Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan Indonesia saat ini mengalami epidemi terkonsentrasi untuk HIV/AIDS, kecuali untuk Papua yang telah mengalami

epidemi umum. HIV di Indonesia dapat digambarkan sebagai suatu epidemi terkonsentrasi dan merupakan salah satu epidemi yang tumbuh pesat di Asia dengan tingkat penularan yang rendah di kalangan populasi umum (0,16%) dan angka yang tinggi di kalangan Penasun (52,4%), waria (24,4%), pekerja seks komersial langsung (10,4%), pekerja seks komersial tidak langsung (4,6%) dan laki-laki yang suka laki-laki (5,2%) (KPAN, 2010). Jumlah kasus AIDS yang dilaporkan telah meningkat tajam dari 2682 kasus pada tahun 2004 menjadi 19.973 kasus di bulan Desember 2009 (KPAN, 2010). Epidemi di Indonesia pada awalnya dipicu oleh Pengguna Narkoba Suntik (Penasun), tetapi karena 80% dari Penasun (yang mayoritasnya adalah pria) memiliki pasangan, penularan kepada perempuan pasangan Penasun semakin meningkat. Data yang ada saat ini di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa proporsi perempuan yang tertular HIV terus meningkat dari tahun ke tahun: 13% (2001), 21% (2007) dan saat ini telah mencapai 33 % (Laporan Kemenkes, 2010). Data bulan Juni 2010 juga menunjukkan bahwa 24% pasien HIV adalah perempuan, sebagian besar tertular dari suami atau pasangan pemakai narkoba suntik dan klien pekerja seks. Selain itu, data dari klinik Teratai RSHS menyebutkan bahwa hanya 40% pasien pria yang diterapi ARV membuka status HIV-nya kepada pasangannya (data Klinik Teratai, RSHS) sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah perempuan yang terpapar HIV tetapi tidak menyadarinya masih sangat besar. Dengan banyaknya jumlah pasangan ODHA yang sebagian besar wanita dan tidak mengetahui status HIV pasangannya, apalagi status dirinya, maka UPK Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran memandang perlu diadakan intervensi untuk menargetkan kelompok risiko yang lebih dikenal secara internasional sebagai kelompok intimate partners dari ODHA. COMPAC Female adalah sub-kelompok kerja dari kelompok kerja TB-HIV Unit Penelitian Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran yang bekerja di bidang kesehatan reproduksi dan HIV untuk perempuan. Saat ini COMPAC Female didanai oleh CORDAID Belanda

untuk melatih Bidan dan Perawat Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS) dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Bidan dan Perkesmas terkait HIV/AIDS.

TUJUAN Tujuan Umum Untuk meningkatkan pencegahan dan perawatan, dukungan dan pengobatan HIV/AIDS di kalangan perempuan khususnya dan masyarakat Jawa Barat secara umum.

Tujuan Khusus 1. Meningkatkan dan memperluas aktifitas pendidikan untuk remaja dan perempuan di Jawa Barat, di luar kota Bandung, melalui program penjangkauan Puskesmas dan keterlibatan Perawat Kesehatan Masyarakat dan Bidan pemerintah maupun swasta. 2. Meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan terkait pencegahan, dukungan dan pengobatan HIV ke Perawat dan Bidan di 9 kota/kabupaten dengan jumlah penderita HIV tertinggi. 3. Meningkatkan dan memperluas aktifitas pencegahan infeksi nosokomial dan HIV pada petugas kesehatan. 4. Memperkuat layanan home-based care di masyarakat oleh perawat dan bidan 5. Berkontribusi dalam pencapaian MDGs terkait HIV dan kesehatan reproduksi untuk Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan Saat ini COMPAC Female tengah menyiapkan workshop pengembangan modul dan pelatihan Master Trainer terkait HIV/AIDS untuk bidan dan perawat yang nantinya akan menjadi modul dan pelatih untuk bidan dan perawat di 9 kota/kabupaten terpilih di Jawa Barat. Kegiatan ini dilakukan bersama-sama oleh Fakultas Kedokteran UNPAD khususnya COMPAC Female UPK FK dan bagian kesehatan masyarakat FK, IBI Provinsi Jawa Barat, Fakultas Keperawatan UNPAD, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Komisi Penanggulangan AIDS

Provinsi Jawa Barat dan bagian-bagian terkait dari Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Diharapkan bahwa kegiatan pelatihan dapat dimulai pada bulan Juni hingga Desember 2011.

Anda mungkin juga menyukai