Disclaimer: This report is made possible by the support of the American people through the United States Agency for International Development (USAID) and Millennium Challenge Corporation (MCC). The contents of this report are the sole responsibility of Transparency International Indonesia and do not necessarily reflect the view of USAID or the United States Government.
Metode Survei
Disain riset dan metode survei adalah perbaikan dari disain survei pada tahun 2004 dan 2006:
Pemilihan daerah (basis daerah kota, bukan kabupaten/kota lagi) Definisi korupsi diperjelas (definisi TI dan definisi operasional dari UU No. 31 tahun 1999 junto UU No. 20 tahun 2001) Sampel diperluas kelompoknya Survei kuantitatif dilakukan dari September-Desember 2008 Survei dilakukan di 50 kota; 33 ibu kota propinsi, ditambah 17 kota besar Survei menggunakan kuesioner dengan metode wawancara tatap muka Sampel diambil dari tiga kelompok: Pelaku bisnis (60%) Pejabat publik (30%) Tokoh Masyarakat (10%)
Total sampel: 3841 responden; pelaku bisnis 2371, pejabat publik 1074, tokoh masyarakat 396
Persepsi tentang:
Penggelapan oleh pejabat publik lokal Pertentangan kepentingan (dalam tender)
IPK dihitung dari total rata-rata skor dari persepsi korupsi ditambah persepsi tentang usaha pemerintah daerah dalam memberantas korupsi
Yo gy ak Pa ar la ta ng (n ka =4 ra 4) B ya an (n da =3 A 1) ce h (n =3 Ja 0) m bi M (n at =4 ar 2) am Su (n ra =4 ka 2) Ta rt si a km (n =5 al 3) B ay an a ja (n rm =5 as 5) in Sa (n m Pa =5 ar ng in 1) da ka lP (n =3 in an 5) g (n =3 1)
5.03
10 9 8 7 6 5.01 5.01 5 4.96 4.9 4.86 4.83 4.7 4.64 4.6 4.58 4.58 4.57 4.5 4.46 5 4 3 2 1 0
Ba tam (n= So 52 ro ) ng Te (n= ng ga 30 Ta ro ) nju ng ng (n= Pin 31 ) an g( n= 31 Am ) bo n( Su n= 31 rab ) ay a( n= De 84 np ) as ar (n= Sib 43 ) Lh olg ok a( se n= um 30 aw ) e( n= 30 ) Ma Ja mu ka ju rta (n= 21 Ma 9) Pe na ma do tan (n= gS 40 ) ian tar Pa (... lem ba ng (n= Me 73 ) da n( n= 83 )]
10 9 8 7 6 4.44 4.39 4.38 4.35 4.32 4.26 4.25 4.25 4.14 4.08 4.06 3.98 3.96 3.87 3.84 5 4 3 2 1 0
3.82
3.81
3.67
3.66
3.55
3.54
3.43
3.39
3.32
2.97
) ) ) ) ) ) 3) 4) =30) 3) 52 =30 5 33 42 4 8 44 30 = = = = = = = (n= (n (n ri (n (n k (n g (n n (n (n g (n l n ri aru erto bo iana dun pua da kwa Tega pan B k n n ire nt an em a Ke ano wo C Ku o r k B Sid P M Pa Pu g n da Pa
Perlu hati-hati membandingkan IPK Indonesia 2006 dengan 2008 karena perubahan metode survei Faktor-faktor yang mengubah persepsi pelaku bisnis tidak bisa diungkap dalam survei ini (perlu analisa mendalam lebih lanjut)
Indeks Suap
Skala numerik dalam bentuk persentase (0-100%) hasil formulasi rasio total jumlah hubungan antara responden dari pelaku bisnis dengan institusi publik dimana mereka dimintai uang suap dibanding total interaksi untuk masing-masing instansi. Jumlah uang yang dibayarkan per satu transaksi yang terjadi suap ditanyakan pada responden, kemudian dirata-rata untuk masing-masing institusi. Indeks Suap mengukur secara nasional, dan tidak bisa dilihat per kota
Rp. 2,273,000 Rp. 3,272,000 Rp. 2,807,000 Rp. 1,543,000 Rp. 4,219,000 Rp. 7,555,000 Rp. 2,678,000 Rp.102,412,000 Rp. 3,953,000 Rp. 2,059,000 Rp. 4,709,000 Rp. 5,744,000 Rp. 8,502,000 Rp. 4,438,000 Rp. 1,678,000
0%
40%
60%
80%
100%
T ida k 94%
23 12 11 22 21 13 9 4 4 2 1
37 19 18 17 15 8 8 7 5 2 1
DPRD Kepolisian Kantor Pelayanan Publik Departemen Pendidikan Departemen Agama Kantor Pajak Badan Pertanahan Nasional Kantor Imigrasi
32 19 19 18 13 9 6 5 3 3 2
Dengan menggunakan model matematis, dilihat variabel apa saja yang menjadi pemicu korupsi (corruption drivers) Analisa kemudian dipadukan dengan Geographical Information System untuk melihat korelasi geografis antara persebaran maupun pengelompokan kota dengan faktor pemicu korupsi tersebut
INFLUENCING LAW/POLICY ?
BUSINESS PERMITS ?
BUSINESS PERMITS
SPEED UP BUREAUCRACY ?
SPEED UP BUREAUCRACY
CORRUPTION DRIVER #1
Speed Up Bureaucratic Process
Terdapat pola yang menarik di Sumatera & Jawa. Faktor pemicu korupsi dari parameter kecepatan proses birokrasi terlihat lebih kuat terjadi di bagian barat dari kedua pulau tersebut. Bagian utara Sumatera terdapat di Sumut dan sekitarnya dengan episentrum di Medan sedangkan di Jawa terdapat di DKI Jakarta dan Jabar dengan episentrum di Jakarta. Untuk Indonesia Timur & Kalimantan tidak ditemukan pola Perlu penelitian lebih lanjut mengenai korelasi kemajuan sebuah daerah, tingkat kompleksitas birokrasi dan tingkat kecepatan pelayanan birokrasi.
CORRUPTION DRIVER #2
Awarding Public Contract
Pemicu korupsi dari parameter proses tender proyek pemerintah memiliki pola yang hampir mirip dengan pola pada faktor proses birokrasi. Sehingga memunculkan pertanyaan yang sama, apakah tingkap korupsi dalam proses tender memiliki korelasi dengan tingkat anggaran pembangunan sebuah daerah?
CORRUPTION DRIVER #3
Business Permit
Faktor korupsi dengan parameter Business Permit terlihat cukup merata di kawasan Indonesia Timur namun memiliki pengaruh terbesar di dua kota (tanda panah) Pontianak & Kupang.
Sedangkan untuk seluruh Indonesia yang tertinggi terpusat di Medan & sekitarnya untuk pulau Sumatera serta Jakarta & sekitarnya untuk pulau Jawa.
CORRUPTION DRIVER #4
Favorable Judicial Decision
Faktor pemicu korupsi dari parameter Judicial Decision terlihat bervariasi pada setiap kota. Score terbesar bisa terdapat di kota-kota besar dan kota-kota kecil. Sehingga menyangkut masalah hukum lebih cenderung spontan dan bersifat kasuistis.
Kesimpulan
Tingkat korupsi yang terjadi di pemerintah daerah masih tinggi (total rata-rata IPK masih 4,42), meskipun beberapa daerah menunjukkan perbaikan yang signifikan. Di sisi lain, ada kota yang turun secara drastis skor IPKnya. Indeks Suap menunjukkan bahwa institusi polisi masih rentan terhadap suap. Angka spektakuler nilai transaksi suap di institusi pengadilan (hampir 50x lipat dibanding 14 institusi yang lain) memberi gambaran mengenai buruknya situasi suapmenyuap di institusi tersebut. Perlu analisa dan penelitian lebih lanjut untuk melihat korelasi variabel pendorong korupsi dengan aspek geografis masing-masing kota.
Terima Kasih