Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN TUTORIAL VIII MODUL OBSTETRI GINEKOLOGI TRIGGER 4 : KISTA OVARIUM TERPUNTIR

Fasilitator: dr. Desywar Sp.PK Tutorial : VIII Ketua Sekretaris Anggota : Mutia Widianti : Devi Marthy. K : Ririn Ramajuati Denny Saputra Yuliana Saputri Kiki Mainanda. P Desy Permata Karni Refis Monalisa Syafarudin (0810070100076) (0810070100071) (0810070100072) (0810070100073) (0810070100074) (0810070100075) (0810070100077) (0810070100078) (0810070100080)

Heru Fernando Bintang MP (0810070100079)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH 2011

MODUL OBSTETRI GINEKOLOGI Trigger 4 : Kista Ovarium Terpuntir Ibu P3H3, saat ini masuk RS dengan kesakitan perut bagian bawah, dan dikatakan ada terasa bengkak sebesar bola tenis di bagian perut tersebut. Pasien ternyata sering berurut untuk mengatasi yang bengkak tersebut. Riwayat penyakit yang lalu: pernah pula bengkak di sekitar liang vagina bagian bawah sebelah luar, sebesar telor ayam, bernanah, kemudian pecah sendiri, sembuh sendiri, pernah ke Puskesmas, katanya abses kista Bartholini. Pada pemeriksaan: vital sign agak meningkat, perut bagian bawah nyeri tekan (+), teraba palpasi masa bulat kistik, sebesar bola tenis di daerah perut bagian bawah kiri. VT periksa dalam teraba pada adneksa parametrum kiri kutub bawah tumor, kistik, nyeri (+), dan agak melengket (immobil), sedang corpus uteri dan cavum Douglasi kosong. Pasien dirawat dengan akut abdomen untuk persiapan di Op cito.

STEP 1. CLARIFY UNFAMILIAR TERMS


1. P3H3 Partus 3, hidup 3 2. Kista Bartholini Tersumbatnya saluran lubrikasi pada vagina atau membesarnya

muara saluran lubrikasi sehingga cairan lubrikasi tidak keluar


3. Kistik Lunak, berisi cairan 4. Op cito Operasi segera atau emergency

STEP 2. DEFINE THE PROBLEMS 1. Apa penyebab bengkak sebesar bola tenis di bagian perut pasien? 2. Apa hubungan kista Bartholini dengan kista ovarium? 3. Apa sebab terjadinya kista Bartholini? 4. Apa gejala klinis kista Bartholini?
5. Apa sebab perut bagian bawah nyeri tekan (+) saat dilakukan pemeriksaan?

STEP 3. BRAISTORM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION 1. Kemungkinan terjadi karena adanya kista. 2. Dapat karena kista dari riwayat penyakit yang lalu masih terisa sehingga timbul lagi. 3. Kuman E.coli 4. Nyeri, sakit perut bagian bawah. 5. Karena terdapat kista ovarium yang terpuntir.

STEP 4. ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION

, P3H3

Sakit perut bagian bawah Ada bengkak sebesar bola tenis di bagian bawah perut

Diagnosa

Anamnesa : RPD Abses Kista Bartholini

Pemeriksaan Fisik : VT, Palpasi

Pemeriksaan Penunjang

KISTA OVARIUM TERPUNTIR

Op Cito

STEP 5. LEARNING OBJECTIVES Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang : 1. Kista ovarium terpuntir dan kista bartholini a. Definisi dan klasifikasi b. Patofisiologi c. Gejala klinis d. Diagnosa / Diagnosa banding e. Penatalaksanaan dan pencegahan f. Komplikasi g. Prognosa 2. Hubungan kista ovarium terpuntir dengan kista bartholini

STEP 6. GATHERING INFORMATION AND PRIVATE STUDY Mahasiswa/i belajar mandiri dengan mencari bahan dari berbagai media dan sumber, antara lain dari: Text book Kuliah pakar Internet

STEP 7. SHARE THE RESULTS I. KISTA OVARIUM a. Definisi Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (atau kista indung telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja, pada masa pubertas sampai menopause, juga selama masa kehamilan. (Tri Lestari Handayani, SKp.,M.Kep.,Sp.Mat)
Gambar.1. Kista ovarium

Kista ovarium adalah kantung penuh cairan yang tumbuh dalam indung telur (ovarium), salah satu bagian dari organ reproduksi wanita. Sebagian besar kista ovarium tidak berbahaya, namun seringkali terjadi keadaan yang bersifat gawat darurat oleh karena kantung kista ovarium pecah, tangkai terpuntir, mengalami perdarahan atau timbul rasa nyeri. (Dr.Bambang Widjanarko. SpOG) b. Patofisiologi Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan. Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-kadang disebut

kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan pemberian HCG. Kista neoplasia dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous. Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram. c. Klasifikasi Terdapat berbagai macam tumor yang dapat timbul pada ovarium. Ada yang neoplastik dan non neoplastik. Beberapa di antara tumor neoplastik bersifat jinak (noncancerous) dan tidak pernah menyebar di luar ovarium. Tipe lainnya adalah maligna atau ganas (cancerous) dan dapat menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya. Selanjutnya tumor neoplastik yang bersifat jinak dapat dibagi menjadi tumor kistik dan tumor solid. Pada umumnya, tumor ovarium dinamai sesuai dengan asal macam sel tumor dan berdasarkan ganas tidaknya tumor. Terdapat tiga tipe utama dari tumor ovarium yaitu tumor sel epitel permukaan ovarium

(epithelial tumors), dimulai dari sel yang melindungi permukaan luar ovarium; tumor sel benih (germ cell tumors), dimulai dari sel yang menghasilkan ovum dan tumor sel stroma (sex cord stromal tumors).

Tumor Non Neoplastik Kista Folikel Kista Korpus Luteum Kista Lutein Kista Inklusi Germinal Kista Endometrium Kista Stein-Leventhal

Tumor Neoplastik Jinak Kistik Kistoma Ovarii Simpleks Kistadenoma Ovarii Serosum Kistadenoma Ovarii Musinosum Kista Endometroid Kista Dermoid Solid Fibroma, Leimioma, Fibroadenoma, Papiloma, Angioma, Limfangioma. Tumor Brenner Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)

Ada beberapa macam jenis kista ovarium, yaitu kista fungsional, adalah kista ovarium yang paling banyak dijumpai. Jenisnya kista folikel dan kista lutein, keduanya dapat hilang dengan sendirinya. Kista dermoid, adalah jenis kista ovarium yang dapat berasal dari jaringan ektoderm, mesoderm, bahkan endoderm, sehingga dapat berisi jaringan lemak, rambut, gigi, tulang, dan kulit. Endometrioma disebut juga kista coklat, termasuk endometriosis eksterna, yaitu adanya jaringan endometrium yang tumbuh pada ovarium. Adanya kista ini sangat mempengaruhi fertilitas seseorang. Kista multipel, biasanya terdapat pada wanita yang menstruasinya bersifat an-ovulasi, yang paling sering adalah sindroma ovarium polikistik. Jenis kista ovarium : 1. Kista folikular Jenis simple cyst ini terbentuk bila tidak terjadi ovulasi atau bila folikel yang matang mengalami involusi (mengempis sendiri). Umumnya terbentuk saat ovulasi dan dapat tumbuh terus sampai mencapai ukuran 5 6 cm. Bila kista ini pecah saat ovulasi, penderita akan mengeluh sakit perut (mittelschmerz) pada sisi dimana kista tersebut terbentuk . 25% wanita ini yang memiliki kista jenis ini akan menderita mittelschmerz. Sebagian besar tidak memperlihatkan adanya gejala dan dalam waktu beberapa bulan kista akan menghilang dengan sendirinya. 2. Kista korpus luteum Jenis kista fungsional ini terbentuk setelah ovulasi (folikel yang telah mengalami ovulasi disebut sebagai corpus luteum). Bila tidak terjadi kehamilan, corpus luteum umumnya akan berubah bentuk menjadi corpus albican. Namun kadang-kadang corpus luteum tersebut akan berisi cairan atau darah dan tetap berada didalam ovarium ,menjadi kista korpus luteum. Kista ini biasanya berada pada satu ovarium dan tidak menimbulkan gejala.

3.

Kista hemoragikum Terbentuk bila dalam kista fungsional terjadi perdarahan. Kista ini akan dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri abdomen.

4.

Kista Dermoid Kista yang tidak normal ini umumnya mengenai wanita muda dan dapat mencapai ukuran sampai 15 cm. Ini adalah salah satu tumor jinak yang kadang-kadang disebut sebagai mature cystic teratoma. Kista dapat berisi berbagai komponen jaringan kulit, lemak, rambut, tulang rawan, gigi. Gambaran ultrasonografi kista dermoid sangat bervariasi, namun dengan pemeriksaan CT scan atau MRI terlihat adanya lemak dan kalsifikasi. Kista ini dapat mengalami peradangan atau terpuntir sehingga menyebabkan satu keadaan yang bersifat akut.

5.

Endometrioma (kista endometrioid) Adalah merupakan bagian dari penyakit yang disebut endometriosis. Kista ini terbentuk bila jaringan endometrium (selaput lendir dalam terus) tumbuh di dalam ovarium. Kejadian ini mengenai wanita pada masa reproduksi dan menyebabkan nyeri menahun yang berkaitan dengan haid. Endometriosis adalah adanya kelenjar dan stroma endometrium diluar uterus. Penderita endometriosis umumnya menderita gangguan kesuburan. Kista endometrium umumnya berukuran 2 20 cm , berisi cairan kental berwarna coklat sehingga seringpula dinamakan chocolate cyste

6.

Kista ovarium polikistik Ovarium membesar sampai duakali ukuran biasa dan pada permukaan terlihat adanya kista-kista kecil. Kejadian berawal dari tidak terjadinya ovulasi meskipun telur dalam folikel sudah matang. Siklus seperti ini berulang terus sehingga pada akhirnya akan terbentuk sejumlah kista kecil didalam ovarium. Keadaan ini dapat ditemukan pada wanita normal atau dengan gangguan endokrin.

Harus dibedakan dengan sindroma ovari polikistik (PCOS) yang meliputi gejala dan kelainan patologis disamping gambaran polikistik ovarium yang ada. PCOS meliputi resiko gangguan metabolisme dan kardiovaskular terkait dengan resistensi insulin. Resiko-resiko tersebut antara lain, gangguan toleransi glukosa, Diabetes tipe 2 dan hipertensi. PCOS terkait dengan gangguan kesuburan, perdarahan abnormal,

abortus serta komplikasi kehamilan. PCOS adalah kelainan yang relatif sering terjadi ( 4 7%) pada masa reproduksi dan seringkali dikaitkan dengan karsinoma endometrium. Untuk menegakkan diagnosa PCOS tidak cukup hanya dengan pemeriksaan ultrasonografi saja. 7. Kistadenoma Kista adenoma adalah tumor jinak jaringan ovarium. Kista berisi cairan lendir yang kental. Diameter kista dapat mencapai 25 cm.

d. Etiologi Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Perubahan sel indung telur, baik sel permukaan (epitel) maupun sel bagian dalam (korteks) dapat mengalami perubahan sifat dan menghasilkan cairan yang mengumpul di dalam indung telur. Secara normal, satu sel telur akan dihasilkan setiap bulannya. Sel telur ini berada dalam suatu kantong yang disebut dengan folikel dan sekitar dua minggu setelah haid hari pertama sel telur akan dilepskan dari indung telur yang dinamakan ovulasi. Folikel yang tidak pecah atau folikel yang telah pecah dan tidak diserap juga dapat menetap dan membentuk kista. Kista ovarium cukup sering dialami wanita di saat usia reproduksinya. Kista dapat bervariasi baik ukurannya maupun jenisnya. Ada yang berisi cairan jernih yang disebut kista fungsional, kista korpus luteum, kista berisi darah (rubrum), kista berisi gigi, rambut dan cairan lemak yang disebut kista dermoid, berisi jaringan ikat yang padat seperti fibroma. Kebanyakan kista bersifat jinak, sementara sebagian kecil lainnya dapat berubah ganas.

Faktor Resiko kista ovarium: Riwayat kista ovarium sebelumnya Siklus haid yang tidak teratur Peningkatan distribusi lemak tubuh bagian atas Usia menarche yang dini ( kurang dari 11 tahun) Ganguan kesuburan Hipotiroid atau gangguan hormonal lain Terapi tamoxifen untuk karsinoma mammae

Pemakaian pil kontrasepsi dapat menurunkan resiko terjadinya kista ovarium oleh karena terjadi pencegahan proses ovulasi . e. Gejala Klinis Kista ovarium umumnya tidak menyebabkan gejala dan umumnya ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan fisik ginekologi rutin atau pemeriksaan ultrasonografi yang dilakukan atas indikasi selain kista ovarium. Gejala yang dapat terjadi :
-

Nyeri abdomen bagian bawah atau nyeri panggul Rasa penuh di bagian abdomen Haid tidak teratur , bisa juga jumlah darah yang keluar banyak Nyeri panggul / punggung berkepanjangan yang berhubungan dengan Nyeri panggul saat aktivitas fisik yang berat atau sanggama Nyeri yang berhubungan dengan buang air kecil (miksi) atau buang air Mual dan muntah Nyeri vagina atau bercak perdarahan Gangguan kesuburan Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki

f. Diagnosa 1)

haid

besar (defekasi)

Anamnesa

Pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan pada pasien dengan kista ovarium yaitu yang berhubungan dan mengarah pada gejala klinis kista ovarium. Untuk pasien kista ovarium terpuntir, gejala klinisnya akan lebih berat dari biasanya.

2)

Pemeriksaan Fisik
Jika kista telah membesar, akan tampak benjolan di bagian bawah

perut pasien yang relatif lama.


Nyeri tekan (+) pada perut bagian bawah, Teraba masa bulat kistik, di rongga perut bagian bawah, di samping

uterus dengan ukuran > 5 cm Nyeri perut hebat bila kista terinfeksi, terpuntir, pecah.

3)
a)

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan ultrasonografi transvaginal, dapat berguna untuk menemukan massa kanker di ovarium serta ganas atau tidaknya kanker. CT scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging), dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kanker menyebar dan lokasi kanker. Laparoskopi diagnostik, merupakan pemeriksaan pasti untuk dapat menentukan keganasan kanker. Indikasi untuk melakukan laparoskopi antara lain : - massa ovarium > 7 cm - pembesaran ovarium pada masa menopause atau 1 tahun sebelum menstruasi - pasca pemberian kontrasepsi hormonal - tumor bilateral (kecuali kista theca lutein) - tumor keras

b)

c)

- gejala torsi (tumor terputar) atau rupture (tumor pecah) - ascites


d)

Pemeriksaan CA 125. Serum CA 125 merupakan tumor marker yang dapat digunakan untuk memisahkan antara kanker yang ganas dengan jinak. Akan tetapi pemeriksaan ini lebih akurat pada wanita yang telah mengalami menopause, sedangkan pada wanita yang belum menopause hasilnya diragukan.

e) f)

Pemeriksaan hormonal (LH, FSH, Estradiol, Testosterone) Tes kehamilan : tindakan terhadap penderita kista ovarium yang hamil tidak sama dengan tidak hamil. Kemungkinan kehamilan ektrauterin harus diseingkirkan oleh karena gejala yang mirip dengan kista ovarium

g)

Kuldosintesis transvaginal.

Pengambilan

cairan

dalam

cavum

douglassi

h)

Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan sekret (yang meliputi: Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang, bakteri kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel, dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb (Hemoglobin).

USG Kista Ovarium Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.

Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes)

di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.

Gambar.2. USG kista ovarium

Terdapat beberapa cara untuk menentukan apakah kista pada ovarium bersifat jinak atau ganas, yaitu :

Berdasarkan pemeriksaan fisik Jinak bila: * Pergerakkan Mudah digerakkan (mobile) * Konsistensi / Isi Kistik * Terdapat hanya di 1 sisi atau 2 sisi tubuh * Permukaan Halus dan tidak berdungkul (smooth)

Ganas bila: * Pergerakkan Sulit digerakkan (fixed / menetap) * Konsistensi / Isi Padat (solid) * Terdapat di 1 sisi tubuh 2 sisi tubuh * Permukaan Berdungkul-dungkul

Berdasarkan hasil radiografi Jinak bila: * Kista sederhana dengan ukuran kurang dari 10 cm * Tebal sekat kurang dari 3 mm

* 1 sisi * Tidak membentuk massa di perut

Ganas bila: * Tumor solid (padat) atau campuran * Banyak sekat dan tebal sekat (dinding) lebih dari 3 mm * 2 sisi * Membentuk massa di perut (asites)

Berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi (PA) sel-selnya Jinak bila: * Tidak ada perlekatan sehingga mudah digerakkan (mobile) * Kapsul (pembungkus) kista utuh

Ganas bila: * Ada perlekatan sehingga sulit digerakkan (fixed) * Kapsul (pembungkus) kista tidak utuh / pecah / rupture

g. Diagnosa banding Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit dengan gejala yang sama pada kista ovarium, adalah : Endometriosis Pada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yang rendah sehingga memberikan kesan yang padat. Kehamilan Ektopik

Pada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan dinding yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan intrauterine. Kanker Ovarium Pada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan ireguler. h. Penatalaksanaan Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.

1. Pendekatan Jika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopouse jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.

2. Medikasi

Pil kontrasepsi oral berguna untuk mengatur siklus haid,

mencegah pembentukan kista yang dapat berubah menjadi kista dan mungkin dapat menurunkan atau mengecilkan ukuran kista. dokter) Pereda rasa sakit : NSAID atau narkotik (harus dengan resep

3. Pembedahan Jika kista ovarium tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi, semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri, pada masa postmenopouse, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan bedah yang utama, yaitu: Laparoskopi dan Laparatomy. Pembedahan dimulai dengan teknik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan membuat lubang kecil 3 buah lubang (berdiameter 5-10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor, sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain, misalnya laser yang akan mengangkat kista ovarium.
o

Laparoskopi Rongga abdomen diisi dengan gas kemudian

dibuat insisi kecil untuk memasukkan instrumen kedalam abdomen. Dengan instrumen ini ahli bedah dapat melihat dan mengangkat kista ovarium.
o

Laparotomi Pembedahan yang lebih invasif dimana ahli

bedah akan membuka perut dengan sayatan melintang atau vertikal untuk dapat mengangkat kista ovarium yang besar.
o

Pembedahan pada kista ovarium yang terpuntir. Tangkai kista

ovarium dapat terpuntir dan menyebabkan rasa nyeri hebat. Penderita dapat mengalami mual atau muntah. Ini adalah keadaan gawat darurat

dimana diperlukan tindakan pembedahan yang sifatnya segera untuk memperbaiki keadaan yang terjadi. i. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium diantaranya :

Torsi Ruptur Perdarahan massif Menjadi Keganansan : Potensi kistadenoma ovarium jinak menjadi ganas sudah dipostulasikan, kista dermoid dan endometriosis dapat berubah menjadi ganas, akan tetapi dalam persentase yang relative sedikit.

j. Prognosa Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir. Segi Kelangsungan Hidup Prognosis untuk baik jinak baik. Namun untuk kista yang dapat berkembang untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun (5 Years survival rate) penderita kanker ovarium stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukan dalm keadaan stadium lanjut. Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Segi Kelangsungan Organ

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri. k. Pencegahan Adapun langkah-langkah untuk mengurangi resiko terkena kanker ovarium terutama pada wanita resiko tinggi antara lain: 1. 2. 3. 4. Melahirkan anak minimal 1 kali Menggunakan kontrasepsi oral Mengangkat indung telur bila wanita telah memiliki cukup anak dan tidak ingin hamil lagi Pada wanita yang memiliki riwayat keluarga sering terkena kanker payudara, maka screening mammography dan serum CA 125 harus dilakukan pada usia 30 tahun dan teratur untuk tahun-tahun selanjutnya. 5.
6.

Pemeriksaan tumor marker, USG atau CT-scan secara berkala untuk deteksi dini kanker. Pada wanita dengan riwayat penyakit atau penyakit kista ovarium, sebaiknya membatasi aktivitas fisik yang berlebihan untuk mencegah kista pecah atau terpuntir.

Tidak ada cara yang pasti untuk mencegah kanker ini tetapi deteksi dini dan tindakan terapi dini dan efisien dapat mengurangi angka kematian. Karena itu para wanita harus mulai menggalakkan program pemeriksaan diri berkala ke dokter kebidanan pribadinya agar dapat memonitor kesehatan pribadi secara maksimal dan meminimalkan resiko kanker.

II. KISTA BARTHOLINI

a. Definisi Kista bartholini adalah kista yang terdapat pada kelenjar barholini. Kelenjar bartolini merupakan salah satu organ genitalia eksterna yang berfungsi untuk membasahi atau melicinkan permukaan vagina pada saat terjadi hubungan seksual. Kadang-kadang lubang kelenjar ini menjadi terhambat, menyebabkan cairan masuk kembali ke dalam kelenjar sehingga menimbulkan kista. Umumnya kista bartholini tidak menimbulkan nyeri namun kadang kadang cairan dalam kista dapat terinfeksi sehingga menimbulkan nanah yang dikelilingi oleh jaringan yang meradang (bisul).

Gambar.3. Kista Bartholini

b. Epidemiologi

Angka kejadian kista/abses Bartholini sekitar 2% dari seluruh wanita, pada umumnya asimtomatis namun dpt memberikan keluhan berupa nyeri hingga gangguan aktifitas. c. Etiologi Penyebab dari kista bartholini adalah karena penyumbatan pada saluran kelenjar bartholini yang menyebabkan akumulasi cairan. Penyebab penyumbatan diduga akibat infeksi atau adanya pertumbuhan kulit pada penutup saluran kelenjar bartholini. Kista dapat terinfeksi, membentuk abses. Sejumlah bakteri dapat menyebabkan infeksi, termasuk bakteri yang umum, seperti Escherichia coli (E.coli), serta bakteri yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia. d. Gejala dan tanda Kadang kadang seseorang tidak menyadari jika menderita kista bartolini karena kistanya masih kecil dan tidak terjadi infeksi. Jika kista bartholini berkembang, maka penderita akan merasakan adanya benjolan atau massa di dekat lubang vagina meskipun kista bartholini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Jika kista bartholini terinfeksi, maka gejala dan tanda yang mungkin ada adalah : Sebuah benjolan yang mungkin menimbulkan rasa sakit di dekat lubang vagina Ketidaknyamanan sambil berjalan atau duduk Nyeri selama hubungan seksual Demam Sebuah kista atau abses biasanya terjadi hanya pada satu sisi lubang vagina. e. Diagnosa Pada anamnesis ditanyakan tentang gejala seperti : Panas, Gatal, Sudah berapa lama gejala berlangsung, Kapan mulai muncul,

Faktor yang memperberat gejala, Apakah pernah berganti pasangan seks, Keluhan saat berhubungan, Riwayat penyakit menular seks sebelumnya, Riwayat penyakit kulit dalam keluarga, Riwayat keluarga mengidap penyakit kanker kelamin, Riwayat penyakit yang lainnya misalnya diabetes dan hipertensi, Riwayat pengobatan sebelumnya.

Kista atau abses Bartholini didiagnosis melalui pemeriksaan fisik, khususnya dengan pemeriksaan ginekologis pelvis. Pada pemeriksaan fisis dengan posisi litotomi, kista terdapat di bagian unilateral, nyeri, fluktuasi dan terjadi pembengkakan yang eritem pada posisi jam 4 atau 8 pada labium minus posterior. jika kista terinfeksi, pemeriksaan kultur jaringan dibutuhkan untuk mengidentifikasikan jenis bakteri penyebab abses dan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi akibat penyakit menular seksual seperti Gonorrhea dan Chlamydia. Untuk kultur diambil swab dari abses atau dari daerah lain seperti serviks. Hasil tes ini baru dilihat setelah 48 jam kemudian, tetapi hal ini tidak dapat menunda pengobatan. Dari hasil ini dapat diketahui antibiotik yang tepat yang perlu diberikan. Biopsi dapat dilakukan pada kasus yang dicurigai keganasan. f. Diagnosa banding lesi vulva : kista sebaseus, kista disontogenetik, hematom, lipom, fibroma, hidradenoma, syringoma, endometriosis, myoblastoma, mamma abberans, leiomyoma, tumor von recklinghausen, adenokarsinoma. lesi vagina : kista inklusi vagina, endometriosis, adenosis, kista duktus gardner, leiomyoma, hernia inguinalis. g. Penatalaksanaan Kista Bartholin seringkali asimtomatis, tidak ada tanda-tanda infeksi, sehingga pemberian antibiotik tidak diperlukan. Kalau ada infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik spektrum luas, untuk antibiotik profilaksi biasa digunakan amoxicillin + asam klavulanat atau cefazolin.

pada wanita usia 40 tahun keatas dianjurkan untuk melakukan eksisi seluruh kelenjar Bartholin oleh karena kemungkinan timbulnya suatu keganasan. Terapi dan obat kista bartholini tergantung dari ukuran kista, apakah kista menimbulkan gejala atau tanda, apakah kista terinfeksi atau mengakibatkan abses. Jika kista bartholini tidak menimbulkan gejala dan tanda tanda maka tidak memerlukan pengobatan. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang mungkin direkomendasikan : 1. KATETER WORD Kateter word ini memang dirancang untuk kasus kista/abses bartholin, namun untuk sekarang belum tersedia. Setelah dipasang, kateter word ini dibiarkan selama 4 minggu, dan penderita dianjurkan untuk tidak melakukan aktifitas seksual, sampai kateter dilepas. setelah 4 minggu akan terbentuk saluran drainase baru dari kista bartholini, secara kosmetik hasilnya cukup bagus karena orifisiumnya akan mengecil dan hampir tidak kelihatan. 2. MARSUPIALISASI Marsupialisasi adalah pilihan terapi apabila setelah penggunaan kateter word terjadi rekurensi (atau tidak ada kateter word) Prinsip : buat insisi elips dengan skalpel diluar atau didalam cincin hymen, jangan diluar labium mayor karena dapat timbul fistel (selain itu kurang bagus), insisi harus cukup dalam mengiris kulit dan dinding kista dibawahnya (untuk kemudian dibuang). Apabila terdapat lokulasi dibersihkan. Kemudian dinding kista didekatkan dengan kulit menggunakan benang 3.0 atau 4.0 dan dijahit interrupted. Angka rekurens sekitar 10% 3. EKSISI Eksisi dilakukan jika terjadi rekurensi berulang, sebaiknya tindakan ini dilakukan di kamar operasi oleh karena biasanya akan terjadi perdarahan yang banyak yang berasal dari plexus venosus bulbus vestibuli, dan pernah dilaporkan terjadinya septik syok pasca tindakan.

4.

MANDI SITZ Kadang-kadang, perendaman dalam bak berisi air hangat (mandi sitz) beberapa kali sehari selama tiga atau empat hari membantu mengecilkan kista dan kista terinfeksi dan pecah.

5.

BEDAH DRAINASE Sebuah kista yang terinfeksi atau sangat besar umumnya memerlukan drainase oleh seorang dokter.

6.

ANTIBIOTIK Jika kista terinfeksi atau jika hasil tes menunjukkan penyakit menular seksual, dokter akan meresepkan antibiotik untuk memastikan bahwa bakteri penyebab infeksi mati. Tetapi jika abses dikeringkan dengan benar maka antibiotik tidak diperlukan.

Obat herbal tradisional Obat herbal atau obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan kista bartholini adalah mahkota dewa, keladi tikus, temu putih dan jus mengkudu. Keempat jenis herbal tersebut merupakan obat herbal asli indonesia yang dapat digunakan untuk pengobatan segala jenis kanker, tumor dan kista. h. Komplikasi Komplikasi kista Bartholini yang dapat timbul, antara lain: Perdarahan massif Syok septik Selulitis Dyspareuni

i. Prognosa Prognosis kista bartholini baik jika dapat ditangani secepat mungkin dengan cepat dan tepat sebelum terinfeksi dan menimbulkan keganasan. j. Pencegahan kista bartholini

Tidak ada cara untuk mencegah kista Bartholini namun seks yang aman khususnya menggunakan kondom dan menjaga kebersihan yang baik dapat membantu mencegah infeksi kista dan pembentukan abses.

III. HUBUNGAN KISTA OVARIUM TERPUNTIR DAN KISTA BARTHOLINI

Kista ovarium berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista, dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh di bawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Tangkai kista ovarium yang terpuntir dan pecah akan menyebabkan isi kista keluar dan menyebar. Apabila dibiarkan terus-menerus atau tidak ditangani secepatnya, isi kista tersebut dapat menumpuk dan menyumbat di saluran kelenjar bartholini sehingga membentuk kista. Dan apabila kista ini terinfeksi, maka dapat pula timbul abses kista Bartholini.

DAFTAR PUSTAKA
o

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi. Bandung: Elstar Offset Rabe, Thomas. 2002. Buku saku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Hipokrates Dorland, Berek S.Jonathan.2002.Novaks Gynecology 13th edition Keterampilan Dasar Obstetri Ginekologi. Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya Jakarta

o o o

o http://www.scribd.com./kistaovarium

Anda mungkin juga menyukai