yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon hadir sendiri di persidangan, dan perkara ini telah melalui proses mediasi oleh Dra. Husniwati sebagai mediator, dan menurut laporan mediator tertanggal 6 Desember 2010, mediasi yang dilaksanakan tidak berhasil sehingga pemeriksaan perkara ini dapat dilanjutkan; Bahwa, selanjutnya Majelis Hakim berusaha mendamaikan

Pemohon dan Termohon agar kembali rukun membina rumah tangganya, namun tidak berhasil; Bahwa oleh karena usaha damai tidak berhasil, maka dimulailah pemeriksaan perkara ini dalam sidang tertutup untuk umum dengan membacakan surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon ; Bahwa atas dalil-dalil permohonan Pemohon tersebut, Termohon memberikan jawaban secara lisan pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa, Permohonan Pemohon pada point 1 benar demikian juga poin 2 benar bahwa saya pernah tinggal bersama Pemohon selama delapan tahun, namun tidak benar memperoleh dua orang anak, yang benar adalah kami dikaruniai tiga orang anak ; 2. Bahwa poin 3 tidak benar, yang benar bahwa saya merasa rumah tangga kami tidak pernah goyah karena pada tahun 2008 Pemohon baru kembali dari Xxx; 3. Bahwa, poin 4 tidak benar saya pernah melakukan hal-hal sebagaimana yang dituduhkan oleh Pemohon yaitu berselingkuh sampai melahirkan anak;

4. Bahwa, poin 5 tidak benar, karena pada waktu Pemohon pergi pada tanggal 23 Mei 2009 saya masih sempat berhubungan badan dengan Pemohon, setelah itu saya tidak pernah haid sehingga saya hamil, dan Pemohon tidak mengakui anaknya karena saya hamil 12 bulan, tetapi saya selalu hamil 12 bulan, waktu anak pertama dan anak kedua saya hamil 12 bulan demikian juga Ibu dan nenek saya juga hamilnya 12 bulan; 5. Bahwa, gugatan poin 6 tidak ada, dan poin 7 benar saya telah berpisah sudah satu tahun tujuh bulan, tapi kalau sampai sekarang sudah lebih 10 bulan; 6. Untuk poin 8, saya setuju untuk bercerai, karena dia sudah menuduh saya berselingkuh dengan laki-laki lain; Bahwa, terhadap jawaban Termohon tersebut, Pemohon mengajukan replik secara lisan yang pada pokoknya tetap seperti permohonan semula dengan penambahan sebagai berikut : bahwa Pemohon tidak pernah melakukan hubungan badan dengan Termohon sehingga Pemohon meninggalkan Termohon ke Xxx, dan Pemohon pergi ke Xxx pada bulan Mei 2009, dan pada bulan September 2009 Termohon datang ke Xxx dalam keadaan haid, dan Pemohon kembali dari Xxx pada bulan Oktober 2010, Termohon sudah melahirkan; bahwa, Termohon hamil pada anak pertama selama 9 bulan, sedangkan anak kedua Termohon hamil kurang dari 9 bulan, dan tidak pernah Termohon hamil lebih 9 bulan, apalagi 12 bulan; Bahwa, atas replik Pemohon tersebut Termohon menyampaikan

duplik yang pada pokoknya menyatakan tetap pada jawaban semula dengan menambahkan bahwa Termohon waktu pergi ke Xxx pada bulan Oktober 2010 itu bukan Termohon haid tetapi dalam keadaan kedarahan yang tidak sampai kepada bahaya dan setelah kedarahan, Termohon menjadi sehat dan tidak keluar janin ; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti berupa Fotokopi Duplikat Kutipan Akta Nikah Nomor 393/30/X/2000, tanggal 30 Oktober 2000 yang dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah/Kantor Urusan Agama Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx yang telah bermeterai cukup dicocokkan dengan aslinya, ternyata cocok yang oleh ketua Majelis diberi kode P.; Bahwa, disamping alat bukti surat tersebut, Pemohon juga mengajukan dua orang saksi yang memberikan keterangan di bawah sumpahnya yang pada pokoknya adalah sebagai berikut: 1. XXS, umur 40 tahun telah memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon karena keduanya keponakan saksi; Bahwa, setelah menikah antara Pemohon dan Termohon pernah tinggal bersama dan telah dikaruniai dua orang anak; Bahwa, saksi tidak mengetahui secara mendetail keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon karena saksi tidak pernah berkunjung ke rumahnya selama keduanya tinggal bersama ; Bahwa, sekarang ini antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal bersama karena cekcok disebabkan Termohon waktu ke Xxx dalam keadaan haid, dan setelah itu pulang ke Xxx

tiba-tiba melahirkan anak dengan tidak pernah berhubungan badan setelah bersihnya dengan Pemohon ; Bahwa, selama berpisah antara Pemohon dan Termohon, Pemohon tidak pernah memberikan nafkah kepada Termohon; Bahwa, pihak keluarga pernah merukunkan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil ; Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon membenarkan, sedangkan Termohon menanggapi sebagian keterangan saksi yaitu Termohon pada waktu ke Xxx bukan haid akan tetapi pendarahan yang tidak sampai membahayakan janin ; 2. XXS, umur 45 tahun, memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon kerena keponakan saksi ; Bahwa, Pemohon pernah tinggal bersama Termohon sebelum ke Xxx dan telah dikaruniai dua orang anak; Bahwa, pada awal pernikahan antara Pemohon dan Termohon baik-baik dan rukun akan tetapi mereka mulai tidak harmonis setelah Pemohon pergi ke Xxx ; Bahwa, sebab tidak harmonisnya antara Pemohon dan Termohon karena pada saat Pemohon di Xxx, Termohon berselingkuh dengan laki-laki lain sehingga melahirkan satu orang anak lagi dan anak tersebut tidak diakui oleh Pemohon; Bahwa, pada waktu Pemohon pergi ke Xxx Termohon tinggal bersama orang tuanya; Bahwa, sejak Pemohon pergi ke Xxx tidak pernah kembali ke Xxx tempat tinggalnya Termohon, hanya saja pernah pulang tetapi ke Xxx ;

Bahwa, antara Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal sampai sekarang sudah satu tahun lebih ;

Bahwa, pihak keluarga pernah berusaha untuk merukunkan Pemohon dan Termohon akan tetapi tidak berhasil ; Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon membenarkan,

sedangkan Termohon menanggapi sebagian keterangannya yaitu Termohon tidak pernah berselingkuh dengan laki-laki lain dan anak yang dilahirkan adalah hasil dari buah cinta antara Pemohon dengan Termohon sebelum berangkat ke Xxx ; 3. XXS, umur 24 tahun, memberikan keterangan sebagai berikut : Bahwa, Pemohon adalah kakak kandung saksi dan kenal dengan Termohon; Bahwa, setelah menikah antara Pemohon dengan Termohon pernah tinggal bersama di rumah orang tua Pemohon yaitu sebelum Pemohon pergi ke Xxx dan telah dikaruniai dua orang anak ; Bahwa, awal pernikahan Pemohon dan Termohon baik-baik dan rukun akan tetapi setelah Pemohon pergi ke Xxx baru mulai cekcok; Bahwa, penyebab cekcoknya kerena gara-gara Termohon

berselingkuh dengan laki-laki lain sampai Termohon melahirkan anak dan anak tersebut tidak diakui oleh Pemohon; Bahwa, sebab anak tersebut tidak diakui karena pernah Termohon pergi ke Xxx tiba-tiba perut Termohon sudah besar; Bahwa, sekarang ini antara Pemohon dengan Termohon sudah pisah tempat tinggal bersama sudah satu tahun lebih ;

Bahwa, pihak keluarga pernah berusaha untuk merukunkan Pemohon dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil ; Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Pemohon membenarkan,

sedangkan Termohon menanggapi sebagian keterangannya yaitu anak yang dilahirkan adalah hasil dari buah cinta antara Pemohon dengan Termohon sebelum berangkat ke Xxx dan Termohon tidak pernah berselingkuh ; Bahwa, Termohon untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya telah mengajukan satu orang saksi bernama : XXS, umur 22 tahun, telah memberikan keterangan dibawah sumpanya yang pokoknya adalah sebagai berikut : Bahwa, Termohon adalah sepupu saksi, dan saksi kenal dengan suami Termohon ; Bahwa, antara Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang pernah tinggal bersama serta telah dikaruniai tiga orang anak ; Bahwa, selama tinggal bersama keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon baik-baik saja dan saksi tidak tahu kalau Pemohon dan Termohon sering cekcok dalam rumah tangganya ; Bahwa, sekarang ini antara Pemohon dan Termohon telah berpisah sudah satu tahun lamanya yaitu dari sejak Pemohon pergi merantau ke Xxx ; Bahwa, selama berpisah tempat tinggal tidak ada pihak keluarga yang pernah merukunkan ; Bahwa, waktu Pemohon pergi merantau ke Xxx, Termohon tinggal di Kampungnya sendirian ; Bahwa, saksi tidak mengetahui tentang mahar dan harta bersama ; pada

10

Bahwa, Termohon selanjutnya menyatakan tidak akan menambah saksinya dan cukup dengan satu orang saksi saja ; Bahwa pada kesimpulannya Pemohon menyatakan tetap pada dalil permohonannya untuk bercerai dengan Termohon, sedangkan Termohon dalam kesimpulannya menyatakan tetap pada dalil jawaban dan dupliknya; Dalam Rekonvensi : Bahwa pada saat Termohon mengajukan jawaban, Termohon mengajukan pula gugatan rekonvensi secara lisan yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa, Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri pada waktu menikah yang menjadi mahar adalah tanah kering luas 20x50 m terletak di Dusun Xxx, Kabupaten Xxx dan batas-batasnya Penggugat tidak tahu yang hingga kini belum Penggugat kuasai ; 2. Bahwa, selama ikatan perkawinan Penggugat dan Tergugat telah memperoleh harta bersama berupa sawah yang luas dan batasnya Penggugat tidak tahu juga ; 3. Bahwa, selama Tergugat pergi meninggalkan Penggugat, Tergugat hanya sekali mengirimkan nafkah buat Penggugat sebanyak

Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) sehingga Penggugat menuntut nafkah lampau tersebut ; Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka Penggugat Rekonvensi memohon kepada Ketua Pengadilan Agama Bulukumba atau Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya ;

11

2. Menyatakan bahwa tanah kering yang luas dan batas-batasnya tidak diketahui oleh Penggugat adalah mahar Penggugat ; 3. Menghukum Tergugat untuk menyerahkan mahar tersebut kepada Penggugat ; 4. Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah lampau kepada Penggugat selama 1 tahun 7 bulan ; 5. Menetapkan biaya perkara ini menurut ketentuan hukum yang berlaku; Atau jika Pengadilan Agama berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilya ; Bahwa atas gugatan tersebut, Tergugat mengajukan jawaban secara lisan pada pokoknya sebagai berikut : Benar ada mahar buat Penggugat berupa sawah yang terletak di Dusun Xxx, Desa Xxx, Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx yang luasnya 20 x 50 m dan dengan batas-batas : Sebelah Selatan kebun milik XXX, sebelah Utara, Timur dan Barat Kebun milik orang tua Tergugat dan mahar tersebut hasilnya telah dinikmati oleh Penggugat ; Benar ada harta bersama berupa sawah yang terletak di Dusun Xxx, Desa Xxx, Kecamatan Xxx, Kecamatan Xxx, namun harta bersama tersebut saya serahkan untuk anak saya ; Bahwa, saya tidak sanggup untuk memberikan nafkah lampau kepada Penggugat karena saya tidak mampu ; Bahwa, atas jawaban Tergugat tersebut, Penggugat mengajukan replik pada pokoknya tetap seperti gugatan semula, demikian juga Tergugat dalam dupliknya menyatakan tetap pada jawaban semula ;

12

Bahwa, Penggugat dalam menguatkan gugatan Rekonvensinya telah mengajukan bukti berupa saksi satu orang yang keterangannya sebagaimana telah diuraikan pada bagian pembuktian dalam Konvensi perkara ini; Bahwa, Tergugat untuk meneguhkan dalil-dalil jawabannya telah mengajukan pula saksi sebanyak dua orang sebagai berikut: 1. XXS, umur 45 tahun, memberikan keterangan dibawah sumpahnya sebagai berikut : Bahwa, antara Penggugat dengan Tergugat adalah suami isteri dan telah melahirkan tiga orang anak, dan satu orang anaknya tidak diakui oleh Tergugat ; Bahwa, pada waktu menikah ada mahar yang sekarang ini masih dikuasai oleh Tergugat yang letaknya di Xxx ; Bahwa, saksi tidak mengetahui tentang harta bersama Penggugat dan Tergugat ; Bahwa, atas keterangan saksi tersebut Penggugat dan Tergugat menerimanya ; 2. XXS, umur 24 tahun, memberikan keterangan dibawah sumpahnya sebagai berikut : Bahwa, saksi tahu antara Penggugat dan Tergugat waktu menikahnya ada mahar yang sekarang masih dikuasai oleh Tergugat berupa tanah kebun coklat yang terletak di Dusun Xxx, Kabupaten Xxx dengan batas : Sebelah Selatan kebun milik XXX, sebelah Utara, Timur dan Barat adalah kebun milik orang tua Tergugat ;

13

Bahwa, saksi juga mengetahui ada sawah yang pernah dibeli pada tahun 2005, akan tetapi saksi tidak mengetahui luasnya ; Bahwa, atas keterangan saksi-saksi Tergugat tersebut, Tergugat

dan Penggugat membenarkannya ; Bahwa, pada kesimpulannya Penggugat menyatakan tetap pada gugatan dan repliknya dan menyatakan tidak akan mengajukan sesuatu, sedangkan Tergugat dalam kesimpulannya menyatakan tetap pada jawabannya, selanjutnya Pemohon/Tergugat Rekonvensi dan Termohon/ Penggugat Rekonvensi menyatakan tidak akan mengajukan suatu apapun lagi dan memohon putusan ; Bahwa, untuk ringkasnya maka ditunjuklah hal hal yang tertuang dalam berita acara perkara ini sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari uraian putusan ini. TENTANG HUKUMNYA Dalam Konvensi : Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana telah diuraikan di muka ; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 2 ayat (4) Peraturan Mahkamah Agung R.I. Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, maka perkara tersebut telah diupayakan perdamaian melalui mediasi dengan mediator Dra. Husniwati dan berdasarkan laporan mediator tanggal 6 Desember 2010 mediasi tersebut tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara ini dilanjutkan ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan Pemohon dan Termohon agar kembali rukun membina rumah tangganya, namun tidak berhasil ;

14

Menimbang, bahwa Pemohon mengajukan permohonan cerai talak dengan dasar hukum sebagaimana tersebut dalam pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah No 9/1975 Jo Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, yaitu adanya perselisihan dan pertengkaran terus menerus dan tidak ada harapan lagi untuk rukun kembali dalam rumah tangga, penyebabnya adalah karena Termohon pada saat Pemohon pergi ke Xxx Termohon telah berselingkuh dengan laki-laki lain sampai melahirkan anak dan anak tersebut tidak diakui oleh Pemohon karena pada saat Termohon pergi meyusul ke Xxx dalam keadaan haid dan setelah bersihnya tidak pernah bergaul sebagaimana layaknya suami isteri tibatiba melahirkan anak dan telah pisah tempat tinggal sudah satu tahun tujuh bulan lamanya ; Menimbang, bahwa dari jawaban Termohon, Mejelis Hakim menilai bahwa Termohon mengakui terjadinya perselisihan dan

pertengkaran tetapi penyebabnya karena Pemohon hanya menuduh dengan tanpa alasan yang tidak jelas, karena waktu Termohon pergi ke Xxx tersebut bukan haid akan tetapi pendarahan yang tidak

membahayakan janin, padahal Termohon pada waktu itu sedang hamil akibat dari buah cinta antara Pemohon dan Termohon dan Termohon hamil selama 12 bulan sebagaimana Ibu dan nenek Termohon juga hamilnya 12 bulan ; Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah apakah permohonan Pemohon tersebut beralasan hukum atau tidak dan apakah rumah tangga tersebut masih dapat dipertahankan atau tidak;

15

Menimbang,

bahwa

pertama-tama

perlu

dipertimbangkan

mengenai hubungan perkawinan antara Pemohon dan Termohon; Menimbang, bahwa oleh karena Termohon telah membantah

sebagian dalil permohonan Pemohonan, lagi pula perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan yaitu perceraian yang menggunakan hukum acara khusus, sehingga Pemohon tetap dibebani pembuktian; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti berupa surat bertanda P dan tiga orang saksi yang telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya; Menimbang, bahwa bukti P yang diajukan oleh Pemohon ternyata sengaja dibuat oleh pejabat yang berwenang untuk menerangkan suatu peristiwa pernikahan, sehingga telah memenuhi syarat formil dan materil sebagai akta otentik dan berdasarkan bukti surat tersebut, maka harus dinyatakan terbukti bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri sah menurut hukum ; Menimbang, bahwa saksi-saksi yang diajukan oleh Pemohon ternyata telah memenuhi syarat formil dan materil sebagai saksi dan tidak termasuk orang yang terlarang menurut undang-undang dan keterangan yang diberikan bersumber dari apa yang dilihat, didengar dan dialami sendiri, sehingga keterangannya telah mempunyai nilai pembuktian, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai alat bukti dalam perkara ini; Menimbang, bahwa dari keterangan saksi-saksi Pemohon tersebut diperoleh data bahwa Pemohon dengan Termohon sebagai suami isteri telah tinggal bersama, namun didalam rumah tangganya selalu terjadi cekcok yang berkepanjangan disebabkan karena Pemohon mencurigai Termohon telah berselingkuh dengan laki-laki lain kerena menurut

16

perhitungan Pemohon bahwa Termohon telah hamil melebihi batas kewajaran yaitu sampai 12 bulan tidak pernah kumpul suami isteri Termohon melahirkan anak, dengan keadaan rumah tangga tersebut menyebabkan antara Pemohon dan Termohon telah pisah tempat tinggal sudah satu tahun lebih ; Menimbang, bahwa Termohon dalam menguatkan bantahannya telah mengajukan satu orang saksi ; Menimbang, bahwa saksi yang diajukan oleh Termohon disamping hanya mengajukan satu orang saksi dimana satu saksi bulanlah saksi (unus testis nullus testis), juga keterangannya justru semakin memperkuat dalil permohonan Pemohon mengenai adanya perselisihan dan

pertengkaran yang terjadi dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon. Menimbang, bahwa dari keterangan Pemohon, jawaban dan bantahan Termohon dihubungkan dengan bukti-bukti di persidangan, maka ditemukan fakta-fakta yang pada pokoknya dapat disimpulkan bahwa dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sudah sedemikian rupa yang tidak dapat diselesaikan oleh keduanya, dan sekarang telah berpisah tempat tinggal tanpa saling memperdulikan sudah satu tahun lebih, dan tidak ada lagi usaha yang berhasil memperbaiki rumah tangganya ; Menimbang, bahwa setiap kali persidangan Pemohon

senantiasa menyatakan tekadnya untuk bercerai dengan Termohon dan tidak menerima penasehatan dari Majelis Hakim dan Hakim mediator, meskipun Termohon menyatakan dalam rumah tangganya tidak pernah terjadi perselisihan dan pertengkaran, namun Pemohon tetap bertekad mau menceraikan Termohon. Hal mana telah menjadi suatu petunjuk

17

bahwa Pemohon sudah tidak mau mempertahankan rumah tangganya bersama dengan Termohon; Menimbang, bahwa keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah akan terwujud dalam rumah tangga yang bahagia, kekal manakala pasangan suami istri masih saling menyayangi dan saling mencintai satu sama lain, namun jika salah satu pihak sudah kehilangan rasa cinta dan kasih sayang, tetapi yang ada hanya kebencian, maka perkawinan tersebut akan menjadi belenggu kehidupan bagi pasangan suami isteri tersebut, sehingga tujuan perkawinan sebagaimana dimaksud Pasal 1 UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam sudah tidak tercapai lagi. Hal yang demikianlah yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon. Menimbang, bahwa dengan kondisi rumah tangga yang dialami oleh Pemohon dan Termohon Majelis Hakim berkesimpulan bahwa problema yang terjadi dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon telah sampai berakibat pecahnya rumah tangga keduanya, sehingga sukar untuk dirukunkan kembali, dan mempertahankan rumah tangga yang demikian hanya akan menambah penderitaan bagi Pemohon dan Termohon; Menimbang, tersebut Majelis bahwa Hakim berdasarkan pertimbangan-pertimbangan bahwa dengan tanpa

berkesimpulan

mempersoalkan siapa yang benar dan siapa yang salah, yang jelas bahwa dalil-dalil permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon telah memenuhi maksud Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, sehingga permohonan Pemohon harus dikabulkan ;

18

Menimbang, bahwa antara Pemohon dengan Termohon telah tinggal bersama sebagaimana layaknya suami istri, pernah rukun yang sampai sekarang belum pernah bercerai talak, maka perlu ditetapkan bahwa talak yang diizinkan oleh pengadilan untuk diikrarkan oleh Pemohon terhadap Termohon adalah talak satu raji berdasarkan Pasal 117 dan 118 Kompilasi Hukum Islam ; Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon telah dikabulkan dan walaupun Termohon tidak mempunyai tuntutan tentang nafkah Iddah, maka berdasarkan pasal 152 dan 158 Kompilasi Hukum Islam, seorang isteri yang telah dicerai oleh suaminya, ia berhak mandapatkan nafkah Iddah dari bekas suaminya, dengan demikian Majelis Hakim secara Ex Opicio akan menghukum kepada Pemohon untuk memberikan nafkah Iddah kepada Termohon yang besarnya sebagaimana tersebut dalam amar putusan ini; Dalam Rekonvensi : Menimbang, bahwa perkara pokok adalah permohonan cerai talak yang penyebutan pihak-pihak adalah Pemohon dan Termohon, namun oleh karena ada gugatan balik (Rekonvensi) dari pihak Termohon, maka penyebutan pihak berubah yang dalam Konvensi Pemohon menjadi Tergugat Rekonvensi dan Termohon menjadi Penggugat Rekonvensi, dan untuk mempermudah penyebutannya maka dalam pertimbangan

selanjutnya cukup dengan menyebut Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat sebagaimana diuraikan di muka; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya merukunkan Penggugat dan Tergugat, namun tidak berhasil;

19

Menimbang, bahwa Termohon dalam jawabannya mengajukan pula gugatan Rekonvensi menuntut berupa : 1. Mahar Penggugat berupa tanah kering luas 20 x 50 m terletak di Dusun Xxx, Desa XXX, Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx dengan batas-batas Sebelah Selatan Kebun XXX, Sebelah Utara, Timur dan Barat adalah kebun milik orang tua Pemohon yang sampai sekarang masih dikuasai oleh Tergugat ; 2. Harta bersama berupa sawah yang terletak di Xxx yang dibeli pada tahun 2005, namun tidak diketahui luas dan batas-batsnya ; 3. Selama Tergugat pergi meninggalkan Penggugat, Tergugat hanya sekali mengirimkan nafkah buat Penggugat sebanyak Rp.1.000.000,(satu juta rupiah) sehingga Penggugat menuntut nafkah lampau tersebut ; Menimbang, bahwa Tergugat dalam jawabannya menyatakan bahwa : Bahwa mengenai mahar Penggugat berupa tanah seluas 20 x 50 m2, Tergugat sanggup menyerahkannya karena tanah itu merupakan hak Penggugat ; Bahwa, Tergugat tidak sanggup menyerahkan tanah harta bersama milik Penggugat dan Tergugat karena tanah tersebut akan diberikan kepada anak Penggugat dan Tergugat ; Bahwa, Tergugat tidak sanggup memberikan nafkah lampau yang dituntut Penggugat karena Tergugat tidak mampu ; Menimbang, bahwa Penggugat dalam repliknya menanggapi jawaban Tergugat bahwa Penggugat tidak menerima kalau harta bersama tersebut diserahkan kepada anak-anaknya karena Tergugat hanya

20

mengakui dua anaknya, sedangkan anaknya tiga orang dan Penggugat tetap menuntut nafkah yang dilalaikan oleh Tergugat selama berpisah tempat tinggal bersama; Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam gugatan Rekonvensi ini adalah apakah Penggugat berhak atas apa yang dituntut tersebut ? Menimbang, bahwa Penggugat dalam menguatkan dalil gugatan Rekonvensinya telah diberikan waktu yang cukup untuk mengajukan saksi ataupun bukti-bukti lainnya namun tidak digunakannya dan menyatakan tidak akan mengajukan saksi dan bukti lainnya ; Menimbang, bahwa Tergugat didalam meneguhkan dalil-dalil bantahannya telah mengajukan dua orang saksi yang telah memberikan keterangan didepan persidangan dengan mengangkat sumpah, dan keterangannya berdasarkan pengetahuannya sehingga telah memenuhi syarat formil dan materil saksi ; Menimbang, bahwa setelah melalui proses jawab menjawab antara Penggugat dan Tergugat dan keterangan saksi yang diajukan oleh Tergugat maka Majelis Hakim telah menemukan fakta hukum bahwa antara Penggugat dan Tergugat adalah suami isteri yang menikah dengan mahar berupa tanah seluas 20 x 50 M terletak di Dusun Xxx, Desa XXX, Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx dengan batas-batas Sebelah Selatan Kebun XXX, Sebelah Utara, Timur dan Barat kebun milik orang tua Pemohon, dan di dalam masa perkawinan tersebut telah memperoleh harta bersama berupa tanah sawah dan Tergugat telah melalaikan nafkah lampau selama berpisah antara Penggugat dan Tergugat;

21

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan mahar yang diajukan oleh Penggugat, oleh karena di persidangan Tergugat telah menyatakan dirinya sanggup untuk menyerahkan mahar tersebut maka mejelis hakim menilai bahwa tanah seluas 20 x 50 M yang berada di Dusun Xxx, Desa XXX, Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx dengan batas-batas Sebelah Selatan Kebun XXX, Sebelah Utara, Timur dan Barat kebun milik orang tua Pemohon merupakan mahar Penggugat dan oleh karena telah diakui adanya mahar tersebut oleh Tergugat maka gugatan Penggugat tentang mahar tersebut harus dikabulkan ; Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tentang tuntutan mahar telah dikabulkan maka Tergugat harus dihukum untuk menyerahkan mahar tersebut kepada Penggugat sebelum mengucapkan Ikrar Thalak ; Menimbang, bahwa terhadap tuntutan harta bersama yang diajukan oleh penggugat, tergugat didalam persidangan memberikan jawaban bahwa tergugat tidak sanggup memberikan harta bersama tersebut karena akan diberikan untuk anak-anaknya, dan di dalam persidangan penggugat tidak mampu membuktikan tuntutan tersebut dan Majelis Hakim menawarkan kepada kedua belah pihak agar diadakan pemeriksaan setempat namun kedua belah pihak menyatakan tidak sanggup membayar biaya pemeriksaan setempat tersebut, di samping itu pula gugatan penggugat terhadap harta bersama tersebut tidak jelas berapa luasnya, sehingga dengan demikian majelis berpendapat bahwa gugatan tersebut adalah kabur (obscur leabel), dan haruslah dinyatakan tidak dapat diterima;

22

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan nafkah lampau yang telah dilalaikan oleh Tergugat selama 19 bulan karena Penggugat mengakui bahwa selama berpisah tempat tinggal Tergugat hanya pernah mengirim uang sebanyak Rp 1.000.000,- , di dalam persidangan Tergugat telah mengajukan jawaban bahwa Tergugat tidak sanggup untuk memberikan nafkah lampau tersebut dengan alasan bahwa Tergugat tidak mampu, dan terhadap tuntutan nafkah tersebut majelis hakim menilai bahwa, oleh karena Penggugat didalam gugatannya tidak menyebutkan jumlah nafkah lampau tersebut, maka majelis hakim akan menentukan besarnya berdasarkan kelayakan dan kemampuan Tergugat yang bekerja sebagai seorang xxx ; Menimbang, bahwa oleh karena didalam persidangan Tergugat telah nyata hanya pernah memberikan nafkah lampau sebanyak Rp 1.000.000,- dalam kurun waktu sembilan belas bulan tersebut, maka majelis hakim menilai bahwa Penggugat tidak cukup dengan biaya tersebut, sehingga Tergugat patut dibebani nafkah lampau sebesar Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) setiap bulan selama 19 bulan = Rp 2.850.000,- dikurangi Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) = Rp 1.850.000,(satu juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah); Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat dinyatakan telah lalai dengan nafkah lampau tersebut dan haruslah dihukum untuk

meyerahkannnya kepada Penggugat sebelum pengucapan ikrar talak ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut di muka, maka gugatan Penggugat dapat dikabulkan sebahagian dan tidak menerima selain dan selebihnya; Dalam Konvensi dan ReKonvensi :

23

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dan disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan dengan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka segala biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Pemohon Konvensi/ Tergugat ReKonvensi. Mengingat segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan berkaitan dengan perkara ini. MENGADILI Dalam Konvensi : Mengabulkan permohonan Pemohon; Menyatakan memberi izin kepada Pemohon, XXT, untuk

mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon, XXT, di hadapan sidang Pengadilan Agama Bulukumba ; Menghukum Pemohon untuk membayar Nafkah Iddah selama tiga bulan sebesar Rp 400.000,- perbulan x 3 bulan = Rp 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) kepada Termohon yang harus dikeluarkan sebelum Pemohon mengucapkan ikrar talak; Dalam Rekonvensi : Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagian; Menyatakan bahwa tanah seluas 20 x 50 m yang berada di Dusun Xxx, Desa XXX, Kecamatan Xxx, Kabupaten Xxx dengan batas-batas : o o Sebelah Selatan Sebelah Utara = Kebun XXX; = Kebun orang tua Tergugat;

24

o o

Sebelah Timur Sebelah Barat

= Kebun orang tua Tergugat; = Kebun orang tua Tergugat ;

Adalah mahar Penggugat ; Menghukum Tergugat untuk menyerahkan mahar tersebut kepada Penggugat sebelum Tergugat mengucapan Ikrar Thalak ; Menetapkan Tergugat telah lalai memberikan nafkah kepada Tergugat selama sembilan belas bulan; Menghukum Tergugat untuk membayar nafkah yang telah dilalaikan kepada Penggugat sebesar Rp 1.850.000,-(satu juta delapan rataus lima puluh ribu rupiah) yang penyerahannya sesaat sebelum Tergugat mengikrarkan talak; Tidak menerima selain dan selebihnya.

Dalam Konvensi dan Rekonvensi : Membebankan kepada Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar seluruh biaya perkara ini sebesar Rp. 391.000,- (tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim

Pengadilan Agama Bulukumba pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2011 M. bertepatan dengan tanggal 16 Rabiul Akhir 1432 H. oleh kami, Dra. Hj. A. Djohar, sebagai Hakim ketua Majelis, Dra. Hartini Ahada dan Drs. H. Moh. Nasri, masing-masing sebagai Hakim anggota, putusan mana pada hari itu diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh ketua Majelis dengan didampingi oleh para Hakim Anggota tersebut serta dibantu oleh Rostiah, BA. sebagai Panitera Pengganti, dengan dihadiri oleh Pemohon Konvensi/Tergugat Rekonvensi dan Termohon Konvensi/Penggugat Rekonvensi.

25

Hakim Anggota,

Hakim Ketua,

Dra. HARTINI AHADA

Dra. HJ. A. DJOHAR

Drs. H. MOH. NASRI Panitera Pengganti,

ROSTIAH, BA.

26

Perincian biaya perkara : - Pencatatan : Rp. 30.000,- Panggilan : Rp. 300.000,- Redaksi : Rp. 5.000,- Meterai : Rp. 6.000,Jumlah : Rp. 391.000,(tiga ratus sembilan puluh satu ribu rupiah)

Anda mungkin juga menyukai