Anda di halaman 1dari 11

Abstrak Lampu pendar adalah salah satu jenis lampu lucutan gas yang menggunakan daya listrik untuk

mengeksitasi uap raksa. Uap raksa yang tereksitasi itu menghasilkan gelombang cahaya ultraungu yang pada gilirannya menyebabkan lapisan fosfor berpendar dan menghasilkan cahaya kasatmata. Lampu pendar mampu menghasilkan cahaya secara lebih efisien daripada lampu pijar. Lampu pendar dikenal dalam dua bentuk utama. Yang pertama berbentuk tabung panjang atau yang umum dikenal dengan lampu TL (tubular lamp) atau lampu neon dan yang kedua berukuran lebih kecil dengan tabung ditekuk menyerupai spiral, umum disebut dengan sebutan lampu hemat energi (LHE). Keyword : lampu neon

Latar Belakang Perkembangan teknologi serta lahirnya inovasi-inovasi baru

mengakibatkan banyak produk baru yang muncul, termasuk berbagai jenis peralatan rumah tangga yang serba elektrik, mulai dari lampu penerangan, televisi, kulkas hingga AC. Penggunaan listrik dapat menjadi boros ataupun hemat tergantung oleh cara pemakaiannya. Disamping itu, tagihan listrik yang tinggi dapat disebabkan oleh pemakaiannya yang salah. Kenyataan yang dihadapi saat ini, masyarakat masih banyak yang belum memahami apa yang dimaksud dengan lampu hemat energi. Masyarakat cenderung memilih lampu yang murah dan mudah didapatkan di pasaran tanpa mengetahui dengan pasti konsumsi energi dari lampu tersebut. Hemat energi adalah suatu tema yang menarik perhatian penuh di seluruh masyarakat umum, tapi dalam hubungan ini jarang dipikirkan ke masalah penerangan (Pijpaert, 1995). Pemilihan jenis lampu juga berpengaruh terhadap besar kecilnya biaya penggunaan listrik tersebut dan masyarakat terkadang kurang memperhatikan hal ini, karena menganggap konsumsi energi listrik untuk penggunaan lampu relatif lebih kecil dibandingkan penggunaan peralatan listrik lainnya, seperti televisi, kulkas, maupun AC. Asumsi ini muncul akibat adanya anggapan bahwa daya yang dibutuhkan oleh satu dari peralatan-peralatan tersebut lebih besar daripada daya sebuah lampu. Demikian pula dengan waktu penggunaannya, dimana beberapa peralatan listrik seperti kulkas dan AC harus hidup selama 24 jam nonstop, sedangkan lampu kurang lebih hanya 9 jam per hari. Namun, potensi penghematan energi listrik pada penggunaan lampu ternyata sangat besar. Ratarata hampir 50% dari tenaga listrik digunakan untuk penerangan (PT. PLN Persero, 2002). Banyak jenis lampu yang dijual di pasaran dengan klaim hemat energi, seperti lampu jenis neon (fluorescent), yang lebih dikenal sebagai lampu TL. Ada

alternative untuk mewujudkan yang namanya hemat energy di bidang penerangan yaitu dengan penggunaan Lampu LED sebagai pengganti lampu Neon/TL. Disamping itu juga penggunaan lampu Neon/TL mempunyai banyak dampak yang dapat merusak kesehatan manusia.

Bahaya lampu neon(lampu tabung) Selama ini pemerintah kurang mensosialisasikan bahaya lampu TL atau yang sering kita sebut lampu neon. Masalahnya lampu hemat energi yang selama ini digalakkan oleh pemerintah tidak dibarengi oleh

informasi penting mengenai bagaimana mengelola limbah lampu TL. Padahal setidaknya sekali dalam setahun kita mengganti lampu TL di rumah kita, apakah itu karena sudah rusak (akibat bocor) atau karena pecah (nah ini lebih berbahaya). Lampu TL mengandung sampai 5 miligram MERCURY (dalam bentuk uap atau bubuk).Uap raksa ini menkonversi energi listrik menjadi cahaya ultraviolet sehingga substansi fosfor pada tabung menjadi berpendar.nilah bedanya lampu pijar dan lampu TL kalau lampu pijar (bohlam) menyala karena adanya tahanan di kumparan tungstennya tetapi kalau lampu TL itu menyala Pijar karena dan

BERPENDAR.

berpendar itu berbeda, untuk berpendar hanya membutuhkan sedikit energi, makanya lampu TL wattnya kecil. Sudah tahu dong kalau beberapa miligram Mercury/ Uap Raksa saja bisa meracuni metabolisme tubuh manusia, apalagi bila terkespos pada anak-anak bisa menurunkan IQ dan berdampak panjang pada usia lanjut. Uap raksa ini adalah neurotoksin/racun yang sangat berbahaya dan berakibat fatal pada otak dan ginjal. Pemerintah Amerika beragumen penggunaan lampu TL dapat menghemat energi 2/3 pembangkit listriknya. Cukup signifikan memang dibanding dengan

penggunaan lampu pijar yang menkonsumsi banyak daya. Lampu TL sampai saat ini masih menggunakan Mercury karena memang belum ada pengganti sebaik mercury. Sekarang bagaimana bila kita tidak sengaja memecahkan lampu TL dalam suatu ruangan? berikut ada beberapa langkah yang diadopsi oleh EPA (Agen Lingkungan Amerika): 1.Sebelum membersihkan buka semua ventilasi ruangan (jendela, pintu) dan tinggalkan ruangan paling tidak 15 menit. 2.Matikan semua sistem ventilasi yang menggunakan kipas termasuk AC. 3.Bila lampu pecah di permukaan seperti lantai, ambilah pecahan kaca menggunakan kertas yang agak kaku atau karton dan tempatkan di kantong plastik. 4. Gunakan selotip atau isolasi untuk mengambil sisa2 remah2 kaca. 5.Seka lantai dengan lap basah dan buang di kantong plastik. 6.Jangan sekali2 menggunakan sapu atau vacuum cleaner untuk membersihkan pecahan kaca, karena akan memperluas sebaran debu serbuk merkuri. 7. Segera buang kantong plastik yang tutup rapat dengan membuangnya sejauh mungkin. (Kalo diluar negeri pembuangan sampah khususnya limbah lampu TL diatur secara ketat, bahkan ada recyling center khusus lampu TL ini) 8. Cuci tangan anda. Kabar baiknya Lampu TL akan segera diganti dengan Lampu LED, karena lampu LED ini bebas dari Merkuri dan bahkan lebih hemat dari TL. Lampu LED sudah banyak beredar di pasaran untuk kebutuhan lampu senter dan lampu Emergency.

Bahaya Merkuri Dalam Lampu Neon Rabu, Desember 29, 2010

Lampu hemat energi yang biasa kita kenal dengan sebutan lampu neon, lampu CFL (Compact Fluorescent Lamp), lampu TL (Tube Luminescent) merupakan lampu yang banyak digunakan untuk menggantikan lampu pijar. Hal tersebut dikarenakan untuk menghasilkan terang yang sama lampu neon membutuhkan daya listrik yang lebih sedikit dibandingkan dengan lampu pijar, dengan menggunakan lampu neon kita bisa menghemat energi 80%, mengurangi emisi gas CO2 dan mencegah global warming.

Lampu pijar menyala karena adanya kawat tipis yang dialiri listrik sehingga akan timbul panas, yang kemudian membara dan akhirnya menyala. Sedangkan lampu neon, merupakan lampu yang didalamnya berisi gas merkuri (air raksa) dan tabungnya dilapisi bahan fluoresen, listrik digunakan untuk menciptakan loncatan listrik seperti petir mini.

Loncatan petir mini ini menyebabkan energi gas merkuri meningkat, hal ini tidak berlangsung lama karena kemudian energi gas merkuri tersebut dilepaskan dan menghasilkan suatu cahaya ultraviolet. Ultraviolet tersebut kemudian mengenai

bahan fluoresen sehingga terjadi fluoresensi dan menghasilkan cahaya warna putih terang.

Bahan merkuri dari lampu neon ini yang berbahaya apabila kontak atau masuk ke dalam tubuh manusia. Apabila lampu ini pecah, bahan logam merkuri dapat mencemari ruangan dan mengancam kesahatan manusia. Kadar pencemaran merkuri bisa bertahan 5 jam pada ruangan tertutup, karena berbahaya maka bayi dan ibu hamil harus segera keluar, dan jendela harus segera dibuka selama 15 menit agar gas merkuri dapat hilang dari dalam ruangan.

Merkuri merupakan suatu logam yang apabila kontak dengan kulit dapat menyebabkan ruam, sedangkan apabila terhirup dapat menyebabkan sakit kepala, dan memicu kejang pada penderita epilepsi. Kadar merkuri sebenarnya cukup kecil, hanya sekitar 1-5 mg pada setiap bola lampu CFL dan tidak terlalu berbahaya jika segera tersapu angin. Namun di ruangan tertutup yang tidak ada angin, kadarnya bisa meningkat 20 kali lipat sehingga sangat membahayakan.

Sebuah penelitian di Fraunhofer Wilhelm Klauditz Institute mengungkap bahwa bola lampu CFL yang pecah dapat meningkatkan kadar merkuri di udara tertutup hingga 7 mikrogram/cm3. Sementara batas aman yang tidak membahayakan adalah 0,35 mikrogram/cm3.

Pada waktu membersihkan pecahan lampu neon ini juga hendaknya menggunakan

pelidung tangan untuk mengindari kontak dengan logam merkuri yang terdapat dalam didalamnya. Hemat Energi Lampu Neon Kompak Mei Keluarkan Tingkat Tinggi Radiasi UV Posted in | Efficient Lighting | Energy

Penelitian baru oleh Health Protection Agency telah menunjukkan bahwa beberapa penghematan energi lampu neon kompak dapat memancarkan radiasi ultraviolet pada tingkat yang, dalam kondisi tertentu penggunaan, dapat menghasilkan eksposur lebih tinggi dari tingkat pedoman. Badan dan Departemen Pemerintah menghimbau Uni Eropa, standar produk yang relevan badan dan industri pencahayaan untuk mempertimbangkan Khas desain terbuka (amplop yang saran pencegahan HPA berlaku. Mereka tidak boleh digunakan di mana orang cenderung berada di sangat dekat (kurang dari 30 cm / 1 bagaimana produk standar untuk lampu bisa tunggal) bola lampu neon diperketat.

Mengingat temuan-temuan penelitian, Badan ini ft) untuk bola untuk waktu merekomendasikan beberapa tindakan pencegahan lama (lebih dari 1 jam untuk penggunaan beberapa jenis bola lampu neon sehari). kompak (CFL). Badan pandangan adalah bahwa terbuka (amplop tunggal) CFL ditunjukkan pada Gambar. 1 tidak boleh digunakan di mana orang di dekat - lebih dekat daripada 30 cm atau 1 ft - untuk bola lampu telanjang selama lebih dari 1 jam sehari. Badan menyarankan bahwa untuk situasi seperti CFL terbuka harus diganti dengan jenis (amplop ganda) dikemas ditunjukkan pada Gambar. 2. Atau, lampu tersebut harus dipindahkan sehingga minimal 30 cm atau 1 ft pergi. Badan Chief Executive Justin McCracken berkata, "Ini adalah saran pencegahan dan orang-orang tidak boleh berpikir untuk memindahkan ini hemat energi bola lampu dari rumah mereka. Kami menyarankan orang untuk menghindari penggunaan bola lampu terbuka untuk bekerja dekat berkepanjangan sampai masalah diurutkan keluar dan menggunakan lampu dikemas sebagai gantinya. Dalam situasi lain di mana orang tidak mungkin sangat dekat dengan bola untuk waktu yang lama, semua jenis bola lampu neon kompak aman untuk digunakan. " Tidak semua terbuka (amplop tunggal) bola lampu neon memiliki emisi UVR signifikan, namun jika orang berada dalam jarak dekat sangat dengan beberapa dari mereka, paparan pada kulit yang telanjang seperti berada di luar di bawah sinar matahari langsung. Misalnya, Badan ilmuwan menemukan bahwa ketika sangat dekat (2 cm, kurang dari 1 inci) untuk beberapa CFL terbuka, tingkat UVR dapat setara dengan yang luar berpengalaman di Inggris pada hari yang cerah di musim panas dan sehingga tindakan pencegahan beberapa dijamin . Ketika lebih jauh (lebih dari 30 cm atau 1 ft), tingkat UVR jauh lebih rendah dan kurang dari berada di luar pada hari cerah di musim dingin, yang tidak perhatian. Encapsulated (amplop ganda) bola lampu neon kompak (lihat Gambar 2.), Yang terlihat mirip dengan bola lampu tradisional dalam negeri, tidak memancarkan sejumlah besar UVR. Lama yang lebih besar tabung "strip lampu" lampu neon

desain, biasanya digunakan di kantor, tempat kerja dan rumah selama bertahun tahun, juga dapat digunakan pada langit-langit tanpa ada tindakan pencegahan khusus. Saran pencegahan dari Badan adalah nasihat interim. Badan Penelitian ini telah mendorong penelitian masalah dengan orang lain dan Badan dapat mengeluarkan saran lebih lanjut bila lebih banyak informasi yang tersedia. Sebagai hasil dari kerja Badan Pemerintah menekan Uni Eropa untuk mempertimbangkan temuantemuan dalam undang-undang Eropa masa depan. Paparan UVR dapat menyebabkan masalah-masalah khusus bagi orang yang menderita dari beberapa kondisi medis, termasuk Lupus. Badan, Pemerintah dan industri pencahayaan telah bertemu dengan kelompok-kelompok pasien untuk memberikan nasihat tentang penggunaan bola lampu neon kompak dan ketersediaan teknologi baru untuk penerangan energi rendah. Selain itu, Badan pekerjaan telah diperhitungkan oleh panitia ilmiah EC melihat ke masalah sensitivitas cahaya. Komite ini menerbitkan pendapatnya Jumat lalu, 3 Oktober 2008. [spoiler=neon]Tau gak, ternyata cahaya lampu *semua jenis* yang selama ini kita gunakan untuk penerangan dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya dan SANGAT MEMATIKAN. Salah satunya adalah kanker kulit akut. Setelah diselidiki, ternyata penyakit tersebut disebabkan oleh radiasi yang dipancarkan oleh lampu. Hingga saat ini, lampu neon dianggap paling banyak memancarkan radiasi tersebut. Bahkan, jumlah radiasinya 10x lebih banyak daripada radiasi yang dipancarkan oleh laptop.

Penelitian yang dilakukan dilakukan WHO menyebutkan bahwa gas yang berada di dalam lampu neon saat ini merupakan gas yang amat berbahaya karena bisa memancarkan radiasi jika dialiri aliran listrik. Bahkan, gas tersebut bisa menyebabkan tumbuhan yang sebelumnya sehat menjadi layu lalu mati dalam tempo yang lebih cepat dari normalnya.

Saat ini, WHO bekerjasama dengan beberapa negara di asia tenggara sedang mengusahakan penggantian gas berbahaya *yg berada di dalam lampu neon* tersebut dengan gas alam yang tidak beracun. Namun saat ini banyak produsen lampu neon yang enggan mengganti gas berbahaya tersebut dengan gas alam. Mereka tidak mau menggantinya karena harga gas alam yang sangat mahal.

Pemerintah pun masih belum menindak perusahaan lampu yang enggan mengganti isi dari produk buatan mereka. Ini disebabkan karena pemerintah memikirkan nasib jutaan karyawan yang akan menganggur jika pemerintah menindak pabrik-pabrik lampu tersebut.

Untuk

mengurangi

bahaya

dari

lampu

neon

tersebut

* Ganti semua lampu di rumah anda dengan lampu pijar *lebih dikenal dengan lampu * * dop*. Lebih masker baik saat hemat nyawa kan daripada neon dari hemat yang listrik? pecah.

Gunakan

membersihkan neon

lampu

Jauhkan

lampu

anak-anak.

Untuk berjaga-jaga, di indonesia telah ditemukan 17 kasus yang gejalanya sama persis dengan gejala yang ditimbulkan oleh radiasi lampu neon. Jika anda memang peduli dengan keselamatan orang-orang terdekat anda, tolang beritahukan berita ini kepada teman-teman dan orang orang terdekat anda. Nasib indonesia berada di tangan anda.

Anda mungkin juga menyukai