Anda di halaman 1dari 3

Tim Mabes Polri Usut Kasus Perampokan Bank Niaga

Hukum & Kriminal / Jumat, 27 Agustus 2010 00:29 WIB Metrotvnews.com, Medan: Tim dari Badan Reserse Kriminal Mabes Polri tiba di Medan, Sumatra Utara, Kamis (26/8) sore. Tim yang dipimpin Komisaris Besar Polisi M Irawan itu akan membantu Kepolisian Daerah Sumut untuk mengungkap pelaku perampokan Bank CIMB Niaga Cabang Medan. Saat ditanya wartawan, Kombes Irawan mengaku belum dapat menargetkan kapan tim gabungan dari Bareskrim Mabes Polri dan Polda Sumut akan dapat menangkap pelaku prampokan. Irawan mengaku belum mendapat gambaran apakah pelaku perampokan terkait jaringan antar-provinsi yang selalu beraksi di sejumlah bank di beberapa daerah. Namun ia optimistis kasus perampokan CIMB Niaga akan secepatnya dapat terungkap. Perampokan CIMB Niaga di Jalan Aksara, Medan, terjadi pada tanggal 18 Agustus 2010. Pelaku diperkirakan berjumlah 16 orang dengan mengendarai 8 sepeda motor. Pelaku menembak mati satu orang anggota Brimob Polda Sumut dan melukai dua orang petugas keamanan bank serta mengasak uang ratusan juta rupiah.(Hendri Fauzi/DSY)

Kasus Pembunuhan Aida Direkonstruksi


Fery Aditri

11/03/2011 22:01 | Pembunuhan Liputan6.com, Yogyakarta: Kasus pembunuhan Aida Nur Hidayati, wanita yang tewas dibunuh kekasihnya di kamar hotel, direka ulang Kepolisian Resor Kota Yogyakarta, Jumat (11/3). Reka ulang kasus dengan tersangka Daris ini dimulai dari kedatangan Daris dan korban ke Hotel Kayu Manis di Jalan Gambiran, Yogyakarta, untuk bermalam. Keduanya kemudian menuju kamar 123 yang mereka tempati. Adegaan selanjutnya pada malam harinya pasangan kekasih ini terlibat cek-cok. Karena jengkel dan emosi, tersangka kemudian melilit leher korban dengan handuk. Korban meronta dan terjatuh. Kepala korban pun terbentur tempat tidur. Tersangka melakukan 21 adegan dari mulai tiba di hotel sampai tersangka kabur meninggalkan hotel. Usai dilakukan rekontruksi sempat terjadi kericuhan ketika sejumlah anggota keluarga korban meluapkan emosi mereka kepada tersangka. Tidak hanya dengan cacian, mereka juga berusaha menghakimi tersangka. Beruntung polisi bertindak cepat mengamankan keluarga korban dan membawa pergi pelaku, sehingga kericuhan tak berlanjut. Kasus pembunuhan ini dilatarbelakangi hubungan asmara antara keduanya. Korban yang telah sekian lama menjalin asmara dengan tersangka menuntut untuk dinikahi, namun korban menolak karena sudah mempunyai istri dan anak. Tak tahan terus-menerus dituntut oleh korban, akhirnya tersangka nekat menghabisi nyawa Aida.(ADO)

Razia Atap, PT KA Kerahkan Anjing Pelacak

Anjing pelacak dikerahkan untuk mengantisipasi aksi anarki penumpang. Sabtu, 14 Mei 2011, 06:07 WIB Desy Afrianti, Sandy Adam Mahaputra

VIVAnews - Kendati mendapat perlawanan sengit, PT Kereta Api (KA) tetap melanjutkan penertiban penumpang di atap gerbong kereta. Sebagai antisipasi menghadapi penumpang yang brutal, penertiban kali ini akan diperkuat petugas tambahan. Pasukan ini dilengkapi anjing pelacak dan ditempatkan di beberapa stasiun yang dinilai rawan penumpang nakal. "Tentunya akan ada penambahan pasukan, kurang lebih 150 orang petugas yang dilengkapi dengan anjing pelacak atau K-9," kata Senior Manajer Penertiban dan Keamanan PT KA Achmad Sujadi saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta. Penambahan pasukan di stasiun Pasar Minggu dan Manggarai itu akan dijalankan mulai Senin 16 Mei 2011. Penambahan kekuatan diakui Sujadi merupakan upaya antisipasi penyerangan seperti yang terjadi di Stasiun Manggarai pada Jumat pagi. "Penumpang semakin brutal bahkan melakukan penyerangan dan merusak aset-aset milik PT KA. Ini sudah tindakan kriminal," tuturnya. Penyerangan saat itu dilakukan segerombolan penumpang yang turun dari atap kereta ekonomi tujuan Jakarta-Kota. Hujan batu menghantam para petugas kereta api dan bangunan stasiun. Akibatnya, aset milik stasiun mengalami kerusakan cukup parah, meliputi kantor pengawas, kantor pemimpin perjalanan kereta api dan papan informasi. Kerusakan tersebut menimbulkan kerugian bagi PT KA. "Kerugian akibat peristiwa ini sekitar Rp 3 juta," kata Sujadi. Sujadi menambahkan, penertiban penumpang akan terus dilakukan sampai tidak ada lagi penumpang nakal. Dia mengklaim, sejak dimulainya penertiban pada Selasa kemarin, telah menunjukkan hasil positif dengan berkurangnya 50 persen penumpang yang berada di atap kereta. "Itu sangat signifikan," jelasnya. (umi)

Anda mungkin juga menyukai