Anda di halaman 1dari 4

SINTESIS HIRARKI ZSM-5 MESOPORI DENGAN DUA VARIASI TEMPERATUR KRISTALISASI TANPA TEMPLATE KEDUA

Nila Huda , Didik Prasetyoko


*

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ABSTRAK ZSM-5 merupakan salah satu zeolit dengan framework tipe MFI, memiliki diameter pori 0,54 nm dan rasio Si/Al bervariasi dari 10 sampai ratusan. Hirarki ZSM-5 dengan rasio Si/Al = 30 berhasil disintesis menggunakan metode hidrotermal dengan hidrolisis sumber alumina (NaAlO2) dan sumber silika (TEOS) dengan TPAOH secara terpisah yang selanjutnya dikombinasikan dengan dua variasi temperatur kristalisasi secara bertahap tanpa menggunakan template kedua. Terbentuknya ZSM-5 dibuktikan dengan analisa FTIR yang menunjukkan pita serapan vibrasi pada bilangan gelombang 1222,91; 1107,18; 794,7; 547,8 dan 455,22 cm-1 yang merupakan karakteristik serapan ZSM-5. Akan tetapi berdasakan spektrum FTIR yang diperoleh, ukuran pori ZSM-5 yang terbentuk adalah mikropori. Kata kunci: Hirarki ZSM-5, metode hidrotermal, tanpa template kedua, dua variasi temperatur secara bertahap, kristalisasi

ABSTRACT ZSM-5 is a zeolite with MFI type framework, it has a pore diameter of 0.54 nm and the ratio of Si/Al varies from 10 to hundreds. ZSM-5 hierarchical with a ratio Si/Al = 30 successfully synthesized using a hydrothermal method by separate hydrolysis of the alumina source (NaAlO2) and silica source (TEOS) with TPAOH combined two stage varying temperature crystallization without secondary template. The formation of ZSM-5 evidenced by FTIR analysis -1 shown absorption band at 1222,91; 1107,18; 794,7; 547,8 and 455,22 cm which are characteristic of ZSM-5 absorption. However based on the FTIR spectrum obtained, the pore size of ZSM-5 synthesized is micropore. Keywords: Hierarchical ZSM-5, hydrothermal method, without secondary template, two stage varying temperature, crystallization

Corresponding autor +6285 645 934 350; +6283 849 321 626; E-mail: nilahuda@gmail.com Alamat: Jurusan Kimia, MIPA, ITS Surabaya E-mail: didik.prasetyoko@gmail.com

I.

Pendahuluan

Zeolit merupakan mineral aluminosilikat terhidrat yang memiliki rongga berisi molekul air dan kation-kation bebas yang dapat dipertukarkan. Dengan struktur yang berongga tersebut, zeolit juga mampu menyerap atau menyaring sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan rongganya [1]. Zeolit banyak diaplikasikan dalam bidang katalisis, adsorpsi, pemisahan, penukar ion dan optoelektronik karena memiliki keasaman yang tinggi, mikropori yang tidak seragam, struktur kerangka yang unik dan stabilitas hidrotermal [2].

Gambar 1. Zeolit Salah satu jenis zeolit yang banyak digunakan adalah ZSM-5 (Zeolite Secony Mobile-5). ZSM-5 merupakan salah satu zeolit dengan framework tipe MFI, memiliki diameter pori 0,54 nm dan rasio Si/Al bervariasi dari 10 sampai ratusan. Zeolit ini biasa disintesis dengan menggunakan kation Na+ sebagai counter ion framework + yang bermuatan negatif. Ion Na dapat ditukar dengan kation lain yang dapat memasuki pori selama modifikasi zeolit [3]. Zeolit ZSM-5 pertama kali disintesis oleh Landolt dan Argauer (1965) yang diaplikasikan sebagai katalis dalam produksi propilena dan oktana gasolin karena adanya sisi asam pada permukaan. Zeolit ZSM-5 dapat digunakan dalam bentuk HZSM-5 ataupun dengan ion logam lain [4]. Sifat mikropori zeolit menyebabkan difusi molekul pada sisi internal katalis terbatas. oleh karena itu, untuk meningkatkan laju difusi telah banyak disintesis zeolit dengan sifat mesopori [5]. Banyak cara dilakukan untuk menghasilkan zeolit mesopori, seperti desilikasi dan dealuminasi. Groen dkk (2005) berhasil sintesis hirarki ZSM-5 yang memiliki laju difusi yang baik melalui desilikasi kristal ZSM-5 [6]. Cara lain untuk menghasilkan ZSM-5 adalah dengan metode penggunaan template pengarah mesopori. Gonalves dkk (2008) melaporkan bahwa sintesis ZSM-5 mesopori berhasil dengan

menggunakan cetiltrimetilamonium bromide (CTAB) sebagai pengarah pertumbuhan gel pada proses kristalisasi, yang disebut dengan template kedua [7]. Sintesis ZSM-5 mesopori tanpa adanya template kedua merupakan metode baru yang sangat efisien, sederhana dan biayanya efektif. Nanokristal ZSM-5 mesopori tanpa adanya template kedua dapat diperoleh dengan cara mengontrol kondisi sintesis yang berpengaruh pada ukuran dan kristalinitas nanokristal zeolit. Fang (2008) melaporkan bahwa nanokristal zeolit mesopori tanpa template kedua berhasil disintesis dengan meningkatkan derajat kejenuhan konsentrasi ion gel atau dengan cara penambahan promotor nukleasi [8]. Sementara itu, Yang (2011) juga melaporkan bahwa nanokristal ZSM-5 mesopori berhasil disintesis tanpa template kedua dengan mengontrol kondisi sintesis, yang meliputi derajat kejenuhan dan waktu pendiaman (aging), hidrolisis sumber alumina dan sumber silika secara terpisah dan mengkombinasikan dua variasi temperatur kristalisasi yang dilakukan secara bertahap dari temperatur rendah untuk nukleasi (pembentukan inti kristal) yang selanjutnya dinaikan pada temperatur yang lebih tinggi untuk pertumbuhan kristalnya [2]. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah ZSM-5 mesopori dapat terbentuk tanpa template kedua dengan dua variasi temperatur kristalisasi secara bertahap. II. Metodologi

2. 1 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peralatan-peralatan gelas, pengaduk magnetik (magnetic stirrer), oven listrik, neraca analitik, autoclave stainless steel, furnace tubular dan spektrometer Inframerah (SHIMADZU FTIR8400). Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tetraetilorto Silikat (TEOS), Tetrapropilamonium Hidroksida (TPAOH), Natrium Aluminat (NaAlO2) dan Aquades. 2. 2 Prosedur 2. 2. 1 Pembuatan Larutan A TPAOH 40% diambil sebanyak 5,033 mL dan ditambah 7,5 ml aquades, selanjutnya ditambahkan 11,0638 mL TEOS >98% dan diaduk selama 24 jam.

2. 2. 2 Pembuatan Larutan B TPAOH 40% diambil sebanyak 5,033 mL dan ditambah 7,5 mL aquades, selanjutnya ditambahkan 0,13648 g NaAlO2 dan diaduk selama 24 jam. 2. 2. 3 Sintesis ZSM-5 Larutan A dan larutan B dicampur dan diaduk selama 18 jam, kemudian didiamkan selama 3 jam. Larutan tersebut selanjutnya diletakkan dalam autoclave stainless steel dan dilakukan kristalisasi pada 100C selama 24 jam dan pada 170C selama 24 jam. Kristal yang terbentuk disentrifugasi kemudian dicuci dengan aquades sampai pH netral, dikeringkan pada 120C selama semalam dan dikarakterisasi dengan spektrometer Fourier Transform Infrared (FTIR), Kristal selanjutnya dikalsinasi pada 550C selama 1 jam dengan aliran N2 dan 6 jam tanpa aliran N2. Kristal hasil kalsinasi kemudian dikarakterisasi lagi dengan spektrometer Fourier Transform Infrared (FTIR). III. Hasil dan Pembahasan

Gambar 2, yang memberikan pita serapan pada bilangan gelombang 1222,91; -1 1107,18; 794,7; 547,8 dan 455,22 cm dengan intensitas puncak yang sesuai dengan framework ZSM-5. Pita serapan 1222,91 cm-1 menunjuk-kan serapan vibrasi ulur tak simetri eksternal (Si-O-Al); 1107,18 -1 cm menunjukkan serapan vibrasi ulur tak -1 simetri internal (Si-O-Al); 794,7 cm menunjukkan serapan vibrasi ulur simetri eksternal (Si-O-Si atau Al-O-Al); dan -1 455,22 cm menunjukkan vibrasi ikatan TO (Si-O atau Al-O) yang merupakan tipikal material dengan kadar silika tinggi. Sedangkan pita serapan pada 547,8 cm-1 menunjukkan adanya cincin 5 ganda (pentasil) yang merupakan karakteristik stuktur zeolit tipe MFI. Pada spektrum FTIR ZSM-5 sebelum kalsinasi (Gambar 2a) terlihat adanya serapan yang menyerupai bahu (shoulder-1 like) pada daerah ~950 cm yang merupakan karakteristik serapan silanol (SiOH) penyusun dinding mesopori pada zeolit, sehingga memungkinkan bahwa ZSM-5 hasil sintesis adalah mesopori. Tetapi dari spektrum FTIR hasil kalsinasi (Gambar 2b), diketahui bahwa serapan yang menyerupai bahu (shoulder-like) pada -1 daerah ~950 cm tersebut hilang, sehingga menunjukkan bahwa ZSM-5 hasil sintesis bukan merupakan mesopori, tetapi mikropori. Untuk memperjelas ukuran pori ZSM-5 hasil sintesis, dapat dilakukan karakterisasi dengan adsorpsi-desorpsi nitrogen (N2). Akan tetapi karena keterbatasan waktu, maka karakterisasi belum bisa dilakukan.

Sintesis ZSM-5 dilakukan dengan mengadopsi prosedur Yang (2011). ZSM-5 hasil sintesis selanjutnya dikarakterisasi dengan spektrometer Fourier Transform Infrared (FTIR) untuk mengetahui pita serapan vibrasi gugus fungsi penyusunnya. Karakterisasi ZSM-5 dengan spektrometer FTIR menggunakan pelet KBr diperoleh spektrum IR pada daerah absorpsi framework seperti yang ditunjukkan pada

(a)

(b)

Gambar 2. Spektrum FTIR ZSM-5 (a) sebelum kalsinasi; (b) setelah kalsinasi

IV. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah hirarki ZSM-5 mesopori tidak berhasil disintesis menggunakan metode hidrotermal dengan dua variasi temperatur kristalisasi tanpa menggunakan template kedua sehingga dihasilkan ZSM-5 mikropori. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Didik Prasetyoko, M.Sc. selaku dosen pembimbing, Ratna Ediati, Ph.D. selaku kepala Laboratorium Kimia Anorganik, dan semua pihak yang telah membantu untuk kelancaran penelitian ini. Daftar Pustaka [1] [2] Dwijaya, R., 2008, Modifikasi Zeolit, FMIPA UI, Jakarta, Hal. 78 Yang, J., Yu, S., Hu, H., Zhang, Y., Wang, J., dan Yin, D., 2011, Synthesis of ZSM-5 hierarchical microsphere-like particle by two stage varying temperature crystallization without secondary template, Chemical Engineering Journal, 166, 1083-1089 Petushkov, A., Yoon, S., dan Larsen, S.C., 2011, Synthesis of hierarchical nanocrystalline ZSM-5 with controlled particle size and mesoporosity, Micropor. Mesopor. Mater., 137, 92-103 Degnan, T.F., Chitnis, G.K., dan Schipper, P.H., 2000, History of ZSM-5 fluid catalytic cracking additive

development at Mobil, Micropor. Mesopor. Mater., 35-36, 245-252. [5] Groen, J.C., Peffer, L.A.A., dan Moulijn, J.A., 2004, On the introduction of intracrystalline mesoporosity in zeolites upon desilication in alkaline medium, Micropor. Mesopor. Mater., 69, 29-34 [6] Groen, J.C., Bach, T., Ziese, U., Paulaime-van Donk, A.M., deJong, K.P., Moulijn, J.A., dan Prez-Ramrez, J., 2005, Creation of hollow zeolite architectures by controlled desillication of Al-Zoned ZSM-5 crystals, J. Am. Chem. Soc., 127, 10792-10793 [7] Gonalves, M.L., Dimitrov, L.D., Jordo, M.H., Wallau, M., dan Urquieta-Gonzlez, E.A., 2008, Synthesis of mesoporous ZSM-5 by crystallisation of aged gels in the presence of cetyltrimethylammonium cations, Catalysis Today, 133-135, 69-79 [8] Fang, Y., Hu, H.Q., Chen, G.H., 2008, In situ assembly of zeolite nanocrystals into mesoporous aggregate with singlecrystal-like morphology without secondary template, Chem. Mater., 20, 1670-167

[3]

[4]

Anda mungkin juga menyukai