Cultural studies dan feminisme sama-sama memiliki kepentingan substantif dalam isu kekuasaan, representasi, budaya pop, subjektivitas, identitas dan konsumsi.
Feminisme Perbedaan
Feminisme perbedaan menyatakan adanya perbedaan esensial antara laki-laki dan perempuan. Hal ini banyak diinterpretasikan sebagai perbedaan secara budaya, psikis dan atau biologis. y Kesulitan dengan patriarki adalah karena ia mengaburkan perbedaan antar perempuan selaku individu serta ciri khas mereka dan lebih melihat suatu bentuk penindasan yang bersifat universal dan mencakup semua aspek. (Rowbotham, 1981)
y
Tuchman (1978) menyatakan perspektif citra perempuan yaitu repersentasi citra perempuan mencerminkan sikap lakilaki dan merupakan misrepresentasi perempuan sejati. y Representasi sebagai konstruksi budaya dan bukan sebagai refleksi atas dunia nyata.
y
Citra Perempuan
Konsep stereotipe menempati posisi penting dalam citra perspektif perempuan. Suatu stereotipe terdiri dari reduksi person menjadi serangkaian ciri-ciri karakter yang dibesar-besarkan, dan biasanya negatif. y Pen-stereotipe-an mereduksi, mengesensialkan, mengalamiahkan, dan mematri perbedaan. (Hall, 1997)
y
Menurut studi Krishnan dan Dighe (1990) : penegasan dan penyangkalan adalah dua tema utama yang terlihat tentang representasi perempuan di televisi India
Karakter Perempuan
Berkorban Tergantung Ragu untuk bersenang-senang Mendefinisikan dunia melalui hubungan keluarga Emosional dan sentimental Tersubordinasi Maternal
Karakter Laki-laki
Terpusat pada diri Tegas Percaya diri Melihat suatu tempat pada dunia yang lebih luas Rasional dan berkomplot Dominan Paternal
Posisi subjek adalah perspektif atau serangkaian makna diskursif regulatif dan tertata dimana teks atau diskursus tersebut dipahami. Misal dalam konteks iklan :
Dengan mengarahkan kita kepada persona pribadi, iklan menyodorkan kepada kita sebagai perempuan, bukan hanya komoditas melainkan juga hubungan personal kita di mana kita adalah feminin: bagaimana kita seharusnya/bisa menjadi perempuan feminim, yang atributnya dalam kaitan dengan laki-laki dan keluaraga berasal dari komoditas-komoditas ini. Seorang perempuan tidak lebih dari sekedar komoditas yang kita kenakan : lipstik, celana pendek, pakaian, dan lain-lain adalah perempuan. (Winship, 1981:218)
Ringkasan
Identitas seksual diyakini bukan sebagai suatu esensi biologis universal melainkan bagaimana feminitas dan maskulinitas dituturkan. y Dalam cultural studies, seks dan gender diyakini sebagai konstruksi sosial (ditata dan mengandung sejumlah konsekuensi) yang secara intrinsik terkandung dalam persoalan representasi.
y