Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Lemak, disebut juga lipid, adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk . Fungsi lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, pembentukan sel, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas, dan memelihara suhu tubuh Penggunaan lemak sebagai sumber energi erat berhubungan dengan metabolisme lipoprotein dan kolesterol. lipid dan 90% dlm bentuk lemak (TAG) Mammal mempunyai 5 25% / lebih yg disimpan di dalam jaringan adipose lemak disimpan dalam adiposity, Hewan untuk perkembangan embrio bij i Tumbuhan Sumber lemak :Makanan , Biosintesis de novo , adiposity Simpanan tubuh sifatnya yang tidak larut dalam air.Masalah utama diemulsi oleh garam empedu disintesis oleh liver Lemak & mudah dicerna disimpan dlm empedu & diserap lipoprotein membentuk

kompleks dg protein Transportasi

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Mahasiswadapat mengetahui penjelasan metabolism lipid secara umum 1.2.2 Tujuan Khusus 1.2.2.1 Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan klasifikasi lemak 1.2.2.2 Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan sumber lemak 1.2.2.3 Mahasiswa dapat memahami transport lemak 1.2.2.4 Mahasiswa dapat memahami oksidasi lemak 1.2.2.5 Mahasiswa dapat memahami sintesa, fungsi dan transport kolesterol 1.2.2.6 Mahasiswa dapat memahami pembentukan benda keton 1.2.2.7 Mahasiswa daapt memahami aspek klinis metabolisme lemak

BAB II ISI

METABOLISME LEMAK

1. Definisi dan Klasifikasi Lemak a. Definisi Lemak (fat) adalah ester gliseril yang banyak mengandung komponen asam jenuh, pada suhu kamar lemak berbentuk padat dan lemak yang berbentuk cair pada suhu disebut minyak dengan komponen utamanya adalah asam lemak tak jenuh. Lipid menurut International Congress of Pure and Applied Chemistry adalah kelompok senyawa kimuia yang mempunyai sifat-sifat: 1. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik seperti eter, CHCl3, benzen, alkohol/aseton panas, xylen, dll. serta dapat diekstraksi dari sel hewan/tumbuhan dengan pelarut tersebut. 2. Secara kimia, penyusun utama adalah asam lemak (dalam 100 gram lipid terdapat 95% asam lemak) 3. Lipid mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh manusia seperti asam lemak essential (EFA contohnya asam linoleat) dari asam linoleat dapat dibuat asam linolenat dan asam arakidonat.

b. Klasifikasi Menurut sifat kimia (berdasarkan atas reaksinya dengan basa kuat) 1. Lipid tersabunkan (hidrolisis dengan basa)(latin: sapo, soap=sabun=garam asam lemak).contohnya adalah TAG (triasil gliserol) dan fosfolipid. 2 Lipid tak tersabunkan. contohnya: sterol (kolesterol), vitamin yang larut dalam lemak. Menurut Bloor 1. Lipid sederhana. contohnya: fat/minyak (TAG/trigliserida) jika dihidrolisis menghasilkan asam lemak dan gliserol. 2. Lipid kompleks. contohnya: fosfolipid dan glikolipid. Fosfolipid + H2O menghasilkan asam lemak + alkohol + asam fosfat + senyawa nitrogen. Glikolipid + H2O menghasilkan asam lemak + karbohidrat + sfingosin.
2

3. Lipid turunan adalah senyawa-senyawa yang dihasilkan bila lipid sederhana dan lipid kompleks mengalami hidrolisis. Contohnya: asam lemak, gliserol, alkohol padat, aldehid, keton bodies.

Secara ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan sebagai berikut : A. Lipid sederhana : o lemak netral (monogliserida, digliserida, trigliserida), o ester asam lemak dengan alkohol berberat molekul tinggi B. Lipid majemuk o fosfolipid o lipoprotein C. Lipid turunan o asam lemak o sterol (kolesterol, ergosterol,dsb)

Secara klinis, lemak yang penting adalah 1. Kolesterol 2. Trigliserida (lemak netral) 3. Fosfolipid 4. Asam Lemak

2. Fungsi dan Sumber Lemak a. Fungsi 1. Sebagai sumber energi (memiliki kandungan 9 kkal/g) 2. Unsur pembangun membran sel dan bertanggung jawab untuk lewatnya berbagai bahan yang masuk dan keluar sel. 3. Sebagai pelindung organ-organ penting, penyekat jaringan tubuh. 4. Menjaga tubuh terhadap pengaruh luar. misalnya: suhu, luka (infeksi) dan lainnya. 5. Insulator listrik (agar impuls-impuls syaraf merambat dengan cepat) 6. Membantu melarutkan dan mentransport senyawa-senyawa tertentu (misal vitamin) dalam aliran darah untuk keperluan metabolisme.
3

b. Sumber 1. Dari tumbuhan didalam sitoplasma berupa droplet. 2. Dari hewan di dalam jaringan adiposa.

3. Transport Lemak Lipid diangkut oleh plasma darah dalam bentuk LIPOPROTEIN. Kelompok lipoprotein yang diangkut plasma ada 4 yaitu : (1) TRIASILGLISEROL, (2) FOSFOLIPID, (3) KOLESTEROL, dan (4) ESTER KOLESTERIL. Selain lipoprotein dalam plasma juga diangkut Asam Lemak Bebas. (Catatan: Asam lemak bebas adalah asam lemak yang tidak Teesterifikasi). Dalam praktek medik laboratorik, melalui sentrifugasi diperoleh 4 macam lipoprotein, yaitu : 1. Kilomikron: berasal dari penyerapan triasilgliserol dalam usus. Kilomikron terbanyak mengandung triasilgliserol. 2. Pre-F-Lipoprotein atau very low density lipoprotein (VLDL) : berasal dari hati yang berperan mengeluarkan triasilgliserol. Penyusun VLDL terbanyak adalah triasilgliserol. 3. F-Lipoprotein atau low density lipoprotein (LDL) : merupakan katabolisma akhir dari VLDL. LDL terbanyak tersusun atas kolesterol. 4. E-Lipoprotein atau high density lipoprotein (HDL) : merupakan lipoprotein yang bertanggungjawab dalam metabolisme VLDL, kilomikron, dan kolesterol. HDL terbanyak tersusun atas fosfolipid. LIPOPROTEIN tersusun dari senyawa LIPID AMFIPATIK. Kilomikron dan VLDL dikatabolisasi dengan cepat. Triasilgliserol pada kilomikron dan VLDL dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Kerja enzim tersebut yaitu menghidrolisis substrat triasilgliserol sekaligus membentuk lipoprotein lainnya.

4. Oksidasi Lemak Aktivasi asam lemak Seperti pada metabolisme glukosa, asam lemak mula-mula harus diubah dalam suatu reaksi dengan ATP menjadi zat antara yang aktif sebelum mereka bereaksi dengan enzim-enzim yang bertanggung jawab untuk metabolisme mereka selanjutnya. Ini adalah satu-satunya langkah pada pemecahan sempurna asam lemak yang memerlukan energy dari ATP. Dengan adanya ATP dan koenzim A. enzimt i o k i n a s e (asil-Ko A sintesa) mengkatalisis perubahan asam lemak (atau asam lemak bebas) menjadi asam lemak aktif atau asil-Ko A disertai oleh pemakaian satu ikatan fosfat berenergi tinggi. Asam lemak + ATP + KoA Asil-KoA + PPi + AMP

Adanaya pirofosfate anorganik menjamin bahwa pengaktifan menjadi sempurna karena hlangnya ikatan fosfat berenergi tinggi pirofosfat dipermudah. Dengan demikian, diperlukan 2 ikatan fosfat berenergi tinggi selama pengaktifan setiap molekul asam lemak. PPi + H2O 2 Pi

Tiokinse ditemukan di dalam dan di luar mitokondria. Beberapa tiokinase telah dikenal, masingmasing spesiik untuk asam lemak yang panjang rantainya berbeda. Selain itu, terdapat pula tiokinase mitokondria GTP-spesifik yang tidak pula tiokinase mitokondria GTP-spesifik yang tidak seperti enzim yang ATP-spesifik, membentuk GDP+Pi sebagai hasil dan bukan pirofosfat. Peranan karnitin pada oksidasi asam lemak Karnitin ( -hidroksi- -trimetilamonium butirat), (CH3)3N+-CH(OH)-CH2-COO- merangsang oksidasi asam lemak rantai panjang oleh mitokondria. Karnitin tersebar luas terutama berlimpah-limpah dalam otot. Pengaktifan asam lemak ranti panjang menjadi asil_KoA terjadi dalam mikrosom dan pada membrane luar mitokondra. Pengaktifan asam lemak rantai pendek dapat terjadi dalam mitokondria, Asil-KoA + Karnitin Asil-karnitin + Ko A Karnitin-Asetil Setiltransferase

Tidak tergantung pada karnitin. Asil-KoA rantai panjang tidak dapat menembus mitokondria dan menjadi teroksidasi keculai terdapat karntin. Suatu enzim, karnitin-asil transferase I, Asetil-Ko A + Karnitin Asetil Karnitin + KoA
5

Karnitin-Asetil Setiltransferase

Dihubungkan dengan membran dalam bagian luar mitokondria dan memungkinkan gugus asil rantai panjang (sebagai asilkarnitin) menembus mitokondria dan berhasil masuk ke system oksidasi. Mekanisme yang mungkin terjadi untuk peranan karnitin dengan mempermudah oksidasi asam lemak oleh mitokondria, karnitin-asetil asiltransferase, terdapat dalam mitokondria dan mengkatalis pemindahan gugus asil rantai pendek antara KoA dan karnitin. Fungsi enzim ini sedikit kabur, tetapi dapat mempermudah pengakutan gugus asetil melalui dinding mitokondria. Defisiensi karnitin mengganggu oksidsi asam lemak, dan triasilgliserol tertimbun. Karnitin disintesis dari lisin dalam hati dan ginjal.

-Oksidasi asam lemak Beberapa enzim dikenal secara kolektif sebagai oksidase asam lemak, ditemukan dalam matriks mitokondria dekat rantai pernafasan (yang ditemukan pada membrane dalam). Enzim-enzim ini mengkatalisis oksidasi asik-KoA menjadi asetil Ko- A, system ini dikopel dengan fosforilasi ADP menjadi ATP. Setelah dibentuk asetil Ko-A dan penembusan gugus asetil Ko-A melalui membran mitokondria lewat system transfer karnitin, berikutnya terjadi pembuangan dua atom hydrogen dari karbon dan , yang , -

dikatalisis oleh asil Ko-A dehidrogenase. Ini menghasilkan pembentukan

unsaturated atau A2 unsaturated asil Ko-A. Koenzim untuk dehidrogenase adalah suatu flavoprotein, mengandung flavin adenin dinukleotida (FAD) sebagai gugus prostetik, yang oksidasi kembalinya oleh rantai pernafasan memerlukan perantara flavoprotein lain, disebut flavoprotein pemindah elektron. Air ditambahkan untuk menjenuhkan

ikatan rangkap dan membentuk -hidroksiasil Ko-A, dikatalisis oleh enzim A2-enoilkoA hidratase (krotonase). Derivat -hidroksi selanjutnya mengalami dehidrogenase

pada karbon beta (beta hidroksilasi-KoA dehidrogenase) untuk membentuk senyawa ketoasil-KoA yang sesuai. Dalam hal ini, nikotinamid adenin dinuklotida (NAD) adalah koenzim yang berperan pada dehidrogenasi. Akhirnya - kotoeasil-KoA dipecah pada posisi oleh tiolase ( -ketotiolase atau asetil-KoA asil transferase), yang mengkatalisis

suatu pemecahan tiolotik yang menyangkut molekul KoA lainnya. Hasil-hasil reaksi ini
6

adalah asetil-KoA dan suatu derivate asil-KoA yang

mengandung dua karbon lebih

sedikit daripada molekul asil-KoA asalnya yang mengalami oksidasi. Asil-KoA yang dibentuk dalam reaksi pembelahan kembali masuk dalam jalan oksdasi pada reaksi (2) (gambar 17-3). Dengan cara ini asam lemak rantai panjang dapat dipecahkan seluruhnya menjadi asetil-KoA (unit C2). Karena asetil-KoA dapat dioksidasi menjadi CO2 dan air melalui siklus asam sitrat (yang juga ditemukan dalam mitokondria), oksidasi lengkap asam lemak telah dicapai. Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil dioksidasi melalui jalan - oksidasi

sampai tersisa residu 3 karbon (propionil KoA). Senyawa ini diubah menjadi suksinil KoA, suatu unsur siklus asam sitrat.

Energetika oksidasi asam lemak Transfor elektron dalam rantai pernafasan dari flavoprotein tereduksi dan NAD akan menyebabkan sintesis dari 5 ikatan fosfat berenergi tinggi untuk tiap-tiap 7 molekul asetil-KoA pertama yang dibentuk oleh -oksidasi palminat (7 5 = 35). Dari seluruh 8 mol asetil-KoA yang dibentuk, masing-masing akan memberikan paling sedikit 12 ikatan berenergi tinggi pada oksidasi dalam siklus asam sitrat, menghasilkan 8 x 12 = 96 ikatan berenergi tinggi berasal dari asetil-KoA yang dibentuk dari palmitat, dikurangi 2 untuk permulaan pengaktifan asam lemak, hasil bersihnya 129 ikatan

berenergi tinggi/mol, atau 129 x 36,8=4747 kJ. Karena energy bebas pembakaran asam palmitat adalah 9791 kJ/mol, proses menangkap sebagai fosfat berenergi tinggi paling sedikit 48% dari energy total pembangkaran asam lemak.

Oksidasi asam lemak peroksisomal Suatu bentuk modifikasi -oksidasi ditemukan dan H2O2 dalam peroksisom (dari flavoprotein yang yang

mengakibatkan dihubungkan

pembentukan

asetil-KoA

dengan langkah dehidrogenase) system tidak dihubungkan langsung

dengan fosforilasi dan pembentukan ATP tetapi membantu oksidasi asam lemak rantai sangat panjang ( misalnya C20, C22) dan dapat diinduksi oleh diet tinggi lemak dan obat-obat hipolipidemik separti klofibrat. -&- - oksidasi asam secara kuantitatif -

oksidasi adalah jalan yang paling penting untuk oksidasi asam lemak. Akan tetapi, 7

oksidasi, yaitu pembuangan satu karbon setiap kali dari ujung karboksil molekul, telah ditemukan pada jaringan otak. Ini tidak memerlukan menyebabkan dibentuknya fosfat berenergi tinggi. Orang mempunyai gangguan hereditetr dalam zat antara KoA dan tidak dengan penyakit Refsum

-oksidasi karena tidak mampu mengoksidasi tumbuhan yang -

asam fitanat yang dibentuk dari fitol dan terdapat dalam tumbuhdimakan. Asam fitanat mengandung gugus-CH3 pada karbon-

yang menghambat

oksidasi. Orang normal dapat mengatasi hambatan dengan mempergunakan -oksidasi sebagai permukaan. memerlukan -oksidasi dilakukan oleh enzim-enzim hidroksilasi yang

sitokson P-450 dalam mikrosom. Gugus CH3 diubah menjadi suatu yang selanjutnya dioksidasi menjadi COOH, dengan demikian

gugus CH2OH

membentuk suatu asam dikarboksilat. Ini di -oksidasi, biasanya menjadi asam adipat dan asam substrat, yang terdapat dalam urin penderita ketotik. Sumber asam dikarboksilat adalah C10-C14 asam dimobilisasikan ke hati pada keadaan ketosis. monokarboksilat dalam jaringan adipose, yang

Oksidasi asam lemak tak jenuh Ester-ester KoA asam-asam ini dipecah oleh enzim-enzim yang biasanya berfungsi untuk -oksidasi sampai dibentuk3-sis-asil-KoA atau senyawa 2-sis-asil- KoA, tergantung pada posisi ikatan rangkapnya (gambar 17-4). Senyawa yang pertama diisomerisasikan (3-sis-2trans-eniol-KoA isomerase) menjadi tingkat 2-trans-KoA yang sesuai, yang selanjutnya dihidrasi oleh 2-enoil hidratase menjadi derivat D( - )- hidroksi-asil-KoA. Ini mengalami epimerisasi (D- )- -hidroksi-asil-KoA epimerase untuk membentuk L(+)- -hidroksi-asil-KoA yang biasa pada -oksidasi.

Peroksidasi mikrosomal dari asam lemak poliunsaturated Peroksidasi lipid dihasilkan in vivo pada destruksi asam lemak poliunsaturated dalam membran lipid. Mula-mula satu atom hydrogen dilepaskan, meninggalkan suatu radikal lipid bebas. Sesudah pengaturan kembali ikatan rangkap,molekul oksigen ditambahkan untuk membentuk suatu lipid hidroperoksida atau endoperoksida. Bila asam lemak asli paling sedikit mengandung tiga ikatan rangkap, malondialdehida dapat dideteksi sebagai produk akhir. Peroksidasi asam lemak tak jenuh yang memerlukan NADPH dikatalisis oleh enzim mikrosomal.
8

Zat anti dioksidans BHT (butilated hidroksitoluen) dan -tokoferol (vitamin E) menghambat peroksidasi lipid mikrosomal

5. Sintesa, fungsi dan transport kolesterol a. Sintesa kolesterol Kolesterol dibentuk melalui asetat yang diproduksi dari nutrien dan energi beserta hasil metabolisme lainnya. Disamping kolesterol, asam lemak akan menjadi lemak tubuh dalam proses metabolisme energi. Apabila sumber energi berlebih, maka mengakibatkan pembentukan asetat sebagai perantara juga berlebih dan lemak tubuh akan bertambah. Demikian juga pembentukan kolesterol, sehingga pada mereka yang mengalami kegemukan akan membentuk kolesterol tubuh lebih banyak 20% dar orang yang berat badannya normal. Pembentukan kolesterol melalui asetat merupakan proses yang kompleks, diantaranya yang memegang peranan penting adalah enzim reduktase HMG-CoA. Kolesterol sendiri membatasi kerja enzim HMG CoA. Selain itu, kolesterol juga dapat mengawasi produksi kolesterol dalam tubuh. Membatasi konsumsi kolesterol akan dapat menaikkan produksi kolesterol di dalam tubuh apabila sistem kerja enzim tidak normal. Sintesis kolesterol terutama di hati dan di usus. Semua atom C-nya (27) berasal dari asetilKoA yang dapat berasal dari oksidasi karbohidrat, lipid, dan asam amino. Proses ini berasal dari oksidasi karbohidrat, lipid dan asam amino. Sintesis kolesterol berlangsung di sitosol dalam 4 tahap, dengan enzim HMG-KoA reduktase sebagai (enzim regulator). (1) Sintesis mevalonat, dari asetil-KoA: 2 mol asetil-KoA berkondensasi menjadi asetoasetil-KoA kemudian kondensasi dengan asetil-KoA ketiga membentuk beta-OH-beta metilglutaril- KoA (HMG KoA) dengan enzim HMG KoA sintase, tereduksi menjadi mevalonat, enzim HMG KoA reduktase (enzim regulator). (2) Konversi mevalonat menjadi 2 isopren aktif (5 atom C). (3) Kondensasi 6 isoprene aktif menjadi skualen (30 atom C). (4) Perubahan skualen, lanosterol, inti steroid yang mengandung 4 cincin segi enam. b. Fungsi kolesterol Fungsi kolesterol dalam tubuh antara lain : y merupakan zat essensial untuk membran sel tubuh

merupakan bahan pokok untuk pembentukan garam empedu yang sangat diperlukan untuk pencernaan makanan

merupakan bahan baku untuk membentuk hormon steroid misalnya progesteron dan estrogen pada wanita, testosteron pada pria, kortikosteroid, dll.

c. Transport kolesterol Lemak dalam tubuh diangkut dari satu tempat ke tempat yang lain karena lemak bersifat tidak larut dalam air, maka untuk mengangkut lemak tersebut diperlukan suatu alat pengangkut Apoprotein yaitu suatu jenis protein. Apoprotein dengan lemak yang diangkutnya membentuk suatu ikatan yang disebut lipoprotein. Ada 4 jenis lipoprotein : 1. Kilomikron Komponen utamanya trigliserida (90%-95%) yang berasal dari makanan. Plasma yang banyak mengandung kilomikron akan berwarna seperti susu. 2. Very Low Density Lipoprotein ( VLDL ) pre beta lipoprotein Berfungsi terutama untuk mengangkut trigliserida yang dibentuk oleh hepar. 3. Low density lipoprotein ( LDL ) beta lipoprotein Komponen terdiri dari protein 25% dan kolesterol 40%. Berfungsi terutama untuk mengangkut kolesterol. 4. High density lipoprotein ( HDL ) alpha lipoprotein Komponen utama terdiri dari 50% protein dan 20% kolesterol. Berfungsi terutama untuk mengangkut kolesterol dan fosfolipid. Transport kolesterol dalam bentuk lipoprotein, Kilomikron mengangkut kolesterol dari usus (berasal dari makanan) ke hati. VLDL, LDL, mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan. Kolesterol diekskresikan ke dalam empedu dalam bentuk kolesterol atau asam/ garam empedu menjadi feses. Sebagian asam/ garam empedu mengalami sirkulasi enterohepatik. Sel jaringan mendapat kolesterol dengan mensintesis sendiri (endogen) atau dari LDL (eksogen). Hiperkolesterolemia (peningkatan kolesterol LDL) merupakan faktor resiko terjadi aterosklerosis dan komplikasinya yaitu penyakit jantung koroner (CHD), infark miokard akut, stroke, dll. Aterosklerosis koroner berkaitan dengan rasio kolesterol LDL: HDL plasma yang tinggi.

10

6. Pembentukan Benda Keton Ketogenesis adalah pembentukan keton dari proses glukoneogenesis yang berlangsung dalam hepar. Keton merupakan senyawaan asam bilamana diproduksi berlebihan menyebabkan ketoasidosis atau ketosis. Kelainan ini banyak ditemukan pada penderita DM. Asam lemak dioksidasi dan dibelah menjadi Asetil Koenzim A, dan diikuti oleh oksidasi gugus asetil melalui Daur Asam Sitrat (Krebs Cycle) pada sel yang sama. Proses seperti ini banyak berlangsung dalam otot (baik otot lurik maupun otot jantung) yang berguna untuk penyediaan energi. Namun demikian di dalam hati dan ginjal, oksidasi asam lemak hanya sampai pada pembentukan Asetoasetat dengan proses sebagai berikut: Asetil KoA bergabung dengan Asetoasetil KoA dan dikatalisasi enzim hidroksimetil glutaril KoA sintetase membentuk 3hidroksi-3-metilglutaril KoA dengan melepas satu molekul Koenzim A, selanjutnya dibelah lagi oleh enzim hidroksi di atas menjadi Asetoasetat dengan melepas satu molekul asetil KoA. Asetoasetat ( 3-Oksobutirat atau D-3-Hidroksibutirat) kemudian diangkut melalui peredaran, dan mengoksidasinya lebih lanjut pada jaringan lain (Otot dan Otak). Asetoasetat atau keton bodies yang diproduksi secara terus menerus akan di-

Dekarboksilasi sehingga terbentuk Aseton dan F-Hidroksibutirat. Kedua senyawaan inilah yang dikenal sebagai Keton Bodies. Produksi yang meningkat dari asetoasetat atau keton bodies dalam darah menyebabkan penyakit ketonemia, sedangkan proses pembentukan keton (ketogenesis) yang cepat sehingga jumlahnya berlebihan akan dibuang bersama urin. Kadar senyawa keton yang tinggi dalam urin dikenal sebagai ketonuria, sedangkan penderitanya dikenal mengalami gejala ketosis. Gejala ketosis sering disertai dengan gejala asidosis, karena bersama oksibutirat juga terbentuk H+ yang menyebabkan pH darah sangat asam. Beberapa penyebab gejala ketonemia atau ketosis: (1) Keadaan Kelaparan atau starvation, (2) Penderita Diabetes mellitus, dan (3) Diet Abnormal. Karena tubuh kekurangan glukosa maka asam lemak akan digunakan secara besar-besaran sehingga produksi aseton tinggi terjadilah Ketosis tersebut. Oleh karenanya diet pada penderita DM harus dikendalikan ketat. Ciri ketosis adalah bau mulut seperti aseton, terutama penderita DM tipe II (berat).

11

7. Aspek Klinis Metabolisme Lemak Mayoritas masalah klinis yang berhubungan dengan metabolisme asam lemak berkaitan dengan proses oksidasi. Gangguan ini jatuh ke dalam empat kelompok utama: 1. Kekurangan dalam Carnitine: Defisiensi karnitin dalam memimpin ketidakmampuan untuk mengangkut asam lemak ke dalam mitokondria untuk oksidasi. Hal ini dapat terjadi pada bayi baru lahir dan khususnya di pra-panjang bayi.. Kekurangan carnitine juga ditemukan pada pasien yang menjalani hemodialisis atau menunjukkan aciduria organik. Kekurangan karnitin dapat symptomology sistemik yang nyata atau mungkin hanya terbatas pada otot Gejala dapat berkisar dari kram otot ringan sesekali kelemahan parah atau bahkan kematian. Pengobatan adalah dengan pemberian oral karnitin. 2. Carnitine Palmitoyltransferase (CPT I) Defisiensi : Defisiensi enzim ini mempengaruhi dalam terutama hati dan menyebabkan oksidasi asam lemak dan ketogenesis berkurang. II Palmitoylransferase Carnitine (CPT II) defisiensi menghasilkan nyeri otot berulang dan kelelahan dan myoglobinuria setelah latihan berat. Acyltransferases Carnitine juga dapat dihambat oleh obat sulfonilurea seperti tolbutamida dan glyburide. 3. Kekurangan dalam Asil-CoA Dehydrogenases: Sekelompok penyakit warisan yang merusak -oksidasi akibat dari kekurangan dalam asil-KoA dehydrogenases Enzim-enzim yang terkena mungkin milik salah satu dari empat kategori: -sangat panjang rantai asil KoA dehidrogenase-(VLCAD) -rantai panjang asil KoA dehidrogenase-(LCAD) -menengah-rantai asil KoA dehidrogenase-(MCAD) -rantai pendek dehidrogenase asil-KoA (SCAD) Kekurangan MCAD adalah bentuk paling umum dari asil-KoA dehidrogenase kekuranganPada tahun-tahun pertama kehidupan kekurangan ini akan menjadi jelas setelah periode puasa yang berkepanjangan. Gejala meliputi muntah, lesu dan sering koma.. Ekskresi urin yang berlebihan dari media-rantai asam dikarboksilat serta mereka glisin dan karnitin ester
12

merupakan diagnostik kondisi ini. Dalam kasus defisiensi enzim ini merawat untuk menghindari puasa berkepanjangan cukup untuk mencegah masalah klinis. 4. Refsum Penyakit : penyakit Refsum adalah gangguan diwariskan langka di mana pasien pelabuhan cacat dalam enzim -oksidasi peroxisomal, phytanoyl-KoA hidroksilase (PhyH).

Meskipun mutasi pada PhyH adalah penyebab utama dari penyakit Refsum, sindrom ini juga dapat hasil dari cacat pada protein peroxisomal (PEX7) bertanggung jawab atas impor PhyH ke Peroksisom itu. Pasien mengakumulasi sejumlah besar asam phytanic dalam jaringan mereka dan serum.. Hal ini menyebabkan gejala berat, termasuk ataksia cerebellar, retinitis pigmentosa, tuli saraf dan neuropati perifer.. Seperti yang diharapkan, pembatasan produk susu dan daging ruminansia dari diet dapat memperbaiki gejala-gejala penyakit ini. Perlu dicatat bahwa akumulasi asam phytanic tidak semata-mata hasil dari cacat pada PhyH.. Phytanic akumulasi asam juga terlihat ketika ada mewarisi cacat dalam fungsi Peroksisom mengarah ke sindrom Zellweger , adrenoleukodystrophy neonatus dan penyakit Refsum kekanak-kanakan Selain itu, rhizomelic chondrodysplasia punctata, tipe 1 (RCDP1) hasil akumulasi asam phytanic.. Refsum penyakit akibat kekurangan PhyH benar disebut sebagai penyakit Refsum klasik untuk membedakannya dari Refsum kekanak-kanakan karena disfungsi Peroksisom.

13

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asam

lemak

merupakan

sekelompok

senyawa

hidrokarbon

yang

berantai

panjang debgan gugus karboksil pada ujungnya. Proses oksidasi asam lemak merupakan proses yang terjadi di mitokondria dimana terjadi pada atom karbon beta sehingga disebut beta oksidasi.Setiap kali oksidasi menghasilkan asetil KoA, NADH dan FADH2. Proses ketogenesis merupakan proses pembentukan badan-badan keton di man proses seimbang. ini terjadi akibat pemechan sering terjadi lemak pada dan keadaan karbohidrat kelaparan dan tidak DM

Proses

ketogenesis

yang tak terkontrol.Asetoasetat merupakan salah satu bahan bakar dalam jaringan. Proses sintesis asam lemak terjadi di luar mitokondria, dimana proses ini terjadi memerlukan suatu NADPH sebagai reduktor

14

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, L., 2007, Human Physiology, 6th ed., Thomson Broke/Cole. Maeda, N., Funanishi, T., Nagasawa, A., et.al., 2004, Adaptation to fasting by glycerol transport through aquaporin 7 in adipose tissue, Proc Natl Acad Sci USA, Dec 21;101(51):178801-6. Epub 2004 Dec 10 http://www.scribd.com/doc/39899004/Oksidasi-Asam-Lemak-Bio (diakses tanggal 21 juni 2011) Read more: http://www.ad4msan.com/2009/05/lipid-lemak.html#ixzz1Pnm8RNBb (diakses tanggal 21 juni 2011) http://www.ad4msan.com/2009/05/lipid-lemak.html (diakses tanggal 21 juni 2011)
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-abrinarind-5286-2-bab2.pdf

(diakses tanggal 21 juni 2011)


http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/063949d15164a5681c35970cfe599c93e242d563.pdf

(diakses tanggal 21 juni 2011)


http://staff.unud.ac.id/~suarsana/wp-content/uploads/2010/03/MK-MetabolismeLIPID-2.pdf

(diakses tanggal 21 juni 2011)

15

Anda mungkin juga menyukai